Cinta Yang Paling Mahal - Bab 55 Bawa Aku Menemuinya

Gitta tersenyum tapi juga tidak tersenyum.Dia mengira masalah yang terjadi di masa lalu, apa yang bisa diketahui oleh Suming ini.

“Panggil wanita ini kesini.” Katanya.

Suming mengangguk, Suming dari awal tidak terlalu suka dengan Lea.

Lea dipanggil ke kantor Suming entah kenapa. Dia merasa gugup sepanjang perjalanan ke sana.

“Kak Ming.” Dia telah belajar untuk jujur sekarang. Tidak seperti ketika dulu dia pertama kali masuk kantor Suming, dia begitu sok sekali.

“Aku tidak mau berbasa-basi denganmu. Ceritakan apa yang terjadi di ruangan lantai enam hari ini.” kata Suming dengan singkat.

Lea langsung panik. Benar saja, ini demi masalah di ruangan lantai enam hari ini.

Meskipun ketika berbicara dengan Suming, dia sengaja menghindari beberapa hal yang tidak baik dan akan merugikan untuknya, dia pun menyembunyikan dengan samar hal-hal itu.

Tapi dia menghadapi dua orang yang cerdik, tidak peduli itu Suming atauopun Gitta, mungkin mereka bisa langsung menyimpulkan garis besar masalahnya dari kata-kata Lea dan ekspresinya.

“Kak Ming, aku benar-benar tidak sengaja. Aku tidak menyangka ketika aku menolak Tuan Toki, Tuan Toki malah menyuruh Yutta yang melakukannya.” Lea sangat kasihan memohon belas kasihan dan ampun kepada Suming.

Di wajah lembut Suming sudah tidak kelihatan kehangatan apapun. Bibir merahnya bergerak, “Aku beritahu kamu ya, Tuan Toki adalah seorang pengusaha Hong Kong yang datang ke kota S dari selatan, bagaimana mungkin dia bisa mengenal Yutta?"

"Aku, aku, aku juga tidak tahu. Mungkin, mungkin seseorang menyebutkan namanya kepada Tuan Toki. Kak Ming, percayalah padaku. Aku sejak kecil takut dengan air, karena aku pernah tenggelam waktu kecil. Jadi begitu mendengar permintaan dari Tuan Toki. Aku tidak mengiyakannya. Selain itu, aku tidak melakukan apa-apa lagi.”

“Jika begitu, apa yang terjadi di ruangan lantai enam itu tidak ada hubungannya sama sekali denganmu?”

“Ini tidak ada hubungannya sama sekali denganku. Benar-benar tak ada hubungannya. Aku benar-benar tidak bersalah.”Jika ketika baru datang di internasional Club Hamilton, Suming mengira mungkin dirinya jika tidak duduk bekerja di Internasional Club Hamilton, maka tidak ada hubungan sedikitpun. Tapi selama ini, semua hal yang terjadi sudah mengajarkan Lea, apa yang dinamakan dengan ‘realita’ dan ‘kekejaman’.

Itu juga membuat Lea mengerti bahwasannya aturan yang ditetapkan oleh beberapa orang di dunia ini harus diikuti.

Lea ketakutan. Dia panik dan tak tahu harus berbuat apa. Dia tiba-tiba memikirkan Yutta yang tidak kenapa-kenapa itu. Dia melihat ke arah Suming. Di wajah halus di depannya itu, Lea melihat dua kata "tidak percaya".

Hanya dalam beberapa detik saja, wajah Yutta yang selamanya tampak diam itu dan hanya tampak sosok kesepian di punggungnya itu muncul di pikiran Lea. Tanpa memikirkan apapun , dia merasa jika saja wanita itu yang berkata, pasti itu akan bisa membantu dirinya ini.

"Kak Ming, kamu percayalah padaku. Masalah besar hari ini tidak ada hubungannya denganku. Jika kamu tidak mempercayaiku, hubungi Yutta dan tanyakan padanya. Dia pasti akan membantuku untuk melunturkan kecurigaan ini.”

Percaya diri dari mana dia ini, wanita yang sudah dicelakai olehnya, setelah menerima luka besar seperti itu, mana mungkin mau untuk berbohong demi dia. Percaya diri dari mana dia yang sangat yakin kalau wanita pendiam dan tampak kesepian itu pasti akan mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan keinginannya, mengatakan kalau apa yang dikatakan Lea ini benar. Mengatakan kalau Lea ini tidak bersalah.

Suming menghembuskan napas kesal, menutupi dadanya, lalu menatap Lea dari atas ke bawah. Tatapan matanya semakin tajam.

Gitta berdiri tiba-tiba. Semuanya sudah diklarifikasi dan diselidiki dengan jelas. Tidak perlu berlama-lama di sini, dia pun mengeluarkan ponselnya dan menelepon Eldric.

“Bos sudah diselidiki dengan jelas. Nona Aloysia bisa masuk ke ruangan itu pada saat itu karena Tuan Toki sendiri yang memanggil Nona Aloysia ke sana.” Gitta bicara dan menjelaskan dengan singkat, “Saat itu ada seorang karyawan wanita di ruangan itu. Identitas dari karyawan itu juga sudah diselidiki dengan jelas.”

Dia tidak langsung mengatakan kalau Lea yang menjebak dan mencelakai Yutta. Bos sangat cerdik dan cerdas, mendengar petunjuk yang baru saja diberikannya, bos pasti sekarang sudah bisa menebak kenyataan sebenarnya.

“Aku ingat, saat itu Drian pernah bilang, sebagai alat penyangga wadah itu Ridwan yang menyuruh orang mengantarkannya?” Eldric terkekeh.

“Bukankah pelayan wanita waktu itu kalau tidak salah bernama Lea? Baru saja Drian meneleponku dan minta belas kasihanku. Sayangnya, dia mengungkapkan beberapa hal yang berguna. Dia bilang kalau tuan muda Ridwan merekomendasikan seorang gadis kepadanya. Dia bilang gadis itu menyenangkan sekali untuk dimainkan. Kebetulan sekali namanya Lea.”

Dia bicara lalu memerintahkan, “Kamu bawa langsung wanita ini ke tempat parkir di lantai bawah untuk menungguku. Aku akan segera turun."

Gitta memasukkan teleponnya, menatap Lea yang tampak kasihan dan menyedihkan ini, lalu berkata pada Suming, "Bos mau dia."

“Bawa saja.” kata Suming langsung tanpa berpikir panjang.

Ketika Lea mendengar kalau Bos ingin bertemu dengannya. Kakinya langusng lemas, “Kak Ming, aku ...”

“Gitta bukanlah orang yang lembut. Jika kamu tidak ingin semakin bersalah dan menderita, lebih baik ikuti dia dengan patuh.” Suming langsung memotong dan menghancurkan harapan Lea.

Dia tidak tahu suasana hati seperti apa yang dimiliki si idiot Yutta ketika dia melompat ke air. Tapi dia bisa memikirkan ketakutan ketika tenggelam dalam air. Dia tenggelam dalam air, dan ketika membuka mata, di luar jarak satu tangan darinya, orang-orang hanya memandanginya tanpa ada yang mau menyelamatkannya. Pada saat itu, bagaimana perasaan gadis bodoh itu, seputus asa apa juga dia.

Lea tidak ingin pergi. Tapi Gitta bukanlah orang yang santai, dia meraih tangan Lea dengan keras hingga Lea berteriak kesakitan.

“Berhenti.” Sebuah suara kasar tiba-tiba terdengar. Tepat sebelum Gitta hendak membawa orang itu pergi, ada sesosok tubuh di luar pintu.

“Yutta, kenapa kamu ada di sini?” Suming berdiri dengan heran.

“Yutta!” Lea seperti orang yang jatuh ke air dan melihat segenggam harapan untuk menyelamatkan dirinya. Dia menggenggam erat lengan Yutta, lalu mata indahnya dipenuhi dengan air mata, dia berteriak sambil menangis,

“Yutta, selamatkan aku. Yutta, aku tahu kamu bisa menyelamatkanku. Yutta, aku mohon. Aku tahu aku salah. Aku benar-benar tahu kalau aku salah. Kamu bantu aku memohon, bantu aku minta ke Kak Ming.... bukan, minta mohon ampun ke bos besar! aku jamin, aku jamin, hari ini juga aku akan meninggalkan Internasional Club Hamilton. Aku tidak akan lagi muncul di hadapanmu. Aku akan berlutut kepadamu.”

Suming mengerutkan kening dan menatap Lea dengan jijik.

“Yutta, jangan pedulikan dia. Itu sudah resiko atas perbuatannya.” Kata Suming, dia menatap dingin ke Lea, “Dulu, aku sudah memperingatkanmu untuk bertingkah laku baik. Kata-kata yang aku katakan padamu itu jelas sekali kalau tidak sepatah katapun yang kamu dengarkan baik-baik ya. Kalau tidak, kamu juga tidak akan mungkin jadi seperti hari ini.”

Lea merintih dan terisak, tapi kedua tangannya tetap masih menggenggam lengan Yutta dan tak mau melepaskannya, “Yutta, aku mohon padamu. Ini pertama kalinya aku mohon padamu.”

Yutta seperti tiang kayu yang berdiri diam di tempatnya. Kata-kata Lea tiba-tiba membuatnya merasa menggelikan sekali, "Iya, kamu baru pertama kali memohon padaku. Karena kali ini, meskipun aku bekerja sama denganmu untuk berkata bohong. Bos di belakang semua ini tidak akan mungkin percaya.”

“Yutta.... kamu, kamu disini ternyata datang untuk memberikan masalah ya?”

Wajah Lea penuh rasa sakit, duka, dan amarah, seolah dia baru pertama kali mengenal Yutta yang ini, "Aku tidak menyangka kamu menjadi orang yang begitu licik dan bisa membuat masalah untuk orang lain seperti ini!"

“Orang yang hatinya cantik maka akan melihat semuanya begitu cantik dan indah. Orang yang hatinya jahat maka akan melihat semuanya begitu jelek dan jahat.” Yutta tersenyum tipis, lalu tak berdaya. Entah tak berdaya karena apa.

“Namun, meskipun dalam hati sebenarnya aku tidak mau, tapi aku akan tetap berusaha menyelamatkanmu.”

Dia menggelengkan kepala dengan santai, tidak tahu menggelengkan kepala karena hati baiknya atau karena kepercayaan dalam lubuk hatinya... dia tahu, dia hanya tidak ingin lagi....

"Gitta, bawa aku menemuinya."

Pada akhirnya, dia masih saja kalah....

Novel Terkait

Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu