Gue Jadi Kaya - Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
Letto melihat Gavin dengan wajah serius dan bertanya "Ada apa?"
"Apakah kamu mengenal reporter yang tidak takut dengan apa pun, tapi bisa menjaga mulutnya? Karena aku memiliki berita yang bagus dan pastinya akan menjadi perhatian banyak orang, tapi kebanyakan orang pasti tidak akan berani berbuat apa - apa." Kata Gavin.
"Apakah kamu masih ingin mempublikasikan beritanya?" Letto tidak menduga kalau Gavin akan menanyakan tentang itu karena Gavin adalah seorang bos besar yang tidak ada hubungannya dengan paparazzi.
"Ya, apakah kamu kenal orang seperti itu?" Gavin terus bertanya.
"Aku tahu seseorang, baiklah aku akan menyuruhnya ke sini agar kamu bisa memberitahunya." Letto benar-benar mengenal reporter seperti itu, tetapi apa yang dia biasanya laporkan memiliki kriteria yang tersendiri. Lalu apakah reporter itu mau memberitakan atau tidak? Semua tergantung pada bertia yang dimiliki Gavin.Tetapi berita apa itu?
Letto pun segera menghubungi reporternya dan ketika reporter itu sampai Letto langsung memperkenalkan mereka berdua "Gavin kenalkan dia adalah reporter yang aku ceritakan, namanya Gio dan di dunia berita di sering disebut sebagai orang gila, lalu dia adalah bos ku Gavin. Kalian diskusikan saja sendiri tentang berita itu, aku mau keluar menyelesaiakn beberapa hal. "
Letto tahu bahwa hal itu tidak ada hubungannya dengan dirinya, jadi dia memilih untuk pergi.
Gio memandang Gavin dan berkata "Kamu sepertinya bukan tipikal seorang whistleblower, apa kamu ingin agar aku mendapatkan berita menarik untuk mengalahkan pesaingmu?"
Gio sudah sering mengalami hal semacam ini karena dia memiliki banyak penggemar dan beritanya 100% kredibel, yang berarti ia tidak pernah memiliki hari libur, serta banyak orang ingin memanfaatkan kemampuannya untuk melakukan hal-hal buruk.
Gavin menggelengkan kepalanya dan berkata "Aku tidak ingin kamu mengungkapkan sesuatu yang tidak berguna seperti itu, tetapi aku miliki berita yang sangat menarik dan pastinya akan sangat berbahaya. Jadi aku ingin tahu apakah kamu memiliki keberanian untuk mengeksposenya."
"Kamu tidak usah khawatir soal itu, karena aku tidak takut pada siapa pun dan aku juga berani melawan siapapun. Selama berita yang kamu sampaikan bisa memenuhi standarku berupa fakta dan bukan berita bohong aku mau memberitakannya."
"Baiklah." Itulah yang diinginkan Gavin.
Dia berjalan ke sebelah Gio dan menunjukkan video yang Karen tunjukkan pada Gavin. Ketika Gio selesai menontonnya suasana hatinya menjadi sangat rumit.
Gavin menatapnya dan berkata "Kamu tidak berani ya, takut?"
"Tidak, aku hanya ingin tahu, kenapa kamu tidak langsung menyerahkan permasalahan ini ke polisi daripada memberikan padaku yang hanya seorang reporter."
“Karena aku tidak bisa membiarkan orang yang merekam hal ini hidup dalam ketakutan karena hidup berada dalam bahaya, sehingga tidak akan ada lagi bukti dan juga jika bukti ini aku serahkan ke polisi, aku takut kalau orang itu akan menggunakan kekuatannya untuk menekan masalah ini. "Bukannya Gavin tidak mau, tetapi Gavin tahu bahwa ada banyak aturan gelap di dunia ini.
Setelah Gio mengetahui hal itu, dia juga mengerti mengapa Gavin ingin menemuinya seorang diri, jadi Gio tidak ragu-ragu lagi dan langsung setuju lalu berkata kepada Gavin "Baiklah, aku akan membongkar semua masalah itu malam ini agar tidak ada orang yang tahu kalau kamu yang memberikan informasi ini dan reaksi apa pun yang terjadi nanti tidak ada hubungannya denganku."
"Baik." Selama Gio mau membongkar masalah ini, Gavin tidak akan khawatir.
Setelah Gio pergi, Gavin pulang ke rumahnya dan tidak mengira kalau akan bertemu Astin di depan pintu.
"Kenapa kamu di sini?" Gavin bertanya.
"Tentu saja aku datang untuk mencarimu, kalau tidak ngapain aku di sini?" Astin berkata dengan santai.
"Kenapa kamu mencariku?" Gavin mengerutkan kening.
"Aku bilang aku menyukaimu, karena itu aku datang untuk bertemu denganmu." Jawab Astin.
"Jangan bercanda, bukankah aku sudah bilang kalau kita itu tidak pantas." Jawab Gavin.
"Tapi kamu mempunyai rumah di sini dan aku juga sudah bertanya dengan beberapa orang kalau kamu membeli vila ini lebih dari 20 milyar, jadi apa kamu masih mau bilang kalau kamu ini hanyalah orang miskin?" Astin memang sempat tertipu saat itu, tetapi berusaha untuk menyelidikinya dia baru tahu kalau ternyata Gavin telah berbohong padanya.
"Kamu menyelidikiku?" Gavin tidak menduga kalau Astin akan melakukan hal seperti ini dan Gavin menyesal karena sudah meremehkannya.
"Jika aku tidak menyelidikimu, darimana aku bisa tahu kalau kamu sudah berbohong padaku." Astin tidak merasa ada yang salah dengan melakukan ini.
"Lalu apa lagi yang kamu ketahui?" Gavin bertanya.
"Tidak ada, hanya saja orang tuamu meninggalkanmu lalu kamu tinggal di rumah kerabatmu. Kamu sangat miskin sebelumnya dan tiba-tiba menjadi kaya, lalu kamu beli mobil dan rumah. Tetapi darimana kamu mendapatkan uang sebanyak itu?" Astin sangat penasaran mendengar hal itu.
"Ini tidak ada hubungannya denganmu dan kamu salah, karena aku tidak tinggal dengan kerabat, tapi dengan istriku. Jadi aku sudah menikah dan aku juga tidak menyukaimu. Sebaiknya kamu mencari orang lain." Gavin merasa lega karena tahu kalau Astin tidak tahu soal perusahaan investasi yang dimiliki Gavin.
"Apa menurutmu aku akan percaya dengan apa yang kamu bilang?" Astin tidak percaya bahwa Gavin sudah menikah.
"Kalau begitu aku katakan sekali lagi kalau sebenarnya aku tidak menyukaimu, menolak persaanmu dan juga tidak ingin melihatmu, jadi sekarang kamu sudah mengerti, kan!" Gavin berkata terus terang.
"Tidak ada seorang pun yang akan langsung menyukai orang lain secara tiba - tiba. Bukan berarti kalau kamu tidak menyukainya sekarang kamu juga tidak akan menyukainya di masa depan!" Astin tidak marah sama sekali dan tetap bersikeras.
Gavin mengutuk dalam hati dan berpikir kalau Astin itu sakit dan Gavin menegaskannya kembali dengan berkata "Kamu sendirikan yang bilang, kalau tidak ada orang yang akan bisa jatuh cinta secara tiba-tiba. Kamu mencintaiku sekarang, hanya karena aku berbeda dari yang lain. Itu karena aku tidak menyanjungmu, kan. Dengar yang kamu rasakan sekarang ini hanyalah rasa ingin tahu, jadi janganlah buang - buang waktumu untukku. Bukankah keluargamu sangat bahagia dengan acara kencan butamu? Karena mereka berharap agar kamu bisa menemukan seseorang yang sangat kamu cintai. ”
"Mereka tidak punya niat buat melaksanakan kencan kencan buta itu, karena sebenarnya mereka hanya ingin menggunakanku untuk mencari kesepakatan bisnis. Jadi orang yang mereka undang adalah orang-orang dengan latar belakang kuat dan kaya raya dan mereka semua yang datang di sana tidak ada yang sesuai dengan keinginanku. Dan sekarang aku telah menemukan seseorang yang benar-benar aku sukai, jadi sekarang aku akan mengejarnya."
"Apa kamu tidak punya malu?" Gavin sudah mengatakan semuanya yang wanita biasa pun dapat memahaminya. Gavin berpikir akan sangat memalukan untuk melanjutkan kata - katanya, karena Astin adalah seorang wanita muda, bagaimana mungkin Gavin bisa mencemoohnya.
"Untuk orang yang kamu suka, tidak masalah kalau kamu punya malu atau tidak."
Gavin sudah kehabisan kata-kata dan memutuskan untuk tidak berbicara lagi dengannya. Karena jika semakin terus dibicarakan semuanya akan menjadi tambah tidak masuk akal. Jadi Gavin hanya menggelengkan kepalanya dan membuka pintu untuk masuk, lalu berbalik untuk menutup pintu.
Tetapi Astin menahannya dengan tangannya "Hei, aku masih di sini apa yang kamu lakukan?"
Gavin membuka pintu kembali dan berdiri di depan pintu untuk mencegah Astin masuk dan berkata dengan dingin "Maaf, aku tidak menyambutmu di sini dan juga ada hal yang harus aku lakukan, jadi tolong pergilah!."
"Ini bukan caranya memperlakukan tamu, kalau kamu memang sedang sibuk, aku akan tetap berada di samping tanpa mengganggumu. Atau kamu ingin melihatku memberi tahu semua orang di lingkungan rumah, kalau kamu telah mengunciku di luar? "
Gavin benar-benar terkesan dengan kegigihannya dan tidak ingin membuat Astin malu. Lagi pula Gavin juga tidak tahan kalau harus melihat Astin terus berdiri di depan rumahnya, sehingga dengan terpaksa mengijinkan Astin masuk.
Setelah Astin masuk Gavin menyibukkan diri dengan urusannya dan mengabaikan Astin sepenuhnya sambil berharap agar Astin bosan dan akan segera pergi.
Novel Terkait
Pernikahan Kontrak
JennyBeautiful Love
Stefen LeeMy Secret Love
Fang FangCintaku Pada Presdir
NingsiAdieu
Shi QiI'm Rich Man
HartantoPengantin Baruku
FebiGue Jadi Kaya×
- Bab 1 Uang Banyak Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 2 Memandang Rendah
- Bab 3 Anjing Yang Memandang Rendah Orang
- Bab 4 Pergi Sana!
- Bab 5 Uang Kas Kelas
- Bab 6 Cerai
- Bab 7 Tuan Muda
- Bab 8 Beli!
- Bab 9 Tuan Muda Sanjaya
- Bab 10 Kakek!
- Bab 11 Orang Tidak Berguna Bagaikan Sampah
- Bab 12 Wajah Tidak Sabar
- Bab 13 Sedih
- Bab 14 Pelajar Miskin
- Bab 15 Orang Terpandang
- Bab 16 Saudara Miskin
- Bab 17 Kebenaran Terucap
- Bab 18 Mengantar Uang
- Bab 19 Halangan
- Bab 20 Dikeluarkan Dari Sekolah
- Bab 21 Mengadu
- Bab 22 Investasi
- Bab 23 Mengakui Kekalahan
- Bab 24 Salah Paham
- Bab 25 Berpura-Pura
- Bab 26 Pesta Kumpul Teman-Teman
- Bab 27 10 Miliar!
- Bab 28 Kebingungan Antara Yang Benar Dan Yang Salah
- Bab 29 Menjadi Pelindung
- Bab 30 Usaha
- Bab 31 Hambatan
- Bab 32 Pameran Kerja
- Bab 33 Berani Ikut Dalam Perekrutan
- Bab 34 Wawancara
- Bab 35 Manajer Hari
- Bab 36 Mengeluh
- Bab 37 Saldo Di Dalam Rekening
- Bab 38 Pilih Sendiri
- Bab 39 Tebak
- Bab 40 Orang Di Belakang Uang
- Bab 41 Undangan
- Bab 42 Tuan Sihotang
- Bab 43 Sebuah Pertunjukan Bagus
- Bab 44 Perjamuan Kencan Buta
- Bab 45 Mengacaukan Masalah
- Bab 46 Identitas
- Bab 47 Melakukan Sesuatu
- Bab 48 Bertambah Seorang Adik
- Bab 49 Menarik Orang
- Bab 50 Kontrak
- Bab 51 Membahas Tentang Perceraian Lagi
- Bab 52 Dua Miliar Rupiah
- Bab 53 Bergabung
- Bab 54 Resiko Yang Harus Ditanggung
- Bab 55 Tingkat Kepastian
- Bab 56 Penagihan Hutang
- Bab 57 Pembunuhan
- Bab 58 Beri Pelajaran
- Bab 59 Dijebak
- Bab 60 Pergi Untuk Mati
- Bab 61 Wanita Pembohong
- Bab 62 Melakukan Kerjasama
- Bab 63 Aku Menemukan Harta Karun Itu
- Bab 64 Kembali
- Bab 65 Penandatanganan Kontrak
- Bab 66 Audisi Bakat
- Bab 67 Kekurangan Orang
- Bab 68 Tersinggung
- Bab 69 Pemeliharaan
- Bab 70 Atas Nama Suami Dan Istri
- Bab 71 Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 72 Tidak Akan Kubiarkan Lolos
- Bab 73 Menyadari
- Bab 74 Putri Yang Tidak Diakui
- Bab 75 Sampah
- Bab 76 Bersama
- Bab 77 Tidak Cukup Bagus
- Bab 78 Bos
- Bab 79 Tidak Bisa Memprovokasi
- Bab 80 Program Rekaman
- Bab 81 Protes
- Bab 82 Kinerja
- Bab 83 Lulus
- Bab 84 Salah Tafsir
- Bab 85 Kejutan
- Bab 86 Resmi Bercerai
- Bab 87 Tempat Parkir Harga Langit
- Bab 88 Mempermalukan Diri Sendiri
- Bab 89 Keluar
- Bab 90 Kehilangan Pekerjaan
- Bab 91 Mengangkat Jadi Anak
- Bab 92 Membeli Dengan Seenaknya
- Bab 93 Mengejar Artis
- Bab 94 Pinjam Uang
- Bab 95 Membuat Segalanya Sulit
- Bab 96 Dividen
- Bab 97 Menawar Harga
- Bab 98 Sudah Berencana Sebelumnya
- Bab 99 Hilang
- Bab 100 Bukan Siapa-Siapa
- Bab 101 Pingsan
- Bab 102 Harga Yang Menyakitkan
- Bab 103 Pengakuan
- Bab 104 Terkenal
- Bab 105 Pesta Minum Pribadi
- Bab 106 Membuat Masalah
- Bab 107 Ketidakcocokan
- Bab 108 Silakan
- Bab 109 Tanpa Keraguan
- Bab 110 Rasti Ada Di Sini
- Bab 111 Menyerah
- Bab 112 Hati
- Bab 113 Jalan Untuk Melangkah Mundur
- Bab 114 Mengundurkan Diri Dari Peperangan
- Bab 115 Sombong
- Bab 116 Memalukan
- Bab 117 Makan Gratis
- Bab 118 Skandal
- Bab 119 Memiliki Kesulitan
- Bab 120 Mengejar
- Bab 121 Hati Gadis
- Bab 122 Orang-Orang Di Belakang
- Bab 123 Bahaya
- Bab 124 Melampiaskan Amarah
- Bab 125 Artis
- Bab 126 Hasil Akhir