Cinta Yang Paling Mahal - Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?

“Cium aku.”

Suara yang dalam tersimpan sebuah hal yang masuk akal

Pandangan Karim menggoda.

Tidak bisa ditahan ini adalah kebiasaan buruknya.

Kehidupan yang sangat membosankan selalu membutuhkan sebuah perasa.

Dan di dalam tiga bulan kehidupannya di Kota S, Yutta adalah perasa di dalam kehidupannya yang membosankan ini.

Karim menginginkan wanita yang dipenuhi dengan kontrakdiksi untuk kembali berjuang dan meronta. Namun kali ini dipastikan membuatnya kecewa.

Wanita ini hanya terkejut singkat, kemudian menaikkan kepalanya dalam diam, dengan wajah yang serius bertanya kepadanya "Tuan sedang tidak bercanda?”

“ Tidak.” Dia menjawab dengan sikap yang tenang sambil tersenyum ringan, namun detik berikutnya, wajahnya membeku, membelalakan matanya menatap wajah yang tidak terlalu indah itu sudah mulai mendekat dengan pandangan tidak percaya.

Terdapat sebuah sentuhan hangat dan kering yang jelas di bibirnya, dia tidak akan bisa mengindahkan sentuhan semacam ini, karena bibirnya tidak pernah mencium bibir yang lebih kasar daripada kain goni “Kamu..."

Yutta merasa “ciuman” ini sama sekali tidak bisa dianggap sebagai “ ciuman” namun karena ini adalah permintaan dari pelanggan, dia pun melaksanakan sesuai dengan yang diinginkan, cek di dalam telapak tangannya sudah tidak sepanas itu lagi.

Dia merasa sangat konyol, dia tidak pernah mengetahui bahwa ciuman darinya bisa seharga… Dua ratus juta!

Haha..

Yutta menjinjitkan kaki kemudian menapakkan kaki, dengan tenang mundur tiga langkah ke belakang, tiga langkah adalah jarak yang sedikit aman.

“ Kamu… Mengapa?” Terpancar kebingungan dalam mata coklat Karim ini. Dimana pergumulan dan perontaan yang dia tunggu? Yang dia tunggu untuk dilihat tidak ada sama sekali?

Yutta menaikkan kepala, dengan tersenyum berkata "Karena aku, hanyalah seorang wanita penghibur, siapa yang memberiku uang, aku akan dengan tanpa ragu pergi menciumnya.”

Apa artinya sebuah ciuman?

Pria itu pernah menyuruhnya untuk mencium seorang bodyguard di hadapan orang banyak.

Sebuah ciuman, senilai dua ratus juta.. dialah yang untung, ya kan?

Senyuman Yutta ini lebih tidak tulus… Dia hanyalah seorang wanita penghibur saja!

Karim tidak pernah membayangkan, wanita ini bisa mengatakan kalimat yang menjelekkan dirinya sendiri tanpa ditutupi, pada saat itu, terdapat kerumitan yang sebelumnya tidak dia sadari pada pandangan melihat wanita di hadapannya.

Dia menaikkan tangan melihat arlojinya "Hari ini sampai disini saja. Nona Yutta, kita akan bertemu di lain waktu.”

Setelah mengatakan itu, dia pun pergi.

Ketika melewati koridor, terpancar kegembiraan berburu di wajah tampan Karim……Benar-benar sangat menarik!

“Kamu hanya seorang wanita penghibur? …Dia harus membongkar lapisan perlindungannya satu demi satu!” Dia sangat menantikan ketika dia sudah melucuti semua lapisan perlindungannya membuatnya hampir telanjang, sebaiknya bisa muncul dengan tubuh yang berdarah-darah di hadapannya, pada saat itu, dia ingin melihat apakah dari bibir yang sekasar kain goni itu bisa dengan mudah mengatakan “Aku hanya wanita penghibur.“

Jarinya yang putih mengusap bibirnya dan matanya menyipit! Pandangannya sedikit dingin dengan tanpa ekspresi mengeluarkan sebuah saputangan dan menyeka tiga kali bibirnya, kemudian dia pun berjalan hingga ke depan pintu lift "Dingdong" pintu lift terbuka, dia melangkahkan kaki nya yang panjang masuk, mengangkat tangannya, sapu tangan berwarna putih dengan garis berwarna biru itu pun jatuh ke tempat sampah di depan pintu masuk lift.

Yutta berdiri di dalam ruangan VIP, menundukkan kepala menatap ujung kakinya, pandangannya sedikit terpaku… Pria asing yang barusan itu, apakah benar-benar hanya menginginkan sebuah ciuman?

Dia menggunakan dua ratus juta membelinya, apakah benar-benar hanya sebuah ciuman saja?

Pupil matanya melebar, menaikkan tangan memegang dadanya. Dia tahu dengan jelas---tidak.

Betapa inginnya dia membantah orang itu dengan suara kencang, betapa inginnya dia meneriakkan ketidaksenangan di dalam hatinya “Aku hanya seorang wanita penghibur, namun wanitu juga masih memiliki harga diri! Kamu ingin melihat perjuangan dan pergumulan dari orang lain, namun aku juga bisa sakit.”

Betapa inginnya dia untuk bisa mengatakannya keluar dengan kencang.

Ada waktu singkat di mana dia hampir melampiaskan ketidakpuasan di dalam hatinya ini, namun ketika dia ingin mengatakannya, dia pun langsung mengingat, dia kan sudah tidak memiliki harga diri?

Wanita penghibur memiliki harga diri, namun satu-satunya yang tidak memilikinya adalah dia kan!

Dia menggenggam erat cek di dalam tangannya, namun setiap angka yang tertulis di dalam cek ini, terlihat berwarna merah di dalam pandangan Yutta.

…..

“Tok Tok”

“ Masuk.“

Suming menengadahkan kepala "Bagaimana kamu ada disini? Apakah tubuhmu sudah baikan? Tidak ada masalah jika kamu beristirahat beberapa hari di rumah.”

“Kak Ming, aku sudah tidak apa-apa.“ Dia menyerahkan cek di dalam tangannya dengan ringan ke atas meja Suming dan berkata "Kali ini tolong bantuan Kak Ming lagi, tolong Kak Ming untuk menyimpankan jumlah uang di dalam cek ini ke dalam nomor rekening bank itu.”

Suming melihat singkat jumlah di dalam cek itu "Dua ratus juta? Darimana uang ini berasal?” Ketika dia baru menanyakannya, Suming langsung menutup mulutnya, menggigit bibir dan menatap Yutta singkat dan berkata "Kamu baru menerima sebuah pekerjaan?”

Yutta tidak menjawab, mengakui secara otomatis.

“Mengapa dia memberimu uang sebanyak ini?”

Suming bangkit berdiri, Walaupun uang sebesar dua ratus juta bukanlah jumlah konsumsi yang besar di Hamilton, namun juga bukan jumlah yang kecil, ditambah lagi tidak termasuk uang alkohol dan hadiah konsumsi lainnya, Suming menggenggam pundak Yutta.

“ Apa yang kamu lakukan?”

Dia benar-benar takut, bagaimana anak bodoh ini bekerja keras demi uang, semua bisa dia lihat dengan jelas di matanya.

Menatap kekhawatiran tulus di mata Suming, hati Yutta yang sudah kebas dan dingin itu menjadi lebih hangat, tidak ingin Suming khawatir, dia mengedipkan mata "Kak Ming, dia hanya menginginkan sebuah ciuman dariku.”

“Sebuah ciuman? Sesederhana itu? Suming yang sudah melihat banyak di dunia ini, tidak bisa menahan diri dan mengeluarkan suara terkejut, namun detik berikutnya, Suming langsung terdiam.… Sederhana? Tidak, tidak ada yang sederhana.

Sebuah ciuman?

Pasti tidak hanya itu saja.

Dia berada di tempat hiburan, sudah terbiasa melihat konglomerat yang normal pada siang hari dan melampiaskan keinginan buruknya pada malam hari.

Konglomerat yang bisa dengan mudah memberikan uang dua ratus juta, wanita yang seperti apa yang tidak dimiliki oleh pria seperti ini?

Suming menatap Yutta, bukannya memandang rendah Yutta, namun jika hanya melihat dari penampilan luar Yutta dia… Bukanlah selera dari pria rata-rata.

Jika mengatakan pria yang tertarik dengan penampilan luar Yutta. Suming merasa di dunia ini jumlahnya sangatlah sedikit.

Pria bagaimanapun adalah orang yang melihat penampilan luar terlebih dahulu.

“ Hanya sebuah ciuman? Suming bertanya dengan ringan.

“ Ya.”

Suming menjadi lebih diam, jika hari ini ada orang kaya yang memberikan uang dengan loyal hanya untuk mendapat ciuman dari Yutta, maka dengan jelas menunjukkan bahwa masalah ini sama sekali tidak sederhana.

“Lain kali, kamu tidak usah bertemu dengan pria ini.” Suming membuat keputusan.

Dia bisa berada hingga tahap ini di tempat hiburan, bisa menjadi orang yang berhasil, hanya berdasarkan informasi yang diberikan oleh Yutta sudah bisa menyadari niat yang tidak baik yang dimiliki oleh orang ini kepada Yutta. Walaupun tidak tahu niat tersembunyi kepada Yutta, namun Suming bisa merasakan tidak boleh membiarkan Yutta untuk bertemu orang ini lagi.

Suming melirik singkat Yutta yang terus terdiam di hadapannya, tiba-tiba pandangannya teralih ke sudut keningnya, mengulurkan tangan dengan cepat menusuk rambut Yutta, bola mata Suming menyipit, dengan nafas cepat berkata

“ Apa yang terjadi!”

Gerakan Suming cepat, Yutta sama sekali tidak bereaksi, ketika Yutta menyadari Suming sudah melihatnya, dia segera menutupi kembali luka di keningnya yang baru diberantakkan oleh Suming dengan rambutnya.

“ Tidak sengaja menabrak pintu, tidak apa-apa kok.”

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu