Doctor Stranger - Bab 549 Dokter Hebat

Thomas memeriksa lukanya dan mengerutkan keningnya sambil berkata, "Menggunakan obat bius adalah cara yang paling mudah dan tidak menyakitkan. Masih ada cara lain, namun akan sedikit menyakitkan."

Thomas sebaiknya memberitahu hal ini terlebih dahulu. Anestesi adalah sebuah pengetahuan yang snagat dalam. Bahkan tabib sekalipun, mereka juga begitu menghargai pengetahuan ini.

Dulunya, salah satu senior di kalangan tabib yaitu tuan Hua Tuo, memiliki begitu banyak pengalaman di bidang anestesi dan dirinya juga merupakan tabib pertama yang mengusulkan teknik anestesi.

Rosita menganggukkan kepalanya, "Tidak apa-apa dokter, aku bisa menahan rasa sakit itu asalkan rasa sakit itu tidak terus menerus!"

Thomas menganggukkan kepala, "Memanglah tidak begitu sakit, asalkan kamu bisa menahannya saja."

Setelah mengatakan itu, Thomas mengeluarkan jarum untuk menyegel beberapa titik akupuntur. Penyegelan saraf sangat dibutuhkan dalam melakukan Anestesi.

Karena setelah menyegel saraf, darah tidak akan lagi mengalir dan akan membuat tubuh terasa sedikit kebas dan juga mengurangi segala rasa sakit yang ada.

Namun teknik seperti ini membutuhkan syarat yang begitu tinggi jika harus digunakan oleh para tabib. Mereka harus menyelesaikan operasi dalam waktu secepat mungkin. Karena jika darah pada saraf tidak mengalir dalam waktu yang berlebihan, kemungkinan kaki ini akan rusak dan menjadi cacat. Jalan terakhir adalah amputasi.

Oleh karena itu, sangat jarang seorang tabib akan menggunakan teknik seperti ini. Hanya Thomas yang memiliki keberanian yang begitu tinggi.

Setelah menyegel saraf menggunakan jarum, Thomas mencengkram kaki Rosita menggunakan tangan kirinya. Ibu jari dan jari telunjuknya menekan dua area terpenting untuk mengetahui seberapa dalam paku itu tertanam.

Thomas lalu menatap putra Rosita dan berkata.

"Bro, kamu saja yang mencabut paku ini."

Pria muda itu terkejut, "Aku? Apakah aku bisa?"

Saat ini, hanya tersisa Thomas seorang di dalam klinik tersebut. Tidak ada yang bisa membantunya kecuali pria muda itu.

"Kamu pasti bisa. Jika kamu ingin ibumu segera sembuh, kamu harus mencabut paku itu dengan cepat dan kuat. Apakah kamu mengerti?"

Pria muda itu menarik napas dan menganggukkan kepalanya.

Setelah itu, Thomas mengulurkan tangannya dan berkata kepada Rosita.

"Nyonya Zhao, saat ini, aku akan menekan dua titik akupuntur pada wajahmu. Mungkin ini sedikit sakit, kamu harus menahannya sedikit."

Setelah mengatakan itu, Thomas menekan dua titik akupuntur pada dagunya dan menaikkan kepalanya dengan menggunakan sedikit tenaga.

Setelah itu, Thomas melirik ke arah pria muda itu.

Pria muda itu langsung menarik paku itu dengan sekuat tenaga dan di saat yang bersamaan, Thomas juga mengeluarkan semua tenaganya.

"Ah!"

Rosita berteriak kesakitan karena cubitan Thomas di dagunya.

Dia juga merasa sakit pada kakinya. Dia merasakan sakit di bagian atas dan bawah tubuhnya, namun rasa sakitnya sudah sedikit berkurang dari sebelumnya.

Thomas lalu berkata, "Sudah selesai."

Rosita terbengong dan setelah melihat putranya menarik paku itu, dia seketika merasa begitu senang.

"Se....secepat ini?"

Awalnya dia mengira ini akan memakan waktu yang lama dan juga akan membuat dirinya kesakitan. Namun saat ini, dia tidak merasakan apapun, seperti ditusuk oleh jarum. Di sisi lain, Thomas juga mengalihkan perhatiannya, dalam kondisi yang tidak siap ini, sebenarnya juga tidak akan merasa begitu sakit.

Teknik ini sungguh luar biasa!

Thomas berkata, "Ini memanglah bukan merupakan masalah besar. Ini sudah selesai."

Rosita tidak menyangka kalau pengobatan tradisional juga sehebat ini.

"Apakah luka ini tidak perlu dibersihkan? Apakah aku tidak akan terinfeksi?"

Thomas memberikan sebungkus onat padanya, "Obat ini bisa dikonsumsi dan digunakan di luar tubuh. Obat ini telah telah diracik sesuai kadarnya. Satu minggu ke depan, kamu tidak boleh mengonsumsi daging anjing, daging kambing dan sebagainya."

"Ini..........."

Dia merasa begitu terkejut karena prosesnya yang begitu cepat.

"Terimakasih dokter, berapa banyak uang yang harus aku berikan?"

Thomas menatapnya, "40 ribu saja."

Modal dari obat ini adalah 40 ribu. Meskipun Thomas tidak mengandalkan bidang ini untuk mendapat uang, namun dia tetap saja harus mengambil sedikit biaya modal.

Setelah mendengar 40 ribu, Rosita mengira dirinya salah mendengar.

Dia kembali bertanya pada Thomas dan memastikan kalau biayanya hanyalah 40 ribu.

Rosita merasa begitu berterimakasih padanya dan memberikan sebuah kartu nama pada Thomas.

"Terimakasih, aku adalah Rosita Zhao, manajer di program televisi CCTV. Bagaimana dengan namamu dokter?"

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu