Doctor Stranger - Bab 569 Si Bodoh

Imelda Ye memberi tahu arah sekilas kepada Thomas Qin. Sebelumnya Imelda Ye merasa pria ini mirip sekali dengan Paman Kedua Qin, jadi dia terus memperhatikannya.

Thomas Qin mulai jalan dari pusat medis, pelan-pelan jalan ke arah kemana pria itu pergi.

Dia cukup kenal dengan wilayah ini. Kemarin Rosita Zhao menginjak paku di sana dan dia yang mengobatinya di sini. Kalau jalan lebih maju lagi, seharusnya di sana ada tempat pembangunan.

Thomas Qin dengan cepat tiba di tempat pembangunan. Tempat pembangunan tidak istirahat pada malam hari. Siang hari truk besar tidak diperbolehkan jalan di beberapa jalan raya kota, jadi mereka lembur pada malam hari.

Saat ini, tempat pembangunan tengah bekerja dengan semangat.

“Si Bodoh, kita suruh kamu pergi beli bir, mengapa kamu pergi beli begitu lama?”

Beberapa pria yang memakai helm pelindung berkumpul di depan meja sederhana dengan beberapa botol bir, bebek panggang dan barbekyu lainnya yang terletak di sana.

Sedangkan di samping mereka, ada pria paruh baya bertubuh pendek dengan wajah yang kotor, terkekeh pelan dan tidak mengatakan apapun.

Beberapa orang itu saling berpandang dan wajah mereka menunjukkan maksud untuk bercanda.

Seorang pria bertopi merah berdiri, berjalan kemari dan pelan-pelan menendang kakinya.

“Si Bodoh, aku sedang berbicara denganmu. Aku kasih sepuluh ribu untuk kamu beli dan kamu beli segini saja?”

Pria bertopi merah ini adalah kepala pembangunan mereka, semua orang memanggilnya Kak Vino.

Hari biasanya mereka suka mempermainkan Si Bodoh ini dengan memberi sepuluh ribu untuk pergi membeli bir.

Sekarang apa saja yang bisa dibeli dengan sepuluh ribu itu? Sebotol bir saja membutuhkan enam ribu, tapi mereka malah membiarkan Si Bodoh menggunakan sepuluh ribu untuk membeli satu kotak bir dan seekor bebek panggang.

Si Bodoh sudah terbiasa dipermainkan dan akhirnya juga membeli untuk mereka. Tentu saja, dia memakai uangnya sendiri.

Kak Vino melihat kotak makan yang ada di tangan Si Bodoh, tertawa sinis. “Aku sedang berbicara denganmu. Aku beri kamu begitu banyak uang, mengapa tidak ada kembaliannya?”

Si Bodoh mengangkat kepalanya, tertawa bodoh pelan.

“Kak Vino, tidak ada uang lagi.” Si Bodoh juga tampak agak bodoh saat berbicara, sepertinya ia memang sedikit bodoh.

Kak Vino tertawa. “Tidak ada uang lagi? Sialan, bahkan kamu bisa pergi membeli makanan dan minuman untukmu sendiri. Kamu bilang tidak ada uang lagi kepadaku? Sialan!”

Kak Vino menendangnya dan langsung menendang jatuh makanan Si Bodoh, bahkan obat luka lebam di lantai juga ditendang pecah.

Si Bodoh biasanya sudah sering dipermainkan mereka, tubuhnya penuh dengan luka lebam, jadi dia pergi membeli obat untuk mengobati dirinya.

Kak Vino menendang jatuh kotak makannya, Si Bodoh juga tidak marah, hanya terkekeh bodoh pelan, lalu lanjut makan dengan mengambil dari tanah.

Kak Vino tertawa sinis. “Hah? Kamu sungguh bodoh. Kamu beruntung juga bisa hidup hingga kini. Apa yang kamu pakai di lehermu itu, sini biarkan aku lihat.”

Mengungkit apa yang dipakai di lehernya, Si Bodoh langsung memegang lehernya.

Dia tidak mengingat apapun dan tidak mengerti apapun. Otaknya masih sedikit kosong dan bodoh, tapi dia tahu bahwa liontin yang ada di lehernya ini adalah barangnya yang terpenting, tidak boleh beri orang lain.

Melihat gerakan Si Bodoh ini, Kak Vino marah besar.

“Sialan, kamu mulai berani menentangku? Aku hanya ingin melihatnya, bukan tidak dikembalikan kepadamu, kamu pelit sekali. Aku itu ketuamu, jika tidak ada aku yang menolongmu, apakah kamu bisa makan?”

Mau bagaimana Kak Vino berkata, Si Bodoh sama sekali tidak bergerak, terus memegang lehernya erat, tidak membiarkan orang lain menyentuhnya.

Kak Vino marah besar, “Sialan, ingin mencari masalah denganku, bukan?”

“Kalian semua ke sini dan tarik tangannya. Aku ingin tahu barang apa yang dia pakai itu!”

Tubuh Si Bodoh ini memang tidak ada barang baik, hanya ada liontin giok yang tampak cukup berharga. Tapi ia terus menyembunyikannya, tidak ada satupun orang yang mengetahuinya, hanya sekali saat mandi baru melihat liontin giok itu dan Kak Vino langsung mengingatnya.

Beberapa orang pun datang kemari, mulai menghajar Si Bodoh dan tending beberapa kali. Sudut bibir Si Bodoh pun berdarah, tapi dia masih tidak bereaksi, terus memegang lehernya erat untuk melindung liontin gioknya.

Di atas liontin giok kecil itu hanya tertulis satu kata.

Qin.

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu