Cinta Yang Paling Mahal - Bab 31 Kak Lucas...
Anton, beraninya kamu berkata!
Tigor yang selalu terlihat tidak bisa diandalkan, juga terkejut, memandang ke arah Anton .
"hem hem, Anton, aku merasa sini juga tidak ada masalah kita berdua lagi, aku sudah lapar, kamu temani saya pergi makan yuk."
Ayo ayo, bang, mumpung Eldric belum naik darah, kita cepat pergi dari sini... Dalam hati Tigor berkata.
Benar saja, Eldric dan Yutta ada konflik, tidak tahukah Anton ?
Livin Mahdi dibunuh Yutta Aloysia, pada saat itu Yutta Aloysia sebagai nona Keluarga Aloysia, Eldric bilang mengirimnya kepenjara, langsung dimasukin ke penjara, sekarang orang sudah bebas dari penjara, dia juga tidak ingin melepaskannya.
Eldric ada seberapa benci sama Yutta, Orang bodoh juga bisa tahu.
Anton yang selalu bermuka dua, bagaimana dia bisa mengakatakan hal konyol seperti itu!
Anton tidak bergerak, tersenyum dari sudut mulutnya, "Eldric, apakah kamu ingin tahu, " sambil ia berkata, jari tangannya menunjuk ke peremupan yang ada di atas ranjang:"apakah anda ingin tahu, rahasia perempuan ini?"
Dia adalah seorang dokter, bahkan seorang dokter yang ternama.
Jika dari pemerikasaan tadi, tidak menyadari adanya keanehan, maka, sia-sia dia berkarier dalam bidang ini bertahun tahun.
Pria yang disamping tempat tidur, menyipitkan matanya, melihat Anton, dan berkata:"tidak ingin."
Rahasia perempuan ini?....Walaupun perempuan ini ada rahasia, juga harus dia yang tahu duluan, bukan Anton !
Dalam hatinya emosi tanpa alasan, selain dia, wanita terkutuk ini, masih berhubungan dengan pria lain?
"Kalau sudah lapar, makan sana."
Tanpa basa basi mengusir tamu, mata Anton berkedip kedip:" Woi, yang marga Cassio, kamu tau malu tidak, mengusir orang saat kamu telah tidak membutuhkannya?"
"Ayo, Anton ."Tigor buru buru menyeret Anton, dan memasukannya ke dalam lift.
"Apa yang kamu lakukan!" Didalam lift, Anton menatap Tigor :"Mau pergi kamu pergi sendiri, ngapain menyeretku?"
Dibilang gitu sama Anton, Dalam hati Tigor juga tidak senang:"woi, yang marga Megan, Jangan kamu tidak tau berterimakasih! saya menyeretmu, demi kebaikanmu juga.
Apakah kamu gila, di depan Eldric , mengatakan hal seperti itu, arti dari kata katamu, bukannya menyatakan Eldric tertarik pada Yutta? Apakah otakmu bermasalah, Eldric loh! Yutta loh!
Konflik antara dua orang ini, bukan satu dua hal, tapi nyawanya Livin!
Sedalam apa kebencian Eldric sama Yutta Aloysia, masa kamu tidak tahu? bilang ingin masukin ke penjara, langsung masukin ke penjara. Keluarga Aloysia sama sekali tidak berani bertindak. Lihat Yutta Aloysia sekarang, masih bergaya seperti tiga tahun lalu?
Nona besar Keluarga Aloysia dulu, adalah sebatang mawar merah yang bangga di Shanghai, Kepribadian yang percaya diri, kebanggaannya, laki-laki di seluruh shanghai ini, siapa yang tidak tahu, melakukan berbagai cara hanya demi berbicara dengan nona besar Keluarga Aloysia... Yutta Aloysia waktu itu, tidak tertandingi.
Berdasarkan hati nurani, Meskipun Livin menyandang atas nama Eldric , Meskipun Livin dilindungi sama Eldric , tetapi didepan nona Aloysia, dia tetap kalah dari kepesonaan nona Aloysia.
Tetapi kamu lihat, Orang yang baring di atas ranjang hari ini, apakah dia benar adalah Yutta Aloysia? Saat melihatnya, apakah kamu tidak terkejut?
Membuat orang menjadi begini, Eldric bisa tertarik terhadapnya?"
Anton menghembuskan nafasnya dengan kuat, kedua mata besarnya, tidak tertahan dengan ekspresi sindiran..."kamu ngerti apa!"
"Aduh! tidak bisakah kamu bicara baik baik, haruskah pakai marah?"
"bilang kamu ngerti apa, sudah meninggikanmu. Sudahlah, saya traktir kamu makan supper."
"Kamu..... okay! saya mau makan daging masakan tante."
"Pergi kamu, tengah malam begitu, kamu masih mau bangunin ibuku untuk masakin buatmu, kaki lima depan pintu itu, makan tidak, tidak makan terserah."
"Makan!"
Tentu saja, dua laki-laki ini, tentu saja tidak mungkin makan di kaki lima,
.......
Lantai 28 Club Hamilton
Eldric berdiri disamping ranjang, menyipitkan matanya memandang perempuan yang ada diatas ranjang.... rahasia?
rahasia perempuan ini... apa?
kenapa Anton saja tau, dia tidak tau?
Mengambil telepon, menelepon bawahannya.
"Boss." Suara Gitta dari dalam telepon, terdengar dengan hormat.
"Bantu Saya..."
Baru saja Eldric berbicara.
Dari atas ranjang, terdengar :
"Kak Lucas, Jangan Pergi...."
Pria yang sedang bertelepon, tangan yang menggenggam telepon, tiba tiba menggenggam dengan erat!
"Kak Lucas, Kita sama sama pergi ke sana, sama sama pergi..."
Mata yang hitam pekat tiba tiba menyusut!
Dari dalam telepon terdengar suara Gitta :"Boss?"
Disamping ranjang, muka laki-laki terlihat dingin, matanya terkulai, menatap perempuan yang ada di atas ranjang, dengan nada dingin, tanpa perasaan berkata:" tidak jadi." langsung memutuskan teleponnya.
Melempar teleponnya kesebelah, badannya yang tinggi, membungkukkan punggungnya!
menujunya, mengulurkan tanganya yang berotot!
Menahan dagu orang yang ada diatas ranjang!
Yutta Aloysia kesakitan dalam mimpi buruknya, kesakitan itu membawanya kembali ke kenyataan dari mimpi buruknya, membuka mata, sebuah muka ganteng yang di perbesar, berada di depan matanya, masih belum jelas dengan situasi,
Suara itu, seperti mimpi buruk yang tidak akan bisa dilepaskan selamanya, bertanya dengan kasar:
"Buka matamu lihat dengan jelas! Aku Siapa!"
Terlihat nadi di dahi Eldric !
Kak Lucas ?
Kak Lucas ???
Sudah semesra itu?
Sajak kapan dekat dengan Rayon !
"Sakit..."Yutta Aloysia mengernyitkan alisnya.
"Sakit?"dengan suara yang dingin, tiba tiba tertawa dingin:"sakit? Yutta, pecaya padaku, masih ada yang lebih sakit!"
"Lihat yang jelas! kamu berbaring di ranjang Eldric , mulutmu memanggil nama orang lain! Kak Lucas ? kalian begitu mesra?"
Yutta Aloysia terlihat pucat
Bagaimana dia tau Lucas ?
Hatinya terasa sakit seperti di koyak-koyak... Kak Lucas, adalah rahasianya yang tidak ingin di ketahui orang lain!
itu adalah hutangnya!
Hutang yang tidak terlunaskan!
Ekspresi gugup, cemas, terlihat oleh Eldric , mengartikannya dengan arti lain, dia makin emosi, tanpa sadar, api dalam hatinya makin membara.
Yutta, taatlah sedikit. Ingat, siapa dirimu!"
Warna darah di muka Yutta, tiba tiba menghilang!
Eldric tidak memarahinya, tidak ada satu katapun yang menghina, tetapi kata kata ini, dibanding dengan kata kata yang menghinanya, lebih menekannya sampai tidak bisa bernafas.
Dia sedang mengingatkannya, "Kesalahannya" di masa lalu, sekarang dia hanya seorang tahanan.
Baginya, Cinta itu, yang tersisa hanyalah ketakutan.
Dengan tertunduk diam, bulu matanya menutupi kedua matanya, dia memblokir segala sesuatu dari luar, seperti dia menutupi hatinya... Eldric , aku tau, aku cuma sebagai tahanan yang bernomor "926".
"Tuan Cassio, Maafkanku."
Perempuan berkata dengan sangat lambat, " Tuan Cassio, saya selalu ingat, aku hanya seorang tahanan dengan nomor '926', aku, bukan siapa siapa."
Terdiam, dia, tidak memerlukan belas kasihannya, tidak perlu pengertiannya, walaupun tidak tau kesalahan apa yang telah dia buat, dia tetap berkata:
"Tuan Cassio, kalau aku melakukan kesalahan, tidak peduli kamu mau bagaimana menghukumku, saya terima. Aku cuma meminta, untuk membiarkanku hidup saat meninggalkan Club Hamilton."
Dia, tetap membencinya.
tapi, dia ingin hidup, dia ingin bebas, dia ingin.... pergi!
Perlahan, dia mendorong tangan yang memegang dagunya, sambil menopang tepi ranjang, turun dari ranjang, dibawah tatapan laki laki yang ngeri, menekuk lututnya, harga dirinya... sepertinya merupakan hal yang sudah lama sekali.
Novel Terkait
Menantu Hebat
Alwi GoDiamond Lover
LenaCutie Mom
AlexiaCintaku Pada Presdir
NingsiHei Gadis jangan Lari
SandrakoSang Pendosa
DoniLove and Trouble
Mimi XuSomeday Unexpected Love
AlexanderCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang