Cinta Yang Paling Mahal - Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
Eldric terkejut “Yutta, tidak peduli kamu percaya atau tidak, ada salah paham dalam masalah ini.”
Salah paham?
Yutta memandang Eldric, dia mengatakan ada kesalahpahaman dalam masalah ini?
“Apakah Presdir Cassio ingin mengatakan, hal ini tidak ada hubungannya denganmu, kamu sama sekali tidak mengetahui hal ini?” Yutta tidak tahu harus menangis atau tertawa, dia hanya merasa kesakitan dalam hatinya membuatnya sesak nafas!
“Presdir Cassio, percayakah dirimu? Tanpa perintahmu, siapa yang berani melakukan hal seperti ini padaku?”
Eldric tertegun….. Memang benar! Tanpa perintahnya, siapa yang berani melakukan hal seperti ini padanya?
Apa mungkin seperti yang dikatakan Anton, sikapnya pada Yutta, menentukan keadaan dan hal yang akan dialami Yutta tiga tahun yang lalu?
Sehingga orang-orang itu berani melakukan hal seperti ini padanya?
Eldric mengangkat kepala menatapnya “Kalau aku bilang……”
“Kamu tidak perlu mengatakannya lagi, aku percaya semua yang kamu katakan.” Yutta tersenyum berkata. Percaya atau tidak, pentingkah?
Melihat wajah Yutta jelas tertulis “Tidak percaya padanya” Eldric mengepal erat tangannya, dia menelan semua penjelasan kembali ke dalam perutnya.
“Oke, kalau kamu begitu suka kerja, maka bekerja keraslah, masukkan 10 milyar ke dalam kartuku dalam waktu sebulan, aku akan langsung melepaskanmu. Kalau tidak, tidak berguna bagimu untuk pergi ke manapun.”
Eldric berkata pada Yutta dengan wajah dingin.
“Apa yang Presdir Cassio katakan benar, aku masih berhutang 10 milyar padamu, kamu telah memberi perintah bahwa aku harus melunasinya dalam waktu sebulan.”
Yutta berkata “Kalau begitu aku akan berangkat kerja dulu.”
Eldric sangat kesal, pandangannya sangat dingin dan mati-matian menatap wanita di depannya, apakah dia benar begitu berharap segera melunasi hutangannya dan pergi meninggalkannya?!
Mengapa?
Mengapa si Rayon?
Tiba-tiba semua perasaan rumit, kemarahan, kecemburuan, kekesalan dan belas kasihan…… Bagaikan sebuah palet, bercampur aduk!
Dan Eldric sama sekali tidak menyadari perubahan dalam hatinya, dia hanya tahu Yutta membuatnya marah dan kesal.
Setelah Yutta pergi, Eldric mengeluarkan ponsel dan menelepon Suming “Wanita yang menyebalkan itu telah berangkat ke Hamilton, Gitta memiliki obat tidur, menunggu setelah wanita yang menyebalkan itu tiba di Hamilton, kamu membujuknya makan setengah biji obat tidur.”
“……. Presdir Cassio, siapa yang kamu katakan?” Suming bingung.
“Yutta!”
Erhh, amarahnya begitu besar? Sepertinya bos tersinggung lagi oleh Yutta?
“Memakan obat tidur tanpa alasan…. apakah baik-baik saja?”
“Kamu bertanya padanya, demam 38.3 derajat masih pergi bekerja, apakah dia baik-baik saja?”
“Erhh, oke aku mengerti, setelah Yutta tiba di Hamilton, aku akan mencampurkan obat tidur dalam air hangat dan menyuruhnya minum.”
“Oh ya, kamu jangan berikan kerjaan untuknya.” Dia ingin membayar 10 milyar dan pergi meninggalkannya? Jangan berharap!
“…… Ini, oke. Tapi orangnya ada di Hamilton dan berada di departemen hubungan masyarakat, tidak mungkin selalu mengabaikannya, lama-lama akan banyak yang menggosipnya.”
“Siapa yang berani menggosip langsung memecatnya, perlukah aku mengajarmu?”
Eldric berkata dengan dingin.
“……..”
Berhubungkamu adalah bos besar, apa yang kamu katakan semuanya benar? Meskipun kamu menjadikan seluruh Hamilton sebagai mainan, itu juga urusanmu, asalkan bos besar merasa senang saja.
Suming merasa terkadang si Eldric benar-benar sangat…. manja.
……..
Setelah Yutta tiba di Hamilton, baru saja masuk, langsung dipanggil Suming:
“Yutta, datanglah ke kantorku.”
Dia diam-diam ikut di belakang Suming, berjalan masuk ke kantornya.
“Kakak Suming, ada apa? Apakah ada kerjaan yang harus dikerjakan?”
Suming baru saja ingin mengambil gelas, tangannya bergetar….. Dia benar-benar khawatir gadis bodoh ini akan terbiasa mengatakan kata-kata ini.
“Yutta, duduk dulu.” Dia pergi menuangkan air untuk Yutta, setengah biji obat tidur jatuh ke dalam gelas tanpa mengeluarkan suara, dia menuangkan setengah gelas air panas, lalu menggoyangkan gelasnya, setelah obatnya larut, dia menuangkan air dingin.
“Nah, minum air dulu.”
“Terima kasih kakak Suming.” Setelah bangun dari rumah sakit, dia selalu merasa haus, kebetulan Suming menyerahkan segelas air padanya “Aku pas haus, kakak Suming benar-benar baik sekali.”
Suming tersenyum kaku…… Gadis bodoh, janganlah terlalu polos, bos besar memintaku memberikan obat tidur padamu, jangan berpikir terlalu banyak.
Suming melihat Yutta menghabiskan air dalam gelas dan menyerahkan gelas padanya “Kak Suming, masih ada?”
“Erhh….. Ada ada!” Tentu ada!
Yutta meminum dua gelas sekaligus dan merasa mulutnya tidak begitu kering lagi.
“Kak Suming, ada kerjaan?”
Otak Suming membesar, dia benar-benar takut dengan kata-kata ini…..
“Untuk sementara waktu belum ada.” Meskipun ada, juga tidak akan berikan padamu, bos telah memerintah untuk tidak memberikan kerjaan padamu.
Tidak peduli bagaimanapun Suming mengasihani Yutta, dia juga tidak berani membantah perintah Eldric.
Dia sudah lama mengikuti Eldric dan perlahan-lahan sampai di jabatan saat ini, dia mengetahui kemampuan Eldric……. Dia juga takut.
“Kak Suming, mengapa aku merasa semakin ngantuk?” Yutta berkata dan merasa kelopak matanya semakin berat.
“Demam memang seperti begini, kamu seharusnya baik-baik berada di rumah sakit, setidaknya juga harus berbaring di rumah.” Suming menyentuh dahi Yutta “Meskipun datang ke Hamilton juga tidak berguna, untuk sementara waktu tidak ada kerjaan untukmu. Begini saja, kamu tidur dulu di sini.”
“Uhh….. tapi Presdir Cassio memintaku membayar utangku dalam waktu sebulan…… Kak Suming, aku pergi cuci mukaku.”
Kesadaran Yutta jelas sudah berkurang, tapi Suming melihatnya masih berjuang.
Telinganya bergema kata-kata yang dikatakan Yutta, bos meminta Yutta membayar utangnya dalam waktu sebulan? ……. Tidak heran Bos akan menyuruhnya jangan memberikan kerjaan untuk Yutta.
Membayar utangnya sebanyak 10 milyar, itu adalah hal yang tidak mungkin dapat diselesaikan, meskipun ditambahkan dengan yang sebelumnya, juga tidak mungkin menghasilkan uang sebanyak 10 milyar dalam waktu sebulan.
Bos meminta Yutta menyelesaikan tugas yang tidak mungkin dapat diselesaikan, apa maksudnya? Bos jelas tidak ingin Yutta menyelesaikan tugasnya!
“Kak Suming……”
Mendengar suara Yutta yang tidak jelas, Suming menundukkan kepala melihat, bagus…… obatnya telah bereaksi.
Dia mengeluarkan selimut dari dalam lemari, terkadang dia juga akan tidur sebentar di sofa ketika dirinya merasa lelah.
Suming membungkukkan tubuh menutupkan selimut untuk Yutta.
Sekitar lima belas menit kemudian, pintu kantor terbuka, Suming segera berdiri “Presdir Cassio.” Bos telah datang, bos juga membawa seseorang “Tuan Megan.”
“Anton, pasangkan infus untuknya.”
Anton benar-benar sangat kesal “Aku adalah dokter, dokter! Dasar! Bukan perawat!”
“Oh… ternyata kamu bahkan tidak bisa melakukan hal yang dilakukan seorang perawat!”
“Dasar! Hal mudah seperti ini, bagaimana mungkin aku tidak bisa!” Anton menggaruk kepalanya, meskipun kesal, dia tetap membungkukkan tubuhnya dan memegang telapak tangan Yutta.
Setelah semuanya disiapkan, ketika jarum akan menusuk ke tangannya…….
“Anton, jangan menusuk dulu, katakanlah sejujurnya, bisakah kamu melakukannya?”
Karena terkejut, Anton secara tidak sengaja salah menusuk, wajah pria di samping langsung menjadi suram “Anton, kalau kamu tidak bisa harus mengatakannya, aku akan mencari seseorang yang bisa melakukannya.”
Dasar Eldric, kalau bukan karena kamu menakut-nakuti aku secara tiba-tiba, bisakah aku salah menusuk?
"Eldric, tutup mulutmu, kalau aku tidak bisa melakukannya dalam satu tindakan, aku akan menulis surat pengunduran diri dan kembali membantu orang tuaku, oke?"
Novel Terkait
Inventing A Millionaire
EdisonSi Menantu Dokter
Hendy ZhangPergilah Suamiku
DanisDon't say goodbye
Dessy PutriKamu Baik Banget
Jeselin VelaniAku bukan menantu sampah
Stiw boyCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang