Gue Jadi Kaya - Bab 30 Usaha
“Bibi, bukankah kamu yang berkata bahwa aku tidak ada peningkatan? Aku sekarang ingin mencari kesempatan untuk belajar lebih banyak lagi, tetapi kamu tidak membiarkanku, kalau begitu kamu mau aku seperti apa?
Atau jangan-jangan kamu merasa jika Tuan Muda Aksa bermasalah jika membuka mulut, tidak dapat menjawab pertanyaan yang aku berikan?” Gavin tertawa membalas perkataannya.
Wajah bibi yang dibuat emosi olehnya semakin merah, dia tentu saja tidak bisa bilang bahwa David tidak baik, juga tidak bisa berkata tidak membiarkan Gavin belajar, dia menahan diri dan membuat hatinya semakin susah.
Menarik nafas dalam-dalam sebanyak dua kali, bibi kemudian berdiri dan berkata kepada Gavin : “Kamu keluar denganku sebentar, aku ada hal yang harus aku bicarakan denganmu.”
Ada beberapa kata yang tidak sesuai untuk diucapkannya didepan David, karena dia ingin mencari tempat berbicara empat mata dengan Gavin dan membuatnya mengerti.
Gavin mengerti dia ingin membicarakan apa, dengan segera mengangkat sumpitnya mencapit sayuran dan berkata: “Ada hal apa yang tidak bisa dibicarakan disini, sambil berbicara sambil makan kan lebih baik, aku sekarang masih sangat lapar.”
“Ikut denganku.” Bibinya tidak lagi berbasa-basi dengannya, menuju kearahnya dan menarik lengannya langsung menariknya keluar dari restoran, setelah berada dipinggir jalan baru kemudian melepaskannya.
Setelah keluar bibinya dengan emosi meledak-ledak langsung berkata: “ Gavin, kamu datang kemari untuk apa, ingin merusak hal baik diantara hubungan Rasti dan David ?”
“Perkataanmu ini cukup bermasalah, diantara mereka ada hubungan apa?” Gavin bertanya.
“Apakah kamu tidak dapat melihat bahwa aku sedang menarik hubungan untuk Rasti, membiarkan David membantunya untuk berdiri? Kamu tidak berguna dan tidak dapat menghidupi Rasti, masih juga tidak memberikannya kesempatan untuk berhasil sendiri? Atau maksudmu ingin membuat Rasti susah seumur hidupnya denganmu?” Perjodohan hal seperti ini sudah diketahui oleh semua orang, jika mengatakannya secara langsung terdengar sedikit tidak enak.
“Rasti adalah istriku, bagaimana kita akan melalui hari-hari kita nanti adalah masalah kita sendiri, kamu sebagai bibinya tidak pantas ikut campurkan, lagipula aku juga tidak menghalangi masa depan Rasti, aku hanya tidak ingin melihat istriku makan berduaan dengan pria dan datang kemari untuk melihat saja, jikaa David akan membicarakan hal penting, aku juga tidak mungkin memotong perkataannya.” Asalkan Rasti masih dengan status sebagai istrinya, apapun yang dilakukan oleh Gavin tidak salah.
“Kalau begitu tadi kenapa kamu memotong pembicaraannya?”
“Karena David memiliki maksud lain, dia ingin mengajak keluar istriku, aku tidak langsung berdiri dan memarahinya sudah cukup memberikan muka untukmu.” Gavin berkata sambil tertawa dingin melihat bibinya itu.
“Huh, kamu berani berkata-kata, apa yang bisa kamu berikan kepada Rasti, kamu hanya bisa menambahkan beban kepadanya saja, aku sarankan kamu untuk segera melepaskannya, biarkan Rasti bisa mengejar kehidupannya sendiri.” Dia langsung dengan jelas mengucapkan perkataannya.
“Aku bagaimana bisa menjadi beban untuk Rasti ?” Sekarang jika Rasti mengikutinya, dia akan menghabiskan waktu hidupnya dengan baik.
“Kamu tahu jika Rasti sekarang ingin membuka perusahaan Pendidikan? Aku memberikannya kesempatan untuk berhubungan dengan David adalah untuk membantunya, kamu ditengah-tengah mengacaukannya, bukan beban untuknya memang apa?”
“Perusahaan?”
“Benar, Rasti ingin mendirikan perusahaan pendidikan, David bisa berinvestasi kepadanya, sedangkan kamu, kamu hanya bisa meminta uang kepada Rasti, seperti vampire yang hanya bisa menghisap darah Rasti.” bibinya dengan wajah benci melihat kepada Gavin dan berkata padanya.
Hal ini Gavin benar-benar tidak tahu, dia tidak pernah mendengar Rasti mengungkit hal ini dengannya.
“Kamu kenapa keluar?” Bibi tiba-tiba melihat kearah pintu masuk dan berkata.
Gavin berbalik melihat, dia melihat Rasti berdiri didepan pintu restoran itu.
“Aku sudah selesai makan, besok masih ada urusan, aku pergi dulu.” Rasti menjawabnya dengan wajah tanpa ekspresi.
“Kalau begitu kamu dan David tidak berbicara lebih banyak lagi?”
“Yang perlu dikatakan sudah selesai dibicarakan.”
Bibinya tidak melihat David, juga tidak tahu apa yang terjadi, hanya melihat Rasti berjalan kearah mobilnya sendiri.
Saat membuka pintu mobil, Rasti dengan nada tidak senang bertanya kepada Gavin : “Kamu tidak pergi disini sedang apa? Masih ingin masuk untuk lanjut makan?”
“Tidak.” Gavin segera mengikutinya, keduanya bersama-sama masuk kedalam mobil dan meninggalkan tempat itu.
Setelah mereka pergi, David baru kemudian keluar dari restoran, dengan bingung bertanya: “ Rasti dimana? Aku pergi ke toilet sebentar seketika dia menghilang?”
Bibinya kemudian baru mengetahui bahwa dirinya telah dibohongi, dia juga tidak dapat mengatakan sejujurnya kepada David, dia hanya bisa berbohong untuk membantunya menutupinya: “Tadi ada orang yang tiba-tiba meneleponnya, katanya ada urusan mendesak jadi dia pergi terlebih dahulu. Besok untuk hal kamu akan pergi ke sekolahnya, aku sudah mengatakannya kepadanya, nanti kamu langsung pergi mencarinya sudah beres.”
David berpikir sejenak kemudian tersenyum dan menganggukkan kepalanya berkata: “Baiklah.”
Rasti membawa Gavin pulang kerumahnya, Gavin terus-menerus mengikutinya dari belakang, saat masuk kedalam Rasti juga tidak menghalanginya, hari ini Gavin telah membantunya terbebaskan dari lingkaran itu, dia tidak bisa mengusirnya.
Setelah sesampainya mereka dirumah, Gavin bertanya kepadanya: “Kamu ingin membangun sebuah perusahaan pendidikan?”
“Bagaimana kamu bisa tahu?” Rasti mengerutkan alisnya bertanya.
“Bibimu yang tadi memberitahukannya kepadaku.”
Rasti menganggukkan kepalanya mengerti, kemudian dengan dingin langsung menatap Gavin dan berkata: “Iya, aku berencana membangun sebuah perusahaan Pendidikan, tetapi ini tidak ada hubungannya denganmu, aku tidak akan membantumu, jika kamu ingin bekerja diperusahaanku, aku sarankan kamu untuk segera membuang jauh-jauh pemikiran ini. Besok adalah pameran lowongan kerja, kamu pergi cari pekerjaan sendiri, aku sudah bilang, kedepannya aku tidak akan mengurusmu.”
“Baiklah, aku mengerti.” Gavin mengikuti perkataannya dan mengangguk-anggukkan kepala.
Dalam hatinya dia sedang memikirkan hal ini.
Rasti memerlukan investor, yang ada ditangannya adalah uang, tetapi dia tidak bisa secara langsung mengatakan dia akan berinvestasi, Rasti pasti tidak akan menerimanya, tidak hanya mencurigai dari mana datangnya uang sebanyak itu, bahkan dia mungkin akan sangat marah, merasa dirinya selama ini telah dibohongi, setelah itu tidak akan menjalin hubungan lagi dengannya, karena itu dia harus memikirkan cara lain baru bisa.
Bagaimanapun juga hal mengenai investasi ini pasti tidak boleh jatuh keatas tangan David. Jika tidak, nantinya dia memiliki lebih banyak lagi kesempatan untuk berhubungan dengan Rasti.
Tiba-tiba Gavin terpikirkan dengan seseorang, dia bisa mencari Adrian untuk meminta banBapaknya.
“Ehm itu, aku lupa kalau hari ini manager Adrian memintaku untuk lembur, aku sekarang harus segera pergi untuk bekerja.”
“Kamu masih ingin melakukan pekerjaan sebagai pelayan itu, berapa banyak uang yang bisa didapatkan dengan pekerjaan itu, masih tidak segera menyiapkan diri untuk pameran lowongan kerja besok.” Rasti dengan tidak puas berkata padanya.
“Tetapi malam ini jika masuk kerja dia akan membayarku 3x lipat gaji biasanya, jika aku melewatkan kesempatan ini maka sayang sekali, Manager Adrian juga sangat baik terhadapku, aku tidak bisa tidak pergi.”
“Pergi pergi sana, aku tidak peduli dengan yang kamu lakukan, apa yang mau kamu lakukan tidak ada hubungannya denganku.” Rasti malas mengurusinya lagi.
Gavin langsung keluar dan memanggil taksi pergi ke Restoran Queenzy.
Saat masuk, Adrian sedang melayani pelanggan, melihat Gavin langsung melepaskan tamu yang sedang dilayaninya dan berjalan kearahnya sambil berkata: “Bapak Gavin, hari ini anda datang kenapa tidak memberitahukan kepada saya terlebih dahulu, aku belum menyiapkan posisi bagus untuk anda.”
“Aku hari ini datang bukan untuk makan, tetapi untuk mencarimu.” Jawab Gavin.
“Mencari saya?” Adrian dengan pandangan bertanya melihatnya.
“Cari tempat yang sepi, ada hal yang aku perlu minta tolong kepadamu.”
Adrian meskipun tidak tahu apa yang dimintanya untuk dikerjakan olehnya, tetapi dia tetap membawa hingga kekantornya.
Setelah masuk dia langsung berkata: “Bapak Gavin apa yang perlu saya bantu untuk anda, asalkan itu hal yang bisa saya lakukan, saya tidak akan menolaknya.”
“Begini, aku ingin melakukan sebuah investasi, tetapi aku tidak bisa menunjukkan mukaku sendiri, karena itu aku harap kamu bisa menggantikanku untuk membicarakan bisnis ini.” Gavin menjelaskan maksud kedatangannya.
“Ah, aku mengerti, kamu masih tidak ingin menunjukkan identitasmu, masih ingin melanjutkan untuk merendah, ok, ini adalah masalah kecil.” Adrian teringat akan hal dimasa lalu, langsung memberinya jawaban.
Novel Terkait
Takdir Raja Perang
Brama aditioKamu Baik Banget
Jeselin VelaniGue Jadi Kaya
Faya SaitamaGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangTen Years
VivianKembali Dari Kematian
Yeon KyeongGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir