Cinta Yang Paling Mahal - Bab 57 Kekurangan Ginjal
"Yutta, di dunia ini, seharusnya tidak ada orang yang memperlakukanmu dengan baik, siapapun yang baik padamu adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya! Kamu tidak layak diperlakukan dengan baik!" Dia berkata, tatapannya yang selalu dingin dan acuh tak acuh, menimbulkan amarah, dan kekesalan!
Kata-kata Eldric menyakiti Yutta, menyentuh bagian paling sensitif dalam hatinya!
Yutta tiba-tiba mengangkat kepalanya!
Matanya bersinar kemarahan, suaranya yang serak tidak pernah berteriak lepas kendali seperti ini lagi, sejak Kak Lucas meninggal dalam penjara, Yutta memelototinya dengan marah:
Apa yang kamu tahu! Apa yang pernah kamu alami! Kamu tidak tahu apa-apa! Mengapa datang menuduhku!” Pernahkah kamu mengalami apa yang aku alami! Pernahkah kamu merasa kesakitan yang aku rasakan!
"Presdir Cassio, aku terlalu memahamimu, kalau Lea dibawa pergi olehmu hari ini, dan hanya mendapat hukuman kecil, maka aku tidak akan muncul di kamarmu dan di depanmu saat ini." Mungkin, karena emosional, suara Yutta yang serak penuh dengan kesedihan:
"Aku tidak peduli apa yang ingin kamu lakukan padanya. Aku juga tidak peduli bagaimana kamu menghukumnya. Hari ini, aku hanya memohon padamu untuk mengampuni nyawanya." Dia mengangkat kepala menatap wajah pria tampan yang menekannya, dia terlalu memahami orang ini. Pada saat itu, ketika dia masih sebagai Nona keluarga Aloysia, orang ini melemparkannya ke neraka tanpa merasa ragu. Dia terlalu jelas bagaimana dia akan menangani Lea!
Eldric tidak membantah, tatapannya menyetujui pernyataan Yutta.
Memang benar, tebakan Yutta tidak salah.
“Aku tidak ingin berhutang nyawa lagi dalam hidup ini, baik secara langsung ataupun tidak, aku tidak menginginkannya lagi.” Yutta berkata dengan serius.
Apakah dirinya sedang memohon untuk Lea?
Tidak!
Dia tidak peduli dengan apapun yang akan terjadi pada Lea, satu-satunya hal yang tidak dia inginkan adalah berhutang nyawa lagi!
Nyawa kakak Lucas adalah hutangnya dalam hidup ini, dia tidak dapat membayarnya, dan juga tidak mampu membayarnya! Nyawa Kak Lucas menghilang, karena dia!
Itu adalah hutang! Dosa! Kesakitan!
Dia tidak memiliki perasaan senang ataupun benci terhadap Lea, meskipun Lea telah melakukan banyak hal yang keterlaluan, arogan, dan egois, meskipun dia juga tidak ingin datang ke sini dengan susah payah memohon untuknya.
Namun, dia tidak ingin berhutang nyawa lagi, tidak peduli apakah ini orang baik atau buruk, apakah kematian ini terkait dengannya secara langsung atau tidak, pokoknya dia tidak ingin berhutang nyawa lagi.
Inilah alasan mengapa dia meletakkan "keengganan" yang tak terhitung jumlahnya dan datang ke depannya.
Tidak peduli apa pun yang dipikirkan orang lain, baik itu niat buruk atau gadis baik…... Kata pembunuh, pelacur, wanita yang tidak tahu malu…... apa lagi yang bisa lebih parah dari ini?
Tetapi kalimat yang dikatakan oleh Yutta secara tidak sengaja membuat Eldric salah paham, "Tidak ingin berutang nyawa lagi, tidak peduli apakah itu secara langsung atau tidak, aku tidak menginginkannya lagi."
Orang yang dimaksud Yutta adalah Kak Lucas, tapi Eldric menyangka dia sedang membicarakan Livin.
Tiba-tiba, Eldric membenamkan kepalanya dengan kuat, mencium wanita di bawahnya dengan paksa, dia tidak sabar ingin menghancurkan bibir yang kering dan kasar itu..... Sejak Livin meninggal, pertama kalinya mulut ini mengakui bahwa dirinya berhutang nyawa!"
Sampai hari ini, meskipun dia memastikan Yutta bersalah, tapi dalam ingatannya, wanita ini tidak pernah mengakuinya, meskipun dimasukkan ke penjara, dia juga mati-matian menolak untuk mengakuinya, tapi hari ini, dia mengakuinya!
Eldric tidak dapat mengatakan perasaan aneh di hatinya saat ini, dia tidak pernah berpikir suatu hari nanti, dia akan mendengar kata-kata ini darinya, dan membuatnya begitu….... tidak nyaman.
“Yutta, akhirnya kamu mengakuinya.” Tiba-tiba terdengar suara dingin.
“Apa?” Yutta tidak mengerti dan bingung, begitu selesai berkata, tubuh bagian bawahnya tiba-tiba terasa dingin!
Diiringi suara dingin: "Yutta, aku setuju dengan permintaanmu, sekarang giliranku mendapatkan imbalan."
Tanpa pemanasan, tanpa belaian, tanpa tindakan relaksasi, Yutta tiba-tiba membuka lebar matanya, menatap langit-langit dengan kesakitan, rasa sakit yang tak terkatakan….. Ternyata yang diberikan Eldric padanya hanyalah kesakitan.
Selama rasa sakit, pikirannya menjadi lebih sadar…... Dia berkata: Yutta, akhirnya kamu mengakuinya.
Mengakuinya? Mengakui apa? ….... Apakah mengakui hal itu?
Oh…... dia salah paham lagi.
Eldric berwajah dingin, melihat wanita di bawahnya tiba-tiba tertawa tak terkendali: “Hahaha, hahaha……..”
“Apa yang kamu tertawakan? Tidak boleh tertawa!”
Eldric merasa kesal.
“Hahaha, hahahaha…….”
“Aku menyuruhmu jangan tertawa!”
Entah kenapa, dia benci dengan tawaan ini. Entah kenapa, tawaan ini membuatnya kesal.
Tiba-tiba pinggangnya bergerak dengan kuat!
“Ah! ……. Hahaha…… Ah…. Hahaha…… hahaha……” Eldric memberikan kesakitan padanya, tapi Yutta malah tertawa.
Apa yang dia tertawakan?
Dialah yang melakukan kesalahan, dialah yang berutang nyawa pada Livin, mengapa dia malah ketawa!!!
“Diam, diam, diam!” Dia berteriak dengan marah, tapi tidak berhasil, dia terlalu kesal dengan mulut ini.
“Uhhh~!” Eldric menekannya, dan menutupi bibirnya.
Dia selalu memiliki cara untuk menutup mulutnya.
Detik berikutnya!
“Shhhh~” Eldric tiba-tiba mengangkat kepalanya, dan menyeka darah di sudut mulutnya: “Kamu menggigitku?” Dia bertanya dengan tidak berani percaya.
Wanita di bawahnya membuka mulutnya dan berkata dengan suara serak: “Presdir Cassio, aku pernah berutang nyawa, tapi tidak ada hubungannya dengan Livin.” Selesai berkata, dia memejamkan matanya, terlalu lelah, dia benar-benar terasa lelah…... Dia tidak punya kekuatan lagi..... Tepat sebelum pingsan, Yutta masih berpikir:
Perlukah menjelaskannya?
Apa gunanya menjelaskan?
Akankah dia mendengarnya?
Kalau dia tidak mendengar, untuk apa menjelaskannya?
Penjelasan untuk mereka yang ingin mendengarnya.
“Hei, buka matamu!” Dia benar-benar memejamkan mata, dan tidak ingin menatapnya?
Eldric menyipitkan mata dan berteriak dengan dingin: "Buka matamu!"
Tapi dia tetap acuh tak acuh, Eldric mengulurkan tangan mendorongnya, dorongan ini membuat kepalanya memiring ke samping. Eldric terkejut: "Yutta? Yutta??"
Wajahnya berubah dan segera mundur selangkah, membungkukkan tubuh menggendongnya, dan bergegas ke kamar tidur.
Sialan! Mengapa tubuhnya begitu panas?
Ketika menyelamatkannya dari ruang pribadi, dia masih baik-baik saja!
"Anton! Di mana dirimu! Segera ke sini!"
Anton memutar matanya ke atas: "Kakakku, meskipun aku adalah dokter pribadimu, tapi memintaku terus bergegas ke sana, tidakkah kamu merasa keterlaluan?"
"Segera ke sini! Dia pingsan lagi! Bagaimana kamu menjadi dokter?"
Anton benar-benar sangat kesal: "Dia? Yutta? Dia tidak begitu serius, cukup istirahat saja, setelah meminum obat, dia akan baik-baik saja, tubuhnya tidak ada masalah besar.
Hey Eldric, mengapa Yutta bersamamu lagi?"
Pikiran Anton berputar dan tiba-tiba berteriak!
"Brengsek! Eldric! Apakah kamu melakukan sesuatu pada wanita malang itu lagi? Tubuhnya yang tidak lengkap itu tidak menimbulkan masalah sudah cukup beruntung, kamu malah menyiksanya lagi? Eldric, kalau kamu benar-benar benci padanya, lebih baik langsung membunuhnya saja, mengapa begitu menyiksa orang!"
"Tunggu sebentar." Tatapan Eldric berkedip, "Tidak lengkap? Apa maksudmu?"
Di dalam telepon, Anton tersenyum dan berkata: "Dia kekurangan satu ginjal."
Tangan Eldric yang memegang ponsel bergetar sejenak, Anton sedang berbicara di dalam telepon, dia mengangkat alisnya ketika mendengar nafas Eldric yang tidak stabil.
"Kalau kamu tidak percaya, silakan membuka pakaiannya dan lihat sendiri."
Eldric melirik wanita di atas ranjang, dia berjalan mendekatinya, dan mendorongnya ke samping, lalu perlahan-lahan mengangkat pakaiannya.
Seinci demi seinci…...
Tiba-tiba, matanya menyipit!
“Siapa yang melakukannya!” Dia berkata dengan suara dingin, bagaikan badai salju!
Sebuah bekas luka jelek di pinggang kirinya muncul di depan matanya!
Dia mengulurkan tangan ingin menyentuh, tapi telapak tangannya bergetar tak terkendali!
Novel Terkait
Behind The Lie
Fiona LeeLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyMy Superhero
JessiBeautiful Lady
ElsaAdore You
ElinaSang Pendosa
DoniCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang