Cinta Yang Paling Mahal - Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
Gitta, Pengawal 2 beserta yang lain, enam mobil berbaris dengan berurutan dan berhenti di depan pintu gerbang aula acara,
Eldric berjalan ke hadapan Gitta dan tiba-tiba!
"Pak!" Eldric menampar Gitta dengan kuat di wajah!
"Dimana dia!" Suara Eldric yang dingin berdering.
Gitta yang tidak mengerti pun bertanya: "Boss, siapa?"
"Yutta, bukannya aku menyuruh kamu meminta orang untuk mengawasnya? Dia dimana?!" Eldric melihat ke Gitta dengan tatapan yang dingin dan menakutkan, waktu mendengar nama Yutta, jantung Gitta langsung mengerat dan wajahnya langsung memucat: "Boss, aku..."
"Kamu tidak menjalani perintah aku dengan baik, kamu tidak menganggap Yutta Alousia, kamu bahkan tidak mengirim bawahan untuk mengawas Yutta hari ini! Benar atau tidak?!"
"Boss..." Dahi Gitta dibasahi oleh keringat dingin, dia memang tidak pernah menganggap Yutta, ada apa yang baik dengan wanita itu? Dia membunuh Livin dan bahkan menghina orang yang telah dia bunuh.
Wajah Eldric ditutupi oleh ekspresi yang dingin, dia menunjuk ke wajah Gitta dan memarahinya: "Aku tidak ada waktu mengurus kamu sekarang" Setelah itu dia pun segera memerintah Pengawal 2 yang berada di samping: "Segera mengirim semua orang yang berada di kota S untuk mencari dia!"
Pengawal 2 yang merasa sangat gugup sibuk mengangguk, dia sudah banyak tahun tidak melihat boss bersikap seperti itu.
Eldric melihat ke aula acara di depannya dan tiba-tiba dia teringat dengan adengan banyak tahun lalu, wanita itu berdiri di atas papan loncat yang berada di samping kolam berenang untuk menyatakan perasaan dia kepada Eldric.
Cahaya di mata Eldric memudar, dia berputar balik badan dan masuk ke dalam mobilnya: "Suming, kamu menjaga di sini saja, hubungi aku kalau sudah menemukannya" Kemudian Eldric melihat ke yang lain, "Kalian juga, siapa pun yang menemukan Yutta, segera hubungi aku"
Setelah itu, Eldric teringat dengan sesuatu sehingga dia memerintah lagi, "Kirim dua orang untuk menunggu di bawah kostnya dan bawah kantor, segera lapor kalau melihatnya."
Setelah itu, Eldric menginjak pedal gas dan segera mengemudi dengan kecepatan cepat!
Yutta!
Eldric yang duduk di tempat pengemudi, selain kedinginan, masih ada khawatir yang tersembunyi di wajahnya.
Eldric tidak tahu mengapa dia bisa merasa begitu cemas setelah mengetahui wanita itu menghilang.
Eldric tidak tahu mengapa dia bisa merasa begitu panik setelah mendegar Suming berkata bahwa dia khawatir Yutta akan bunuh diri.
Eldric tidak tahu!
Tetapi, dia tahu dia harus menemukannya!
Ini adalah satu-satu pemikiran Eldric pada saat ini!
Mobil Eldric bergerak di antara wilayah kota S dan melewati berbagai jalan, Eldric tidak menyadari bahwa dirinya sedang melakukan sesuatu yang bodoh bagi orang lain, dia sedang mencari sebuah jarum di tengah laut yang luas! Dia sedang mencoba untuk mencoba seseorang di tengah kota besar ini!
Fakta adalah, Eldric benar-benar melakukan hal itu
Headset bluetooth berada di telinga Eldric, setiap beberapa menit, dia akan menelpon ke Suming, Gitta, Pengawal 2.., beserta bawahannya dan bertanya: "Apakah sudah menemukannya?"
"Apakah ada melihatnya?"
"Apakah dia ada pulang ke rumah?"
"Bagaimana dengan perusahaan?"
Setiap telpon dari Eldric membuat para bawahannya sangat panik dan takut!
Waktu terus berjalan, sekarang sudah jam 23:30, 30 menit kemudian waktu sudah berjalan sampai hari berikutnya!
Tiba-tiba!
Sebuah adegan melintas melewati pikiran Eldric.
Dia tiba-tiba berputar arah dan mengemudi menuju sebuah arah!
Mobil tiba di tempat tujuan dan Eldric turun dari mobil.
Eldric membanting pintu mobilnya dengan kuat.
Selangkah demi selangkah, dia berjalan menuju gerbang.
Dia.., benar-benar ada di sini.
Yutta bersandar di sebuah pintu besi yang berada di sudut, kaki Eldric yang panjang berhenti di hadapannya.
Yutta mengangkat kepalanya secara perlahan dan melihat wajah Eldric yang familier,
"Apakah kamu datang menertawakanku?" Yutta bertanya dengan suara yang serak, dia tidak ingin tahu mengapa pria ini akan tiba-tiba muncul di tempat ini pada jam segini, dia tidak ingin tahu.., malam ini sudah membuat dia merasa sangat capek.
"Suming berkata kamu menghilang", Suara yang rendah menjawab.
Padahal jawaban yang refleks di kesadarannya adalah: Aku sedang mencari kamu.
Tetapi pada saat ini, Yutta sama sekali tidak peduli dan tidak akan peduli, tentu saja, dia juga tidak akan memperhatikan maksud yang tersembunyi di dalam jawaban itu.
Eldric berdiri di depan Yutta, menundukkan kepalanya dan menatap Yutta sangat lama.
Setidaknya ada 15 menit.
Tiba-tiba, sebuah cahaya melintas melewati tatapannya, seolah-olah dia telah membuat sebuah keputusan yang penting.
Eldric tiba-tiba membungkukkan tubuhnya dan mengulurkan tangannya kepada Yutta.
"Piak" Yutta mendorong tangan Eldric dan berkata: "Jangan menyentuh aku" Dia tidak ingin akting pada malam ini.
Sementara tatapan Eldric bergerak dan berhenti kepada tangannya yang didorong oleh Yutta, dia tidak marah dan malah berjongkok di depan Yutta kemudian berkata: "Waktu kecil, suatu hari, kamu, aku dan Livin bolos dari sekolah dan pergi ke taman hiburan ini, Livin sangat penakut, kamu memaksa dia dan menarik dia keluar, sementara aku, aku tidak ingin mendengar guru matematika yang tua itu berbicara, sehingga aku setuju dengan idemu juga, kita bertiga bolos bersama dan datang ke taman hiburan ini, kita bermain hampir semua aktivitas yang ada di sini, kecuali Ferris, Livin ingin duduk Ferris, kamu tidak mau dan kamu juga tidak mengizinkan aku untuk duduk, aku ingat pada waktu itu kamu berkata kepada aku dengan nada suara yang serius dan tegas, kamu bilang: ‘Sebelum Eldric jatuh cinta kepada Yutta, Yutta tidak akan mau duduk Ferris’.”
Hati Yutta Aloysi tersentuh, dia membuka mulut dan menambah: "Aku ingat pada waktu itu kamu menjawab aku dengan nada suara yang yakin: “Eldric tidak akan jatuh cinta kepada Yutta pada kehidupan ini" Yutta mengeratkan tinjunya.., semua bencana yang dia alami mulai terjadi ketika dia jatuh cinta kepada Eldric!
Yutta menatap ke pria yang berada di hadapannya sekarang, wajah ini, orang ini, membuat dia kehilangan terlalu banyak.
Pria ini membuat Yutta kehilangan hatinya, kemudian kehilangan identitas, masa lalu, kebebasan dan harga diri, kemudian..., kemudian di kehidupannya yang gelap dan membusuk ini, akhirnya muncul sebuah tatapan bercahaya jernih yang mau melihat kepada Yutta tanpa penghinaan.., tetapi, tatapan itu menghilang pada hari ini.
Duduk di sini, Yutta berpikir sangat lama, kenapa semua barang yang dia miliki bisa menghilang satu per satu semuanya? Penyebabnya berada di sini..., yaitu Eldric.
Tatapan Eldric memancarkan kesakitan untuk sejenak, dia tidak menyukai tatapan Yutta kepadanya sekarang.., Eldric pun mengulurkan tangannya kepada Yutta lagi.
Kali ini, Eldric menangkap tangan kecil yang mendorong tangannya, kemudian menggerakkan tangannya dengan teknik, detik selanjutnya, tangan beserta tubuh Yutta ditarik ke dalam pelukannya, tangan Eldric bergerak ke arah bawah dan langsung mengendong Yutta, Eldric berdiri dan berjalan ke arah mobilnya berada.
"Ikut aku pergi"
Yutta Aloysi membantah: "Lepaskan aku, lepaskan aku!" Yutta takut kepada orang ini dan tidak ingin menjumpai orang ini pada saat sekarang!
"Shhh" Eldric meletakkan Yutta yang berada di pelukannya ke dalam tempat penumpang, kemudian menahan bahunya dengan satu tangan, satu tangannya lagi berhenti di bibir Yutta: "Sekarang kamu butuh tidur dengan baik."
Tatapan Eldric memancarkan sakit hati yang tersembunyi, sampai Eldric sendiri tidak menyadari hal itu,
"Tubuh aku sendiri, aku yang membuat keputusan, aku tidak mau tidur, aku tidak mau istirahat" Yutta berkata, ada terlalu banyak hal yang terjadi pada hari ini, Yutta sudah tidak ingin akting lagi!
Eldric mengabaikan kata-kata Yutta dan segera masuk ke tempat pengemudi: "Aku berkata kamu butuh istirahat, berarti kamu harus istirahat, kamu harus mendengarkan kata-kataku, anak kecil yang tidak menurut itu akan dihukum."
Suara Eldric terdengar sedikit dingin, tetapi kalau mendengar dengan seksama, bisa tahu bahwa nada suaranya memiliki unsur sakit hati.
Hanya saja, tidak ada yang menyadari hal itu, mau Yutta ataupun Eldric sendiri.
Novel Terkait
Uangku Ya Milikku
Raditya DikaStep by Step
LeksKing Of Red Sea
Hideo TakashiHabis Cerai Nikah Lagi
GibranI'm Rich Man
HartantoPenyucian Pernikahan
Glen ValoraCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang