Cinta Yang Paling Mahal - Bab 47 Eldric Cassio Emosi

Tuan Toki melihat wanita didepannya, mengerutkan alisnya, "Terlalu jelek."

Lea terkejut, hanya dua kata itu, membuatnya mulai gugup.

Tidak pernah ada saatnya, seperti sekarang ini, berharap penampilan Yutta, bisa enak dilihat oleh orang lain.

Apabila Tuan Toki menganggap Yutta Jelek, maka sampai akhirnya yang sial bukannya masih dirinya?

Lea dengan hati hati mencuri pandang pada kotak bening itu, air didalamnya, sudah setingging satu meter lebih, buru buru bilang sama Tuan Toki "Jangan lihat penampilan dulu, kak Yutta pasti bisa menyelesaikan pertunjukan dengan bagus."

Walaupun Yutta hanya datang sebentar, tetapi dari percakapan Tuan Toki dan Lea, sudah mengerti, Pertunjukan yang dibilang ini, merupakan sebuah pertemuan jebakan lagi.

Tuan Toki dengan ragu menatap Yutta "Yang dia katakan itu benar?"

Bahu Yutta gemetar, dalam hari ini, malah telah mendengar dua kali perkataan ini----yang dia katakan itu benar?

Dia tertawa, tidak melihat Tuan Toki, malah memutar kepalanya melihat Lea, tatapan itu, malah membuat Lea merasa malu, mukanya memanas dan tidak berani menatap Yutta.

"Ini hal baik, biaya pertunjukannya dua milliar loh." Lea menahan lehernya dan berkata dengan tidak percaya diri, Yutta membalikkan kepalanya... Hal sebaik ini, Lea, mengapa kamu sendiri tidak melakukannya?

Mengedipkan bulu matanya, saat ini, mengangkat kepalanya, dengan lambat berbicara pada Tuan Toki "Empat milliar."

"Kamu bernama Yutta? Kamu lagi tawar menawar denganku?" Tuan Toki mengerutkan alisnya, wanita ini, benar benar seperti yang dikatakan Lea, Sangat suka uang.

"Empat milliar, saya akan melakukannya."

"Yutta! Apa yang kamu lakukan! Dua milliar sudah cukup banyak! Jangan keterlaluan!" Lea khawatir Yutta meninggikan harganya, pelanggan tersinggung, orang pelanggan tidak melakukannya, sampai akhirnya tetap dia sendiri yang kena imbasnya, dia sendiri merupakan orang yang tidak di bela oleh Hamilton.

Yutta tidak tergoyangkan, hanya melihat Tuan Toki dengan tabah “Saya mau empat miliar. Saya meresikokan nyawaku, saya menerima "pertunjukan" ini, maka saya akan menyelesaikan pertunjukan ini dengan baik. Tuan Toki, empat miliar, saya tidak akan mundur."

Terhadap uang, dia sensitif dan kekuarangan.

"Nyawamu, tidak bernilai empat miliar."

Kata Tuan Toki pelan.

Yutta tetap saja Yutta itu, perlahan membuka mulut "Nyawaku, tidak bernilai empat milliar. Suasana hati Tuan Toki yang baik saat melihat pertunjukan, bernilai empat milliar."

Kali ini Tuan Toki tertawa... Wanita ini, benar sangat menarik, lebih menarik dibanding Lea yang polos itu.

"Kudengar, kamu sangat suka uang."

Yutta menunduk, tidak membantah, juga tidak membalas.

Dia sangat suka uang, semua orang tahu itu... Dari sudut mulutnya terlihat senyuman yang tidak di mengerti sama orang biasa, mengangkat kepalanya "Benar, saya suka uang bagaikan nyawa, tidak... saya suka uang melebihi nyawa." Sehingga, menerima untuk bermain pertunjukan ini dengan nyawa bukan?

"Jadi, Tuan Toki hanya mengeluarkan uang, sudah bisa melihat artis yang paling profesional."

"Okay! empat milliar!" Tuan Toki tersenyum dengan bijak, terdapat cahaya dari tatapan matanya, wanita yang bernama Yutta ini, walau jelek, tapi benar sangat menarik.

.....

Setelah sepuluh menit

Dia dimasukkan kedalam kotak bening, tetap saja memakai pakaiannya yang ketat, dia menolak untuk mengganti pakaiannya.

Air telah melewati kepalanya sejak lama, bajunya yang telah basah, lebih berat, membuatnya lebih tenggelam kebawah.

Awalnya, dia masih bisa membuka matanya, terlihat beberapa boss yang mencari kegembiraan, berdiri didepan kotak bening, menatapnya yang didalam.

Tuan Toki yang terlihat lembut, tetapi saat ini, walaupun pinggiran kacamatanya yang berwarna emas, tetap tidak dapat menutupi kegembiraan dari matanya, Wajah pria yang lembut tersebut, perlahan menunjukkan kenikmatan.

Akhirnya, tidak bisa menahan nafas, menghembuskan nafas pertama, dia menghirup air pertama kali, tersedak sampai batuk, malah makin banyak air yang masuk kedalam paru paru, dia membuka lebar tangannya, melambai dengan kuat, penuh perjuangan.

Pandangan sekilas dari sudut matanya masih terlihat, muka yang mengelilingi kotak bening, semakin bergairah, semakin bersemangat... Tiba tiba dia memiliki sebuah pemikiran, seandainya mati begitu saja, setelah mati maka tidak ada lagi utang sebesar 10 milliar itu, mati juga tidak perlu lagi merasakan penderitaan batin, mati... apakah termasuk membayar nyawa ini kepada Kak Lucas?

Apakah termasuk.... telah melunaskannya?

Tidak, tidak benar.

Erald, Kak Lucas, gadis yang lembut itu, dia menggunakan nyawanya untuk menolong dirinya, tidak akan menginginkan dirinya membayar dengan cara seperti ini.

Mimpi Erald yang telah disepakati, masih belum terkabul, bidak boleh... menyerah!

Sehingga, dengan kekuatan terakhir, dengan kepalan tangannya, memukul dinding kotak, membuka mulutnya: "Tolong aku....gululugululu...."

Semua "Tolong aku", berubah menjadi gelembung gelembung, gululugululu keluar dari mulutnya, tolong...gululu...Penglihatannya agak kabur, tiba tiba seperti gila memukul dinding kotak... Tidak rela mati begitu saja!

Bukannya telah disepakati, setelah tiga menit maka akan ada orang yang menariknya keluar?

Menderita, tersedak air, siklus yang tak terbatas... tiga menit, sudah sampaikah?

kenapa... Dimana tiga menit yang telah disepakati?

Mungkin, dia benar akan mati?

Orang sebelum meninggal, bukankah akan berhalusinasi?

Atau sampai matipun, sosok orang tersebut, tidak pernah keluar dari hatinya?

Tertawa dengan tak berdaya... Kenapa! Sebelum meninggal, halusinasi yang keluar terakhir, merupakan dia!

Eldric Cassio!

Saat ketika menutup mata, dia menuju sosok halusinasinya, meggerakkan bibirnya, menutup matanya.

Eldric Cassio tidak menyangka, pemandangan setelah dia pulang akan begitu mendebarkan hatinya.

Dengan serius, langsung mengambil botol alkohol di sampingnya, membantingnya ke arah kotak bening, kotak ini malah sama sekali tidak rusak, membalikkan kepalanya ke arah beberapa pengawal dan berkata:"Tolong dia!"

Gitta dengan cepat memeriksa kotak itu :"Boss, penutup kotak yang diatas telah di kunci gembok, kunci gemboknya tidak tahu kenapa, sama sekali tidak bisa terbuka."

Sepasang mata Eldric Cassio, menatap wanita yang tenggelam didalam kotak,"Banting!"

Sebuah perintah, pengawal yang dia bawa, tidak ada yang berani bertingkah, langsung membanting kotak, kotak tersebut malah tidak rusak sama sekali, Eldric Cassio membalikkan kepalanya: " Ngomong! Bagaimana buka kotak ini!"

Wajah Tuan Toki sudah mulai memucat,"Tuan Kamil yang menyuruh orang mengantarkan kotak ini, saya juga tidak tahu, Tuan Cassio, saya benar tidak tahu, ini tempatmu, kalau tidak saya juga tidak berani bermain seperti ini di tempatmu.

Saya tidak menyangka akan terjadi kejadian seperti ini, tadi setelah tiga menit, saya sudah bersedia menyuruh orang untuk menariknya keluar, tidak sangka akan terjadi hal seperti in.

Begini, Tuan Cassio, ini tempatmu, orang ini juga punyamu, apabila terjadi apa apa terhadap orang ini, saya membayar, saya ngaku membayar, membayar dua puluh milliar kepada keluarga wanita ini, mengeluarkan sepuluh milliar lagi membayar kepada kamu Tuan Cassio ."

Eldric Cassio tertawa dingin, kedua matanya yang sudah memerah, sangat emosi, tidak menghiraukan Tuan Toki yang sudah merendahkan dirinya, berlari menuju kamar mandi mengeluarkan pel, membanting kotak dengan gila, bahan kotak yang spesial, tidak mudah pecah, Eldric Casio memegang pel dengan kuat, membanting sekali demi sekali ke arah kotak, karena terlalu kuat, tangan yang menggenggam pel, mengeluarkan darah segar.

"Boss, anda istirahat, hal seperti ini, saya dan Pelayan kedua yang melakukan." Gitta melihat penampilan Eldric Cassio yang gila, dalam hatinya bergetar, buru buru menghentikan Eldric Cassio, malah didorong oleh Eldric Cassio dengan kuat:

"Gitta, sini banting bersama, Pelayan kedua. telepon panggil Anton Megan untuk segera datang, Pelayan ketiga, keluar memanggil semua orang datang kesini, membantingnya!"

"Tuan Toki gemetar ketakutan :" Tuan Cassio, untuk apa, hanya seorang wanita...

"huh!" Eldric Cassio membalikkan kepalanya, dengan mata yang merah :"Drian Toki, orangku, kamu juga berani bermain seperti ini! saya lihat kamu lagi cari mati! lebih baik kamu berdoa dia tidak apa apa, kalau tidak, kamu akan tinggal selamanya di Kota S!"

Novel Terkait

Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu