Cinta Yang Paling Mahal - Bab 88 Biarkan Aku Pergi
Di sofa, Ezra sedang menelepon, dia mengatakan sesuatu di telepon, kemudian memanggil Yutta “Hei, Yutta, coba tebak siapa yang aku telepon?” Ezra tertawa dingin, matanya bersinar "Kakakmu, coba tebak apa yang dikatakan kakakmu? Dia berkata, Keluarga Aloysia tidak ada yang bernama Yutta. Haha, Yutta, kamu benar-benar sangat kasihan. Apa keuntungan yang bisa kamu dapatkan dari membunuh sahabatmu sendiri? Livin benar-benar sangat sial, sehingga bisa menjadi sahabatmu! "
Ketika Ezra mengatakan ini, kemarahan melintas di matanya dan sepasang matanya yang menatap Yutta seolah-olah ingin membunuh Yutta!
Yutta menundukkan kepala, orang lain tidak bisa melihat ekspresinya.
Dia tidak membantah, dia tahu bahwa Ezra menyukai Livin dan dia tidak menjelaskan, sudut bibirnya menunjukkan senyum yang menertawakan dirinya: tidak ada yang percaya padanya, apa gunanya dia menjelaskan?
Dan di lubuk hatinya yang paling dalam, dia masih merasa sedih karena kata-kata Brian.
Yutta tertawa pelan, tidak tahu apakah dia sedang menertawakan dirinya, Ezra, atau Brian, dengan senyuman di sudut mulutnya, dia perlahan berlutut.
Suming berteriak "Yutta, jangan!"
"Pong!"
Suara lutut menghantam tanah yang sangat kuat, Yutta berlutut dengan tegak, serpihan kaca menusuk ke dalam daging lututnya, dia kesakitan, tapi dia mendongak dan menatap Bayu "Lepaskan Kak Ming."
Mata indah Suming terbuka lebar.
Bayu melihat pemandangan ini dan tiba-tiba tertawa "Hahahaha... Yutta yang paling bangga dan sombong di Kota S! Hahaha... Dia berlutut! Hahahahaha... Yutta, kamu juga punya hari ini? Apakah kamu masih ingat, ketika aku berusaha keras untuk mengejarmu, kamu dengan santai berkata bahwa "Kamu tidak layak untuk bersamaku dan membuatku menjadi lelucon di Kota S ! "
Dia menatap Yutta, matanya menunjukkan kebahagiaan karena balas dendam "Yutta, Yutta, Yutta! Pernahkah kamu berpikir bahwa kamu juga punya hari ini? Pernahkah kamu berpikir tentang karma dan pembalasan!"
Bayu mengambil cek di atas meja, mundur empat atau lima langkah dan melambaikan cek di tangannya "Mau uang? Kamu merangkak ke sini, uang ada di sini." Dia mengarahkan jarinya ke bawah selangkangannya "Kamu merangkak melalui sini, satu miliar ini milikmu, aku tidak akan mengingkar janji, bagaimana?"
Pada saat itu, kata-kata "kamu tidak layak untuk bersamaku" dari Yutta telah membuat Bayu kehilangan wajah, hari ini Bayu menggunakan 1 miliar ini untuk membuat Yutta kehilangan wajah.
“Yutta, jangan!” Suming menyesal, dia sangat menyesal!
Yutta mendongak dan melirik cek 1 miliar di tangan Bayu, di telinganya terdengar suara Suming.
Mata Yutta bersinar, tiba-tiba, dia perlahan menoleh dan menatap Suming.
Nafas Suming berhenti dan matanya terbuka lebar!
Yutta menoleh untuk melihat Suming... Maaf, aku punya jalan yang harus dilalui, aku masih memiliki banyak hal yang harus dilakukan, aku ingin melepaskan diri dari pengendalian orang itu.
Yutta menarik nafas dalam-dalam dan menutup matanya, ini bukan masalah besar dan ini juga bukan pertama kalinya dia berlutut, lagipula dia sudah kehilangan semuanya.
Siapa yang dia berlutut, apakah ada bedanya?
Haha……
Kemudian terdengar lagi dua suara gelas anggur jatuh dan Suming berkata dengan marah "Tuan Muda Jabir, apa konflik di antara kalian, sehingga kamu begitu menghina orang!"
“Phak!” Bayu kecanduan memukul Suming, jantung Yutta berkedut dan dia dengan dingin mengangkat kepalanya “Jangan sentuh dia.”
Sambil berkata, lututnya bergerak maju, setiap kali dia bergerak, serpihan kaca semakin menusuk ke dalam daging, setiap kali dia bergerak, semakin banyak serpihan kaca yang menusuk ke dalam daging, Suming ingin melangkah maju untuk menghentikannya, tetapi dia dihentikan oleh orang lain "Manajer Suming lebih baik berdiri di samping dan melihat dengan tenang, jika kamu membuat Tuan Muda Jabir kami marah, Yutta harus menderita lagi."
Perkataan ini seperti ancaman, seperti peringatan dan juga seperti pengingat, Suming sangat cemas dan dia tidak berani bergerak.
"Jika kamu melakukan seperti ini, bos besar kami akan marah."
“Oke, siapa bos besarmu, kalau dia benar-benar marah, kamu boleh langsung menyebut nama-nama kami.” Dia tidak percaya, di Kota S ini, jika mereka bergabung, masih ada orang yang berani bermusuhan dengan mereka.
Tidak ada yang akan sebodoh itu, hanya untuk karyawan yang tidak penting di sebuah perusahaan, menyinggung keluarga dari beberapa orang yang di sini saat ini.
Meskipun jaraknya hanya empat atau lima langkah, tetapi setiap langkah seperti berlutut di ujung pisau.
Dahi Yutta berkeringat dingin dan pakaian di punggungnya basah kuyup.
Dia mengangkat kepalanya dan melirik Bayu.
"Cepat melewati bawah selangkangannya."
"Cepat melewatinya."
"Ayo melewatinya."
Di dalam kamar, suara "cepat melewatinya" terus masuk ke telinga Yutta.
Suming baru saja berkata "Yutta, jangan" dan mulutnya sudah ditutup oleh orang-orang itu.
"Ayo! Ayo! Ayo! Ayo!"
Suara desakan yang riang, sepasang-sepasang mata yang bersemangat seperti serigala, punggung Yutta sangat tegak dan lurus, tetapi seluruh tubuhnya sangat tegang... 1 miliar, 1 miliar! Begitu merangkak melewatinya, dia akan mendapatkan 1 miliar! Dia yang menguntungkan, benar? Tapi mengapa hatinya sakit dan dia tidak bisa bernapas?
Yutta, Yutta, kamu adalah tahanan yang dibebaskan dengan persyaratan, kamu sudah tidak membutuhkan harga diri.
Barang seperti ini sangat boros, kamu sudah lama tidak memilikinya! Untuk apa kamu memikirkannya?
Kamu sudah menjadi wanita murahan, maka kamu harus menjadi wanita murahan yang berkualitas!
Di bawah tatapan semua orang, dia perlahan melengkungkan punggungnya, membungkuk, menundukkan kepalanya dan merayap di bawah kaki Bayu, kedua tangannya menyangga di atas lantai, tangan kanan dan kaki kanan, tangan kiri dan kaki kiri, selangkah demi selangkah, merangkak di antara kedua kaki Bayu dan merangkak melalui selangkangannya.
Tidak apa-apa, tidak apa-apa... ini bukan masalah besar.
Dia juga pernah merangkak di bawah selangkangan orang-orang di sel penjara yang sama dan ini bukan masalah besar.
Tapi setiap kali merangkak maju, kenangan masa lalu yang tidak ingin dia ingat, muncul di benaknya dengan jelas.
Di penjara, di kamar mandi besar, mereka memblokirnya di pojok dan memintanya untuk merangkak melewati selangkangan mereka satu per satu, beberapa orang bahkan lebih jahat, ketika dia merangkak, mereka akan buang air kecil dan membasahi kepala dan wajahnya.
Jika dia tidak bersedia, maka dia akan disemprot air dingin oleh mereka, tidak peduli itu musim panas atau musim dingin, selama dia melawan, dia akan diperlakukan dengan cara yang lebih menakutkan.
Yutta tidak tahu bagaimana dia merangkak melaluinya, tubuhnya gemetar hebat, momen ini membawanya kembali ke kehidupan di penjara selama tiga tahun.
"Ckckck, Nona Aloysia yang dulunya tak terkalahkan, hanya demi 1 miliar, dia merangkak melalui selangkangan seorang pria."
"Cepat ambil foto, besok pasti akan menjadi berita utama."
Wajah Yutta menjadi pucat, dia akhirnya tidak bisa menahannya, bibirnya berubah menjadi pucat "Jangan ambil foto."
Tidak boleh mengambil foto!
"Kamu bilang jangan ambil foto dan kami harus mendengarkannya? Kamu pikir kamu masih merupakan nona besar dari Keluarga Aloysia ? Chiee~ "
Mata Suming terbuka lebar, dia menatap Yutta dengan takjub...… nona besar dari Keluarga Aloysia ? !
Yutta???
Tetapi jika Yutta adalah Nona Aloysia, bagaimana mungkin dia bisa menjadi seperti sekarang ini? !
Dia tidak percaya!
Suara "memotret" menghancurkan penyamaran Yutta, dia perlahan mengangkat kepalanya "... tolong... tolong jangan ambil foto."
"Tolong? Bayu, apakah kamu mendengarnya? Nona Aloysia, dia baru saja berkata tolong? Nona Aloysia, wanita paling bangga dan sombong di Kota S, dia berkata tolong!"
"Hahahaha..."
Suara ejekan dan hinaan di sekitar segera menenggelamkan Yutta!
Hanya kepanikan yang terlihat di wajahnya "Jangan ambil foto! Jangan ambil foto!!!" Dia berteriak, tetapi semakin dia melawan, semakin banyak orang di sekitar yang mengambil gambar dengan ponsel mereka dan mereka semakin bahagia.
"Hahahaha..."
"Hahahahaha..."
Serangkaian tawa ini seperti mantra, napas Yutta menjadi semakin cepat dan dia menggelengkan kepalanya dengan putus asa "Jangan ambil foto, jangan ambil foto!"
Tidak boleh mengambil foto, tidak boleh!
Rasa malunya terungkap begitu jelas di depan teman-teman yang dulu bermain bersamanya dan mereka semua sedang menonton lelucon.
Yutta hanya merasa bahwa semua benda di sekitarnya, baik orang ataupun benda, semuanya berputar dengan cepat, dia melihat ke langit-langit yang berputar dan berkata "Biarkan aku pergi, biarkan aku pergi, tolong kalian biarkan aku pergi..."
Suming menatap Yutta seperti ini dan menutup matanya dengan sakit hati.... Yutta, Si bodoh ini!
“Tidak ingin diambil foto?” Ezra mengambil sebotol anggur, berjongkok dan menyerahkannya pada Yutta “Ayo, habiskan sebotol anggur ini, kami tidak akan mengambil foto lagi.”
Novel Terkait
Pria Misteriusku
LylyNikah Tanpa Cinta
Laura WangMore Than Words
HannyCinta Yang Tak Biasa
WennieYama's Wife
ClarkLelaki Greget
Rudy GoldUnplanned Marriage
MargeryCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang