Cinta Yang Paling Mahal - Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
"Apakah mereka... juga termasuk Tuan Cassio?"
Mendengar ini, Suming dengan jelas merasakan bahwa tubuh Yutta di dalam pelukannya seketika menjadi kaku.
Menghela nafas dalam hati... berarti benar.
Mereka semuanya tidak percaya... termasuk Eldric.
Sejauh ini, tidak perlu berbicara terlalu banyak dengan Yutta, Suming sudah bisa menebak secara umum perselisihan antara Yutta dengan bos besar.
Livin... selama dua tahun Suming mengikuti Eldric, teringat samar-samar seseorang pernah menyebut nama ini.
Dan juga samar-samar pernah mendengar bahwa gadis bernama Livin ini sangat istimewa di hati bos besar, tetapi kemudian meninggal dalam kemalangan di usia muda.
Dan tidak pernah tahu apa alasannya gadis yang sangat spesial di hati bos besar ini meninggal.
Hari ini, akhirnya mengerti.
Tapi... Suming tidak percaya.
Yutta sangat arogan dan tidak akan melakukan hal seperti itu.
Suming mengangkat tangan menyentuh kepala Yutta, dia tidak bertanya pada Yutta, mengapa dirinya tidak menjelaskannya pada Eldric, mengapa dirinya tidak membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah.
Karena hanya mereka yang pernah mengalami pengalaman yang sama yang bisa memahami perasaan sedih dan tidak berdaya karena tidak dipercayai oleh orang yang mereka cintai.
Justru karena Suming sendiri pernah mengalami hal-hal seperti itu sehingga dia mengerti mengapa Yutta tidak menjelaskannya. Mungkin Yutta telah menjelaskannya sebelumnya, tetapi tidak ada yang percaya dan bahkan tidak ada yang mau mendengarkannya... Dan terkadang, jika seseorang tidak mempercayaimu, tidak peduli bagaimanapun kamu menjelaskannya juga tidak akan ada gunanya.
"Apa rencanamu?"
"Tunggu sampai dia bosan."
Bosan?
Bosan dengan apa?
Apakah bosan dengan Yutta?
Setelah memikirkannya, Suming berkata "Aku tidak menyembunyikannya darimu. Uang dan cek yang kemudian kamu berikan padaku, semuanya aku simpan di dalam brankas dan tidak langsung ditransfer ke kartu bank.
Awalnya melakukan persiapan jika ada keajaiban, hari ini tabunganmu bisa mencapai 10 miliar. Aku telah berada di kota S selama beberapa tahun dan ada beberapa hubungan relasi. Melalui hubungan ini, di saat-saat terakhir, aku akan mengirimkan sisa uangnya ke kartu bank.
Tapi aku tidak menyangka kemudian akan terjadi hal seperti ini. "
"Yutta, tidak ada yang bisa aku lakukan untuk membantumu, tetapi Tuan Cassio tidak menyebutkan uang itu dan aku juga tidak akan mengirimkan uang ke kartu bank itu. Aku akan memberikan uang dan cek ini padamu setelah nanti. Kamu simpan sendiri dengan baik dan tunggu saat kamu sudah bisa pergi, bawa saja semuanya.
Jangan salahkan aku karena tidak membantumu melarikan diri. Aku Suming, katakan dengan baik, adalah manajer umum Hamilton, tetapi pada kenyataannya, aku hanyalah seekor anjing pengawas di bawah tangan bos besar. "
Yutta sangat berterima kasih “Aku tahu, kamu telah melakukan semua ini untukku, itu sudah cukup berisiko.” Yutta ingin mengucapkan “terima kasih” kepada Suming, tetapi malah merasa bahwa kata “terima kasih” sangat murahan dan kemudian hanya bisa dengan erat memeluk Suming!
"Baiklah, aku pergi sekarang."
...
Di sisi Eldric, dia menerima beberapa panggilan. Kakek Bayu, Tetua Jabir, secara pribadi menelepon "Bayu tidak mengerti dan menyinggung Eldric. Eldric bantu saja Kakek Jabir memberikan pelajaran pada bocah itu, agar dia selalu mengingatnya. "
Hari ini, para tetua dari beberapa anak keluarga kaya yang mempermalukan Yutta di ruang pribadi Hamilton secara bergiliran menelepon. Yang lain semua memohon belas kasihan dan mengakui kesalahan mereka. Hanya orang tua dari keluarga Jabir yang menelepon Eldric dan meminta bantuannya untuk memberi pelajaran kepada cucunya sendiri.
Hari sudah semakin gelap. Di dekat jendela, tatapan suram pria itu melihat ke luar yang gelap gulita. Terhadap perkataan Tetua Jabir, Eldric hanya menyipitkan matanya, bibirnya yang tipis perlahan berkata:
"Karena Tetua Jabir sudah berbicara, maka aku sebagai keponakan, tentu saja harus mengikutinya. Tetua Jabir bisa menyerahkan Bayu kepadaku dengan tenang. Aku pasti akan mengajarinya bagaimana cara berperilaku sesuai dengan permintaan Tetua Jabir. Sehingga kedepannya dia tidak akan menyinggung orang-orang yang seharusnya tidak dia singgung dan menyebabkan masalah. Ini sudah larut, Tetua Jabir istirahatlah lebih awal. "
Jari-jari yang panjang, tanpa melihat, langsung menekan tombol mati.
Di ujung telepon, lelaki tua berambut perak itu sangat marah hingga hendak menghancurkan ponsel di tangannya “Bagus sekali, kamu putra keluarga Cassio!” Lalu berteriak marah kepada pengurus rumah tangga di sebelahnya:
"Katakan padaku, keluarga Cassio ini benar-benar dibatas kewaajaran! Aku berada di lingkaran bisnis ini selama beberapa dekade dan bukanlah tipe orang yang tidak bernama. Senioritasnya dua kali lipat dari Eldric. Dia Eldric, hanya seorang junior dari keluarga Cassio, berani-beraninya menelepon dan tidak menghargaiku! "
Pengurus rumah tangga yang berada di samping hanya bisa membujuk "Tuan, anda jangan khawatir, anda juga sudah mengatakan bahwa generasi muda sekarang yang tidak tahu diri itu sangatlah banyak, jadi anggap saja anda mengalah pada junior." Perkataannya memang enak di dengar, tetapi mata pengurus rumah tangga itu tidak berdaya: Tuan, dia adalah Eldric dari keluarga Cassio, apa yang dapat anda lakukan dengannya jika anda begitu marah padanya?
Apakah bertengkar dengan keluarga Cassio?
Apakah anda memiliki keberanian, kemampuan dan kekuatan ini?
Tentu saja, perkataan ini sama sekali tidak mungkin untuk dikatakan kepada Tetua Jabir.
Pengurus rumah tangga tua itu telah mengikuti Tetua Jabir cukup lama, dia sudah mengetahui pemikirannya dan begitu matanya berputar "Barusan saat Tuan Muda Kedua menelepon ke rumah untuk meminta bantuan, sepertinya menyebutkan putri keluarga Aloysia itu, kan?"
Begitu mengingatkan tentang ini, Tetua Jabir tiba-tiba teringat “Putri dari keluarga Aloysia itu, bukankah sedang masuk penjara?” Mata tuanya berkedip, kamu telepon ke rumah Aloysia, aku akan bertanya langsung pada Hartono.
Telepon sudah dihubungi, malam-malam begini, maish saja menelepon ke rumah orang lain. Benar saja, telepon di sana langsung terhubung dan terdengar suara tidak puas "Sudah begitu larut, siapa ini."
"Hartono, apakah kamu sudah tidur?"
Di ujung telepon yang lain, begitu mendengar suara pelan dari Tetua Jabir, rasa kantuk Hartono sedikit menghilang "Oh, ini Tetua Jabir, sudah begitu larut. Apakah Tetua Jabir ada sesuatu mencariku?"
"Hartono, sebagai orang tua, aku ini ingin memberi selamat kepadamu."
Hartono tampak sangat bingung "Perkataan tuan ini memulai topik dari mana dan kabar gembira dari mana?"
"Selamat atas reuni keluargamu. Yutta, anak itu, apakah sudah keluar dari penjara?"
Wajah Hartono tiba-tiba berubah, ekspresinya menjadi serius "Tuan, anda meneleponku larut malam begini, hanya untuk mengatakan ini?"
Di saat yang sama, dalam hatinya sedang menghitung waktu... dalam perkiraannya, gadis jahat itu harusnya sudah dibebaskan dari penjara.
Memikirkan gadis jahat itu, Hartono merasa sangat frustasi... Tahun itu, keluarga Aloysia sangat berusaha keras, mengalami banyak kesulitan dan hampir menghancurkan fondasi keluarga Aloysia selama beberapa generasi. Kejahatan yang dilakukan oleh gadis jahat ini sudah membuat keluarga Aloysia menjadi bahan lelucon!
Tetua Jabir tertawa hehe "Keluargaku Bayu, kamu juga tahu, anak muda yang energik dan selalu menyukai tempat-tempat kekacauan. Hartono, bagaimanapun juga, kami sebagai tetua juga menyaksikan Yutta tumbuh dewasa, jika dia melakukan kesalahan lagi. Kamu sebagai seorang ayah juga tidak boleh membiarkan anak ini mencemari Hamilton, melewati hidup dengan berpura-pura senang. "
Piang!
Tetua Jabir mendengar suara cangkir pecah di lantai dari ujung telepon dan akhirnya senyuman muncul di wajah tuanya... Karena kejadian ini adalah masalah yang disebabkan oleh putri Hartono, bahkan sampai melibatkan keluarga mereka Bayu, Hartono ingin bersikap egois dan tidur nyenyak di malam hari, bermimpi indah... rasanya tidak mungkin!
Novel Terkait
The Winner Of Your Heart
ShintaPengantin Baruku
FebiLove In Sunset
ElinaThe Richest man
AfradenMy Charming Wife
Diana AndrikaCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang