Cinta Yang Paling Mahal - Bab 110 Berpapasan

Mobil Bentley hitam berhenti tidak jauh, bersembunyi di kegelapan malam dalam bayangan pohon, dan tidak terlihat begitu mencolok.

Di kursi belakang, Suming berkata dengan hormat:“Terima kasih, Direktur Eldric sudah mengantarku pulang. Kalau begitu, aku turun dulu.”Dia berbicara sambil meraih pegangan pintu.

Suming menarik pegangan pintu mobil, ketika hendak mendorong pintu, sebuah tangan keluar memegang punggung tangannya. Suming terkejut, lalu segera menoleh.

Di sisinya, ada sosok wajah tampan, ditutupi embun, sepasang mata indahnya bagai burung pemangsa yang tidak tertandingi, tiba-tiba menatap……Keluar jendela?

Suming tanpa sadar mengikuti tatapannya, memandang orang dan pemandangan yang dilihatnya, mata indah Suming tiba-tiba melebar …… Yutta? Dan …… Putra dari keluarga Kamil?

Begitu Yutta pulang kerja, ia langsung melihat Ridwan. Yutta sudah terbiasa setiap malam setelah selesai pulang kerja, begitu keluar dari pintu gerbangHamilton, ia akan melihat wajah sumringah itu.

Terkadang, dirinya bingung……Tidak tahu berapa lama tuan muda ini akan terus melekat padanya.

“Cepat sedikit, lamban sekali.”Ridwan bersandar di pintu Maserati dengan tenang, melihat Yutta keluar, dan segera menyapanya.

Terkadang dia akan datang ke Hamilton memesan sebuah ruangan, lalu mengajak Yutta makan di pasar malam, sekalian jalan-jalan di sepanjang sungai untuk menikmati pemandangan malam Kota S.

Seolah mereka sedang pacaran.

Ridwan menghampiri, dengan tangannya yang besar, memeluk wanita yang berjalan lamban masuk dalam pelukannya, bahkan memeluknya sampai masuk ke dalam kursi penumpang.

Di dalam mobil, angin dingin berhembus, pria itu menatap dingin ke tangan Ridwan …… Dasar wanita sialan, begitu saja tidak bisa ditolak, malah membiarkan Ridwan memeluknya! Ada sebuah dorongan ingin menyingkirkan tangan bab* itu dari bahu wanita itu, seluruh tubuh Eldric memancarkan aura dingin.

Suming mengigil, dan dengan hati-hati melirik Boss besar di sampingnya, ada perasaan menangis tanpa air mata …… Siapa yang bisa santai dengan gudang es alami di sebelahnya?

Pada saat yang sama, ia mulai mengkhawatirkan Yutta.

Terlihat jelas, Boss besar yang dingin di sebelahnya, menatap Yutta dengan tatapan tidak ramah, bahkan sangat……Mengerikan.

Di kursi belakang, seluruh tubuh pria memancarkan aura dingin, tatapannya yang tajam, menatap sosok yang tidak jauh di luar jendela.

Tidak ada yang mengerti apa yang dia pikirkan saat ini.

“Direktur Eldric?”Suming memandang pria di sampingnya dengan curiga. Telapak tangan yang besar melepaskan tangannya dari pegangan pintu, dan telapak tangannya sendiri dengan kuat menggenggam pegangan pintu.

Melihat ini, Suming merasakan “Dentuman” tidak enak di dalam hatinya ……!

Ada sebuah pemikiran di benaknya, Suming memandang Yutta di luar mobil dan berkata:

“Bukankah itu Yutta? Aku hampir saja tidak bisa mengenalinya, aku belum pernah melihatnya tersenyum begitu santai dan bahagia setelah dia bekerja di Hamilton begitu lama. Aku kira dia tidak bisa tersenyum. Begini juga bagus, setidaknya masih tahu bagaimana tersenyum.”

Suming memandang Eldric dan berkata: “Direktur Eldric, kamu tidak tahu ya, sebelumnya aku melihat Yutta seperti robot buatan.”

Sambil berpikir, pria itu melepaskan jarinya yang telah menarik pegangan pintu mobil, tangannya masih menutupi pegangan pintu, tetapi dia tidak berencana mendorong pintu untuk keluar dari mobil sekarang.

“Kalau senyuman Yutta muncul kembali, itu bukan sebuah hal baik. Setidaknya seperti orang hidup. Dan bukan orang mati yang hanya bisa bernafas.”

Suming mengatakan ini tanpa sengaja, ia mengatakannya untuk didengar oleh Boss besar di sampingnya.

Punggungnya basah dipenuhi keringat dingin……Dia takut Bos besar yang mahakuasa di sebelahnya bisa melihat niatnya. Tetapi bagus juga bisa menghentikan boss ini, kalau tidak, penderitaan apa yang akan diderita si bodoh ini.

Pria itu menyipitkan mata, menatap pria dan wanita yang tidak jauh dengan tatapan rumit. Tentu saja, tatapannya jatuh pada wajah wanita itu, dia sedikit linglung……Sudah berapa lama tidak melihat Yutta tersenyum tulus dari hatinya?

Senyuman itu, tidak ada kemunafikan, tidak senyuman paksa. Sialan sangat…… menarik! Sialan sangat …… mempesona!

Tidak jauh di depan, Ridwan memasukkan Yutta ke kursi penumpang, lalu dirinya berjalan ke kursi pengemudi, dan mobil Maserati melaju perlahan.

Tatapan Eldric dingin, dan memberi perintah kepada supir: “Ikuti.”

Gitta menjawab “Ya”, sambil menyalakan mesin, mengikuti mobil Maserati Ridwan yang ada di depan, sampai ke komplek dimana asrama Yutta berada.

Ridwan memarkirkan mobil di lantai bawah asrama Yutta, dan Gitta berbalik bertanya kepada pria di kursi belakang mobil: “Boss, apakah turun dari mobil?”

“Tidak, hentikan saja di sini.”Wajah pria itu membeku: “Tunggu.”

Tidak jauh di sana, Ridwan turun dari mobil, berjalan menuju kursi penumpang Yutta, menarik pintu mobil, ketika Yutta turun dari mobil, dia tiba-tiba menoleh, melihat ke arah Eldric, membuat gerakan provokatif——lalu tersenyum menyeringai.

Di bawah lampu jalan di pintu masuk koridor, senyum provokasi Ridwan …… Terlihat jelas!

“Boss, dia sengaja, aku turun.”Ucap Gitta.

“Tidak perlu.”

Di sisi lain, Yutta keluar dari mobil, “Tuan Ridwan apa yang kamu lihat?”

Dia menjijit, ingin melihat ke belakang Ridwan, Ridwan bergerak sedikit menghalangi pandangannya: “Aku lihat cahaya bulan malam ini indah sekali.”

Ketika dia mengatakan ini, Yutta juga melihat sinar bulan.

Ridwan menyeringai, melihat wajahnya, “Iya kan? Indah, kan?”

“……Emm.”Sebenarnya biasa saja, ini bukan bulan purnama, hanya bulan sabit, atau matanya sudah terbiasa melihat keburukan, jadi tidak bisa menemukan keindahan dalam hidup?

Untuk sesaat, pertanyaan ini muncul di hati Yutta.

Hembusan angin meniup rambut Yutta menjadi berantakan. Ridwan secara alami mengulurkan tangannya merapikan rambut Yutta: “Jangan bergerak, rambutmu berantakan.”Dia menyisir rambut Yutta dengan jari-jemarinya, menyisir rambutnya yang berantakan ke belakang telinga: “Istirahat yang awal.”

Selama periode waktu ini, tindakan Ridwan terlalu banyak, membuat Yutta tidak begitu sensitif……Sebaliknya, mengatakan orang ini, ia juga tidak akan mendengar.

Mengucapkan “Selamat malam”, dan Ridwan memperhatikan Yutta naik ke atas.

Dia tidak buru-buru pergi, menyalakan sebatang rokok, menyesap, dan mengangkat kepalanya, melirik ke lantai tempat asrama Yutta berada. Lampu di ruang tamu menyala, Ridwan baru mematikan rokoknya, mengitari mobil sendiri, sambil melirik ke arah Eldric, baru membuka pintu mobil, menyalakan mesin, berbalik arah, menginjak pedal gas, dan mobil perlahan melaju keluar.

Mobil Maserati tidak berhenti saat melewati Bentley hitam di bawah bayang-bayang pohon.

“Boss?”Tanya Gitta.

Pria yang berada di kursi belakang, memberi perintah samar dengan suara dingin: “Ikuti dan hentikan.”

Di dalam komplek yang biasa, ada dua mobil mewah masuk satu per satu malam ini, dan keluar satu per satu juga, ini membuat penjaga sedikit pusing.

Di jalan malam yang sepi, rem mendadak berbunyi.

Ketika Maserati Ridwan dan Bentley Eldric berhenti, kedua mobil hanya berjarak lima sentimeter.

Di kursi belakang Bentley, jendela mobil perlahan-lahan diturunkan, memperlihatkan wajah tampan tidak berekspresi, sepasang tatapan tajam menatap Ridwan dengan acuh tidak acuh di kursi pengemudi.

Jendela mobil Ridwan juga diturunkan, dipisahkan oleh sebuah batas, kedua pria saling bertatapan.

“Yo, bukankah ini Direktur Eldric?”Ridwan memecah keheningan terlebih dahulu, lalu berkata dengan sembrono kepada Eldric di mobil yang berlawanan: “Direktur Eldric tengah malam tidak tidur malah mengikutiku, kalau orang-orang di Kota S mengetahui Direktur Eldric memiliki kebiasaan mengintai, tidak tahu apa yang akan dipikirkan mereka tentang Direktur Eldric?”

Tidak ada ekspresi di wajah Eldric, bibir tipisnya tertutup: “Apa hubungannya pendapat orang lain denganku? Aku tidak peduli dengan pendapat orang lain.”Matanya bersinar dengan niat membunuh: “Tidak sepertimu, menyentuh yang tidak seharusnya disentuh, apakah masih menginginkan tanganmu?”

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu