Cinta Yang Paling Mahal - Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
Yutta!
Yutta lagi!
Mengapa semua orang begitu peduli padanya?
Lea tidak mengakui dirinya iri, saat ini dia masih berada di tangan orang.
“Bos.”
Dia berkata dengan bergetar “Aku tidak menentang Yutta!”
“Aku tidak ingin mendengar omong kosong.” Seiring kata yang tidak bersuhu ini, tangan pria yang mengenakan sarung tangan, sengaja memperkuat kekuatan di dagu Lea, kekuatannya itu seolah-olah dapat menghancurkan dagu orang.
Lea menangis kesakitan, dia bahkan curiga dirinya telah mendengar suara tulang dihancurkan.
“Aku, aku akan mengatakannya….” Lea merasa orang di depannya ini adalah iblis, terlalu mengerikan, dia sangat takut dan kebenciannya terhadap Yutta semakin meningkat……
Dia telah berjanji akan memohon untuknya!
Tapi dia tidak melakukannya!
Dia hanya berpura-pura baik!
Menjijikan!
Dasar wanita murahan!
Dia adalah orang yang paling pintar berpura-pura!
Tidak peduli apa yang dipikirkan Lea, saat ini dia benar-benar sangat takut dengan iblis di depannya ini.
“Itu Tuan Kamil.”
“Tuan Kamil? ……. Eldric mengangkat alisnya “Ridwan Kamil?”
“Ya, aku menyukai Tuan Kamil, tapi Yutta menggodanya. Kalau Yutta adalah gadis baik yang menjaga diri, aku juga tidak akan begitu tidak menyukainya.
Tapi dia bukan! Demi uang, Yutta dapat melakukan apapun. Tapi Tuan Kamil tidak mengetahuinya, sampai sekarang dia masih belum tahu wajah Yutta yang sebenarnya.
Aku tidak ingin melihat Tuan Kamil dibohongi wanita seperti ini, dia begitu menggoda Tuan Kamil, bukannya hanya karena uang?”
Ketika mengatakan kata-kata ini, Lea tidak hanya mengatakan mengapa dirinya menentang Yutta, tapi juga sengaja mengatakan kata-kata yang membuat pria di depannya ini mengetahui sifat Yutta!
Gitta mengerutkan kening, tapi tidak berkata, dia hanya berdiri diam dan menunggu di samping.
Tidak terlihat ekspresi yang berlebihan di wajah Eldric yang dingin.
Dia menundukkan matanya dan menatap Lea di depannya “Kamu bilang Yutta menggoda Ridwan, adakah buktinya?”
“Ada!” Membicarakan ini, ada kemarahan dan kebencian melintasi mata Lea “Aku melihat mereka saling berpelukan dan berciuman di bawah tangga!”
Mata Eldric yang dalam tiba-tiba menjadi tajam “Kamu melihat mereka saling berpelukan dan berciuman?”
“Ya! Aku melihatnya dengan mataku sendiri, Tuan Kamil dan Yutta, mereka berciuman dengan mesra!”
Nafas Eldric menjadi kacau, tapi hanya sesaat!
Matanya perlahan-lahan menjadi dingin, wajahnya yang tampan bagaikan salju yang membeku, Gitta telah lama mengikuti Eldric, ini adalah pertama kalinya dia merasakan Bosnya mengalami perubahan emosional. “Tidak hanya begitu, Tuan Kamil juga sangat baik pada Yutta, terakhir kali Yutta jatuh, Tuan Kamil memeluk pinggangnya dan memapahnya.
Mungkinkah orang biasa akan mengizinkan pria lainnya memeluk pinggangnya?”
Suhu di sekitar telah turun ke titik beku, wajah pria juga menjadi dingin.
Eldric menyipitkan matanya “Mengapa bukan Ridwan yang menggoda Yutta?”
Membicarakan tentang Yutta, Lea tiba-tiba melupakan keadaannya saat ini, amarahnya tiba-tiba meningkat dan mendengus berkata:
“Bagaimana mungkin? Apa yang bisa Yutta keluarkan? Apa yang dia miliki? Wajah? Tubuh? Keluarga? Atau pendidikan?”
“Yutta tidak memiliki apapun, siapa tahu dia menggunakan cara murahan seperti apa untuk menggoda Tuan Kamil? Mungkin saja berpura-pura kasihan untuk memenangkan belas kasihan? Karena sebelumnya Tuan Kamil belum pernah menemui wanita seperti Yutta.”
Membicarakan tentang Yutta, Lea benar-benar tidak segan, terhadap Yutta dia benar-benar penuh keluhan, sekarang memiliki kesempatan untuk berbicara di depan bos besar, Lea berpikir dalam hati, tidak peduli bagaimanapun juga, hari ini dia harus mengungkapkan wajah Yutta yang sebenarnya di depan Bos besar!
Gitta mengerutkan kening, melihat wajah Lea yang polos, dia semakin tidak nyaman, wanita ini sepertinya telah lupa, Yutta telah membantunya memohon di depan bos besar.
Dasar tidak tahu membalas budi.
Eldric berwajah dingin, tiba-tiba tangannya melepaskan dagu Lea, berdiri dan menatap Lea yang jatuh duduk di bawah:
“Benar-benar menjijikkan.”
Suara yang rendah dan tatapan jijik.
Lea salah paham dengan maksudnya dan berkata “Ya, wanita seperti Yutta benar-benar menjijikkan.”
“Salah, maksudku kamu sangat menjijikkan.”
Lea tiba-tiba tertegun.
Eldric berkata “Akhirnya aku tahu, mengapa Ridwan mendorongmu pada Drian.” Suara yang magnetik tiba-tiba berkata “Karena kamu sangat menjijikkan.”
“Aku…..” Mengapa dia menjijikkan?
“Aku dan Yutta……”
“Jangan membandingkan dirimu dengan Yutta. Tidak peduli wajah, bentuk tubuh, ataupun pendidikan dan keluarga, kamu tidak mungkin bisa melewatinya.”
Wajah, bentuk tubuh, pendidikan, keluarga…. Tiga tahun yang lalu, Yutta tidak pernah kekurangan apapun.
Eldric merasa agak kesal. Sepertinya dirinya yang mendorong Yutta ke keadaan seperti sekarang ini.
Dan hari ini, hal-hal yang tidak pernah Yutta kekurangan ini, ternyata menjadi alasan Lea menyerangnya.
“Bos?” Gitta memanggilnya, sepertinya bos semakin sering melamun akhir-akhir ini.
Eldric kembali sadar, menundukkan mata menatap Lea “Pertunjukkan tenggelamnya Yutta, sebenarnya disiapkan oleh Ridwan untukmu.” Wajah Lea menjadi pucat!
Dia membuka lebar matanya…… Tidak! Tidak mungkin!
“Kamu membohongiku! Tuan Kamil begitu baik!”
Eldric hampir saja tertawa, Ridwan adalah orang baik?
Dia malas berbicara dengan Lea dan mengangkat dagu pada Gitta, Gitta segera mengerti dan segera melangkah maju menarik Gitta.
“Kamu ingin membawaku ke mana?” Lea kaget! Dia takut bos besar akan melakukan sesuatu yang lebih keterlaluan.
“Bising sekali.”
Begitu pria berkata, Gitta segera menutup mulut Lea dan dibawa naik ke mobil oleh Gitta.
Di depan gudang, ditambah Bentley Eldric, total lima mobil mewah berwarna hitam, melaju keluar bersama.
….……
Vila Ridwan di kota S, adalah tempat tinggalnya.
Lima mobil mewah berwarna hitam berhenti di depan pos vila Ridwan berada.
“Hubungi Ridwan dan beritahu dia, Eldric datang mengantarkan hadiah untuknya.”
Melihat situasi ini, penjaga pos tidak berani menyinggung, gayanya bukan orang biasa, dia sebagai penjaga pos di komunitas ini, tentu pernah mendengar nama Eldric, orang yang terkenal di Kota S.
Dia tidak berani membuat masalah, jadi segera menelepon Ridwan "Tuan Kamil, sekelompok orang datang dan memintaku memberitahumu sesuatu."
“Apa?” Ridwan bertanya dengan malas.
"Eldric datang mengantarkan hadiah untukmu."
Ridwan yang malas-malasan segera menyipitkan matanya, tiba-tiba menjadi semangat dan sudut bibirnya terangkat "Persilakan Tuan Cassio masuk dan duduk."
Pintunya segera dibuka, lima mobil hitam akhirnya berhenti di pintu masuk vila Ridwan.
“Tuan Cassio datang masih membawa hadiah, tidak perlu begitu segan.” Ridwan mengenakan piyama dan bersandar di pintu dan berkata dengan nada menyindir.
Eldric tersenyum dingin "Tuan Muda Kamil memiliki kebiasaan berbicara di depan pintu?"
“Presdir Cassio, silakan.” Ridwan segera mempersilakan Eldric masuk ke dalam rumah.
Begitu memasuki ruangan, Eldric langsung duduk di sofa dengan tidak segan dan Ridwan berjalan ke bar "Minum apa?"
"Tuan Muda Kamil, apakah kamu kenal dengan wanita ini?"
Seiring pertanyaan ini, Lea didorong keluar dan jatuh duduk di bawah kaki Ridwan.
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniBack To You
CC LennyJalan Kembali Hidupku
Devan HardiDemanding Husband
MarshallUnlimited Love
Ester GohCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang