Cinta Yang Paling Mahal - Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
Suming gemetaran. Tiba-tiba merasa tekanan udara di sekitar menjadi sangat rendah.
Dan juga merasa kasihan untuk Yutta, Ridwan berbeda dengan orang asing yang bernama Karim, beberapa tahun ini Suming sering berurusan dengan segala jenis manusia, dan memiliki keterampilan untuk menilai orang.
Dan hari ini, ketika Boss berselisih dengan Ridwan, dia juga berada di lokasi.
Penampilan Tuan Muda Ridwan diluar dugaannya.
Setidaknya Suming tidak pernah mengira, kata-kata itu akan keluar dari mulut oleh Ridwan, sang Tuan Muda playboy di mata semua orang.
Konon, anak yang hilang lebih berharga dari emas …… Tuan Muda Ridwan seharusnya menyetujui pepatah ini?
Suming tidak bisa membaca pemikiran Eldric …… Apakah boss tidak tahu, dirinya tidak pernah ikut campur urusan orang lain?
Apakah boss tidak tahu dirinya saat ini kehilangan arah, melihat Yutta hari ini bersama dengan Tuan Muda Ridwan seperti melihat istri sendiri selingkuh, dan menangkap basah perselingkuhan?
“Gitta, utus dua orang ikuti dia.”
Untuk sesaat Gitta tidak tahu …… Mengikuti siapa?
“Ada masalah, segera laporkan padaku.”
Pada saat ini, Gitta tiba-tiba sadar …… Boss ingin dia mengikuti Yutta.
Namun, masalah baru datang, “Ada masalah”itu “Masalah”…… Apa?”
Tidak mungkin dia melaporkan segalanya kepada boss besar, kan?
Gitta tersenyum pahit, ingin menggaruk telinga dan pipinya.
“Kalau wanita itu berani melakukan hal yang tidak terpuji padaku……”Pria yang duduk di kursi belakang mobil memiliki wajah dingin, dan niat membunuh melintas di matanya.
Namun, Gitta dan Suming gemetar pada saat yang sama gemetaran, ekspresi aneh muncul di wajah mereka …… Kalau Yutta berani melakukan hal tidak terpuji kepada Boss …… ketika boss mengatakan ini, bukankah dalam arti tertentu sedang mengakui sesuatu?
Keesokan hari.
Ketika Yutta berangkat kerja, dia dihadang oleh seseorang di koridor.
“…… Direktur Eldric.”
Setelah berpisah sekian lama, akhirnya Eldric muncul kembali di Hamilton, menatap wanita di depannya, api tidak jelas di hatinya bergegas menyulut ke atas.
“Hmm.”Dia menjawab dengan suara rendah, tanpa mengatakan lebih lanjut.
Yutta tercengang, melewati Eldric, menundukkan kepala berjalan ke depan.
Di belakangnya, mata pria itu menjadi semakin marah.
Setelah mengejar beberapa langkah, ia menarik tangannya: “Nona Yutta buru-buru ingin pergi kemana?”Kembali ke pelukan kekasih?
Mengingat berbagai tindakan wanita ini, dia memiliki keinginan untuk mencekiknya sampai mati.
Seluruh tubuh Yutta menegang, “Aku, sudah pulang kerja. Direktur Eldric lepaskan tanganku, aku ingin pulang ke asrama.”
“Pulang ke asrama? Atau ke tempat kekasih?”
Wajah Yutta “Swoos”tiba-tiba berubah pucat, mengangkat kepalanya, melihat pria di depannya dengan tatapan ironi.
Nafasnya tersendat, pura-pura menjadi dingin:“Aku memang pelacur, dan sekarang pelacur ini ingin pulang kerja, untuk apa tidak pulang ke tempat kekasih? Direktur Eldric, tolong lepaskan tanganmu.”
Eldric semakin marah, tangannya dengan kuat menggenggam lengan Yutta dan tidak ingin melepaskannya.
Yutta menatapnya dengan dingin, memegangi telapak tangannya sendiri, dan bertanya dengan samar: “Atau, Direktur Eldric ingin menjadi pelanggan?”
Eldric sangat marah berkata sambil tersenyum: “Boleh, hari ini kamu tidak perlu pulang, aku akan menjadi pelangganmu.”
Sebuah tangan segera menjulur di depannya.
“Apa?”Tanyanya dengan alis setengah terangkat.
Melihat wanita yang hanya mencapai dagunya, dia berkata dengan percaya diri:“Uang.”Yutta berkata dengan santai: “Meskipun Anda seorang boss, anda juga perlu membayar pelacur, Tidak ada alasan untuk bermain tanpa bayaran.”
Tatapan Eldric penuh dengan keterkejutan!
Melihat telapak tangan yang ada di depannya, ada perasaan yang tidak bisa diucapkan dari hatinya, rasa sakit yang aneh menyebar …… kalau, ketika pertama kali dia bertemu dengannya, dirinya marah, dan tidak tahu itu berasal dari mana, dan tidak tahu bagaimana melampiaskannya.
Saat ini, wanita di depannya membuatnya frustasi. Tatapan melihatnya berubah:“Nona Yutta, aku tidak tahu sejak kapan nona Yutta menjadi begitu profesional, kenapa? Rayon-mu tidak menginginkanmu, lalu kamu tidur dengan Tuan Muda keluarga Kamil?”
Boom!
Suara guntur bergema di telinga!
Yutta menatap pria di depannya dengan tatapan kosong …… Bagaimana bisa dia mengenal Ridwan?
Eldric melihat ekspresinya yang kebingungan, ada sedikit kesenangan balas dendam, tetapi lebih banyak ada perasaan kesal. Dia …… tidak bisa berbuat apa-apa padanya!
Eldric selalu percaya pukulan yang paling kuat bukanlah kata-kata, melainkan kekuatan. Menghadapi berbagai macam lawan, dia selalu menggunakan cara-cara sulit tanpa segan, kata lain dalam bahasa modis di internet sekarang —— kalau bisa main tangan, tidak akan banyak bicara.
Tetapi menghadapi wanita seperti Yutta, dia …… merasa rasa ketidakberdayaan tiba-tiba muncul.
Dia melirik wanita di depannya lagi, senyum yang dia tunjukkan di depan Ridwan tadi malam muncul di benaknya.
Tiba-tiba, tatapan pria itu berubah, mengulurkan tangan dan meraih dagunya: “Senyum!”
Kata-katanya seperti emas, memerintah dengan sewenang-wenang: “Apa kamu tidak mendengar? Aku memintamu tersenyum.”
Yutta mengerutkan alisnya, tangan yang mencubit dagunya terlalu keras. Dia tidak mengerti apa yang ingin dilakukan pria ini. Dulu dia tidak mengerti, sekarang dia semakin tidak mengerti.
“Yutta, tersenyum.”
Suara Eldric dingin, semakin dia seperti ini, semakin Yutta tidak ingin tersenyum.
Dengan jiwa memberontak, Yutta mengangkat matanya, memandang Eldric dengan acuh tidak acuh …… Kenapa harus tersenyum? Kenapa harus mendengarkan perkataanmu? Kenapa dia harus tersenyum pada pelaku yang telah menghancurkan sebagian besar hidupnya?
Dia menatap mata Eldric saat ini, membuat Eldric merasakan sakit hati, tatapan ini sangat mempesona!
Ada sengatan yang tidak bisa dijelaskan di hatinya, mata Eldric menjadi dingin, menatapnya dengan samar: “Tidak tersenyum? Dibeli untuk tersenyum tetapi tidak tersenyum? Yutta, hal ini saja tidak bisa kamu lakukan dengan baik? Atau kamu menginginkan ini?”
Sambil berbicara, tangan kirinya mengeluarkan beberapa lembar uang merah dari sakunya: “Menginginkan ini baru bersedia tersenyum?”
Bola mata Yutta berputar, fokus pada warna merah menyilaukan di tangan Eldric, tidak ada yang bisa membaca pikirannya saat ini. Perlahan-lahan, dia mengangkat kepalanya, mengedipkan matanya, menatap mata hitam Eldric, dan keduanya saling menatap.
Sudut mulutnya terangkat, dengan senyum biasa, dia bertanya: “Puas?” Apakah dia bahagia memaksanya melakukan hal-hal yang tidak ia sukai?
Eldric menatap senyum wanita di depannya, dia ingin mencari sosok kemarin dari senyum ini …… Bukan! Bukan senyuman seperti ini!
Sama sekali berbeda!
Kata-kata Eldric bergema di telinganya: Aku bisa membuat tersenyum, bisakah kamu?
Bisakah kamu?
Bisakah kamu? …… Eldric terus menerus mempertanyakan dirinya sendiri di dalam hatinya, bisakah dia?
Jawabannya sudah keluar, tapi …… Sangat tidak bisa diterima!
“Pergi!”Dia menghempaskan tangannya dengan marah: “Pergi yang jauh! jangan biarkan aku melihatmu!”Seolah ingin meyakinkan dirinya sendiri, dia menoleh dan menatapnya dengan mata merah kejam dan berkata:“Aku takut mengotori mataku!”
Yutta pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun, tetapi ada rasa sakit yang tidak asing di hatinya, dia memilih untuk mengabaikan rasa sakit itu.
Di belakangnya, pria itu melihat ke pintu keluar tempat sosok itu menghilang, dia menjambak rambut di belakang kepalanya dengan tidak sabar, dadanya sakit …… kenapa tidak tersenyum! Kenapa Yutta yang dulu yang hanya memiliki dirinya, sekarang malah tersenyum di depan pria lain!
Kenapa meningat wanita sialan ini …… membuatnya sangat kesal dan cemas!
Tiba-tiba ia meninju dinding di samping dengan kesal, darah segar mengalir di kepalan tangan, dan mengalir ke bawah.
Novel Terkait
My Superhero
Jessi1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Pernikahan Kontrak
JennyMy Lady Boss
GeorgeBeautiful Love
Stefen LeeCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang