Doctor Stranger - Bab 81 Maria Chen

Setelah Henson Long dan Rico Pei pergi, Andre Ye pun segera melangkah maju, menarik tangan Thomas sambil terus memeriksanya.

“Thomas, kamu baik-baik saja kan?”

Itu gergaji listrik loh!

Andre Ye sudah bekerja bertahun-tahun di pabrik, orang yang menjadi korban gergaji listrik pun tidak lagi sedikit, tetapi baru kali ini ada orang yang menangkis gergaji listrik dengan tangannya sendiri.

Sering mendengar orang membelah durian dengan tangan, namun pertama kali mendengar ada yang menangkis gergaji listrik dengan tangan, rasanya sulit dipercaya!

Thomas tersenyum berkata: “Baik-baik saja kok, Paman Ye, aku hanya menciptakan sedikit variasi bermain untuk mereka.”

Mendengar perkataannya, Andre Ye pun menghela nafas, ternyata hanya variasi permainan, sungguh mengira tangan Thomas begitu kebal, benar-benar mustahil.

“Itu Bos Pei loh, lain kali kamu harus lebih hati-hati, jangan sampai ketahuan olehnya.”

“Tenang saja, Paman Ye.”

“Oh ya, baru saja katamu Perusahaan Besar Meng akan memberikan bantuan dana untuk kami, apakah itu benar?”

“Tentu saja benar, dananya akan tiba besok, semua biaya sewa dan hutang akan dilunaskan, selain itu Perusahaan Besar Meng juga akan meminta satu hal padamu, Paman Ye, kali ini kamu sungguh akan disibukkan.”

Andre Ye membuka mulut dengan lebar, cukup kaget mendengarnya.

……

Pabrik baru saja merombak ulang susunan pekerja, Andre Ye tentu akan lebih sibuk. Melihat Andre pulang, para karyawan lama pun kegirangan, ketua pimpinan pabrik lama memang lebih baik dari siapapun.

Dengan dukungan Perusahaan Besar Meng, akan sangat sulit bagi pabrik itu jika ingin bangkrut, Thomas pun tidak perlu perlu terlalu cemas lagi.

Setelah pulang, Ricky Yang langsung menelepon Richard Ye, menceritakan semua yang terjadi hari ini.

Setelah mematikan telepon, kening Richard Ye mengerut.

“Yah, Samuel Duan benar-benar salah minum obat, bisa-bisanya dia tidak membuat perhitungan dengan Andre?”

Boston Ye pun merasa sedikit heran: “Samuel Duan selalu bersikap kejam dan sadis, jika kita berada di posisinya, setidaknya akan menghajar dan memberinya pelajaran, kenapa tiba di tangan Andre malah aman dan selamat begitu saja?”

Wajah Richard menjadi suram: “Kakak Pertama terlalu bernasib untung, bisa-bisanya terhindar dari masalah besar, tetapi tidak apa-apa, beberapa hari lagi pihak bank akan datang menagih hutang, kita lihat saja dia bisa hindar kemana lagi!”

……

Setibanya di rumah Keluarga Ye, Imelda Ye terlihat bergaun panjang, berdandan tipis, seperti akan segera keluar.

“Kak Thomas, kamu sudah pulang ya!”

Thomas Qin bertanya: “Kamu mau keluar?”

“Hm, Kak Thomas, masih ingatkah kamu dengan Maria? Teman bermain kita sejak kecil, sahabatku.”

Thomas Qin berpikir sesaat, lalu menjawab: “Yang bernama Maria Chen itu ya?”

Saat bermain dengan Imelda Ye dulu, temannya yang bernama Maria juga sering bergabung, karena itulah mereka saling kenal.”

“Benar, hari ini kami akan reuni teman sekolah, Maria juga kesana, aku ingin bertemu dia, sudah lama sekali tidak melihatnya, maukah kamu ikut bersamaku?”

“Boleh.”

Thomas dan Imelda pun meninggalkan rumah, memberhentikan sebuah taksi untuk memudahkan perjalanan. Sepanjang perjalanan, Imelda bercerita pada Thomas sedikit tentang Maria Chen.

Saat keluarga Thomas Qin terkena masalah, Andre Ye sekeluarga pun diusir pergi dari rumah Keluarga Ye, hidup dengan penuh penderitaan, Imelda bahkan tidak berkesempatan duduk di bangku SMP.

Maria Chen-lah yang selalu menopangnya, setiap hari selalu membawakan bekal untuk Imelda, saat membayar biaya sekolah, Maria pun membantu menyisihkan uang untuknya.

Meski jumlah uang tidak begitu besar, tetapi bagi Maria Chen yang berasal dari keluarga biasa, itu sudah cukup menjadi beban.

Setelah itu, Imelda berhenti sekolah, mereka berdua semakin jarang bertemu, namun setiap kali hari raya tiba, Maria Chen selalu mengirimkan angpao sebesar 200 hingga 300 yuan, kini sudah satu tahun lebih tidak bertemu, Imelda pun sangat merindukannya.

Berbicara sampai disini, Thomas cukup terharu, pertemanan seperti itu sungguh membahagiakan.

Jika dipikir-pikir, Imelda Ye terpuruk seperti itu justru karena Thomas Qin, bantuan Maria pada Imelda secara tidak langsung juga membantu Thomas, jika ada kesempatan, tentu harus berterima kasih padanya.

Dengan sangat cepat, mereka tiba di Jinlong Hotel, itu adalah sebuah hotel yang sangat elit di Kota Donghai, terbuka umum dengan sistem liburan, memiliki fasilitas makan minum dan bermain yang sangat lengkap, sungguh terbilang mewah.

Mobil taksi berhenti, begitu turun dari mobil, Imelda Ye pun langsung melihat Maria Chen.

“Maria!”

“Imelda!”

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu