Cinta Yang Paling Mahal - Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
“Ternyata ini adalah sifat asli wanita ini. Aku pernah berpikir, kenapa dulu Tuan Cassio selalu mengabaikan wanita ini? Ternyata Tuan Cassio sudah tahu wajah asli wanita ini.
"Untungnya, pada tahun itu Tuan Cassio tidak tertipu oleh wanita rendahan ini dan memilihnya. Untung, untung."
Tangan Yutta yang menggosok kaki pria paruh baya itu tiba-tiba gemetar, hatinya terasa sakit, dan sudut bibirnya dengan enggan terangkat …… Ternyata, ternyata.
Apakah karena dia bersifat "rendah hati", jadi mengenal orang lain itu mudah tetapi sulit untuk mengenal diri sendiri? Sudah tahu wajah aslinya sejak awal?
Ternyata …… ternyata!
Dia ingin tertawa, tetapi dia tidak bisa tertawa sama sekali.
……
Ekspresi Ridwan berubah ketika dia menerima pesan teks yang aneh. Tanpa memikirkannya, dia langsung menyertir mobil pergi.
Perjamuan berlangsung meriah, sebelum dia sempat berganti pakaian, dia buru-buru meletakkan pekerjaannya dan bergegas dari perusahaan.
Sosok yang tinggi, setelah lelah seharian yang panjang, ditambah lembur yang diperpanjang, Ridwan saat ini sedikit ceroboh, kalo di hari biasa, dia tidak akan merasa seperti itu, tapi hari ini, di pesta mewah ini, orang lain yang sudah berdandan dalam perjamuan ini, tampaknya sedikit …… berbeda.
Dia keluar dengan tergesa-gesa, dia bahkan tidak punya waktu untuk mengikat dasinya, dan menggantungkannya dengan longgar di lehernya. Ketika seseorang melihatnya, dia datang untuk menyapa: "Kenapa Tuan Kamil punya waktu untuk datang ke jamuan makan hari ini?"
Tatapan Ridwan terus mencari wanita itu di dalam kerumunan perjamuan ini.
"Tuan Kamil sedang mencari seseorang?"
Ridwan terkejut sesaat, dan dengan cepat meraih lengan orang itu: "Ya, apakah kamu melihat Aloysia …… " Dia tiba-tiba terpikir, siapa yang mengenal Yutta di sini? Suara itu berhenti tiba-tiba.
"Aloysia? …… Aloysia apa?"
"Tidak ada."
Ridwan mengangkat kakinya dan pergi.
Dia dihentikan oleh orang di belakangnya lagi: "Tunggu sebentar, Tuan Kamil, jika kamu sedang mencari seseorang, dan tidak dapat menemukan siapa pun di ruang perjamuan ini, maka kamu dapat pergi ke suatu tempat."
“Mana?”
"Ujung lantai dua." Pria itu berkata, "Aku akan mengantarmu ke sana."
Ridwan berterima kasih padanya, "Kalau begitu maaf telah merepotkan Tuan Aloysia."
Ketika Brian membawa Ridwan ke lantai dua, dia sedikit curiga di sepanjang jalan …… apakah dia salah dengar tadi? Mungkin …… Mungkin yang dikatakan Ridwan bukan kata "Aloysia" sama sekali.
Mungkin, dirinya terlalu sensitif dengan marganya sendiri.
Namun, Ridwan juga dianggap sebagai pemula di kawasan bisnis, mencari orang untuk membantu dan menjalin hubungan yang baik, juga sangat wajar
"Lihat, aku sudah bilang, jika kamu mencari seseorang dan tidak dapat menemukannya di bawah, kamu seharusnya dapat menemukannya di sini …… Lihat, Tuan Kamil, pintunya masih terbuka."
Sebelum Ridwan bisa mengatakan apapun, dia buru-buru berjalan ke kamar di ujung itu. Pintu dengan daun ganda, setengah terbuka dengan celah. Ridwan baru saja hendak membuka pintu, tiba-tiba matanya menyusut!
Dia …… menemukan Yutta!
Tetapi!
Dari celah ini, apa yang dia lihat?
Brian berjalan, "Mengapa Tuan Kamil ……" Di luar ……
Tiba-tiba!
Sebelum dia selesai berbicara, dia menutupi mulutnya dengan satu telapak tangan dengan ketat. Begitu Brian mendongak, dia melihat mata merah darah Ridwan, seolah-olah dia akan membunuh.
Detik berikutnya, mengikuti tatapan Ridwan, dia juga melihat ke arah celah pintu.
Mata Brian tiba-tiba melebar, dan dia terkejut!
Yutta ……
Kenapa?
Apa yang dia, dia, dia …… lakukan!
Gelombang penghinaan dan kemarahan bergegas, tidak mampu menahannya!
Wajah Brian tidak bisa diangkat karena malu!
Yutta …… bagaimana dia bisa begitu rendah!
Di celah pintu, Ridwan dan Brian sama-sama melihat sosok yang dikenalnya, wantia itu berjongkok di lantai, memijat kaki pria paruh baya dengan sangat rendah diri!
Tatapan Ridwan berangsur-angsur bisa melihat orang lain di ruangan itu, ketika dia melihat wajah-wajah yang dikenalnya sedang menertawakan Yutta dengan liar, dia tiba-tiba terbangun, dan niat membunuh secara bertahap muncul ------ Mereka bajingan! Beraninya menindas Yutta!
Pada saat ini, Ridwan secara impulsif ingin memukul orang-orang itu dengan tangannya sendiri, dia mengangkat tangannya dan hendak mendorong pintu dengan keras, detik berikutnya, tangannya berhenti di udara.
“Yutta, aku tidak menyangka bahwa Nona Aloysia yang paling mempesona di masa lalu, juga memiliki hari ini, demi uang …… hanya untuk uang kertas bau ini, dia bisa menjadi murahan seperti ini.” Suara cemoohan terdengar di ruangan itu.
Yutta tidak menghiraukannya dan hanya fokus memijat kaki pria paruh baya ini …… tidak perlu berdebat. Jika dia bilang dia melakukan ini bukan untuk uang, apakah ada yang percaya?
Jika ada, maka tidak ada yang akan mengatakan itu lagi.
Tatapannya semakin acuh tak acuh …… tidak masalah, katanya pada dirinya sendiri.
Tidak masalah karena mereka semua tidak penting.
Tidak peduli bagaimana dia memikirkannya, bagaimana dia dinilai …… tidak peduli betapa malunya, dia sudah mempelajarinya dalam tiga tahun lalu, apa yang bisa dibandingkan dengan tuduhan Livin?
Najwa terus memperhatikan pergerakan pintu sejak tadi, celah itu jelas sengaja ditinggalkan olehnya. Cahaya dari sudut mata menyapu bayangan di bawah cahaya dari celah, dan matanya berkedip, bibir merah Najwa mengait:
"Hei, Yutta, aku benar-benar tidak menyangka kamu menjadi seperti ini, wanita yang bisa melakukan semuanya sendiri.
Pikirkan Yutta yang dulu, gayanya seperti apa?
Lihatlah seperti apa dirimu sekarang, ck ck, seperti dua orang yang berbeda.
Namun, kamu juga pantas mendapatkan semua ini, siapa suruh kamu begitu kejam kepada teman baik yang tumbuh besar bersamamu hanya demi seorang pria? Berbicara tentang hatimu yang kejam ini.
Aku harus mengagumi kamu, menghabiskan uang untuk membeli sekelompok gangster kecil, merancang mereka untuk bergiliran memerkosa Livin …… Tetapi kamu tidak menyangka bahwa Livin tidak bisa menanggung penghinaan seperti ini dan bunuh diri.
Jika Livin tidak mati, maka strategimu akan berhasil, kamu …… benar-benar memiliki hati yang bau dan kotor! "
Di gerbang, tangan Ridwan masih berhenti udara, pikirannya kosong …… apa yang dia dengar?
Apa yang Najwa bicarakan?
Mengapa dia tidak mengerti?
Yutta?
Mengkhianati sahabatnya sendiri?
Menghabiskan uang untuk membeli sekelompok gangster?
Memerkosa sahabat sendiri?
Pada akhirnya, membuat sahabatnya bunuh diri?
Tidak tidak tidak!
Tidak mungkin!
Ini bukan orang yang sama dengan Yutta yang dia kenal!
"Yutta, kamu tidak pernah menyangka bahwa Eldric, yang kamu inginkan, akan menjebloskanmu ke penjara setelah Livin meninggal? Yutta, kamu tidak hanya penuh kebencian, kamu juga sangat kejam! Rencanamu akhirnya hanya sebuah tong kosong! "
Najwa sengaja menggerakkan tubuhnya agar kotak uang kertas merah yang menyilaukan itu bisa terlihat jelas oleh orang-orang di luar pintu.
Bibir merah itu mengait: "Dulu, kamu menganggap uang sebagai kotoran, dan kamu yang sekarang? Untuk uang sekecil ini, kamu bisa begitu murahan untuk menyenangkan orang tua botak. Yutta, aku benar-benar meremehkanmu."
Napas Ridwan berantakan.
Tidak!
Ini tidak benar!
Ini bukan Yutta yang dia kenal!
Tapi pandangannya terfokus pada kotak uang kertas merah itu, dia tetap tidak bisa mengalihkan tatapannya!
Tatapanya menegang, dia mengertakkan gigi dan mengulurkan tangannya, menuju ke pintu, dan mendorongnya terbuka!
Ridwan berdiri di depan pintu: “Aku tidak percaya!” Tatapannya tertuju pada Yutta!
Novel Terkait
Love From Arrogant CEO
Melisa StephanieMy Secret Love
Fang FangPrecious Moment
Louise LeeMy Lady Boss
GeorgeSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiHabis Cerai Nikah Lagi
Gibran1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang