Cinta Yang Paling Mahal - Bab 30 Gadis Malang
Skill Rayon terlihat sangat bagus.
Sekali menghindar, langsung bisa menghindari satu pukulan.
Setelah Eldric dan Rayon melayangkan satu pukulan, keduanya mundur pada saat yang sama dan saling memandang.
Wajah Eldric dingin dan matanya berkedip, bagaimana mungkin dirinya tidak menyadari, Rayon tidak ingin berkelahi dengannya. Kalau tidak, tidak mungkin ia menghindari serangannya……Rayon bukanlah orang yang mudah mengalah, alih-alih menghindar ia pasti lebih memilih menerima serangan musuh.
Ini adalah dua cara yang sangat berbeda dalam melakukan sesuatu.
Rayon jelas yang pertama.
“Menjauh darinya.” Eldric memeluk orang itu dalam dekapannya dan bersiap-siap untuk pergi.
Ketika sampai di depan pintu, sebuah peringatan datang dari belakang “Melihat dirimu adalah musuhku yang paling berharga, aku sarankan cepat sadar.” Jangan seperti dia sekarang ini, akhirnya menyesal.
Rayon mengedipkan bulu matanya, untuk menyembunyikan keremangan di matanya.
Di depan pintu, pria itu tidak berekspresi “Masalahku, tidak ada hubungannya denganmu.”
Rayon bukanlah orang yang suka ikut campur masalah orang lain, dia yang tidak ingin mengatakan apa-apa, sudut matanya melirik wanita itu, hatinya melembut “Eldric, kamu jatuh cinta padanya.”
Eldric tertawa canggung.
Mulutnya menyeringai, dan tatapannya terkulai ke wanita dalam pelukannya …… Dia jatuh cinta padanya?
Rayon melihat ketidakpedulian Eldric, ia menyeringai……Sejak kapan dirinya menjadi orang baik, begitu baik mengingatkan lawannya untuk tidak membuat kesalahan emosional?
“Woi, aku baik hati meningatkanmu untuk tidak mengungkit kata ‘Mengurung’di depan wanita ini.”
Kaki panjang Eldric berhenti sejenak. Detik berikutnya, kakinya yang panjang melangkah keluar dan langsung menuju lift.
Rayon mendorong bingkai kacamata emasnya, lalu menepuk ujung jasnya, dan diam-diam mengikuti Eldric keluar.
……
Lift berdering dan berhenti di lantai 28.
Begitu pintu terbuka, Eldric dengan cepat menggendong wanita itu ke ranjang empuk di kamar tidurnya, mengeluarkan ponsel dan menelepon “Datang ke Club Hamilton, ada seorang wanita pingsan di lantai 28.”
Ia mematikan teleponnya, setelah selesai berbicara.
Di ujung telepon, ada Anton yang terpana, kemudian tiba-tiba menyadari “Wanita?”
Eldric membawa wanita ke gedung lagi?
Daripada terburu-buru menyelamatkan orang, ia lebih terburu-buru menonton pertunjukan yang bagus. Anton mengambil mantel di samping dan kunci mobil, lalu bergegas keluar kantor.
“Anton, kamu begitu terburu-buru, ingin pergi kemana?”
“Menemui seorang wanita.”
“……”
Anton dengan cepat pergi ke tempat parkir, sambil menelepon Tigor Lumban dengan niat buruk “Ada pertunjukkan bagus, ikut tidak?”
“Tidak ada waktu.” Langsung ditolak tanpa memikirkannya.
“Pertunjukkan bagus Eldric.”
“Dimana” Tadi masih menolaknya, begitu mendengar Eldric langsung berubah.
Anton mneyeringai “Club Hamilton, lantai 28.”
“Anj*r! Pertunjukkan bagus apa? Dia tidak pernah mengijinkan siapapun masuk ke lantai 28. Aku tidak pergi.”
“Di lantai 28, ada seorang wanita yang pingsan.”
“Tunggu, aku segera ke sana.”
Keduanya sangat bersemangat, mungkin kedua orang tua mereka yang melihatnya, tidak bisa berkata apa-apa.
Menyuruh mereka mengambil bonus tahunan saja tidak sesemangat itu.
Lantai 28, Club Hamilton.
Pria itu berdiri di dekat kepala tempat tidur, dengan tangan di saku, menatap wanita di tempat tidur.
Dia tahu, wajah wanita ini sangat kecil, tidak sebesar telapak tangannya.
Tapi……sejak kapan, wajah kecil ini menjadi begitu kurus?
Sepasang matanya cekung, wajahnya pucat, bibirnya terkelupas dan kering…… Dimana Yutta yang ceria? Kemana dia pergi?
Melihat wanita di tempat tidur……Gadis malang, kedua kata ini muncul di benaknya.
Bagaimana bisa ia jatuh cinta pada gadis malang tanpa martabat ini??
Eldric, bagaimana mungkin bisa mencintai wanita seperti ini?
Sudut mulutnya mengeluarkan sentuhan ejekan. Pemikiran ini, bahkan belum sempat menetap di hatinya sudah diabaikan olehnya.
Aku rasa tidak.
Ponselnya berdering, ia menjawabnya, ternyata Anton sudah datang.
“Naiklah.” Ucap ia pelan di telepon, lalu menutupnya, pergi ke pintu lift dan menekan sebuah tombol.
Lift ini bisa langsung ke lantai 28 tempatnya berada, tetapi Anton tidak ada kartu, jadi tidak bisa naik. Dia perlu menekan sebuah tombol di lift.
Ting!
Ketika pintu lift terbuka, Eldric tidak terkejut. Anton tidak sendirian di dalam lift.
“Masuklah.”
Melirik mereka berdua di dalam lift, Eldric tidak bermaksud menghentikan Tigor.
“Mana wanitanya?”
Dengan cahaya biru di matanya, Tigor menggunakan mata lasernya memindai tempat-tempat yang telah ia lewati untuk menemukan target.
“Ini Club Hamilton, kalau ingin mencari wanita, di bawah ada banyak sekali. Wanita seperti apa yang kamu inginkan, katakan saja pada Suming, dia akan mencarikannya untukmu.”
Ucap Eldric dengan santai.
“Eerr……”
Anton melihat Tigor dengan tatapan “Kamu bodoh ya?”
“Uhmm uhem …… Eldric, wanita pingsan yang kamu katakan, tidak mungkin …… dia, kan?” Tigor dan Anton mengikuti Eldric dari belakang, masuk ke kamar tidur. Melihat ada seorang wanita yang berbaring diam di atas tempat tidur, setelah melihat lebih teliti…… Bukankah orang yang terbaring di tempat tidur adalah Yutta Aloysia yang dikurung Eldric?
Mereka terkejut sampai rahang mereka hampir jatuh!
Setelah Anton melihat orang yang terbaring di tempat tidur, tatapannya menjadi lembut, hanya saja sifatnya berbeda dengan Tigor, dia tidak berteriak terlalu berlebihan.
Tapi dia sama terkejut seperti Tigor, ketika melihat orang itu.
“Cepat periksa dia, lihat ada masalah tidak.”
Ucap pria di samping dengan suara rendah dan santai.
Dengan keraguan di hatinya, Anton cepat-cepat berjongkok dan memeriksa Yutta.
Memeriksa nafas, merasakan denyut nadi, lalu Anton mengulurkan tangan membuka kancing Yutta ……
Sebuah tangan dengan cepat meraih pergelangan tangannya. Pada saat yang sama, terdengar suara
“Apa yang kamu lakukan!”
Novel Terkait
Bretta’s Diary
DanielleAfter Met You
AmardaIstri Yang Sombong
JessicaRahasia Istriku
MahardikaAkibat Pernikahan Dini
CintiaBlooming at that time
White RoseMenantu Hebat
Alwi GoCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang