Cinta Yang Paling Mahal - Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh

25/11/2020 ada revisi nama Zarco Rius >> Karim Heng

Lea tiba-tiba terdiam. Dia merasa malu, tetapi tidak bisa menyangkal Yutta.

Dia berkata: “Dari awal sampai akhir, aku tidak berhutang padamu. Menurutmu seberapa besar aku ingin memohon untukmu?”

Yutta yang dulu di mata Lea adalah sebuah telur lunak, telur yang bodoh, tetapi telur bodoh itu tidak pernah bodoh, dan telur yang lunak sebenarnya bukanlah telur yang lunak.

Dulu Lea iri kepada Yutta, kemudian karena Ridwan, ia semakin cemburu kepada Yutta. Kalau Yutta digantikan oleh Suming atau wanita lainnya, kecemburuan Lea akan berubah menjadi iri.

Iri dan kebencian hanya berbeda sedikit.

Jelas-jelas dia lebih baik dari Yutta dalam segala hal, kenapa Ridwan tidak melihat dirinya, dan hanya melihat Yutta.

Jelas-jelas Yutta bisa melakukan apa pun demi uang, yang tiada bedanya dengan pelacur, dan dirinya seperti giok, kenapa di mata Ridwan hanya ada Yutta.

Dan kalau orang ini bukan Yutta, melainkan wanita lain yang luar biasa dan mempesona……Hasilnya akan sangat berbeda.

Kesederhanan dan kemiskinan Yutta menjadi akar permasalahan.

Namun, telur bodoh yang ada di depannya tidaklah bodoh, ternyata Yutta mengerti segalanya.

Lea terdiam ……“Kalau tidak ingin melakukannya, kenapa masih munafik ingin melakukannya? Bukankah ingin menunjukkan kebaikanmu di depan boss besar?”

Yutta tidak memberikan penjelasan, banyak hal tidak perlu dijelaskan kepada orang yang tidak penting: “Keluarlah, jangan menggangguku.”

“Tunggu!”Di luar pintu, pintu didorong dengan keras, Yutta mengerutkan kening……Tidak ada habis-habisnya, ya?

“Aku……Karena kamu sudah berkata seperti itu, aku percaya kamu memohon kepada boss besar untukku.”Ucap Lea melototi Yutta, berkata:

“Karena kamu bisa membantuku memohon di depan boss besar untuk mengampuni nyawaku, kenapa tidak membantuku memohon kepada boss besar untuk tidak mempermasalahkannya lagi?”

Yutta ditanya: Bisa memohon kepada boss besar mengampuni nyawaku, kenapa tidak sekalian meminta boss besar untuk tidak mempermasalahkannya?

Yutta tidak menyangka, Lea akan menanyakan pertanyaan ini, ia terdiam sesaat, lalu berkata:

“Kamu mati atau sakit, aku tidak peduli; kamu mati kecelakaan aku juga tidak peduli; sekali lagi kamu menyinggung boss besar dan dihabisinya, aku juga tidak peduli.

Tetapi kali ini, bagaimanapun, itu ada hubungannya denganku. Dan aku, tidak ingin sekali lagi berhutang nyawa, tidak peduli siapa pun yang mencelakaiku bahkan orang asing sekali pun, selama hidup dan matinya memiliki hubungan denganku, baik secara langsung atau tidak, aku tetap akan memohon kepada boss besar.

Karena aku tidak ingin berhutang nyawa selama sisa hidupku.”

Setidaknya, dia mampu membayar harga yang ditawarkan pria itu, dan hutang nyawa yang tidak mampu dia bayar seumur hidupnya.

“Lea, kalau hari itu kamu hanya menyinggung boss besar dan tidak ada hubungannya denganku, aku jamin, aku tidak akan membantumu memohon, sekalipun tidak perlu mengorbankan apa pun, aku juga tidak akan membantumu memohon.”

Yutta berkata seperti ini kepada Lea, seolah dirinya sendiri juga percaya dengan alasan ini.

Hanya saja, jauh di lubuk hatinya, ada kesombongan yang tidak dia sadari……Siapa Lea? Lea bukanlah siapa-siapa! Lea tidak layak membuat dirinya berhutang selama sisa hidupnya!

Jauh di lubuk hati Yutta, ada kesombongan seperti itu …… Dia yang sekarang seperti kura-kura yang menciut, suram, dan tenang. Tiga tahun berada di dalam penjara, membuat kepalanya yang dulu sombong ditekan dengan keras. Yang tidak bisa dirusak adalah darah dan tulang.

Sejak lama……Dia sudah lupa dirinya sangat tegas dan percaya diri, tetapi ada beberapa hal tersembunyi di dalam hatinya telah bergabung ke dalam daging dan darahnya.

Lea didorong Yutta keluar, ketika menutup pintu, Lea masih bengong.

Telinganya berdengung……Hari ini, yang paling mengejutkannya bukanlah kata-kata Yutta, melainkan kalimat terakhir Yutta …… Yang sangat cuek!

Yutta berkata, kalau dirinya mati, dan ini tidak ada hubungannya dengannya, sekali pun dia tidak perlu mengorbankan apapun, dia juga tidak akan pernah memohon untuknya.

Ketidakpedulian macam apa …… Sampai orang ini bisa begitu dingin?

Tidak salah lagi, ketidakpedulian seorang wanita rendah hati yang menjadi sangat acuh tidak acuh dalam hal hidup dan mati.

Kontradiksi yang aneh.

Tiba-tiba, segala sesuatu tentang Yutta muncul di benaknya. Pada saat ini, Lea tampaknya bisa mengerti, mengapa seekor anjing berbaring tidak berdaya di tanah, melakukan sesuatu yang tidak akan pernah dilakukan orang lain, tetapi Yutta melakukannya …… Karena wanita ini tidak peduli dirinya sendiri

Lea hanya tahu satu, dan tidak tahu yang lain …… Yutta, tidak peduli dengan siapa pun, termasuk dirinya sendiri.

Satu-satunya hal yang tersisa dalam hidup ini adalah mewujudkan impian seorang gadis.

Ketika Lea pergi, dia dalam keadaan linglung, dan masih membenci Yutta …… Tuan Ridwan bertindak begitu kejam pada dirinya demi Yutta.

Tidak peduli apakah Yutta benar-benar menyedihkan atau tidak. Setidaknya, Yutta bisa melakukan segala macam hal demi uang. Ini adalah rahasia yang diketahui oleh seluruh staf 东皇.

Tuan Ridwan……Hanya dibutakan oleh Yutta.

Lea berpikir demikian dan dia akan membiarkan Tuan Ridwan melihat sifat murahan Yutta!

Hari semakin malam.

Di depan tangga, berdiri sesosok bayangan.

Lea tercengang.

“Ke-kenapa kamu masih belum pergi?”

Karim memegangi lengannya dan bersandar di dinding, memandang Lea dan berkata sambil tersenyum: “Tidak sengaja, menjatuhkan hp ke dalam saku jaketmu.”

Dia mengatakannya sambil mengulurkan tangan meraih saku mantel Lea.

“Hei! Apa yang kamu lakukan, merampok? Aku akan lapor……polisi ……”

Belum selesai dia berbicara, Lea menatapnya dengan cemas. Tangan ramping pria itu mengeluarkan hp dari saku jaketnya, dan hp itu bukan miliknya.

“Kamu……Kapan……Bagaimana mungkin?”

“Sudah kubilang tidak sengaja terjatuh ke sakumu.”

Bohong! Lea ingin marah balik, tetapi secara naluriah ia merasa pria ini tidak mudah disinggung, terlebih dirinya sudah menyinggung boss besar. Sekarang kalau dirinya melihat pria tampan dan kaya pasti akan sedikit gugup.

Hp ini tentu saja tidak mungkin “Tidak sengaja”masuk ke dalam saku Lea, ketika Karim turun tangga melewatinya, bukankah wanita ini bersama dengan Yutta di rumah sakit, “Sekalian”menekan sebuah tombol di hp, “Tidak sengaja”menjatuhkan ke saku Lea.

“Oh……Terima kasih, memberiku sebuah informasi.”Membuatnya bisa lebih jelas mengidentifikasi mangsanya.

Di layar hp, menunjukkan tampilan recorder.

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu