Cinta Yang Paling Mahal - Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
Awalnya dalam ruang pribadi hanya ada pelanggan, Tingting dan Yutta bertiga, masalah ini jika Yutta tidak mengatakannya, maka tidak akan ada yang mengetahuinya, ibarat seperti batu yang terlempar kedalam lautan, tetapi Tingting malah menganggap masalah ini seperti candaan dan mengatakannya kepada orang departemen humas lainnya.
Dan Suming juga mengetahuinya.
Anton berkata "Sial""Apakah perlu begitu kejam ? Tingting benar-benar orang yang kejam. "
Wajah Eldric seperti terlapisi es setelah mendengarnya, dia menganggukkan kepala ke Suming "Sekalian bawakan Tingting kemari, aku tunggu diruang pribadi 606. "
Selesai berkata lalu berbalik berjalan ke lift.
Anton mengikuti Eldric dari belakang, Anton Megan merasakan dengan jelas bahwa teman baiknya sedang menahan amarah.
Anton tersenyum dalam mata berbinar dengan semangat tinggi...... sebentar kemudian ada adegan yang seru.
Orang lain menindas Yutta dan Eldric menahan amarahnya..... Ini menandakan apa ?
Anton kembali tersenyum.
.....
Dalam ruang pribadi 606
Yuna dan Tingting menatap kedua laki - laki yang duduk di sofa dengan mata berbinar.
Kedua laki - laki ini adalah dua barang yang berkualitas tinggi!
Saat Suming menyuruh orang untuk memanggil Yuna dan Tingting ke ruang pribadi VIP 606, kedua wanita ini masih tetap mengira ada tuan emas datang menghampiri mereka dengan sendirinya dan telah memesankan meja untuk mereka.
Setelah memasuki ruang pribadi, mata Yuna dan Tingting langsung berbinar.
Eldric dan Anton, keduanya adalah tokoh besar di Hamilton International!
"Yang mana Yuna ? Yang mana Tingting ? "
Eldric sedang duduk malas di sofa dalam ruang pribadi, lalu bertanya dengan suara rendah dan tidak terburu - buru.
"Aku! Aku Tingting! "
Yuna melirik sebentar ke Tingting disamping, diam - diam mencemberutkan bibir..... Dasar picik, begitu melihat laki - laki langsung ingin menempelnya. Seperti tidak sabar segera ingin dimainkan, huh!
Meskipun berpikir demikian didalam hati, tapi Yuna juga tidak mau kalah dia mengambil satu langkah ke depan "Aku Yuna. "
Di atas meja kristal sudah tersajikan bir dan buah, Anton asik sendiri, dia menuangkan segelas anggur merah, dirinya sedang menonton pertunjukan yang bagus, sambil meminum anggur sambil melihat kedua wanita di depannya yang mengenakan pakaian keren dan dandanan yang centil, terutama saat melihat rayuan dari mata kedua wanita ini, Anton memblokir cibiran dari bibirnya dengan gelas anggur.
"Siapa yang duluan ? "Eldric berkata dengan acuh, tenggorokan Anton hampir tersedak oleh bir..... hei hei, teman, apakah bisa jangan mengatakan perkataan begitu ambigu, itu bisa membuat salah paham!
"Direktur Cassio, aku tuangkan bir untuk anda. "Yuna berkata dengan lembut.
Tingting tidak mau kalah, sengaja meluruskan tubuhnya yang montok dengan bangga, tersenyum genit dan berkata "Direktur Cassio, Kakak Yuna membantu kamu menuangkan arak, maka aku menyuapkan buah untuk anda. "
Anton tersenyum dari samping melihat Eldric dan berkata dengan santai sambil menganggukkan kepala "Jangan terburu - buru, satu persatu dulu. "
Ha ~
Anton sungguh ingin tertawa lepas.
Sungguh kasihan kedua wanita malang didepan, mereka bahkan tidak tahu bahwa waktu kematian sudah tiba.
Saat ini, Suming mengetuk pintu dan berjalan masuk, dalam tangan menjinjing sebuah koper "Direktur Cassio, aku sudah membawakan kemari barang yang anda inginkan. "
Di bawah pengawasan Eldric, Suming meletakkan koper di atas meja kristal, terdengar bunyi "Klik"dan koper sudah terbuka.
Saat koper kecil terbuka, dalam ruang pribadi terdengar dua suara yang sama berteriak terkejut.
"Hah ~ "
Yuna dan Tingting menatap tumpukan uang kertas di dalam koper dengan mata berbinar-binar, hingga tak berkutik.
Laki - laki yang duduk di sofa tiba - tiba berdiri, tubuhnya ramping dan tinggi seperti model, seketika membuat Yuna dan Tingting menarik kembali perhatiannya.
Eldric meraih segepok uang kertas dan melemparkan ke udara didepan kedua wanita ini, gerakannya sangat menawan "Kamu "Eldric melihat ke arah Yuna, lalu mengabaikan tatapan Yuna berkata dengan acuh "Tiarap di atas lantai dan kumpulkan semua uang yang ada di lantai. "
Yuna tertegun...... "Direktur Cassio, ini, ini tidak baik..... "
"Apa yang tidak baik, lakukan sesuai perintah. "
Wajah Yuna menjadi kaku, bagaimanapun dia adalah rubah tua, sangat pintar segera merespon merengek dan berkata dengan genit "Direktur Cassio ~ kamu jangan mempermalukan aku. Yang aku suka adalah Direktur Cassio bukan uang Direktur Cassio. "
Pfff ~!
Anton bersumpah kali ini dia benar-benar tidak bisa menahannya!
"Suming, kamu ajari dia aturannya. "Bahkan saat Yuna berkata genit mengedipkan mata, Eldric sedikitpun tidak ingin melihatnya.
"Baik, Direktur Cassio. "Tatapan Suming menjadi dingin "Yuna pelanggan selalu benar, pelanggan ingin kamu tiarap maka kamu harus tiarap, pelanggan ingin kamu minum maka kamu harus minum. Bukankah kamu adalah orang lama Hamilton, Kenapa ? Bahkan aturan sekecil ini apakah kamu tidak tahu ? "
"Kak Ming, aku, aku tidak..... "
"Sebagian perkataan, pikirkan matang dulu baru katakan. "
Yuna setelah mendengar perkataan Suming, dengan kesal mengertakkan gigi dan tiarap di atas lantai.
"Kumpulkan semua uang yang ada di atas lantai. "
Yuna mengumpulkan uang dengan tidak rela.
Yuna mengira masalah ini akhirnya sudah berakhir, terdengar sebuah perintah yang acuh dari atas kepalanya "Gerakan pinggang dan goyangkan pinggulnya, jangan seperti ikan mati. "
Raut wajah Yuna seketika menjadi pucat...... kali ini, dia akhirnya menyadari satu hal : Keadaan dirinya sekarang bukankah sama dengan keadaan Yutta saat berada di dalam ruang pribadi 606 waktu itu ?
Raut wajah Yuna pucat dan tidak tahu harus berbuat apa.
Yuna adalah tuan putri ruang pribadi dan dia sudah memasuki industri begitu lama juga tidak ada pelanggan yang begitu mempermalukannya. Harga dirinya tidak bisa menerima dan dia juga bukan tipe wanita seperti Yutta yang akan melakukan apapun demi uang!
Orang seperti Yutta tidak sebanding dengan status dia di Hamilton.
"Apakah tidak mendengar perkataan Direktur Cassio ? "Suming mengulangnya dengan keras "Menyuruh kamu untuk menggerakkan pinggang dan goyang pinggul. "
Yuna menerima penindasan dan penghinaan yang besar!
"Kak Ming!Direktur Cassio!Ya sudah aku tidak mau uang ini lagi, oke! "Yuna tidak menginginkan uang di atas lantai! Yuna marah dan sebentar kemudian berdiri.
Yuna melihat kesal ke arah Eldric "Direktur Cassio, uang - uang ini aku tidak mau mengumpulkannya dan juga tidak menginginkannya. "
Bibir tipis Eldric sedikit tersenyum dan berkata dengan perlahan "Siapa yang mengatakan semua uang di atas lantai ini menjadi punya kamu saat sudah mengumpulkannya ? "
Yuna menarik napas dan sangat marah "Direktur Cassio! Jangan mengira karena kamu orang penting jadi bisa melecehkan aku, karena berada di Hamilton maka harus mengikuti aturan Hamilton, tidak peduli orang sepenting sebesar apapun, jika berada di Hamilton maka harus mengikuti aturan disini! "
Hampir semua orang di Hamilton mengenali Direktur Cassio Eldric, tapi hanya beberapa orang yang tahu bahwa Hamilton adalah milik Eldric. Tentu saja, Hamilton hanya salah satu industri kecil Eldric.
"Hahahahaha...... "Dalam suasana yang begitu serius, Anton tiba - tiba tertawa "Aduh, tuhanku! Sangat menarik, Eldric, ada orang yang menyuruh kamu untuk mematuhi aturan Hamilton, apa yang akan kamu lakukan ? "
Eldric tersenyum tipis "Yang kamu katakan benar "Eldric melihat ke arah Yuna "Saat berada di Hamilton maka harus mengikuti peraturan di Hamilton. Sayangnya, di Hamilton, aku adalah aturannya. "
Yuna tidak mengerti, Suming berkata dari samping "Hamilton International adalah sebuah industri di bawah nama Direktur Cassio. Oleh karena itu..... Yuna, jika kamu kedepannya masih ingin hidup, turuti perkataan Direktur Cassio, biarkan Direktur Cassio melampiaskan amarah ini. "
Kali ini wajah Yuna benar - benar putih hingga tidak bisa bertambah putih lagi.
Novel Terkait
Marriage Journey
Hyon SongSuami Misterius
LauraUnplanned Marriage
MargeryPredestined
CarlyThe Great Guy
Vivi HuangKembali Dari Kematian
Yeon KyeongDark Love
Angel VeronicaCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang