Gue Jadi Kaya - Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
Gavin pergi ke kamar ganti untuk mencoba jasnya. Setelah memakainya, dia keluar untuk melihat ke depan cermin dan tidak menduga kalau jasnya sangat pas.
Pramuniaga itu juga datang memuji dan berkata, "Aduh pakaian ini seperti telah bertemu dengan pemiliknya karena sangat cocok dengan anda dan sangat sempurna. "
Apalagi setelah mengenakan jas itu status Gavin seperti meningkat lebih dari satu tingkat. Ketika dia kaya dia akan sangat percaya diri dan sombong, tetapi karena dia pernah memakai pakaian biasa sebelumnya, hal itu membuat emosinya seperti diredam namun tidak ada orang yang bisa merasakannya.
Sekarang pakaiannya sudah berganti dan dia tampak seperti orang yang sangat berbeda, dan jika dia keluar seperti itu tidak ada orang yang akan meragukannya kalau dia adalah anak dari orang kaya yang berharga.
Gavin tidak peduli dengan pujian itu dan dia memang merasa kalau jasnya memang pas dan bagus, jadi dia mengangguk dan berkata kepada pramuniaga, "Carikan aku beberapa kemeja, dasi, dan sepatu serta beberapa jas dalam ukuran yang sama supaya aku bisa berganti. "
Sejujurnya dia ingin membeli satu kemudian membeli lagi, karena hal itu supaya dirinya memiliki pakaian untuk acara-acara resmi.
Pramuniaga itu segera pergi untuk memenuhi permintaannya, dan ketika dia keuar Tuan Muda Aksa sudah tidak bisa ditemukan lagi karena sudah kabur. Gavin tidak berencana untuk mengejarnya, karena dia hanya ingin memberinya pelajaran, dan dia yakin kalau Tuan Muda Aksa tidak akan berani datang ke toko ini lagi untuk membeli pakaian seumur hidupnya.
Pramuniaga itu menemukan beberapa jas yang cocok dan Gavin hanya melihat sekilas pada warnanya dan menganggapnya sesuai. Ditambah beberapa hal lainnya seperti bros kancing, dasi dan sepatu kulit serta kemeja, semua barang itu harganya sekitar 400 juta. Dia tidak terlalu mempedulikannya, jadi setelah membayar dia langsung membawa barang-barangnya masuk ke mobil.
Beberapa orang di toko ada yang mengikutinya dan ketika mereka melihat mobil yang dia kendarai, mereka tahu kalau dia bukanlah orang yang sombong, tetapi dia adalah orang yang sangat kaya dan sederhana.
Setelah Gavin sampai di rumah dan meletakkan barang-barang, dia lalu menelepon Adrian dan menanyakan padanya apakah dia punya waktu di malam hari.
"Proyek ini sekarang sedang aku tindaklanjuti jadi aku tidak bisa keluar malam ini, tetapi aku dapat meminta seseorang agar pergi ke sana jika kamu menginginkannya.” Kata Adrian.
Jika dia bisa dia pasti tidak akan menolaknya, hanya saja saat ini pekerjaannya sedang menumpuk sehingga dia tidak bisa pergi dan dia yakin kalau Gavin tidak akan mempermasalahkan hal itu.
Dan betul seperti yang Adrian duga Gavin tidak memaksanya dan berkata, "Aku akan pergi ke pesta malam ini dan mungkin aku akan minum, jadi tolong minta seseorang untuk menemaniku datang dan membantuku mengemudi. "
Dia tidak ingin mengemudi dalam keadaan mabuk karena ketika kamu punya uang kamu harus menghargai hidupmu.
"Baiklah aku akan mengirim seseorang ke sana sekarang. "
Tidak lama bell pintu rumahnya berbunyi dan ketika Gavin membuka pintu yang dia lihat ternyata Levina.
"Mengapa kamu di sini?" Gavin mengerutkan kening. Dia adalah seorang manajer jika perusahaan sedang sibuk bagaimana dia bisa datang dan memilih untuk menemaninya? Apa yang sedang dipirkan oleh Adrian?
Levina mengetahui apa yang ada dipikirannya dan buru-buru berkata, "Aku sendiri yang mengajukan diri untuk datang ke sini dan aku telah mengatur semua pekerjaanku, jadi aku hanya ingin berterima kasih karena anda telah menolongku sebelumnya dan juga mempromosikanku dan karena anda tidak pernah pergi ke perusahaan aku tidak punya pilihan lain selain datang kesini. "
Levina tidak pernah lupa ketika Gavin menolongnya dan telah berpikir untuk berterima kasih kepada Gavin karena kebaikannya. Dan ternyata dia tidak pernah mengunjungi perusahaan sejak dia bertemu untuk pertama kali. Lalu hari ini dia mendengar kalau Adrian memerlukan seseorang untuk datang dan mengantar Gavin, sehingga Levina menawarkan diri untuk datang.
"Tidak apa, aku akan membantumu jika kamu memerlukan bantuan, dan jika kamu melakukan kesalan dan menyerah maka aku tidak akan peduli padamu,” Kata - kata Gavin bukan berarti dia menyukainya, dan dia juga tidak mempermasalahkan tentang rasa terima kasih Levina.
"Aku tahu aku hanya ingin berterima kasih dan kamu bisa memintaku untuk menjaga mobil atau apa pun itu." Tidak peduli apa pun itu Levina ingin melakukan sesuatu untuknya.
"Baik, tetapi aku tidak bisa membiarkan seorang wanita menungguku di luar jadi kamu akan pergi bersamaku, Apa kamu memiliki gaun?" Gavin bertanya.
"Tidak." Seorang karyawan kecil seperti dia bagaimana bisa dia memiliki gaun.
Gavin berpikir untuk membeli gaun wanita di toko yang barusan di kunjunginya hari ini. Jadi dia mengajak Levina dan bergegas pergi ke sana lagi.
Kali ini ketika dia memasuki pintu beberapa pramuniaga toko berkumpul untuk menyapanya, "Tuan Atmaja, anda ke sini lagi, apa yang anda butuhkan kali ini? "
"Tunjukkan padanya gaun dan cepatlah." Karena sudah hampir waktunya jadi Gavin tidak ingin membuang waktu.
Pramuniaga itu segera mengajak Levina untuk memilih gaun, dan ini adalah pertama kalinya dia mendapat perlakuan seperti itu jadi dia hanya bisa pasrah mendengarkan pengaturan dari pramuniaga dan keluar setelah berganti pakaian.
Dia sedikit malu saat keluar karena Gavin yang menatapnya dengan takjub. Sebelumnya Levina selalu mengenakan pakaian kerja yang membuatnya tampak sangat kompeten karena dia selalu menutupi bagian tubuhnya.
Tetapi sekarang dia benar-benar tampak sangat berbeda, karena hanya dengan berganti pakaian dia tampak sangat menawan meskipun belum bisa disandingkan dengan Rasti, tetapi dia masih pantas jika berdiri di samping Gavin. Gavin mengangguk dan segera membayar uang, lalu keduanya bergegas pergi ke Hotel Phoenix bersama.
Hotel Phoenix sudah dipesan malam ini dan ada juga pelayan yang berdiri di depan pintu untuk menerima tamu.
Begitu seorang tamu tiba pelayan akan datang untuk membukakan pintu dan memarkirkan mobilnya, kemudian pelayan lain akan mengantar mereka masuk setelah tamu menunjukkan surat undangan kepada pelayan itu.
Ini merupakan pertama kalinya Gavin mengalami pengalaman seperti ini, tetapi dia sekali tidak merasa gugup. Dia hanya menghela nafas setelah mengetahi kalau kehidupan orang kaya memang sangat berbeda dan sekarang dirinya benar-benar telah melangkah ke dunia itu.
Dia dengan cepat berusaha mencari surat undangan itu, tetapi tidak ada di saku. Kemudian dia baru teringat karena tadi ketika pergi keluar dia hanya memikirkna tentang membeli pakaian untuk Levina sehingga lupa membawa surat undangan dari rumah.
Karena tidak bisa masuk, Gavin terpaksa menelepon Hari dan menceritakan keadaannya serta meminta bantuannya.
Lalu Hari memintanya untuk menunggu di depan pintu dan bergegas turun untuk menjemputnya, sehingga Gavin dan Levina terpaksa menunggu Hari di depan pintu.
Tidak disangka disaat Gavin sedang menunggu Hari, dia malah bertemu dengan David.
David teryata juga datang ke pesta ini, dan setelah dia turun dari mobil dia melihat ada dua orang tengah berdiri di depan pintu. Awalnya dia tidak mengenalinya sebagai Gavin, karena Gavin sekarang telah merubah penampilannya sehingga dia tampak sangat berbeda dari biasanya.
Lalu dia memperhatikannya lagi ketika berjalan untuk memberikan undangan, dan ketika tahu kalau itu adalah Gavin, wajah bahagianya berubah seketika menjadi jijik, "Ngapain kamu di sini?"
"Mengapa aku datang di sini? Karena aku memang diundang di sini." Kata Gavin.
Dia juga tidak mengira kalau akan bertemu dengan David di sini, sehingga ekspektasinya dalam pesta ini juga langsung turun.
"Apa yang ingin kamu lakukan di sini? Apa kamu tahu siapa yang mengadakan pesta ini? Gak papa kalau kamu ingin jalan - jalan di tempat lain, tetapi tempat ini bukanlah tempat yang bisa dikunjungi oleh seorang pelayan.” David berkata dengan jijik.
"Pelayan?" Levina memandang Gavin dengan bingung dan berbicara dalam hati, “Kenapa bos bisa menjadi pelayan?”
Ketika David menyadari Levina di sebelahnya, tiba - tiba muncul ide di kepalanya.
Novel Terkait
Lelaki Greget
Rudy GoldTakdir Raja Perang
Brama aditioMy Cute Wife
DessyThis Isn't Love
YuyuLove Is A War Zone
Qing QingCinta Tapi Diam-Diam
RossiePrecious Moment
Louise LeeCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir