Gue Jadi Kaya - Bab 84 Salah Tafsir
"Jangan bilang kalau itu cuma perusahaanmu saja, aku pun membeli 10 perusahan semacam ini kalau mau. Sebenarnya aku tidak terlalu menyukai tempat ini, tetapi aku membutuhkan sertifikat magang untuk kelulusanku sekarang. Dan kebetulan perusahaanmu akan bangkrut, maka pilihanku sekarang adalah membelinya, sekarang sebutkan harganya." Gavin berkata dengan tidak sabar.
"Baik, aku tidak perlu terlalu banyak, selama kamu bisa memberiku uang 2 milyar. Maka aku akan memberimu tempat ini." Bos berkata dengan nada bercanda.
Karena Bos pikir Gavin tidak akan memiliki begitu banyak uang, sehingga dengan sengaja dia menyebut nilai sebesar itu. Tentu saja sebenarnya perusahaannya bernilai lebih dari 2 milyar, dan Bosa sangat yakin kalau Gavin tidak akan mampu membayarnya.
"Rekeningmu." Gavin bertanya, mengeluarkan ponselnya.
Bos melihatnya yang seolah-olah akan membayar, mengernyit dan menatapnya penuh ragu-ragu, lalu bertanya, "Apa kamu benar - benar mampu?"
"Sudah cepatlah, jangan banyak bicara." Gavin tidak ingin berbicara dengannya lebih banyak, karena Gavin masih membutuhkan sertifikat magangnnya untuk bersiap berangkat ke sekolah.
Bos perlahan membacakan rekeningnya, tetapi setelah selesai berbicara, Bos menjadi sangat menyesal. Karena setelah melihat Gavin mendengarkannya, Gavin langsung menggunakan ponselnya, dan jelas sekali dia benar-benar mentransfer uang kepada Bos, dan baru sadar kalau dia sudah ceroboh.
Ketika rekeningnya menunjukkan kalau uang telah masuk, Bos menjadi panik.
Bos tidak mengira kalau seorang mahasiswa magang yang berpakaian sangat biasa benar-benar mampu mengeluarkan uang yang begitu banyak. Perusahaannya baru saja terjual, dan si Bos merasa sangat menyesal.
Dia menyesalinya lalu berkata kepada Gavin, "Tidak tadi itu aku hanya bercanda, perusahaanku nilainya lebih besar dari itu. "
Saat mendengar bahwa Bos telah menyesalinya, Wajah Gavin menjadi hitam, lalu melihat ke arah Bang Bobby dan berkata, “Kamu juga sudah melihat semuanya kan, aku sekarang adalah pemilik perusahaan ini. Dan sekarang seseorang sudah tidak sopan dengan Bos kalian, lalu apa yang akan kalian lakukan sekarang?"
Bang Bobby yang mendengar perintah itu, segera datang dengan mebawa orang - orangnya, dan berdirilah di depan mantan Bosnya lalu berkata, "Kamu sendiri yang mengatakan nilainya, dan kamu juga sudah mendapatkan uangnya. Lalu sekarang kamu mau mundur, terus mau kamu apa? "
"Apa? Apa kalian ingin menagih hutang dariku?" Bos memandang Bang Bobby dengan dingin, dia berpikir kalau dia adalah bosnya.
"Benar, dan kamu juga tahu metode yang biasa kami gunakan. Kalau kamua tidak mau pergi, maka ada bagian dari tubuhmu yang harus pergi, apakah kamu ingin tanganmu atau kakimu? Karena kamu adalah mantan Bos kami, maka aku akan memberimu kesempatan untuk memilih dengan bebas. Jadi pegilah sekarang dan bawa semua barang - barangmu." Tatapan mata Bang Bobby sangat tajam, dan dia sama sekali tidak bercanda.
Bos baru saja menyadari, karena kecerobohannya sekarang dia harus membayar harga yang setimpal. Karena dia tidak akan bisa kehilangan tangan atau kakinya, sehingga mau tidak mau dia harus menyerahkan perusahaan ini kepada Gavin.
"Baiklah, hari ini memang kesialanku tetapi aku tidak bisa membayar gaji kalian. Sebab aku bukanlah Bos kalian sekarang, jadi mintalah gaji ke dia." Karena sekarang aku harus memberikan perusahan kepadanya, maka hal ini akan mengurangi kerugiannya.
Tadi mereka sedang membahas tentang gaji, dan Bos juga berhutang ratusan juga pada Bang Bobby. Bang Bobby lalu memandang Gavin, karena jika Gavin tidak mau membayar gajinya, maka Bang Bobby harus meminta uang kepada orang ini.
"Sudah, lupakan saja aku yang akan membayar gajimu, sekarang cepat beri aku dokumen kepemilikan perusahaan dan sertifikan magang yang aku perlukan. Lalu tanda tangani dokumennya dengan menggunakan namamu, dan kamulah yang akan bertanggung jawab di perusahaan ini mulai sekarang." Gavin berkata dengan acuh tak acuh.
"Hah… kamu memberikannya padaku?" Bang Bobby memandang Gavin dengan tidak percaya.
"Iya, saat ini aku tidak punya banyak waktu untuk mengaturnya, karena aku masih memiliki banyak hal lain yang harus dikerjakan. Jadi perusahaan ini aku berikan padamu, lagi pula kamu juga sudah akrab dengannya. Anggap saja aku mempekerjakanmu." Kata Gavin.
Masalah ini diselesaikan dengan cara yang tidak terduga. Setelah Gavin mendapatkan sertifikat magang, Gavin tidak peduli lagi dengan hal-hal di sini, dan langsung pergi ke sekolah.
Bang Bobby dan bawahannya tidak pernah membayangkan, kalau awalnya mereka yang akan menjadi gelandangan. Secara tiba-tiba perusahaan itu dibeli kembali, dan sekarang dikelola sendiri oleh Bang Bobby.
Yang tadinya sempat khawatir dengan masa depan, sekarang semua masalah sudah terpecahkan, berkat sejumlah uang yang datang dari surga.
Setelah Gavin sampai di sekolah, dia langsung masuk ke kelas. Ternyata semua teman - temannya sudah sampai, dan mereka semua sedang tentang pengalaman magang mereka. Dan setiap orang yang magang di perusahaan besar pamer.
Tidak ada yang memperhatikan Gavin saat dia tiba kecuali Bella. Sebab dia telah menunggu Gavin datang. Setelah melihat Gavin duduk, dia dengan sengaja bertanya dengan nada keras, "Gavin memangnya kamu bekerja di perusahaan apa?"
"Bukankah dia kerja di MNC Grup? Karena pada saat itu, manajer MNC mendatanginya secara langsung. Dia adalah orang terbaik di kelas kita. "
Seseorang berkata dengan nada yang sangat tajam.
"Benarkah? Tapi Kalian tidak tahu. Dia hanya pergi bekerja selama seminggu, lalu dia dikeluarkan. Aku kira orang - orang sudah menyadari kemampuannya, dan menyadari kalau mereka telah mempekerjakan orang yang salah. Aku rasa kamu tidak memiliki tempat lain untuk bekerja setelah dipecat.” Bella berkata keras, karena dia hanya ingin semua orang di kelas tahu kalau Gavin sudah dipecat.
Bukankah Gavin sempat menyombongkan dirinya di awal? Bahkan membuat lelucon tentang Bella. Sekarang Bella ingin semua orang tahu, bahwa meskipun keberuntung untuk sementara berpihak pada Gavin. Gavin masih saja Gavin yang tidak bisa apa - apa.
"Oh.. dipecat yah, itu pasti karena dia melakukan kesalahan. "
"Iyah tapi tidak tahu apa kesalahannya, tetapi dia dipecat dari MNC. Dan orang-orang di perusahaan mungkin sudah mengetahuinya, dan mereka juga tidak akan pernah menerimanya bekerja lagi di sana. Sepertinya seseorang di kelas kita akan gagal lulus kali ini. "
"Hei, akukan sudah bilang, kalau orang seperti dia tidak mungkin diterima bekerja di MNC. Dari awal mereka memang sudah salah, karena dia hanya akan menjadi bahan tertawaan di sana. Jadi hal itu benar - benar memalukan bagi sekolah kita. "
"Iya, dan hal ini juga belum pernah terjadi di sekolah kita sebelumnya, dikembalikan ke sekolah karena tidak bisa bekerja."
Siswa lain di kelas mulai menertawakan Gavin lagi. Dan dalam hal ini mereka selalu bisa bersatu dengan baik. Gavin masih sangat marah, dan rasanya sangat lucu karena melihat mereka semua membenci musuh yang sama.
Tersenyum dan menggelengkan kepalanya tanpa alasan.
Melihat Gavin tidak berbicara Bella merasa bingung lalu berkata, "Setelah dipecat, tidak ada perusahaan yang akan menginginkanmu, dan sekarang apa kamu bisa mendapatkan sertifikat magang?"
"Sebetulnya semua ini tidak ada hubungannya denganmu, tetapi kenapa kamu sangat peduli dengan urusanku? Apa kamu naksir aku, yah?" Gavin memandang Bella dengan menggoda. Sebetulnya Gavin benar-benar tidak ingin peduli pada Bella, tetapi karena Bella semakin menjadi - jadi.
"Omong kosong apa yang kamu bicarakan, aku.. menyukaimu? Aku ini tidak buta, dan bodoh. Cuma ngelihat kamu aku sudah jijik, memang siapa yang akan menyukaimu. Bahkan jika hanya ada satu orang laki - laki yang tersisa di dunia ini, aku lebih baik mati daripada menyukaimu. "Bella berkata dengan bersemangat.
"Aku hanya bercanda, tetapi kenapa kamu malah menunjukan reaksi yang heboh seperti itu, apa jangan - jangan kamu memang benar menyukaiku, aku betulkan? Makanya enggak heran kalau kamu terus membuat masalah denganku, ternyata kamu ingin menarik perhatianku yah. Tetapi seperti yang kamu katakan tadi, meskipun aku tahu, aku akan bilang kalau aku sama sekali tidak tertarik denganmu. Jadi tidak usah membuang waktumu untukku, karena aku juga menganggap remeh dirimu!” Gavin secara sengaja menyalah artikan maksudnya.
Novel Terkait
My Greget Husband
Dio ZhengSi Menantu Buta
DeddyMenunggumu Kembali
NovanLove at First Sight
Laura VanessaThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlPejuang Hati
Marry SuGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir