Cinta Yang Paling Mahal - Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
"Hei, apakah kamu sudah mendengar? Aku baru saja bertemu Yutta, dia bertanya kepada orang-orang di sekitarnya apakah bisa memperkenalkan pekerjaan untuknya, dia bisa melakukan apapun."
"Wanita ini benar-benar terlalu mata duitan, tapi dia memang tidak cocok di departemen humas, tidak tahu mengapa atasan membiarkannya masuk, dia telah menurunkan rata-rata kinerja departemen kita."
"Dia belum menerima pekerjaan apapun selama sebulan, benar? Aku lihat dia sudah sangat cemas dan bertanya kepada semua orang di departemen hari ini."
Di toilet, beberapa staf humas merias wajah di depan wastafel, sambil bergosip.
"Sudah, jangan bicara tentang dia lagi, ini hanya akan merusak suasana hati kita, ayo, Tuan Muda Kedua Jabir sudah lama tidak datang bermain, tuan-tuan muda itu membuka kamar VIP di lantai enam, ayo pergi mencari Tuan Muda Kedua Jabir dan yang lainnya."
Beberapa wanita dengan riasan tebal, berjalan menuju lantai enam.
Yutta memohon kepada semua orang di sekitarnya, tetapi tidak ada hasil, dia kembali ke ruang tunggu departemen humas dengan putus asa.
Dia menatap jam di ruang tunggu, waktu berlalu sedikit demi sedikit.
Suming mengiriminya pesan teks dan memberitahunya bahwa Eldric akan tiba di Hamilton dalam dua puluh menit.
Yutta tahu bahwa Eldric selalu tepat waktu dan bertindak sesuai dengan apa yang dikatakan, keputusasaan di dalam hatinya semakin besar.
"Hei, Yutta, ikuti aku."
Pintu ruang tunggu didorong terbuka, Yutta mendongak dan melihat Suming berdiri di sana dengan wajah cantik dan sedang menatap dirinya.
“Kak Ming?” Yutta terkejut, wajahnya tiba-tiba menjadi pucat “Apakah dia sudah datang?”
Apakah Eldric tiba begitu cepat?
Pada saat ini, Yutta tidak berdaya seperti anak kecil, Suming merasa sangat tidak nyaman ketika melihatnya seperti ini, dia menarik napas kuat-kuat, kemudian menatap Yutta dengan acuh tak acuh dan berkata:
"Bos besar belum datang, ikuti aku."
"Kak Ming?"
Suming mengerutkan alisnya "Mengapa kamu masih tercengang di sana? Aku bawa kamu menemui tamu yang aku kenal."
Yutta segera berdiri "Kak Ming, aku segera kemari."
Suming tidak berbicara, dia memimpin Yutta ke lantai atas.
“Lantai enam?” Ekspresi Yutta sedikit aneh.
“Apakah menurutmu tamu yang bahkan tidak mampu untuk membuka kamar di lantai enam dapat memberi tips sebesar 1 miliar?” Suming berhenti di depan sebuah kamar “Yutta, hanya ini yang bisa kubantu, aku tidak seharusnya membawamu ke sini... ada beberapa hal, aku tidak bisa memberitahumu, kamu juga seharusnya tahu bahwa Kak Ming sangat menyayangimu, tetapi Kak Ming juga ingin hidup dengan baik. "
Yutta menundukkan kepala, dia tahu apa arti dari kata-kata Suming yang tersirat. Dia tahu bahwa Suming telah berjuang di dalam hati untuk membawanya ke kamar ini dan membuat keputusan ini "Kak Ming, aku tahu, aku... sangat berterima kasih padamu, aku mengerti. "
Perkataan "Aku mengerti" telah menjelaskan semuanya, kelopak mata Suming berkedut dan dia dengan hati-hati menatap wanita yang terlihat biasa di depannya ini... Yutta, seseorang yang melihat segalanya tetapi tidak mengatakan apa-apa, Yutta merupakan orang yang sangat bijaksana.
Suming berhenti menatap Yutta dan sebelum mengetuk pintu, dia berkata kepada Yutta "Hanya ini yang bisa aku lakukan, tetapi apakah bisa terjadi keajaiban, itu tergantung pada keberuntunganmu sendiri."
Yutta tiba-tiba teringat sesuatu, dia meraih tangan Suming yang hendak mengetuk pintu "Kak Ming, apa marga dari tamu di kamar ini?"
“Marganya Jabir… tunggu sebentar, Yutta, kamu mau kemana!” Sebelum Suming selesai berbicara, dia melihat wajah Yutta menjadi pucat, Yutta berbalik dan hendak pergi, tetapi Suming mengulurkan tangan dan segera meraihnya “Apa yang sedang kamu lakukan? "
Suming mengerutkan alis dan sangat bingung.
Suming meraih tangan Yutta, dia baru saja mengetuk pintu kamar dan tamu yang berada di dalam kamar tiba-tiba datang membuka pintu dengan penuh minat.
“Suming, bukankah kamu berkata ingin membawa seseorang kemari, kenapa kamu baru datang?” Bayu berdiri di depan pintu dan menatap Yutta dengan penuh minat, dia tidak mengenali Yutta, tapi dia sangat akrab dengan pakaian Yutta.
"Oh, bukankah kita baru saja bertemu di lift, kamu adalah favorit baru Tuan Aloysia?"
Bayu melangkah maju, berjalan ke depan Yutta dan memegang dagu Yutta dengan jari-jarinya.
Yutta menundukkan kepala dan berusaha untuk bersabar.
"Hei! Gadis ini pemalu, dia tidak membiarkanku untuk melihatnya." Temperamen gangster Bayu segera muncul "Tapi, aku harus melihatnya hari ini."
Suming berkata di samping "Yutta, jangan takut, Tuan Muda Jabir sedang bercanda denganmu, dia sangat baik."
Jari-jari Bayu yang memegang dagu Yutta sedikit berhenti, dia dengan curiga melihat wanita yang menundukkan kepala di depannya dan dia bertanya kepada Suming "Kamu baru saja berkata... siapa namanya?"
Yutta terkejut dan dengan cepat berteriak "Kak Ming, jangan katakan!"
Begitu Yutta berteriak, dia segera menyadari bahwa dia telah melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan, tindakannya ini hanya akan membuat Bayu semakin curiga.
Bayu sangat curiga, Suming juga meyadari ada yang tidak benar, reaksi Yutta... terlalu aneh!
Dan reaksi Bayu juga cukup aneh.
“Yutta?” Dengan tatapan curiga, Bayu tiba-tiba melepaskan jari-jari yang memegang dagu Yutta. Sebelum Yutta bisa menghela nafas lega, kulit kepalanya tiba-tiba merasa sakit dan suara Suming terdengar di telinganya:
"Tuan Muda Jabir, apa yang sedang kamu lakukan!"
Pada saat yang bersamaan, Yutta menatap sepasang mata yang sangat dingin dan pemilik mata tersebut menjilat bibirnya dengan penuh semangat "Ternyata kamu, Yutta, aku tidak menyangka kamu akan menjadi seburuk ini, tetapi meskipun kamu berubah menjadi abu, aku juga bisa mengenalimu!"
Wajah Yutta tiba-tiba menjadi pucat.
Bayu menjambak rambut Yutta, tetapi dia bertindak seperti pria yang sangat sopan "Yutta, kamu ingin aku mengundangmu untuk masuk atau kamu ingin berjalan masuk sendiri?"
Wajah Yutta menjadi sangat buruk, dia tahu bahwa dia tidak bisa melarikan diri hari ini.
Bayu... tidak akan melepaskannya!
“Tidak perlu merepotkan Tuan Muda Jabir.” Yutta perlahan berkata dengan suara serak, dia mengangkat tangannya untuk membuang tangan Bayu yang menjambak rambutnya, mengangkat kakinya dan berusaha menjaga agar tetap stabil, kemudian berjalan ke dalam kamar.
Pada saat ini, Suming juga mengerti bahwa ada sesuatu yang tidak biasa dan dia mengikuti Yutta untuk berjalan memasuki kamar.
“Ayo, mari kita lihat, ini Yutta.” Setelah Bayu berjalan ke dalam kamar, dia menyapa teman di dalam kamar sambil tersenyum.
Sepasang-sepasang mata, dengan membawa segala jenis pengawasan dan juga tatapan melihat lelucon, terus menatap Yutta.
Suming berusaha mendamaikan suasana "Tuan Muda Jabir, ternyata kamu kenal Yutta ya, tapi Yutta punya urusan lain hari ini, lain kali aku akan membiarkan dia melayani kalian dengan baik, aku bawa dia pergi dulu." Sambil berkata, dia memegang tangan Yutta dan hendak berjalan keluar.
Tangan Suming baru saja memegang tangan Yutta dan dia segera didorong oleh Bayu "Suming, kamu minggir ke samping, hal ini tidak ada hubungannya denganmu. Kalau kamu mau tinggal di sini, maka lihatlah dengan patuh, kalau tidak, kamu keluar saja. Tapi jika kamu ingin membawanya pergi, kamu harus bertanya pada orang-orang di sini, mereka setuju atau tidak. "
Ekspresi Suming juga langsung menjadi serius.
Identitas kelompok tuan muda ini tidak sederhana, di belakang mereka masing-masing adalah keluarga-keluarga kaya di Kota S.
Ini bukan tuan muda biasa.
Suming sengaja bertanya kepada Yutta “Yutta, kamu kenal Tuan Muda Jabir ya?” Dia ingin bertanya ada apa yang tidak menyenangkan antara Yutta dan Tuan Muda Jabir.
Tapi Yutta tetap diam.
Bayu tersenyum dan berkata "Menurutmu dia kenal aku atau tidak? Ckck, Suming, kamu terlambat datang ke Kota S, mungkin kamu tidak pernah mendengar nama Nona Aloysia yang paling bangga dan percaya diri di Kota S."
Nona Aloysia dari Kota S ?
“Tuan Muda Jabir, masa lalu sudah berlalu!” Yutta memotong kata-kata Bayu “Semuanya sudah berakhir!”
Bayu mencibir "Sudah berakhir? Kamu bilang sudah berakhir? Hahaha... Yutta, Yutta, sebelumnya aku mendengar Suming berkata bahwa salah satu karyawannya sangat membutuhkan uang sebanyak satu miliar, benar? Karyawan itu adalah kamu?
Hahaha... Yutta yang sangat bangga juga akan kekurangan uang?
"Baik." Bayu mengeluarkan cek dan menepuknya di atas meja kristal "Yutta, aku tidak ingin mempermalukanmu hari ini, kamu berlutut dan menampar dirimu sendiri sebanyak seratus kali, setiap kali kamu menampar, kamu berkata "Aku Yutta adalah seorang pelacur yang dipermainkan oleh semua orang dan kamu bisa mengambil 1 miliar ini."
Novel Terkait
Hidden Son-in-Law
Andy LeeThick Wallet
TessaHis Soft Side
Rise1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaThe Gravity between Us
Vella PinkyMenantu Hebat
Alwi GoMr Huo’s Sweetpie
EllyaCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang