Doctor Stranger - Bab 128 Teknik Pemanas

Gelandangan itu mengangguk, dia telah menderita sepanjang tahun, tentu saja dia dapat menahannya.

Melihat pengobatan Thomas Qin yang seperti ini, semua orang sedikit bingung dan saling memandang.

Kemudian, semua mata tertuju pada Stanley Lee.

Sederhananya, Stanley Lee adalah ahli rematik, jika dia tidak tahu, maka orang lain lebih tidak tahu lagi.

Stanley Lee mencibir.

"Sungguh konyol! Benar-benar konyol!"

"Jangankan resepnya, air mendidih disiram di kaki saja sudah jelas sangat berbahaya! Siapa yang tahan dengan air panas yang mendidih?"

"Kamu pikir dia adalah seseorang gelandangan, sehingga kamu bisa sembarangan mengobatinya?"

Setelah Stanley Lee mengatakan ini, yang lain buru-buru bertanya kepadanya.

"Tabib Lee, apa yang terjadi?"

Stanley Lee mendengus dingin.

"Anak ini pasti adalah seorang pembohong."

"Dia meminta pasien untuk meminum air dingin dan menyiram kakinya dengan air panas, yang satu dingin dan yang satu panas, hal ini dilakukan untuk melumpuhkan kaki pasien agar dia tidak merasakan sakit."

"Jika tidak merasa sakit, dia pikir itu sudah sembuh, secara alami pasien pasti sangat bersyukur, tetapi kenyataannya, dia tidak sembuh, tetapi mati rasa!"

"Aku pernah bertemu dengan dokter abal-abalan, tetapi dokter abal-abalan yang menipu dan tidak bermoral sepeti ini sangat jarang! Jika orang seperti ini tetap tinggal di Chinese Medicine Street, dia pasti akan merusak reputasi kita!"

"Keluar, keluar dari Chinese Medicine Street!"

Dokter lain juga memelototinya, dia yang menipu pasien seperti ini, sama saja seperti sedang mencelakainya, dokter yang tidak bermoral memang pantas dibenci!

Gelandangan juga mendengar apa yang mereka katakan, wajahnya sedikit aneh, tetapi dia mengertakkan giginya lalu mengambil poci air dingin dan menuangkannya langsung ke mulutnya.

Jika tidak bisa disembuhkan maka dia akan terima, setidaknya dapat menghilangkan sedikit rasa sakitnya.

Air dingin masuk ke tenggorokannya dan tubuh gelandangan itu bergetar.

Setelah itu, Thomas Qin langsung menuangkan obat panas ke kakinya.

Air panas mengalir di kedua kakinya dan gelandangan itu mengerutkan keningnya, meskipun sangat panas, dia tidak mengatakan apa-apa, ini masih belum mencapai titik di mana dia tidak bisa menahan rasa sakitnya.

Jika biasanya, setidaknya kakinya akan melepuh jika menyentuh air mendidih, tetapi sekarang setelah dicampur dengan obat bubuk, kekuatan air panas tidak begitu besar.

Air terus mengalir di kaki sang gelandangan, pada saat yang sama, Thomas Qin mengambil jarum perak dengan jari-jarinya, menekan dengan punggung tangannya dan menusuk titik-titik akupuntur di pergelangan kaki pasien.

Pasien masih minum air dingin tanpa bereaksi sama sekali, ada jarum perak di tubuhnya, tetapi sepertinya dia tidak merasakan apapun!

Hal ini langsung membuat seluruh ruangan menjadi sunyi.

Resep bisa disalin, teknik merawatnya bisa dikira-kira.

Namun, menggunakan jarum perak untuk menusuk titik akupuntur, harus membutuhkan keterampilan yang baik.

Jika orang biasa memegang jarum perak, dia bahkan tidak dapat menembus kulit, jarum perak itu sangat tipis dan lembut dan tidak mungkin mengenai titik akupuntur jika tidak memiliki keahlian apa pun.

Dan sekarang, Thomas Qin menusuk titik akupuntur dengan jarum perak, sebuah tindakan yang terlihat mudah, namun jauh melampaui apa yang bisa dilakukan orang.

Anak ini, kelihatannya memiliki keahlian.

Thomas Qin menusukkan 1 jarum perak, lalu diikuti dengan jarum kedua, dia menyiram sambil menusuk jarum.

2 jarum perak menusuk di titik akupuntur yang sama, yang 1 dalam dan yang 1 dangkal.

Ketika kedua jarum perak jatuh, gelandangan itu tiba-tiba bereaksi, pipinya memerah dan keringat bercucuran di dahinya, seolah-olah seluruh tubuhnya terasa panas.

Tiba-tiba, seseorang berseru.

"Titik Pemanas! Ini adalah Titik Pemanas!"

Titik Pemanas adalah teknik akupuntur yang sangat tinggi, ini adalah teknik yang banyak dikejar oleh para tabib, tetapi hanya sedikit orang yang dapat melakukannya.

Tidak disangka, pemuda di depannya ini bisa melakukan Titik Pemanas!