Cinta Yang Paling Mahal - Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
Yutta melihat cek di atas meja dan tidak bergerak.
Bayu tertawa dingin "Kenapa? Kamu tidak ingin melakukannya?"
“Tuan Muda Jabir, lupakan saja, bagaimanapun juga dia adalah mutiara yang paling membanggakan di Kota S.” Sekelompok orang yang datang bersama Bayu mulai membujuk, tetapi bujukan ini bukan karena ketulusan, lebih seperti ejekan.
“Membanggakan?” Bayu tersenyum, dia menyalakan rokok dan menyesapnya, kemudian dia menyipitkan mata dan menatap Yutta “Dengan tampilannya sekarang ini?”
Suming sangat menyesalinya.
Dia tidak pernah berpikir bahwa Yutta bisa memiliki konflik dengan Bayu dan sekelompok tuan muda dari keluarga kaya, jika dia tahu, dia tidak akan membawa Yutta ke depan kelompok orang yang bisa melakukan apapun ini.
Yutta mendongak dan mengamati sekeliling, wajah-wajah yang akrab sebelumnya, teman-teman yang dulu bermain bersama, semuanya menjadi sangat asing sekarang.
Sama seperti dirinya, pada pandangan pertama, orang yang mengenalnya di masa lalu juga tidak bisa mengenalnya sekarang.
"Yutta, apakah senang untuk masuk penjara?”
Di atas sofa, seorang pria tiba-tiba bertanya.
Hati Yutta sedikit menegang, dia mengikuti suara itu untuk melihat... Itu adalah pasangannya yang biasanya bermain game, makan udang karang dan balap bersama untuk bersenang-senang.
"Ezra..."
"Tidak, jangan panggil aku seperti itu." Ezra yang duduk di sofa segera mengangkat tangannya "Aku tidak ingin berteman dengan seorang pembunuh."
Tubuh Yutta tanpa sadar bergoyang, detik berikutnya, dia mengertakkan gigi dengan kuat, otaknya sedikit pusing dan suara mantan teman bermainnya terdengar di telinganya.
Suming juga terkejut... Pembunuh?
Dia tahu bahwa Yutta pernah dipenjarakan, tapi membunuh orang?
Tidak, tidak, Yutta begitu bodoh, bagaimana mungkin dia bisa membunuh orang.
"Aku dengar bahwa kamu sangat kekurangan uang." Ezra mengeluarkan uang dari dompetnya, kira-kira sekitar 60 juta, kemudian dia membuangnya di atas meja kristal "Aku punya sedikit uang di sini, anggap saja sebagai tips untuk melihat kamu berlutut dan menampar dirimu sendiri nanti."
Tinju Yutta yang tergantung di sisinya, dikencangkan dan dilepaskan lagi.
Meskipun yang lain tidak seagresif Bayu dan Ezra, tetapi mereka menatap Yutta seperti sedang menonton lelucon.
"Apakah kamu ingin menolak? Yutta, pikirkanlah baik-baik, aku dengar kamu sangat membutuhkan uang ini, aku tidak tahu betapa mendesaknya dirimu, tapi kamu membiarkan Suming membawamu ke sini... Haha. "
Suming mendengarkan kata-kata Bayu, dia sangat menyesal!
Jika dia tahu bahwa Yutta memiliki konflik dengan mereka, dia tidak akan membawa Yutta ke sarang serigala ini.
"Tuan Muda Jabir, jangan terlalu kejam saat lakukan sesuatu, berikan sedikit jalan untuk orang lain."
"Suming, apakah di sini ada tempat bagimu untuk berbicara, kamu hanyalah anjing penjaga rumah yang dibesarkan oleh bos besar misterius Hamilton, kami berbicara denganmu dengan sopan, itu karena memberi wajah kepada bos besar di belakangmu, tetapi jika kamu ingin berbicara di Kota S, kamu masih tidak memenuhi syarat!"
Bayu berjalan ke depan Yutta dan menatapnya "Yutta, apakah wajah penting atau satu miliar penting?"
Dia bertanya dengan senyum aneh, sangat jelas dia telah menangkap kelemahan Yutta yang sangat kekurangan uang saat ini.
Wajah Suming menjadi sangat buruk... Tapi dia tidak bisa sepenuhnya menyinggung tuan-tuan muda dari keluarga kaya ini.
Sambil berpikir tentang bagaimana membawa Yutta keluar, dia juga memikirkan bagaimana menyelesaikan masalah ini.
Bahkan Eldric sendiri juga tidak perlu bermusuhan dengan keluarga di belakang semua orang di sini untuk Yutta.
"Mengapa harus berlutut, itu norak sekali, Tuan Muda Jabir, melihat wajah bos besar kami, mari kita lupakan masalah hari ini." Suming membujuknya dengan bijaksana.
“Phak!” Bayu berbalik dan menampar wajah Suming dengan keras, kemudian memarahinya "Bukankah aku sudah berkata, di sini tidak ada tempat bagimu untuk berbicara!"
Mata Yutta memerah " Bayu ! Masalah ini tidak ada hubungannya dengan Kak Ming! Mengapa kamu memukulnya!"
"Oh, Yutta, apakah kamu masih berpikir bahwa kamu adalah Yutta yang dulu? Perlukah aku mengingatkanmu, kamu sekarang bukan siapa-siapa dan kamu masih bersikap sombong ya."
Sambil berkata, Bayu langsung mengulurkan tangannya untuk menampar wajah Suming lagi "Bagaimana jika aku memukulnya? Yutta, apakah kamu berpikir bahwa kamu masih seperti dulu? Kamu tidak melihat bagaimana situasimu sekarang dan kamu masih ingin ikut campur dalam urusan orang lain?"
"Jangan pukul dia!"
“Boleh, kamu berlutut, kamu berlutut dan memohon padaku.” Bayu berkata dengan gembira “Berlutut dan memohon padaku, setelah itu aku akan melepaskannya.”
“Yutta, aku baik-baik saja, dia hanya bisa menamparku beberapa kali, dia tidak berani melakukan yang lain, kamu abaikan saja.” Suming menatap Bayu dengan dingin, sebenarnya identitasnya sedikit canggung.
Karena dia adalah pembantu bos di belakang Hamilton, sehingga Bayu berani memukulnya sesuka hati, tetapi justru karena dia adalah pembantu dari bos Hamilton ini, Bayu hanya berani memukulnya dan tidak berani membunuhnya.
"Phak!" Bayu menamparnya lagi "Kamu lihat saja aku berani atau tidak!"
"Bayu!" Mata Yutta memerah "Ini adalah masalah di antara kita, apa yang ingin kamu lakukan!"
Yutta sangat marah, matanya memerah.
Sejak bertemu dengan Suming, Yutta sangat menghargai kebaikan Suming dan apa yang telah Suming lakukan untuknya.
Mungkin ada beberapa orang seperti ini, di antara seratus hal, kamu sangat baik padanya dalam 99 hal, tetapi ada satu hal yang kamu tidak baik padanya dan satu hal tersebut akan membuatnya melupakan 99 hal sebelumnya.
Tapi Yutta bukan orang seperti itu, dia sangat menghargai kebaikan Suming padanya.
Tentu saja, Suming tidak bisa melakukan segalanya untuknya, Suming juga memiliki hidupnya sendiri, Suming tidak berhutang padanya dan kebaikan Suming pada dirinya adalah berkatnya.
Tapi Bayu menampar Suming lagi dan lagi di depan matanya.
Hal ini membuat Yutta lebih tidak nyaman daripada menampar dirinya.
"Kamu bilang! Apa yang kamu ingin aku lakukan! Bayu ! Kamu bilang! Kamu bilang!" Yutta berteriak!
Suara Yutta sangat kasar dan kuat!
Suming tercengang... Dia tidak pernah melihat Yutta menunjukkan emosi seperti ini, Yutta selalu diam dan tidak punya banyak ekspresi... Namun, karena dirinya dipukul, Yutta menjadi berbeda dengan Yutta yang dia kenal?
"Yutta, aku benar-benar tidak..."
“Phak!” Suming belum selesai berbicara dan Bayu langsung menampar wajahnya lagi, wajah Suming sudah bengkak dan bagian belakang kepalanya membentur sudut meja, kemudian terdengar suara "Pong".
Yutta melihat tubuh Suming, dia melangkah mundur dengan terhuyung-huyung, matanya kehilangan fokus sejenak.
Hatinya sedikit menegang "Bayu! Aku berlutut!" Dia berteriak pada Bayu dengan suara yang kasar dan kuat "Aku berlutut!"
Yutta ingin menekukkan lututnya dan berlutut.
"Tunggu sebentar." Bayu berkata, kemudian disertai dengan suara "prak", gelas anggur di tangan Bayu jatuh ke lantai dan pecah menjadi serpihan kaca, Bayu tersenyum dan berkata "Kamu bisa berlutut sekarang."
Novel Terkait
Pernikahan Kontrak
Jenny1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaAwesome Husband
EdisonSee You Next Time
Cherry BlossomBehind The Lie
Fiona LeeCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang