Cinta Yang Paling Mahal - Bab 34 Awal Permasalahan

Yutta tidak mengerti, mengapa teman yang pernah sekamar dengannya, akan memfitnahnya. Apakah dia sungguh begitu menjijikan, begitu menyebalkan?

Perlahan dari sudut mulutnya, terlihat senyuman yang menyedihkan.

Dia diam diam melirik Lea, tatapan itu, mungkin tidak memiliki arti khusus, mungkin, juga adalah sebuah "Pengenalan". Berbalik badan, Yutta dengan kaki pincangnya, menghilang dari mata Lea secara perlahan.

Perasaan Lea seperti lehernya di cekik, telapak tangan yang tergantung disekitar paha, mengepal karena emosi, matanya menatap kepergian punggung orang yang kakinya pincang itu.

Dia tidak mengerti, wanita ini begitu kasihan, mengapa barusan di hadapannya, bisa searogan itu!

Dia--Yutta!

Untuk apa dia arogan!

Seorang yang cacat!

Seorang yang memohon dengan kasihan demi uang!

Seorang yang jelek yang tidak memiliki penampilan tidak memiliki postur yang bagus sembarangan merayu pria!

Dia teringat lagi wajah Ridwan yang tampan menawan itu, dalam hati Lea makin emosi.... Pasti wanita murahan ini yang berinisiatif merayu Tuan Kamil!

Ada seseorang di sekitarnya selalu mengawasi Lea dan Yutta, sampai kepergian Yutta, ekspresi Lea, dilihat oleh orang orang disekitar, walaupun, sekarang Lea juga tidak disukai.

Tetapi, keinginan gosip mereka sangat kuat, bisa melangkahi kebencian sementara, bertanya dengan motif tersembunyi:" Ada apa Lea ? kamu kenapa berdebat lagi dengan dia?"

"Dia" Otomatis adalah Yutta.

Dalam hati Lea lagi emosi, begitu ditanya, dalam pengaruh emosi, tersenyum dingin dan berkata: "Saya akan berdebat dengan seorang rubah betina?"

Orang orang di sekitar sekali dengar kata"Rubah betina" ini, matanya langsung berbinar: Ada pertunjukan!

"Woi woi, rubah betina apa? Yutta itukah?"

Lea bagaikan menumbuk bawang:" Barusan saya di tangga nampak dia berpelukan dengan tuan Kamil."

Tuan Kamil?

Kata ini, sangat sensitif!

"Tuan Kamil, Jangan jangan Ridwan Kamil?" Seseorang yang terkejut bersuara:"Tidak bolehlah, itu adalah bujangan yang bersyarat, berpenampilan ganteng dan kaya, bisa tertarik dengannya? Seorang pekerja kebersihan?"

"Saya melihat dengan kepalaku sendiri, mereka berdua berpelukan sambil ciuman di tangga." Dalam mata Lea terlintas kecemburuan.

Mengapa!

Wanita itu bukan apa apa, udah jelek, cacat lagi tidak berpendidikan, demi uang rela melakukan apa saja, wanita yang begitu kotor, mengapa....dia!

Lea sudah melupakan kebaikan Yutta.

"Mengenal orangnya belum tentu tau hatinya, itulah dia. Dulu saya dan dia tinggal di satu asrama, saat itu dia masih seorang pekerja kebersihan, pendiam, saya kira dia adalah orang yang taat.

"Yutta ini, dia sunguh...."

"Diam!" Pada saat ini, tiba tiba terdengar,"Kalian semua sudah tidak ada kerjaan? Terlalu santai? masalah Tingting dan Kak Yuna, kalian sudah lupa?"

Orang yang datang itu adalah Anne, bisa dibilang orang yang memiliki kualifikasi paling lama di Hamilton ...sebagai pelayan!

Lea ketemu Anne, langsung keingat dulu Anne ini, didepan banyak orang mempermalukannya, masih tidak memperbolehkan Ruru berbicara dengannya, bertemuh musuh bakal saling iri!

Ada orang berpikir dirinya sudah lama kerja di Hamilton, sombong, asal mengkritik orang, dia tidak melihat, dirinya sendiri juga hanya seorang pelayan." Bagaimanapun Lea lulusan Universitas S, mulutnya juga sangat tajam.

Anne tidak melihat Lea, tertawa dingin dengan orang lain: "Baik hati mengingatkan kalian, jangan mengikuti jalan Tingting dan Kak Yuna. Terserah mau dengar atau tidak."

Setelah berbicara, Anne berbalik badan langsung pergi, orangnya sampai di sudut ruangan, masih bisa terdengar suara gosipan dari belakang:

"Anne ini, terlalu mengangap serius terhadap dirinya sendiri. selalu saja mengungkit masalah Tingting dan Kak Yuna, Tingting dan Kak Yuna itu melanggar pantangan Hamilton, atasan Hamilton, benci untuk gosip, tetapi mereka tidak melarang persaingan pribadi.

Bukan cuma Hamilton, ganti perusahaan lain, semua sama saja, Anne masih mempermasalahkan masalah Tingting dan Kak Yuna, itu jelas dua masalah yang berbeda."

Anne yang berada di sudut ruangan, diam diam menggelengkan kepalanya, orang yang mau cari mati, tidak bisa dinasehati.

Hanya saja Yutta itu... kelihatannya mau menderita lagi.

Anne tidak bermaksud untuk mengadu, masalah seperti ini, sebaiknya tidak diributin.

di Hamilton, sudah belajar, tidak ikut campur masalah yang bukan urusanku.

Sebagai rekan kerja, menasehati orang orang itu, sudah menandakan kebaikannya.

Mengenai tidak mendengar bujukan..."Biarin, masalah masalah itu, apa hubungannya denganku."

........

Setelah pulang kerja

Diluar tiba tiba gerimis, awalnya hujannya tidak besar, Yutta tiap malam akan jalan pulang dengan lambat.

Tidak terkecuali hari ini juga.

Seberang Hamilton ada sebuah mini market 24 jam, didepan kasir.

"Nona, totalnya seratus dua belas ribu." adanya sebuah payung, diatas meja kasir. Yutta melirik payung itu, ini merupakan payung yang paling murah, yang ada didalam mini market 24 jam ini, dia melihat lagi pada isi dompet yang ada di tangannya, seratus dua belas ribu, tentu saja dia punya, hanya saja......

"Terima kasih, tiba tiba saya keingat, hujanya tidak lebat, mungkin tidak memerlukan payung lagi."

Keluar dari mini market, Yutta mengeratkan baju dibadannya, meringkuk badannya, menundukkan kepalanya, berjalan menuju kedepan.

Hujannya tidak lebat, baginya, tidak akan terlalu menderita, hanya pinggang kirinya terasa kosong, tiap kali perubahan cuaca, selalu saja sakitnya tidak tertahan.

Akhirnya sudah mau sampai rumah, langit ini, bilang berubah langsung berubah, tiba tiba,"Hua la"! Hujan Lebat!

Sesampai dirumah, masukin kunci kedalam pintu, tidak bisa buka.

Masukin lagi... Masih saja tidak bisa dibuka!

Yutta tertegun. Melihat pintu yang tertutup rapat itu melamun sebentar, kemudian... tersenyum menderita.

Dia dan Lea masih saja tinggal bersama, sejak peristiwa saat itu, makin saling tidak menghiraukan.

Sebenarnya, dua orang seperti ini tinggal bersama, dalam hati siapa saja tidak nyaman. Juga tidak tau, Kak Meng lupa mengatur ulang asrama, atau, perusahaan menganggap, konflik kecil begini antara karyawan, tidak perlu dipermasalahkan.

Semenjak hari itu, sikap Lea terhadap dirinya berubah drastis.

Hanya saja, walaupun Lea mengabaikan dirinya, peristiwa seperti hari ini, mengunci pintu dari dalam tidak memberinya masuk, juga tidak pernah terjadi.

"Lea, Lea...." Dia membuka tenggorokannya, ingin memanggil orang dalam ruangan untuk membukakan pintu. Tapi baru saja bersuara, suaranya tiba tiba terhenti, perlahan menundukan kepalanya, menutup mulutnya... orang dalam rumah, sudah bertekad tidak memberinya masuk, mau bagaimana dia berteriak, tetap saja tidak terdengar.

Selamanya tidak bisa membangunkan seseorang yang pura pura tidur... Bukankah?

Berdiri di depan pintu, Yutta mengangkat kepalanya melihat ke langit langit...."Hais, tidak ada tempat lain lagi..."

Mendesah ringan, wanita itu membelakangi pintu, meluncurkan badanya perlahan, bersandar pada pintu, mengeratkan baju di tubuhnya, dingin sekali...

Membungkus lagi, baju di badannya tetap saja basah.... sangat dingin... malam ini, bersandar pada pintu dibelakangnya dan tertidur lelap.

Novel Terkait

Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu