Cinta Yang Paling Mahal - Bab 58 Kesakitan
Jari yang ramping menyentuh bekas luka itu.
Dia merasakan sentuhan tidak rata dari ujung jari.
Ketika baru saja menyentuh bekas luka itu, ujung jari Eldric seolah-olah terasa panas.
“Tubuh yang telah kehilangan sesuatu bagian, Eldric katakanlah sejujurnya, bagaimana kamu bisa melakukannya?” Anton mengejeknya sebelum menutup telepon.
Di dalam telepon, pria itu sepertinya tidak mendengar kata-kata Anton, ibu jarinya menyentuh bekas luka yang kasar. Tiba-tiba, dia melakukan gerakan aneh, seluruh telapak tangan menutupi bekas lukanya.
Dia menatap tangannya dengan serius, dan tidak tahu apa yang sedang dia amati.
Panggilan dengan Anton selalu terhubung, Anton tidak mendengarkan gerakan apapun dalam telepon, dalam telepon terdengar tenang.
Namun, Anton tidak mengambil inisiatif memutuskan panggilan, dia mengambil sebatang rokok dari samping ranjang dan menyalakannya, dia menikmati rasa nikotin. Pada saat ini, pria di dalam telepon tiba-tiba berkata dengan tidak jelas: "Lebih panjang dari telapak tanganku."
“Apa?” Anton tertegun sejenak, tapi tiga detik kemudian, dia bereaksi, “Oh, maksudmu bekas luka di pinggangnya?” Bagaimanapun juga, Eldric adalah teman baiknya selama bertahun-tahun, jadi dia dapat menebak maksudnya
“Lebih panjang dari telapak tanganmu?” Anton menarik napas dalam-dalam.
"Itu hanya bisa mengatakan bahwa teknik dokter yang mengoperasikannya sangat buruk…...
Begini maksudnya, pada saat belajar kedokteran, pertama kalinya aku melakukan praktik bedah pengangkatan ginjal, bekas lukanya pun tidak begitu panjang."
"Apa maksudnya?"
"Ini menunjukkan bahwa sangat mungkin…... tidak, bukan mungkin tapi pasti, dokter yang melakukan pembedahan untuknya, bahkan tidak memiliki izin medis. Apakah kamu tahu dokter tidak bersertifikat? Itulah maksudnya."
“Kirim foto bekas lukanya.” Anton berkata lagi.
Eldric ragu-ragu, tapi Anton berkata, "Aku melihat bekas lukanya, setidaknya dapat melihat beberapa hal yang tidak dapat kamu lihat, apakah kamu tidak ingin mengetahui masalah yang tersembunyi?"
Anton menghela nafas: "Kalau ingin mengetahuinya, silakan mengambil foto."
Sejujurnya, dia tidak yakin dia bisa membujuknya, Eldric sangat sombong, setidaknya sampai sekarang, dia masih belum pernah melihat Eldric mengalah pada siapapun, selain Livin, sepertinya benar-benar belum pernah melihat Eldric peduli pada siapa pun.
Oh..... Sebenarnya, meskipun terhadap Livin, Anton juga tidak merasa itu karena peduli. Palingan hanya menempatkan Livin di kawasannya sendiri.
Tapi Anton merasa itu bukan salah Eldric, sulit bagi mereka untuk benar-benar peduli pada seorang wanita, dan melingkari seorang wanita ke dalam kawasannya sudah merupakan sebuah pengakuan.
“Tunggu sebentar.” Anton memang tidak yakin Eldric akan benar-benar mengirimkan foto padanya, dia hanya sekedar mengatakannya, tapi disaat dia hendak tersenyum dan mengalihkan topik ini, orang dalam telepon tiba-tiba berkata.
"Shhhh……." Anton terkejut, rokok di tangannya jatuh, dan mengenai tangannya yang satu lagi. Tiba-tiba terasa panas, Anton kesakitan dan menarik nafas.
Sialan! "Sebentar, apa yang kamu katakan?"
Baru saja selesai bertanya, ponselnya tiba-tiba berdering sebuah pesan teks, "Uh....." Jangan-jangan Eldric benar-benar mengirimkan foto padanya?
Dia segera membukanya…… Itu adalah sebuah foto bekas luka, benar-benar “hanya” bekas luka, selain bekas luka yang mengerikan, tidak ada bagian lain yang terlihat dalam foto!
Melihat foto itu, Anton tiba-tiba menimbulkan perasaan aneh di hatinya, mengapa dia merasa Eldric enggan membiarkannya melihat bagian telanjang Yutta yang berlebihan?
Setelah mengamati foto bekas luka itu, dia semakin pasti.
“Sudah selesai melihatnya? Sudahkah melihatnya dengan jelas?” Eldric tiba-tiba bertanya dengan tidak senang, Anton berdeham dan segera berkata, “Sudah, aku telah melihatnya dengan jelas.”
"Apa yang telah kamu lihat?"
"Aku bisa memastikan pria yang mengoperasikannya bukanlah dokter yang sah, jahitannya miring-miring. Mereka bahkan tidak mencari seorang dokter yang memiliki izin medis, begitu menghemat uang, aku sangat curiga apakah orang-orang ini akan menggunakan anestesi ketika melakukan operasi?"
Kata-kata Anton menimbulkan sebuah adegan gelap di pikirannya, seorang wanita yang sedang berjuang dan ditekan di atas meja operasi…... Jantungnya berdebar kencang!
"Siapa yang melakukannya…..."
“Bukankah kamu sudah menebaknya.” Kata-kata Anton memotong pembicaraan Eldric, “Sebenarnya kamu tidak bisa menyalahkan mereka, apakah kamu tidak tahu bahwa sikapmu terhadap Yutta, akan menentukan keadaan wanita malang itu dalam tiga tahun ini?"
Anton sengaja mengatakannya hari ini, "Jangan salahkan aku tidak mengingatkanmu, bekas luka yang kamu lihat hari ini mungkin hanya salah satu bagian yang dialami Yutta dalam tiga tahun ini.
Ketika dia masih sebagai Nona Aloysia, kamu bahkan tidak tahu apa yang dia alami, apalagi setelah terkunci di tempat gelap seperti begini, kamu bahkan tidak tahu bagaimana dia melewati hidupnya."
Setelah kata-kata ini diucapkan, Anton sendiri juga tertegun, dia tiba-tiba mengerti bahwa Yutta yang sebelumnya begitu tegas dan percaya diri, malah menjadi ketakutan seperti sekarang ini.
Dia juga teringat apa yang telah dia katakan padanya hari ini, sekarang berpikir-pikir, dirinya benar-benar keterlaluan.
Dia menggelengkan kepalanya: "Sebelumnya aku benar-benar menyangka tidak begitu serius, karena aku tidak tahu apa alasan yang membuatnya tiba-tiba pingsan.
Tapi aku anjurkan, kamu segera membawanya ke rumah sakit, tenggelam, demam, pingsan, hal-hal ini terjadi berturut-turut, apa lagi tubuhnya begitu lemah, meskipun orang yang sehat pun belum tentu sanggup menahannya.
Bawalah dia ke rumah sakit, tubuhnya itu sebaiknya merawatnya dengan baik."
"Oke, aku akan mengantarnya ke rumah sakit sekarang."
"Oke, kalau begitu aku juga bergegas ke rumah sakit."
Setelah mengatakannya, Eldric menutup telepon.
Eldric berdiri di samping ranjang, memandangi wanita di atas ranjang, kata-kata Anton masih bergema di pikirannya: apakah kamu tidak tahu bahwa sikapmu terhadap Yutta akan menentukan keadaan Yutta dalam tiga tahun ini?
Apa benar seperti ini?
Dia mengetahuinya dengan jelas: Benar seperti ini.
Tapi dia tidak menyangka bahwa suatu hari, dia akan melihat bekas luka yang begitu mengerikan di tubuhnya, ini membuatnya ingin membunuh orang.
Tidak dapat menangani kekacauan emosi, Eldric membungkukkan tubuh, merapikan pakaian pada wanita di ranjang, berbalik dan mengeluarkan mantel dari lemari, lalu membungkusnya dengan erat, pada saat ini, dia tiba-tiba menyadari ternyata Yutta begitu kurus.
Dia membungkukkan tubuh dan memeluknya dalam pelukan, disaat Yutta sadar diri, dia selalu mengangkatnya. Hanya disaat tidak tahu diri, dia baru akan mendapatkan pelukan lembut yang diinginkan seorang wanita.
Lift tiba di lantai pertama dan pintu terbuka.
Seorang pria tampan dengan sosok yang luar biasa, menggendong seorang wanita mungil di pelukannya, di bawah pandangan penuh penasaran, intipan, iri, dan cemburu, dia berjalan melalui lobi ke depan pintu gerbang.
Novel Terkait
Get Back To You
LexyDoctor Stranger
Kevin WongSi Menantu Buta
DeddyInnocent Kid
FellaSuami Misterius
LauraCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang