Cinta Yang Paling Mahal - Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis

Ridwan mengeratkan tinjunya, dia ingin percaya kepada Yutta. Tetapi... begitu banyak orang berkata dia bersalah, kalau cuman Eldric yang berkata begitu, mungkin hal itu adalah sebuah salah paham. Tetapi kalau keluarga dia sendiri, orang tua dan abangnya sendiri saja berkata dia bersalah... Ridwan tidak bisa mempercayainya walaupun dia ingin!

Ridwan tidak bisa memaafkan kebohongan Yutta! Dia tidak bisa menerima dirinya jatuh cinta kepada seorang wanita jahat yang kejam!

Tetapi, Ridwan melupakan satu hal, yaitu apakah Yutta memerlukan dia memaafkannya? Selain itu, Ridwan dari mana memiliki hak untuk berkata apakah dia mau memaafkan Yutta atau tidak?

Yutta tidak pernah melakukan hal yang melukainya!

Ridwan lupa dengan hal itu. Pada saat itu dia merasa sangat marah, rasa kesombongan di dalam hatinya membuat dia tidak bisa menerima wanita pertama yang dia cintai adalah wanita yang begitu jijik dan tidak tahu malu!

"Yutta" Ridwan mengangkat dagunya dengan tinggia hati, "Aku Ridwan, adalah tuan muda dari Perusahaan kami. Aku adalah pewaris keluarga Kamil. Asal aku menggerakkan jariku, sekelompok wanita akan bergegas ke sisiku! Yutta, aku bisa memiliki segala jenis wanita asal aku ingin. Karena terlalu banyak makan daging yang enak, aku ingin makan lauk biasa untuk sesekali"

Ridwan mengangkat kepalanya dengan tinggi dan menatap ke wanita kecil di hadapanya dengan ekspresi sombong: "Aku hanya bermain denganmu saja. Kamu jangan masuk ke dalam hati"

Setelah berkata, Ridwan pun berputar balik badannya dengan gaya yang keren.

Tatapan Yutta jatuh kepada bayangan belakang Ridwan.

Bayangan belakang ini terlihat sangat familier, sampai Yutta sendiri tidak ingat Ridwan sudah berapa kali memegang tangannya dan berjalan melewati keramain.

Tetapi pada detik ini, bayangan belakang yang familier ini terlihat sangat asing.

Yutta terus melihat bayangan belakang Ridwan, sampai dia menghilang di tatapannya.

Setelah itu, tatapan Yutta mengalih ke Brian yang bereskpresi jelek pada saat ini. Dalam waktu kurang dari satu detik, Yutta pun menoleh ke arah lain. Kalau keluarga bukan keberadaan yang bisa menghangatkan hati sesama, tetapi alat yang digunakan untuk saling menyakiti, Yutta memilih untuk tidak memiliki keluarga.

Brian menoleh ke samping, berputar balik badannya dan berjalan keluar dengan cemas.

Najwa tidak bisa mengekspresikan ketidaksenangan di dalam hatinya... Yutta, kamu masih berani membandingkan dirimu dengan aku? Kamu masih bisa bersikap sombong? Mimpi saja! Jangan berpikir mau bangkit kembali untuk selamanya!

"Da la" Najwa menendang kotak yang dipenuhi oleh uang ke depan Yutta dan berkata dengan gaya seolah-olah sedang memberi uang kepada seorang pengemis, "Uang ini adalah milikmu sekarang"

"Fotokopi" Yutta mengulurkan tangannya dan menatap ke Najwa dengan ekspresi yang sedikit pegal, "Aku sudah berkata, kalau kamu mempermainkan aku lagi, aku akan menarik kamu ke neraka bersamaku"

Mungkin karena ekspresi Yutta terlalu menakutkan, ekspresi Najwa tiba-tiba terlihat sedikit kaku dan terkejut:

"Aku tidak ada fotokopi apa pun, yang ada hanya file di dalam ponsel. Lihat dengan baik" Sambil berkata, Najwa melepaskan kartu di dalam ponselnya kemudian memerintah orang di sampingnya: "Ambilkan korek"

Di depan wajah Yutta, Najwa membakar kartu tersebut: "Yutta, lihat dengan baik, aku sudah membakarnya. Mulai dari sekarang, kalau ada yang masih memiliki video itu, tidak ada hubungan dengan aku. Jangan menyalahkan aku. Aku bukan orang yang baik, tetapi kepercayaan seperti ini, aku masih memilikinya"

Setelah berkata, Najwa memimpin sekelompok orang dan meninggalkan tempat ini. Paman yang memiliki perut buncit itu juga ikut mereka pergi... Dia sudah mengerti masalah hari ini jelas adalah jebakan yang menargetkan wanita itu. Jadi paman itu berpikir, lebih baik jangan ikut campur.

Suasana di ruangan menjadi sunyi lagi, hanya seorang wanita yang tersisa.

Seseorang berjalan keluar dari balik layar, sepasang kaki berdiri di depan Yutta. Yutta mengangkat kepalanya dan melihat ke orang tersebut.

Orang itu berkata: "Nona Aloysia, aku sudah pernah berkata, aku pasti akan membuat Ridwan melihat penampilan sebenarnya kamu. Tetapi, aku tidak tahu kalau kamu adalah anggota keluarga Aloysia dan memiliki masa lalu seperti itu. Hal ini berada di luar ekspektasi aku, ternyata kamu adalah orang yang jauh lebih buruk daripada yang kupikir"

Tanpa berkata apa pun, Yutta memegang lantai dan memaksa dirinya untuk berdiri.

"Ini, 1M" Sebuah kertas cek diserahkan kepada Yutta, "Malam itu kamu mau meminjam 1M dengan aku, sekarang sudah bisa berikan kepada kamu. Karena... kamu telah membuat aku menonton sebuah drama pertarungan istana yang luar biasa"

Sambil berkata, orang itu memegang tangan Yutta dan meletakkan cek di telapak tangannya.

Yutta menundukkan kepalanya dan melihat ke keras cek tersebut, di bawah tatapan Karim, telapak tangan Yutta bergerak.

Tatapan Karim memancarkan penghinaan.

Tanpa melihatnya, Yutta menggerakkan tangannya dan melemparkan kertas cek ke wajah Karim. Kemudian suara Yutta berdering: "Terima kasih atas kemurahan hati Tuan Heng. Tetapi, aku sudah tidak membutuhkannya lagi"

Najwa berkata dipercaya oleh seseorang untuk setia kepada orang tersebut, mungkin orang yang dia maksud adalah Karim.

Mau benar ataupun salah, semuanya sudah sia-sia.

Yutta menggerakkan kakinya.

Setelah berlutut terlalu lama, kaki Yutta terasa pegal. Menarik kakinya yang lemah, Yutta berjalan keluar dari ruangan itu tanpa menoleh balik.

Yutta berjalan ke arah pintu belakang. Karena sangat familier dengan tempat ini, Yutta tahu dia harus pergi dengan pintu belakang agar bisa menghindar keramaian.

Yutta membuka lengkungan bundar kecil dari pintu belakang, mengangkat kepalanya dan melihat ke langit malam hari... Sudut Yutta terangkat dengna ringan, tanpa bersuara dia berkata kepada langit: "Kamu lihat, aku tidak menangis"

"Kamu lihat" Kamu yang dimaksud adalah siapa? Yutta sedang berbicara dengan siapa? Tidak ada yang tahu.

Setelah itu Yutta berkata kepada dirinya lagi: Awalnya dia memang mau mengungkapkan semuanya dan memberi tahu Ridwan semua masa lalunya... Sekarang Ridwan sudah tahu, hanya saja dengan cara yang berbeda. Lagian... tujuan itu sudah tercapai, jadi semuanya saja sama.

Apakah benar-benar sama saja?

Kalau begitu, mengapa Yutta merasa sakit hati?

Apakah Yutta mencintai Ridwan?

Yutta jelas tahu jawabannya: Dia tidak mencintainya.

Ridwan hanyalah seseorang yang masuk ke dalam kehidupannya dengan tujuan mencari pengalaman hidup, semua itu hanya sebuah candaan, Ridwan bahkan meminta Yutta jangan memasukkan hal itu ke dalam hati.

Yutta ingin tertawa, tetapi dia tidak bisa.

Sekali lagi, Yutta berkata kepada langit tanpa bersuara: "Kamu lihat! Aku tidak menangis!"

Tetapi....Tidak akan ada orang di dunia ini yang bisa melihat Yutta tanpa menggunakan tatapan penghinaan lagi!

Tatapan yang penuh perhatian itu sudah tidak ada!

Tatapan yang penuh keseriusan itu sudah tidak ada!

Tatapan yang penuh ketulusan itu sudah tidak ada!

Yutta mulai berlari, setelah kakinya luka, dia tidak pernah berlari begiu cepat... Rasa sakit mulai menyebar dari kaki ke daerah pinggang, kemudian sampai ke jantungnya!

Yutta tidak pernah sadar, gaya berlari dia pada saat ini terlihat sangat mirip seperti seekor penguin lumpun yang sedang melompat!

Sangat jelek!

Di ujung aula lantai dua yang berada di rumah itu.

Karim melihat ke kertas cek yang jatuh ke atas lantai, dia mengulurkan tangannya dan mengelus bagian wajahnya yang kena kertas cek, kemudian mencibir dengan dingin. Dia bahkan tidak berpikir mau mengambil kertas cek yang berada di lantai, bermaksud untuk pulang.

Tiba-tiba, seseorang mengulurkan tangannya dan mengambil kertas cek yang berada di atas lantai.

Novel Terkait

Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu