Cinta Yang Paling Mahal - Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
Dia bertanya, apakah dia tahu bersalah?
Salah?
Apa itu benar?
Apa itu salah?
“Aku tidak bersalah.”
Dia berkata.
Kesakitan dalam hatinya telah mencapai puncak!
Tapi Eldric malah bertanya, apakah dia tahu bersalah?
Haha!
“Presdir Cassio, kalau kamu mengatakan aku bersalah, aku hanya bisa mengakui diriku bersalah, tapi kamu bertanya apakah aku bersalah, aku tidak akan mengakuinya.” Dia mengangkat dagunya dengan bangga, menggerakkan sudut bibirnya yang terluka, senyumannya seperti Yutta yang paling mempesona di Keluarga Aloysia saat itu: “Aku tidak tahu apa salahku.”
Kebencian!
Kebencian terhadap Livin. Dia tidak dapat membohongi dirinya lagi, Yutta memberitahu dirinya sendiri, kalau begitu apa salahnya bersikap gila-gilaan lagi? Palingan dimasukkan lagi ke tempat yang memakan orang itu!
“Lepaskan aku!” Dia mengangkat kepala, dan mati-matian menatap sosok itu: “Lepaskan aku!”
Apakah Yutta benar ingin pergi darinya?
Lepaskan dia? Lepaskan dia dan biarkannya pergi bersama Rayon.
Eldric terpikir wanita ini memanggil “Kak Lucas” dengan penuh perasaan dalam mimpinya, hatinya menimbulkan kemarahan, dia memandang wanita di ranjang: “Menyerahlah lebih awal, diantara kita berdua, kalau aku tidak bilang berhenti, kita tidak akan berhenti selamanya!”
Dia ingin pergi meninggalkannya? Ingin pergi bersama Rayon si bocah itu, dan hidup bahagia?
Mimpi saja!
Yutta tidak menahan diri bergetar, tapi tetap mengangkat dagunya tinggi-tinggi, “Eldric! Tadi kamu bertanya padaku, apakah aku tahu bersalah? Aku teringat…..” Dia mengangkat sudut bibirnya tersenyum berkata: “Aku bersalah!”
Kesakitan melintasi matanya secara tidak sengaja, dia menyembunyikannya di bagian terdalam, Yutta menatapnya, dan berkata dengan sangat serius:
“Aku bersalah, sangat bersalah. Kesalahan terbesar yang telah aku lakukan dalam hidup ini adalah jatuh cinta padamu!
Aku bersalah! Karena salah jadi harus mengubahnya, aku akan mengubahnya!”
Tatapannya yang begitu serius, dan mengucapkan kata “Aku bersalah” dengan serius, tatapannya yang serius bagaikan dirinya yang sebelumnya, sekali demi sekali berdiri di depannya, dan sekali demi sekali mengungkapkan cinta padanya, ekspresinya sama persis seperti saat itu!
Mata pria menatap fokus pada wanita di atas ranjang, ekspresinya….. terlihat serius seperti dulu ketika mengungkapkan cinta padanya….. Saat itu wanita ini mengungkapkan cinta padanya dengan serius, dan saat ini wajahnya menggunakan ekspresi yang sama serius seperti dulu, namun kata yang diucapkan olehnya adalah, “Dia bersalah”.
Yutta mengakui dirinya bersalah dan akan mengubahnya!
Apa yang ingin dia ubah?
Hatinya tanpa sadar merasa sakit, dan menimbulkan suatu perasaan yang tak terjelaskan!
Dia hanya tahu, wanita yang menyebalkan ini, tidak sabar ingin meninggalkannya dan ingin pergi bersama Rayon!
Dia tidak mengizinkannya!
“Yutta, pernahkah aku mengatakan? Meskipun sesuatu yang tidak kuinginkan lagi, orang lain juga jangan berharap ingin menyentuhnya?” Suara Eldric tak terduga menjadi lembut, pada saat ini, suara yang lembut ini membuat orang merasa semakin mengerikan.
Jantung Yutta berdebar kencang, dia mati-matian memegang erat selimut di bawah, dia menahan nafasnya, dan membuka lebar matanya dengan gugup, menatap sosok yang berjalan selangkah demi selangkah ke arahnya.
Da…da….da….da…..
Suara sepatu kulit menginjak di lantai, setiap langkah kakinya membuat jantung Yutta berdebar semakin kencang.
Pria itu berjalan selangkah demi selangkah ke arahnya, suatu perasaan tertekan menghampirinya, membuatnya sesak nafas.
Eldric semakin dekat dengannya, wajah Yutta semakin pucat, namun tetap mengangkat dagunya tinggi-tinggi, dia tidak ingin menundukkan kepalanya.
Wajahnya yang pucat perlahan-lahan memerah, dia memegang selimutnya semakin erat…… tidak peduli bagaimana dia berusaha menyembunyikannya, tetap tidak dapat menghapuskan fakta bahwa dia takut padanya.
Mata pria yang gelap melihat semua ini, setiap gerakannya, setiap ekspresinya, semuanya jatuh ke dalam matanya…… Dia takut padanya!
Yutta takut padanya!
Setelah mengetahui ini, tatapan pria menimbulkan suatu kekejaman!
Eldric sendiri tidak menyadarinya, kenyataan tentang Yutta takut padanya, membuatnya lebih kesal daripada mendengar kata-kata yang diucapkan Yutta!
“Tidak peduli tiga tahun yang lalu, atau tiga tahun kemudian, Yutta,” Tubuhnya yaang ramping telah berdiri di depannya, dia menundukkan matanya, menatap wanita di atas ranjang, dan berkata dengan dingin:
“Diantara kita berdua tidak pernah dikendalikan olehmu.”
Eldric bersikeras menganggap:
Yutta hanya bisa jatuh cinta pada Eldric, dia hanya bisa menjadi miliknya, segala sesuatu dari Yutta hanya akan menjadi milik Eldric, meskipun pandangannya juga tidak boleh menjadi milik orang lain!
Selain dirinya, siapapun tidak boleh, bahkan Livin juga tidak boleh!
Yang membuatnya kesal tidak hanya karena wanita yang menyebalkan ini, menggunakan waktu tiga tahun, mengubah dirinya menjadi kejam dan dingin, yang dia inginkan adalah Yutta tiga tahun yang lalu! Bukan wanita kejam yang memiliki hati yang jelek!
Dan wanita yang menyebalkan ini, dia menggunakan sisa hidupnya mengutuk seseorang yang telah meninggal selama tiga tahun!
Yutta ingin menggunakan sisa hidupnya mengutuk Livin, sisa hidup Yutta milik Eldric, mengapa Yutta menggunakan sesuatu miliknya, untuk mengutuk seseorang yang telah meninggal?
Tidak peduli itu Rayon atau Livin, dalam bentuk tak terlihat, mereka telah menjadi penghalang di mata Eldric.
Eldric bahkan tidak menyadari bahwa sikapnya sangat tidak normal, dan juga tidak menyadarinya, tanpa sadar dia sudah memiliki rasa sayang yang dalam pada wanita ini. Kalau tidak, tidak akan ada penyesalan di masa depan!
Tiba-tiba, dia membungkukkan tubuhnya yang ramping, mengulurkan lengan dan memeluknya ke dalam pelukan, bibirnya menempel pada telinganya, nafasnya yang hangat, menghembus nafas pada telinganya.
Yutta ingin mendapatkan kebebasan, ingin pergi meninggalkannya, wanita yang menyebalkan ini jangan berharap, sudut bibirnya terangkat senyuman dingin, dia menempel pada telinganya, dan berkata dengan dingin:
“Barangku, meskipun aku tidak menginginkannya lagi, orang lain juga jangan berharap bisa menyentuhnya. Yutta, kamu ingin mendapatkan kebahagiaan dan kebebasan, kamu hanya bisa mimpi dalam hidup ini! Pantaskah seorang pembunuh mendapat kebahagiaan?”
Dasar wanita yang menyebalkan ini, ingin pergi bersama Rayon, ingin hidup bahagia bersama pria lain, cukup mimpi saja!
Eldric dengan jelas merasakan tubuh wanita yang dipeluk erat olehnya tiba-tiba menjadi kaku, hatinya menimbulkan kesakitan yang tak terkatakan, kemudian langsung ditekan olehnya…… Yutta telah membuatnya tidak nyaman, dia telah membuatnya tidak senang, dan membuatnya merasa kesal.
Yutta menyipitkan matanya, setiap nafasnya terasa sakit…… Yutta, kamu menginginkan kebahagiaan dan kebebasan, kamu hanya bisa mimpi dalam hidup ini! Pantaskah seorang pembunuh mendapat kebahagiaan?
Dia membuka mulutnya ingin membantah: Dia bukan pembunuh, dia tidak membunuh Livin.
Tapi detik kemudian, kata-kata yang tiba di mulutnya menyangkut di tenggorokannya….. Tidak, dia adalah pembunuh, dia memang berhutang nyawa, apa yang dikatakan Eldric….. tidak salah.
Dia adalah pembunuh!
Emangnya pembunuh juga pantas mendapat kebahagiaan dan kebebasan?
Ya, ya, pembunuh tidak pantas mendapat kebebasan dan kebahagiaan. Demi dirinya, Kak Lucas kehilangan nyawa, itu adalah nyawa yang hidup-hidup!
Yang dia hutang, dia tidak sanggup membayarnya dalam hidup ini!
Wajahnya terlihat pucat, bibirnya yang pucat berkata dengan gemetar: “Apa yang dikatakan Presdir Cassio benar, orang seperti diriku mengharapkan kebebasan, adalah kesalahan terbesar.” Apalagi kebahagiaan.
Kata-kata Eldric yang tajam, adalah sebuah pisau yang menusuk di hati Yutta.
Dia mengakuinya sendiri, Yutta sendiri yang menusuk pisau itu di hatinya!
Tubuhnya yang kaku sepertinya tiba-tiba dikosongkan dalam waktu sekejap, dia bersandar lembut di bahunya, membiarkan Eldric memeluknya.
Eldric, kamu menang lagi. …...Yutta perlahan-lahan memejamkan matanya, menutupi rasa sakit di matanya.
“Jangan gunakan sisa hidupmu untuk mengutuk Livin.” Suara pria berkata dengan lembut, “Bagaimana kamu memiliki sisa hidupmu?” Sisa hidupmu adalah milikku, tidak memiliki hubungan dengan siapapun…... Dia menambahkan kalimat ini di dalam hatinya.
Tapi dia tidak tahu, dia telah menyakitinya sampai ke tulang.
Sudut bibirnya melengkung membentuk lengkungan, “Ya, Presdir Cassio benar.” Dia jelas ingin berjuang, dan jelas merasakan kebenciannya terhadap Livin, Eldric jelas bisa melihat sakit hatinya, tapi hanya mendengar kata "Bagaimana kamu memiliki sisa hidupmu", langsung membuat semua kebencian dan keluhan tersimpan di dalam hatinya yang terdalam.
Bagaimana dia memiliki sisa hidupnya….. bagaimana dia memiliki sisa hidupnya untuk membenci Livin?
Jadi, kekesalan dan kebencian ini, hanya bisa dihentikan begitu saja?
Hari ini, dia mengumpulkan keberanian untuk berjuang, tapi akhirnya, dia terasa lelah hingga tidak lagi memiliki kekuatan untuk berjuang.
Eldric, aku menyerah, aku tidak berjuang lagi, aku terlalu lelah dan tidak memiliki kekuatan lagi untuk melakukan perjuangan…...
Pikiran untuk menyerahkan diri muncul di hatinya, dia tidak ingin berjuang lagi, dia seperti boneka, menunggu Eldric merasa bosan terhadap semua ini, menunggunya tidak ingin melihatnya lagi, membuangnya ke sudut dan tertutup debu, sampai saat itu, dia bisa melarikan diri dengan tenang.
“Yutta, jangan mengutuk Livin lagi, dia sudah meninggal, dan kamu masih hidup, demi orang yang telah meninggal membuat dirimu menjadi kejam, tidak layak dan sungguh menyedihkan.” Seseorang yang telah meninggal tidak layak membuat wanita yang menyebalkan ini menjadi jahat dan kejam, tidak pantas!
Yutta tertegun sejenak, untuk sesaat, dia sepertinya mendengar perhatian yang berbeda dalam kata-kata Eldric, tapi…... bagaimana mungkin? Haha…. Sudut bibirnya sedikit terangkat, wajah sebelah kirinya terasa sakit dan kebal tapi hatinya telah tenggelam ke dalam laut, terasa sangat dingin.
Detik berikutnya, Yutta menemukan bahwa tubuhnya terangkat, belum mengetahui situasinya dengan jelas, dia langsung mengulurkan tangannya, merangkul leher pria dengan erat.
Menyadari kekuatan tangan yang merangkul di lehernya, sudut bibir Eldric terangkat sebuah lengkungan, dia menggendong wanita, dan melangkah keluar dari bangsal: "Ayo keluar dari rumah sakit."
Pria menggendong wanita dan berjalan menuju lift.
“Aku bisa jalan sendiri.” Yutta hendak turun.
Tapi pria yang menggendongnya, memeluk dengan erat: "Patuhlah"
Yutta di pelukannya, bergetar tanpa sadar setelah mendengar kata-kata lembut ini, ada jejak ketakutan keluar dari matanya, membuatnya tidak berani bergerak.
Eldric menempatkan Yutta ke dalam mobil, membungkukkan tubuh, dan mengencangkan sabuk pengamannya: "Aku akan mengantarmu kembali ke asrama."
Di sepanjang jalan, saraf Yutta sangat tegang…… Dia takut pada orang ini.
Novel Terkait
Dark Love
Angel VeronicaLove And War
JaneCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaCinta Dan Rahasia
JesslynSi Menantu Dokter
Hendy ZhangCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang