Cinta Yang Paling Mahal - Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
Ridwan!
Yutta akhirnya tahu apa tujuan kejadian hari ini.
Najwa berkata, dipercaya oleh seseorang untuk setia kepada orang tersebut.
Untuk orang itu adalah siapa, hal itu tidak penting.
Hanya saja, apakah kemunculan Ridwan merupakan sebuah kebutulan?
Yang Yutta kehilangan adalah ginjal, bukan otak.
Yutta sudah ngerti. Dia tidak melihat ke Ridwan, tetapi menoleh ke Najwa yang berada di samping. Najwa tentu saja menyadari Yutta sedang melihatnya, dia menoleh ke Yutta dan hal yang mengejutkan adalah dia tidak melihat ekspresi kegagalan dan kasihan di wajah Yutta. Yang Najwa melihat adalah tatapan Yutta yang jernih sampai seolah-olah bisa melihat semuanya dengan jelas.
Setelah beberapa saat, Najwa merasa dirinya mulai panik. Di bawah tatapan jernih Yutta Aloysa, dia merasakan kembali perasaan yang dia rasakan waktu menghadapi Yutta pada tiga tahun lalu... Pada saat itu, mau menghadapi Yutta secara terus terang ataupun mencelakainya secara diam-diam, mau apa pun yang Najwa lakukan, tatapan Yutta akan tetap cerah seolah-olah mengetahui semuanya.
Seolah-olah Yutta sama sekali tidak menganggap semua hal yang dia lakukan... Tetapi, hal ini hanya berlaku pada tiga tahun lalu!
Tiga tahun lalu, di atas kepala Yutta memiliki lingkaran cahaya.
Bagaimana dengan sekarang?
Mengapa Yutta yang sudah kehilangan lingkaran cahaya di atas kepalanya masih bisa memiliki tatapan jernih seperti ini?
Tuhan sangat tidak adil!
Mengapa wanita jahat seperti ini bisa memiliki tatapan seperti ini?
Najwa mengeratkan tinjunya, "Aku tidak percaya! Nona besar keluarga Aloysia? Merekrut preman dengan uang? Yutta adalah gadis yang berasal dari keluarga biasa! Dari mana dia memiliki uang sebanyak ini?
Najwa sangat marah kepada Yutta, apalagi setelah melihat Ridwan begitu memihak kepadanya, iri di dalam hati Najwa menumbuh sampai menelan dirinya: "Tuan Kamil benar-benar sangat lucu. Yang berdiri di samping kamu itu bukannya abangnya Yutta, tuan Aloysia? Tetapi, hal ini tidak bisa menyalahkan tuan Kamil juga, kamu pernah berimigrasi ke Amerika, jadi kamu tidak mengetahui semua hal yang terjadi di dalam negeri. Hal itu tidak heran"
Setelah itu, Najwa pun tertawa dengan dingin dan menambah:
"Gadis dari keluarga biasa yang kamu sebut bernama Yutta. Tiga tahun lalu, dia masih merupakan nona besar keluarga Aloysia. Sikap arogannya pada saat itu, orang di Althea yang mana yang tidak pernah menyaksikan? Hanya saja, demi Eldric dia menjebak teman baiknya sendiri diperkosa oleh sekelompok preman. Sampai teman baiknya tidak bisa menerima dan memilih untuk bunuh diri. Hal ini membuat seluruh masyarakat Althea terkejut, tidak ada yang tidak mengetahui hal ini. Hal yang lucu adalah pria yang dia cintai malah melempar dia ke dalam penjara"
Ridwan menoleh ke Brian dengan wajah yang penuh pertanyaan: "... Apakah hal ini benar?"
Brian tidak berbicara, secara tidak langsung mengakui hal ini.
Jantung Ridwan terasa seperti baru saja dipukul oleh sesuatu!
Dia menoleh ke Yutta lagi dan bertanya, "Apakah hal ini benar?"
Di tenga keramaian, Yutta melihat kekacauan di dalam mata Ridwan dengan jelas.
Najwa sengaja menambah: "Eldric adalah orang seperti apa? Tuan Kamil tidak mungkin tidak tahu kan? Waktu itu dia yang memasukkan Yutta ke dalam penjara secara pribadi"
Kalau memang tidak ada hal seperti ini... Coba kamu bertanya kepada Tuan Aloysia di sampingmu apakah dia masih mengenal Yutta!
"Aku ingat pusat media keluarga Aloysia menyatakan bahwa mereka tidak mengaku ada orang seperti Yutta" Sambil berkata, Najwa menoleh ke Brian, "Kami sebagai orang luar tidak percaya kepada dia, mungkin hal ini masih bisa dimengerti. Tetapi kalau keluarga dia sendiri saja tidak mau percaya kepadanya, Tuan Kamil, apakah kamu masih merasa dia tidak bersalah?"
Kalau keluarga dia sendiri saja tidak mau percaya kepadanya, Tuan Kamil, apakah kamu masih merasa dia tidak bersalah?
Kalimat ini membuat jantung Ridwan mengerat dan kacau!
Ridwan melihat ke Brian dan dia malah menoleh ke samping... Maksudnya sudah jelas, berarti kata-kata Najwa benar!
Ridwan merasa kaget... Dia selalu menganggap Yutta hanya seorang wanita yang kebetulan terjebak oleh situasi yang kurang mendukung untuknya.
Ridwan tidak tahu Yutta adalah nona besar keluarga Aloysia dan dia pernah melakukan hal seperti ini!
Mencelakai, menjebak, membuat temannya diperkosa sekelompok preman... Semua tingkah laku itu sangat jorok dan tidak bisa dimaafkan!
Ridwan merasa sangat kacau, melihat kotak yang dipenuhi dengan uang kertas berwana merah itu, teringat dengan kata-kata Najwa tadi, Ridwan berpikir: "Yutta, demi uang, kami bisa melakukan apa pun!"
Ridwan teringat dengan semalam nada suara Karim Heng yang aneh dan mengejek... Ternyata semua orang tahu, hanya dia sendiri yang tidak tahu.
Ridwan bisa menerima semuanya Yutta, tetapi...
Dia merasa tidak puas!
Ridwan tidak bisa menerima wanita pertama yang dia cintai adalah orang seperti itu! Dia yang memiliki harga diri yang begitu tinggai bagaimana bisa jatuh cinta kepada pembunuh yang kejam seperti ini!
Yutta boleh tidak cantik, tidak imut, bahkan boleh memiliki cacat di bagian pempilan! Kecuali!
Dia tidak boleh memiliki cacat di personalitasnya! Tidak boleh memiliki jantung yang busuk dan hitam!
Ridwan tidak bisa menerima!
Tidak tidak... Ridwan hanya mencintai tubuhnya, hanya mencintai bibirnya, otaknya rusak jadi dia mengira hal ini adalah cinta sejati.. Ridwan, si pewaris keluarga Kamil, mana mungkin dia jatuh cinta kepada pembunuh yang jahat seperti ini!
Tidak akan!
Ridwan menolak semua ini dari dalam hati!
Tatapan Ridwan jatuh ke tengah keramaian, kepada seorang wanita tua yang sedang berlutut di atas lantai untuk membersihkan telapak kaki seorang pria tua.., "Aku akan memberikan kamu kesempatan. Apakah kata-kata mereka... ada yang salah?"
Pada saat itu, Ridwan bukan lelaki muda yang Yutta kenal lagi. Dia terlihat seperti dua orang yang berbeda dengan kesannya yang biasanya sangat ceria. Di mata semua orang, Yutta adalah wanita jahat yang kotor, tatapan dia jatuh kepada lelaki muda yang sudah menemani dirinya sangat lama... Pada akhirnya, lelaki ini nampak bagian terkotor Yutta, nampak semua masa lalunya.
Yutta menahan rasa sakit di hatinya, dia menatap ke mata Ridwan... Hanya saja, dia tidak pernah berpikir dirinya akan menggunakan cara seperti ini untuk membuka kotak pandora yang berisi masa lalu lagi, dia tidak pernah berpikir Ridwan akan mengetahui masa lalunya yang kotor dengan cara seperti ini.
Yutta berkata secara perlahan, "Ridwan" Ini adalah pertama kali Yutta memanggil Ridwan seperti itu: "Kalau aku berkata aku tidak menjebak Livin Madhi dan membuat dia kena perkosa oleh sekelompok preman, apakah kamu percaya?"
Najwa tertawa: "Yutta, wanita yang berani berbua jahat tetapi tidak berani mengakuinya, kamu benar-benar sangat memalukan! Kalau memang tidak ada hal seperti ini, apakah kami akan menyalahkan kamu? Sampingkan kami, apakah kamu merasa Eldirc Cassio akan menyalahkan kamu kalau kamu memang tidak melakukan hal itu? Kalau kamu memang tidak bersalah, mengapa orang tua kandungmu tidak mau mengakui kamu? Abangmu, Brian sekarang berdiri di sini, kenapa dia tidak mau membantu kamu dan melihat kamu diinjak oleh kami begitu saja?"
Setiap kata-kata Najwa menusuk ke hati Yutta!
Kalau kamu memang tidak bersalah, apakah Eldric akan menyalahkan kamu?
Kalau kamu memang tidak bersalah, mengapa orang tua kandungmu tidak mau mengakui kamu?
Kalau kamu memang tidak bersalah, kenapa abangmu tidak mau membantu kamu dan melihat kamu diinjak oleh kami begitu saja?
Yutta menarik nafas dengan dalam, rasa sakit hati membuat dia susah mau bernafas... Dia mau berteriak:
Apakah Eldric menyalahkan aku ketika aku tidak bersalah itu merupakan salahku?
Apakah orang tua aku tidak mau mengakui aku merupakan salahku?
Apakah abangku hanya berdiri diam ketika aku diinjak itu salahku?
Karena Eldric, karena orang tuaku, karena abangku memilih untuk begitu... Jadi kalaupun aku tidak bersalah, aku pun sudah menjadi salah!
Siapa yang peduli dengan kebenaran sebenarnya?
Orang-orang hanya akan berpikir, Eldric sudah bertingkah, seharusnya Yutta memang ada melakukan hal itu!
Orang-orang hanya akan berpikir, orang tuanya saja sudah tidak mau mengakui dia, berarti dia benar-benar ada melakukan hal itu!
Orang-orang hanya akan berpikir, abangnya saja berdiri diam ketika dia diinjak oleh orang-orang.... berarti, dia pasti bersalah!
Yutta melihat semua orang di sekelilingnya... Bukannya semua orang berpikir seperti itu? Asal mereka sendiri tidak terlibat dalam masalah, mereka akan memasang gaya tidak peduli dan sombong. Di lingkaran ini, orang yang detik sebelumnya masih merupakan teman terbaik kamu bisa jadi ada orang pertama yang mencelakai kamu ketika keluarga kamu jatuh peada detik selanjutnya!
Yutta memejamkan matanya agar semua perasaan yang kacau di tatapannya bisa tersembunyi dengan baik!
Yutta tidak boleh membiarkan mereka melihatnya, dia tidak mau mereka melihatnya... Karena mereka tidak pantas melihatnya!
Novel Terkait
Asisten Bos Cantik
Boris DreyMy Goddes
Riski saputroLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyTakdir Raja Perang
Brama aditioSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaCinta Di Balik Awan
KellyThis Isn't Love
YuyuMy Lifetime
DevinaCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang