Doctor Stranger - Bab 326 Bertaruh Kuda

Tadi ada beberapa orang yang terus menoleh menatap ke arah sana dan gerakan ini berhasil menarik perhatian Tristan Peng. Meskipun jaraknya tidak dekat akan tetapi Tristan Peng dapat langsung melihat batang hidung Melissa Zhu di dalam kerumunan. Lalu dia pun bergegas berdiri dan berjalan menghampiri dia.

Begitu berjalan hingga di depan dia, Tristan Peng pun melepaskan kacamata hitamnya.

"Melissa lama tak berjumpa dan kamu masih saja begitu cantik."

Melissa Zhu tidak ingin memiliki hubungan apa pun lagi dengannya dan dia pun bergegas menggandeng lengan Thomas Qin dan berkata.

"Iya, lama tak berjumpa."

Begitu melihat keintiman hubungan mereka, ekspresi Tristan Peng pun membeku dan tersenyum canggung.

"Dia adalah......"

"Calon suamiku, Thomas Qin."

Tristan Peng menganggukkan kepalanya sambil terkekeh.

"Kalian juga datang untuk berjudi?"

"Ibuku yang datang berjudi dan kebetulan kami sudah ingin pergi."

Tristan Peng terkekeh berkata, "kebetulan sudah ingin pergi? Bibi, kamu belum boleh pergi. Ronde selanjutnya merupakan perlombaan yang sudah aku tunggu-tunggu sejak tadi. Kamu ikuti taruhan yang aku pilih, kamu pasti akan menang."

Mata Lydia Wang seketika pun menjadi cerah, "benar?"

"Tentu saja benar. Ayo bibi, aku antarkan kamu untuk pergi melihat kuda."

Tristan Peng membawa semua orang ke ruang tunggu, di mana mereka dapat melihat beberapa kuda yang hendak balapan.

Tristan Peng menunjuk ke arah seekor kuda yang berwarna merah marun dan berkata.

"Bibi, lihat ini nomor dua itu. Kakinya panjang dan bulu yang lebat. Dia pasti akan menjadi peringkat pertama."

Lydia Wang juga sangat terkesima ketika melihat kuda ini, memang benar jika dibandingkan dengan kuda lainnya, kuda nomor dua ini memang terlihat sangat kuat.

"Tristan Peng, kamu jangan mencoba membodohi aku. Uangku sudah tersisa tak seberapa lagi jika aku kalah lagi maka tamat sudah riwayatku."

Tristan Peng tertawa dan berkata.

"Bibi tenang, kamu percaya saja kepadaku. Aku juga pasti akan bertaruh kepada nomor dua ini. Bahkan aku berencana untuk bertaruh sebanyak 10 miliar rupiah dalam sekali bertaruh. Jika menang, maka kita akan mendapatkan keuntungan berkali-kali lipat lebih banyak."

Karena kuda nomor dua ini sangat terkenal, sehingga banyak orang yang bertaruh kepada kuda ini.

Lydia Wang berpikir sejenak , "bagaimana jika aku bertaruh tierce?"

Tierce ini merupakan bertaruh kepada tiga ekor kuda dalam waktu yang bersamaan. Entah dari tiga ekor ini siapa yang menjadi peringkat pertama, dia pasti juga akan mendapatkan uang. Dengan begitu kemungkinan untuk kalah pun menjadi lebih kecil. Ini merupakan cara bermain yang cukup konservatif.

Tristan Peng tertawa dan berkata, "bibi jika kamu ingin menang, tentu saja kamu harus bertaruh pada satu ekor kuda saja, karena dengan bertaruh kepada satu kuda, maka kemungkinan mendapatkan uang lebih banyak pun menjadi lebih tinggi. Apakah kamu tidak percaya padaku?"

Lydia Wang ragu-ragu sejenak dan pada akhirnya dia pun mengaggukkan kepalanya.

"Baiklah kalau begitu aku akan mengikuti kata-katamu."

Lydia Wang langsung mendaftar dan bertaruh 100 juta rupiah yang terakhir dia miliki.

"Ibu!"

Tanpa menunggu Melissa Zhu selesai berbicara, Lydia Wang pun langsung melototi dia, "Tristan Peng merupakan orang yang ahli dalam hal ini, tentu saja kita harus mendengar ucapan dia!"

Jika putrinya dapat datang lebih awal dan dapat berkomunikasi dengan Tristan Peng lebih awal, kemungkinan besar tadi dia tidak perlu kalah begitu banyak.

Thomas Qin melangkah maju begitu melihat kuda-kuda tersebut dan menjulurkan tangan untuk menyentuh leher kuda-kuda tersebut.

Tristan Peng yang berada di samping pun mendengus, "sobat pasti tidak pernah melihat hal-hal seperti ini bukan? Ini semua merupakan kuda yang bagus, satu ekonya memiliki nilai mencapai 20 juta rupiah. Kamu jangan asal menyentuhnya, jika kamu merusaknya, kamu pasti tidak akan mampu menggantinya."

Thomas Qin tidak memedulikan dia, melainkan terus menyentuhnya dan berkata.

"Nomor dua tidak akan menang."

Begitu dia selesai berbicara, Tristan Peng pun langsung tertawa mengejek.

"Sobat apakah kamu sedang bercanda? Apakah kamu tahu berapa banyak orang yang menyukai nomor dua ini? Tahu mengapa tingkat kekalahan dia sangat rendah? Ini karena kualitas dia sangat bagus, banyak pihak ahli yang mengatakan dia akan menang. Memangnya kamu mengerti apa hingga kamu berani berbicara sembarangan di sini?"

Ucapan Thomas Qin berhasil menarik kemarahan para kerumunan.

"Memang, orang desa darimana dia? Jika nomor dua tidak menang, siapa yang akan menang?"

"Keadaan kuda yang lain pun jauh lebih buruk dibanding yang nomor dua ini. Kamu jangan berbicara sembarangan lagi."

"Memang. Kamu benar-benar tidak tahu malu karena kamu bisa-bisanya mempertanyakan ucapan Master Tristan Peng."

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu