Cinta Yang Paling Mahal - Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
"Aku ……" Dia membuka mulutnya, awalnya ingin menolak, Eldric dalam kegelapan diam-diam mengerutkan bibirnya …… Nona Yutta yang sombong benar-benar tidak bisa melepaskan harga dirinya dan menanggung penghinaan seperti itu.
"Apakah benar jika aku bisa mengambil semua uang di lantai ini dalam satu menit dan semua uang itu milik aku? Anda juga akan memberi aku seratus juta tambahan sebagai hadiah?"
Yutta tidak bisa mengucapkan kata "Tidak" setelah "aku", di depan matanya, muncul gadis bodoh yang baik padanya di penjara lagi, pada saat kritis, kerinduan akan mimpi dan pikiran beralih ke pertempuran, Yutta tiba-tiba mengubah rencananya... harga diri? Apakah dia masih mempunyainya?
Yutta yang sekarang tidak punya apa-apa, keluarga, kerabat, teman dan masa lalu, dia hanya ada dirinya sendiri.
Masih mau …… harga diri apa!
Pria itu tersenyum dan berkata “Tentu saja, aku akan menepati janji aku.” Ada sedikit ejekan di matanya dan dia menatap ke bawah pada wanita lucu di lantai.
"Oke." Suara serak dan berat itu tidak enak didengar, tentu saja, tidak ada yang akan mendengarkan kesedihan yang tersembunyi dalam kata-katanya. Di depan semua orang, Yutta merangkak di lantai, beberapa orang bercanda dan menunjuk padanya "Tuan Tom, lihat, apakah itu mirip dengan anjing bodohmu? "
Kemudian mendengar pria besar yang melempar uang pada Yutta itu menyeringai "Apakah kamu buta? Roke rumahku adalah anjing jantan."
"Oh, oh, benar!" Pria itu tertawat terbahak-bahak "Roke rumahmu itu anjing jantan, kalau ini anjing betina. Hahaha ~"
Ejekan datang satu demi satu, Yutta menggertakkan bibirnya dengan keras, berusaha mengambil semua uang dari lantai. Uang itu ditaburkan dari udara dan tersebar dimana-mana, Yutta harus merangkak sambil bergerak untuk bisa mengambil uang yang jatuh dimana-mana itu.
Yutta, jangan dengarkan mereka, jangan peduli!
Yutta, ini termasuk apa? Dibandingkan dengan semua yang kamu alami di penjara, kamu seharusnya berterima kasih kepada pria ini atas kebaikan mereka!
Yutta, hidupmu saja tidak berharga, apalagi harga dirimu?
Yutta, kamu harus ingat, kamu berhutang nyawa kepada seorang gadis muda dan juga mimpi!
Yutta, kamu sudah tidak punya apa-apa sekarang, karena hanya kamu yang tersisa, gunakan semua kekuatanmu untuk membayar kehidupan tak berdosa yang mati untuk melindungi kamu itu! Pergi dan wujudkan impian gadis itu!
Ejekan dan hinaan dari dunia luar terdengar di telinganya, dia hanya menggertakkan giginya dengan keras dan tidak mengendurkan gertakannya.
Beberapa uang kertas merah muda mendarat di depan sepasang kaki, Yutta tidak terlalu memikirkannya, merangkak untuk mengambilnya. Tiba-tiba di belakangnya terdengar tawa keras dari putra tertua dan pria yang disebut "Tuan Tom" "Hei! Anjing betina, kamu harus mengibas-ngibaskan ekor, kalau tidak, kamu tidak akan mendapatkan uang lagi."
Tubuh Yutta bergetar, tangan yang memegang uang itu semakin erat, seolah-olah akan menembus uang kertas ke dalam telapak tangannya.
Ada yang ikut berteriak "Ayok cepat kibas ekormu!"
"Cepat, anjing betina cepat kibaskan ekormu!"
“Hei, anjing, kamu tidak ingin uang lagi?” Tuan Tom tiba-tiba bertanya.
Uang!... Yutta melihat uang di tangannya, menarik napas dalam-dalam, berjongkok di lantai, dengan perlahan dan kaku menggoyangkan pinggulnya.
"Hahahahaha..." Tawa itu semakin keras "Ayo, aku tidak tahan lagi! Perutku sangat sakit!"
"Whhhhh ~ Aku juga tidak bisa menahannya lagi, Aku telah bermain di seluruh utara dan selatan, di tempat-tempat sensual, aku telah melihat semua jenis wanita dan orang-orang yang rakus akan uang berlimpah, tetapi ini pertama kalinya aku melihat seseorang yang rakus akan uang sampai titik ini, tsk tsk tsk, ini benar-benar memperluas wawasan orang! "
“Tuan Muda Cassio, anjing betina itu sedang mengibas-ngibaskan ekornya padamu.” Tuan Tom berkata dengan jahat “Kamu tidak akan menghadiahinya apapun?”
Tuan muda Cassion! El…… Eldric?!
Dalam sekejap, detak jantung Yutta berhenti berdetak! Perlahan, kaku dan berusaha keras mengangkat kepalanya …… tatapan ini membuatnya sangat kecewa dan malu!
Eldric duduk dengan tenang di sofa, cahaya redup membuatnya terlihat lebih angkuh dan dingin.
Tatapan Eldric tertuju pada wajah Yutta dan dia mengucapkan tiga kata dengan acuh tak acuh "Kamu sangat murah."
Yutta menggertakkan giginya dengan keras, napasnya menjadi tidak teratur, jika bukan karena riasan badut yang tebal ini, wajahnya saat ini sudah sepucat wajah orang mati!
Untung …… ada riasan lucu ini menyembunyikan sisi jeleknya.
Untuk sementara...
Di bawah tatapan Eldric, Yutta perlahan mengeluarkan senyuman yang sangat cerah “Terima kasih Tuan Cassio telah memberi penghargaan.” Tidak ada yang tahu, kalimat ini hampir menghabiskan seluruh kekuatan tubuhnya, melompat keluar dari gigi geraham belakang!
Eldric memarahi Yutta murahan dan Yutta berterima kasih padanya atas penghargaannya …… Apakah ini benar-benar wanita yang sombong dan angkuh di Shanghai saat itu?
Yutta menarik napas dalam dan menoleh untuk melihat Tuan Tom “Tuan Tom, aku telah mengambil semua uang di lantai, apakah Tuan Tom akan menepati janji tadi?” Tuan Tom melambaikan tangannya dengan santai dan Yutta ingin berdiri, tetapi dia tidak ragu-ragu untuk menghentikan Yutta dari berdiri "Jangan terburu-buru untuk berdiri,"
Usai bicara, dia berjalan ke panggung kristal dan memegang segelas anggur:
"Sebelum uangnya diambil, Tuan muda akan mentraktirmu minum dulu."
Segelas wiski diberikan kepada Yutta, Yutta masih di dalam posisi merangkak sebelum dia berdiri.
"Aku tidak …… "
Saat Yutta baru saja hendak menolak, sebuah suara yang dalam terdengar perlahan "Anggur yang bagus cocok dengan wanita cantik, sayang sekali jika anggur itu di minum dia."
Itu Eldric!
Yutta menurunkan kelopak matanya untuk menutupi kepahitan di dalam tatapannya.
Eldric, kamu mau mampermalukan aku sampai mana baru akan puas?
“Maksud Tuan Muda Cassio, dia tidak cantik?” Tuan Tom ragu “Aku tidak percaya, mana mungkin ada orang jelek di Hamilton.”
Setelah itu, dia menatap wajah Yutta dengan serius, tanpa daya, riasan badut tebal di wajah Yutta menutupi wajah aslinya.
“Tidak percaya?” Bibir tipis Eldric sedikit terangkat dan tatapannya tertuju pada wajah Yutta dengan malas “Pergi dan cuci bersih.” Perlahan dan malas dan …… sama sekali tidak peduli.
Yutta baru saja ingin berdiri ……
"Merangkak pergi." kata Tuan Tom di samping.
Wajahnya kembali pucat, tangan Yutta di lantai, dengan keras meremas lantai... Tahan! Yutta! Ini apa? Ini tidak seberapa dibandingkan dengan kehidupan penjara tiga tahun!
Dia dengan patuh merangkak ke kamar mandi yang ada di dalam ruangan, dia tidak punya alat untuk menghapus riasan, dia hanya bisa menggunakan sabun cuci tangan untuk membersihkan riasan badut di wajahnya, tentu saja tidak sebersih makeup remover, tapi …… setidaknya cukup untuk melihat wajahnya yang kurus dan biasa.
Berjalan ke pintu kamar mandi, baru saja membuka pintu ……
"Tuan muda sudah terbiasa melihatmu berjalan dengan merangkak, aku tidak bisa meihat kamu berjalan dengan berdiri" Tuan Tom memandang wanita di pintu sambil tersenyum "Bagaimana menurutmu?"
Yutta berjongkok diam-diam, berbaring di lantai, merangkak dengan empat kaki, gerakan tangan dan kakinya tidak cepat, dia telah merangkak di lantai untuk waktu yang lama sebelumnya dan wajahnya sekarang sedikit pucat.
Sungguh menyakitkan, tapi dia dengan keras kepala bertahan …… Dia bilang dia tidak butuh harga diri, dia tidak punya harga diri, dia tidak peduli dengan harga diri, tapi di alam bawah sadar, dia lebih rela menanggung rasa sakit yang tidak bisa ditanggung oleh pria dan mati karena rasa sakit pun tidak akan mengucapkan sepatah kata pun.
Novel Terkait
Cinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang