Gue Jadi Kaya - Bab 40 Orang Di Belakang Uang

Gavin mengangguk, lalu Adrian bangkit dan pergi ke ruangan di sampingnya. Dia pergi ke sana kurang dari dua menit sebelum Rasti sampai di sana.

Rasti masih sedikit gugup dengan pertemuan ini, karena sekarang sangat sedikit orang yang membuat perusahaan pendidikan. Semua orang lebih suka melakukan hal yang serba cepat dan dapat menghasilkan uang dengan cepat. Perusahaannya adalah salah satunya, sehingga akan sangat sulit untuk mendapatkan investasi.

Bahkan jika dia berhasil menemukannya pada akhirnya akan semakin sulit untuk meyakinkannya apakah akan berinvestasi atau tidak..

Dia telah ditolak tujuh kali, dan ini yang adalah yang kedelapan kalinya. Dan rasanya sangat sulit, jika dia gagal dia akan benar-benar menyerah.

Meskipun David mengatakan bahwa dia selalu ingin berinvestasi, tetapi dia tidak mau melakukannya dan dia tidak mau memiliki hubungan dengannya karena ini.

Tetapi setelah masuk dan melihat Adrian ketegangannya berubah menjadi keraguan.

"Maaf aku pergi ke tempat yang salah. "

Di depannya sekarang adalah manajer Queenzy, dan dia telah bertemu dengannya beberapa kali. Secara tidak sadar dia meminta maaf, karena terlalu terlalu gugup dan pikirannya kemana - mana.

"Apakah kamu di sini untuk mencari investasi?" Kata Adrian.

Rasti berhenti, lalu bertanya, "Bagaimana kamu tahu?"

"Aku sekarang bekerja di perusahaan investasi dan aku sudah lama mengundurkan diri dari pekerjaanku di Queenzy. Sekarang aku bekerja untuk sepupuku dan proyek pertama yang akan aku jalani ternyata akan bersamamu." Adrian menggambarkan semuanya seolah sebagai kebetulan, tetapi itu semua ide dari Gavin.

"Benarkah? Aku bahkan tidak tahu, bukankah kamu sudah bekerja dengan cukup baik di Queenzy, mengapa kamu tiba-tiba bekerja di perusahaan investasi?"

"Aku tidak bisa menjadi manajer restoran seumur hidupku dan aku memiliki koneksi di tanganku. Tentu saja aku masih ingin melakukan sesuatu, sehingga aku melatih Gavin untuk menjadi manajer di Queenzy sebelumnya. Siapa sangka ternyata dia malah bekerja di perusahaan lain.” Kata Adrian seolah menyesal.

Gavin sangat terkesan, karena tidak menduga kalau Adrian cukup pandai berakting, jadi jika dia bertemu klien dia bisa mempercayainya.

"Jadi begitu yah." Rasti sedikit tenang. Apa pun yang terjadi orang yang kamu kenal sudah lama akan lebih mudah untuk diajak mengobrol.

"Duduklah." Adrian menyuruh Rasti duduk.

Rasti duduk di depannya, dan menceritakan informasi tentang perusahaannya, setelah itu dia mulai berbicara tentang bisnis, "Ini adalah perusahaan yang akan aku kembangkan sekarang coba kamu lihat dulu, kalau ada hal yang kurang jelas bisa langsung kamu tanyakan. "

Adrian mengambil dokumen itu dan melihatnya, sebenarnya dia sudah tahu segalanya, jadi dia pura - pura membacanya dengan serius, membolak - balik dokumen itu, lalu meletakkannya. Rasti menatapnya sepertinya dia berpikir kalau dia tidak puas dengan perusahaannya, dan segera berkata, "Informasinya mungkin tidak terlalu rinci, tetapi proyek ini layak untuk dilakukan. Meskipun tingkat pengembalian awal tidak begitu besar, tetapi bisa terus berkembang. Dan selama kita memiliki reputasi yang sangat bagus dalam bidang ini, tentu saja jika kita akan membuat bisnis lain akan lebih mudah."

Lagi pula semua jenis pendidikan dapat meningkatkan karakter dan reputasi, dan dia hanya bisa menggunakan ini sebagai nilai jual investasi pada tahap awal.

"Aku tahu kamu tidak perlu memberi tahuku terlalu banyak." Dia sudah tahu segalanya.

"Kita juga tidak butuh banyak uang, 1,4 milyar sudah cukup, karena aku juga punya tabungan yang akan aku investasikan pada perusahaan sebesar 1,4 milyar juga.” Rasti juga bilang kalau dia akan ikut menginvestasikan uangnya, sehingga dengan nilai segitu mungkin tidak terlalu berlebihan untuk sebuah perusahaan investasi, sehingga hal itu dapat mempengaruhi kesuksesan investasi untuk perusahaannya.

Adrian menggeleng, tetapi sebelum dia bisa berbicara Rasti menambahkan, "1 milyar saja sudah cukup, sisanya aku bisa meminjam dari yang lain."

Adrian terus menggelengkan kepalanya, dan hati Rasti menjadi sedikit dingin, jika 1 milyar dia masih tidak mau, maka hal Itu menunjukkan bahwa proyek ini benar-benar tidak menarik perhatiannya.

"Maksudku 1,4 milyar itu terlalu sedikit. Proyekmu sangat layak untuk dilakukan, aku dapat menginvestasikan 4 milyar padamu, tetapi ada syaratnya.” Adrian akhirnya mengatakan apa yang ingin dikatakannya.

Rasti menatapnya dengan heran dan menanyakan dengan cepat, "Syarat apa?"

Selama memungkinkan dia untuk mendapatkan investasi, kondisi apa pun yang diajukan pasti akan disetujuinya.

"Aku ingin orang-orangku juga ikut andil didalamnya, karena aku tidak ingin ada masalah di dalam perusahaan yang kami investasikan. Aku juga memiliki beberapa orang yang berpengalaman yang bisa menangani banyak hal, dan mereka juga bisa membantu mengingatkanmu agar kamu tidak membuat kesalahan." Adrian mengatakan apa yang diperintahkan Gavin.

"Tentu saja, lagipula kalian adalah pemegang saham. Jadi sebagai pemilik itu adalah hakmu untuk menanamkan seseorang dan mengawasinya." Itu bukanlah syarat, tetapi hal yang lumrah sehingga Rasti tidak akan menolaknya.

"Kalau begitu baiklah beri aku rekeningmu, lalu aku meminta atasanku untuk mentransfer sejumlah uang." Selanjutnya Gavin mungkin tidak terlalu mempedulikannya, sehingga dia tidak perlu terlalu banyak bicara.

"Itu saja?" Rasti mengira Adrian punya syarat lain.

"Itu saja." Adrian mengangguk dan setuju.

"Baiklah aku akan memberikan rekeningku sekarang." Rasti takut dia akan berubah pikiran dan langsung memberikan rekeningnya kepada Adrian. Adrian pun langsung mengirimkannya ke Gavin menggunakan ponselnya.

Dalam waktu kurang dari satu menit Rasti menerima pesan teks itu, uang senilai 4 milyar tidak kurang dan tidak lebih masuk ke rekeningnya. Dia lalu melihat saldo pada rekening banknya dan merasa setengah tidak percaya.

Dia telah ditolak berkali-kali sebelumnya, dan sekarang dia mampu mendapatkan investasi tiga kali lebih banyak dari yang diharapkannya, ini seperti kue yang jatuh dari langit yang membuatnya sedikit pusing.

"Apa ada sesuatu yang salah?" Adrian melihatnya menatap telepon tanpa bicara dan bertanya.

"Tidak aku hanya merasa aneh pada Bosmu. Apakah dia tidak perlu memverifikasi proyeknya, tetapi dia malah langsung memberikan uangnya. Apakah kamu tidak takut kalau aku akan berbohong?" Tanya Rasti.

"Apakah kamu akan berbohong ?" Tanya Adrian.

"Tentu saja tidak, karena perusahaanku itu nyata, dan aku tidak berniat untuk menipu.” Rasti mengangkat tangannya untuk mengungkapkan ketidakbersalahannya.

"Itu sudah cukup, karena bagi Bosku uang 4 milyar tidak ada artinya. Jadi tidak masalah jika kamu benar-benar berbohong." Gavin menggunakan uang itu untuk menggaet seorang gadis. Pasti dia tidak peduli tentang hal itu, karena bila dibandingkan dengan depositnya uang segitu hanyalah setetes air dalam ember.

"Aku jadi penasaran dengan sepupumu sekarang." Rasti samar-samar merasa dirinya sedang merasakan sesuatu, dia merasa kalau di belakang Adrian pasti ada seorang dermawan yang besar.

"Sudahlah, pasti akan ada kesempatan untuk bertemu dengannya di masa depan. Jadi tidak usah terlalu khawatir dengan identitasnya.” Adrian sebenarnya juga ingin melihat bagaimana reaksi Rasti ketika mengetahui kalau orang yang membantunya adalah Gavin. Anak laki-laki malang yang telah berubah menjadi orang kaya yang ternyata adalah bosnya. Kejadiannya pasti akan sangat menarik.

"Ahem." Batuk Gavin yang berasal dari earphone mengingatkan Adrian untuk tidak berbicara omong kosong.

Kemudian Adrian dengan cepat menutup topik pembicaraan dan mengatakan kepada Rasti, "Oke, karena sekarang investasinya sudah disetujui kamu bisa kembali dan bersiap. Aku akan meminta seseorang untuk menghubungimu besok untuk membantumu menyelesaikan proyek ini serta ada kontrak khusus yang harus ditandatangani. "

"Baik aku akan mempersiapkan semuanya." Dia sangat bersemangat sekarang mengenai siapa dermawan yang membantunya. Sebenarnya hal itu tidak ada hubungannya dengan dia selama uangnya sudah diterimanya.

Adrian mengangguk, lalu Rasti berdiri sedikit membungkuk padanya melihat itu Adrian sangat terkejut hingga dia hampir melompat dari bangku.

Novel Terkait

Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu