Cinta Yang Paling Mahal - Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
Ding!
Lift kembali ke titik semula lagi, pintu terbuka, Yutta mengabaikan Brian, mengangkat kakinya dan hendak berjalan keluar, dan lengannya ditangkap lagi: "Tidak, Yutta kamu tidak boleh pergi sekarang, kamu harus cari tempat untuk bersembunyi dulu."
"Tuan muda Aloysia, tolong lepaskan, masih ada yang harus aku lakukan."
"Tidak, Yutta kamu akan terlihat oleh mereka kalau kamu pergi sekarang, Bayu dan anggotanya ada janji di sini hari ini." Brian menarik Yutta ke lift: "Yutta kamu tidak ingin terlihat seperti ini oleh teman sepergaulanmu dulu kan? "
Napas Yutta tersendat, matanya dipenuhi rasa takut .., kata-kata Brian masih terngiang di telinganya, dia tidak mau dilihat oleh teman seperjuangannya dulu dengan penampilan seperti ini.
Dia lebih cepat dari Brian, dan dengan panik menjangkau untuk menekan tombol tutup lift.
"Oh, Tuan Aloysia, kamu sudah menemukan seorang wanita cantik, bersenang-senang di dalam lift." Sebuah lelucon terdengar, dan pintu lift yang seharusnya ditutup juga dengan lembut diblokir oleh tangan di luar pintu dan terbuka kembali ke kedua sisi.
Brian mendorong kepala Yutta ke dalam pelukannya: “Bayu, jangan membuat masalah.” Brian memisahkan tangan Bayu dari Yutta dengan satu tangan: “Wanita pasti malu-malu, Bayu, lift untuk keatas sudah siap, kamu naik duluan saja."
Saat dia berkata, dia mendorong wajah Yutta ke dalam pelukannya dan berjalan keluar dengan Yutta di pelukannya.
"Tuan Aloysia, apa yang akan kamu lakukan? Ayo naik bersama."
"Ada hal pribadi yang harus kulakukan, kamu naik dulu, aku akan menyusul, aku yang akan bertanggung jawab untuk pesta hari ini, bersenang-senanglah."
Dari lift dibelakang mereka, terdengar suara siulan, "Dengar tidak, Tuan Aloysia bilang ada hal pribadi yang harus di urus, dengan siapa? Dengan nona yang di dalam pelukannya, Tuan Aloysia semakin menarik saja."
Yutta juga bisa mendengar suara semua orang "Haha" Tertawa bebas sebelum akhirnya pintu lift tertutup.
Brian mengajak Yutta ke sudut, "Yutta kamu tidak perlu bekerja hari ini."
Hati Yutta terluka, Dia sendiri tidak berani menghadapi mantan teman seperjuangannya dulu, tetapi orang di depannya yang telah dipanggilnya ‘kakak’ selama lebih dari 20 tahun, ketika dia mengatakan ini, tangan Yutta tidak sadarkan diri meremas sendiri dan berteriak dalam hati.
Yutta, kamu adalah tahanan dari penjara, kamu tidak memiliki keluarga lagi, semua orang di Keluarga Aloysia sudah meninggalkan kamu tiga tahun lalu, Yutta, jangan sedih, Air mata yang harus ditumpahkan, hati yang seharusnya terluka, telah terkuras semuanya selama tiga tahun ini.., dia terus meyakinkan dirinya sendiri di dalam hatinya, mengulanginya lebih dari sepuluh atau dua puluh kali, dan akhirnya ...
Perlahan mengangkat kepalanya, Yutta mengangkat tangannya dan mendorong telapak tangan Brian yang memegang lengannya, "Jika aku tidak pergi bekerja hari ini, bagaimana dengan besok, lusa, dan hari-hari lainnya, Hamilton buka setiap hari, mereka buang uang, setiap hari harus cari duit."
Dia memandang Brian dan ingin mendengarnya dengan telinganya sendiri pada saat ini, orang yang dia panggil kakak selama 20 tahun, bagaimana dia akan menjawab dan bagaimana membuat keputusan.
"Yutta jangan berlama-lama disini, ganti pekerjaan saja."
Ganti pekerjaan? Tuan muda Aloysia mau memberikanku pekerjaan baru? ”Yutta bertanya dengan senyum aneh, dia menunggu Brian memadamkan api terakhir di hatinya sepenuhnya.
Dia juga menunggu, Brian akan membuat keputusan yang tidak terduga .., jika itu masalahnya, Yutta berkata pada dirinya sendiri: jika Brian membuat keputusan yang tidak kuduga, maka, tidak peduli seberapa kecewa atau bahkan membenci Keluarga Aloysia semasa aku di penjara, aku akan melepaskan kebencian ini mulai sekarang.
Brian terdiam lama: "Yutta aku tidak bisa membantumu .., Eldric terlalu kejam, Keluarga Aloysia .., tidak bisa berbuat apa-apa."
Mata Yutta meredup, lagipula dia tidak berharap banyak dari keputusan Brian yang tidak terduga.
"Kalau begitu aku minta maaf, Tua Aloysia, aku tidak bisa ganti pekerjaan."
Yutta dengan halus menolak.
Brian kesal: "Yutta kamu sangat keras kepala, mengapa kamu tidak bisa ganti pekerjaan? Apakah kamu harus terus melakukan pekerjaan seperti ini di sini?"
"Tuan Aloysia, izinkan aku mengingatkan kamu bahwa aku hanyalah seorang mantan tahanan yang sudah pernah dipenjara, menurut Tuan Aloysia, di mana aku bisa mendapatkan pekerjaan lainnya?"
"Yutta, kamu bukanlah satu-satunya orang yang pernah dipenjara di dunia ini, kenapa kamu harus terus bertahan disini untuk menyenangkan orang lain? Yutta kamu sudah berubah."
Bahu Yutta gemetar, dia meremas daging di bagian luar pahanya, jadi dia bisa menahan keinginan untuk menampar wajah Brian!
Dia tiba-tiba mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Brian, orang ini adalah saudara yang telah dia panggil kakak selama dua puluh tahun, kenangan indah itu, cinta terhadap kakaknya, perlindungan dari kakaknya, hubungan kakak beradik .., ternyata tiga tahun ini telah berubah, bukan hanya dia, tapi juga Brian.
Brian tidak mengerti mengapa seorang adiknya yang baik akan menjadi wanita seperti yang di depannya sekarang ini, mengapa anak yang dulunya penuh percaya diri menjadi wanita yang hanya ingin menyenangkan pria dan mendapatkan uang tip!
"Yutta kamu sudah berubah."
Brian melihat dengan kecewa pada Yutta di depannya: "Yutta kamu tidak seperti ini sebelumnya, jika orang tua kita melihatmu sekarang, mereka pasti akan kecewa, aku telah mengatakan semua yang harus dikatakan, kedepannya, bagaimana kamu ingin hidup, apakah membusuk seperti belatung, atau hidup bebas di bawah sinar matahari, semua itu adalah pilihan kamu, "
Saat berbicara, Brian menggelengkan kepalanya dengan penuh rasa kecewa, berbalik dan berjalan keluar menuju pintu keluar Hamilton, dia mengangkat ponselnya dan menelepon : "Bayu, ada yang harus kulakukan, aku tidak bisa menemanimu hari ini, bersenang-senanglah, tagihannya bilang saja atas namaku, itu saja, "
Di sudut jauh lobi, Yutta berdiri sendiri, masih belum bergerak seperti patung.
Tapi, semakin lama, bahunya gemetar, tangannya tergantung di sampingnya, mengepal, dia menundukkan kepalanya dan melihat ke jari-jari kakinya, seolah-olah ada harta karun di bawah kakinya yang menunggu untuk diambil .., dia mencoba yang terbaik untuk menahan teriakan yang ingin dikeluarkannya, tapi akhirnya dorongan itu berubah jadi beberapa suara rengekan aneh dari tenggorokan.
Ya ya! Brian, kamu tidak salah, ada ribuan orang yang telah dipenjara di dunia ini, beberapa orang terus membusuk hingga tulang mereka, dan beberapa rajin menjalani sisa hidup mereka .., apakah menurut kamu aku tidak mau! Apakah kamu pikir aku menyukai semua ini! Apakah kamu pikir aku mau melakukan hal-hal yang tidak ingin aku lakukan!
Brian, ada ribuan orang yang keluar setelah dipenjara, tetapi mereka memiliki keluarga, identitas, dan masa lalu!
Bagaimana denganku?
Aku!
Apa yang aku punya!
Aku hanyalah orang yang tidak memiliki masa lalu, baru saja keluar dari penjara, dan ketika aku keluar hanya memiliki 62 ribu rupiah, pakaian seadanya, KTP, dan tidak ada lagi.
Keluarga, rumah, masa lalu, teman, apapun itu, setidaknya harus ada tempat berlindung dari angin dan hujan, tapi dia .., tidak ada! Dia hanyalah selembar kertas putih dengan tulisan ‘Tahanan Penjara’, tidak ada yang lain.
Dari suduhnya terlihat seperti sangat gelap, seperti ada awan gelap berasam wanita itu, dengan tangannya yang gemetar, dia mengeluarkan ponselnya dan meliriknya, membersihkan hidungnya, mengangkat kepalanya lagi, berbalik perlahan, mengangkat kakinya, dan berjalan menuju lift.
Dia tidak akan pernah mengaku kalah, bahkan jika hanya tersisa empat puluh menit, dia akan tetap bertarung sampai saat-saat terakhir .., Yutta tertatih-tatih ke dalam lift.
Siapa yang bisa benar-benar tegar, yang tidak sedih .., tapi dia punya banyak hal penting yang harus dilakukan, orang yang tinggal di neraka itu bukannya tidak bisa merasakan sakit, tetapi kehilangan haknya untuk berteriak kesakitan.
Brian kembali menusuk hati Yutta dan ketika dia membuka kembali pintu lift, dia mengangkat kepalanya, menghadap cermin di lift, mengangkat jarinya, dan memasang senyum di wajahnya dan melupakan semua rasa sakit, dia mengangkat kepalanya dan mengangkat semangatnya, dan berkata pada dirinya sendiri: "Masih ada hutang sebesar 1 miliar."
Novel Terkait
Habis Cerai Nikah Lagi
GibranMy Tough Bodyguard
Crystal SongMy Enchanting Guy
Bryan WuGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangGet Back To You
LexyCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang