Cinta Yang Paling Mahal - BAB 48 Tidak Boleh Mati
Walaupun saat kesal terhadap Tuan 杜, pel ditangan Eldric, tetap tidak menyerah untuk menghancurkan kotak bening itu!
Eldric seperti sudah gila, membanting kotak itu dengan gila.
Dijalan raya yang berjarak lima kilometer dari Hamilton, sebuah mobil sport mercedes, dengan kecepatan seratus dua puluh per kilo lewat, jendela mobilnya tidak ditutup, Angin masuk melalui jendela mobil, suara angin, membuat suara orang didalam mobil, tidak terdengar jelas.
Samar samar, supir didepan mobil berkata dengan ragu : "Tuan Kamil, apakah akan terjadi apa apa? Kotak itu sulit untuk dihancurkan, kamu menyuruhku ganti kunci gemboknya lagi, akan menyebabkan kematian."
Tertawa dengan pelan, ditutupi oleh suara angin, kata kata berikutnya, malah tidak ada kelalaian:
"Menyebabkan kematian apakah berhubungan denganku? Tidak sengaja ambil salah kunci, juga melanggar hukum? Yang bermain permainan mesum ini adalah Drian yang tidak bermoral itu, dia yang harusnya khawatir."
Supir yang di kursi supir tidak lagi banyak berkata, hanya saja tangan yang mengendarai mobil, bergetar sesaat.
"Tidak akan mati, selama ada niat menolong orang, membanting terus dengan kuat, tetap bisa menghancurkannya, hanya menakutinya saja."
Supirnya berkata dalam hati : Oh tuan muda, apakah kamu itu termasuk menakut nakuti orang? Yang jantungnya tidak kuat, akan mati ditakutimu. Kenapa kamu tidak bilang, hanya karena kamu benci sama pelayan kecil itu.
Tentu saja, kata kata ini, supir tidak berani mengatakannya.
Didalam Hamilton, Eldric masih membanting kotak dengan gila sekali demi sekali, tubuh wanita itu berada di depan matanya, berayun didalam tangki air, dia masih ingat, sebelum dia menutup matanya, teriakan terakhir, meneriaki namanya sendri!
"Tuan Cassio..."
Bawahannya, tidak berani berkata banyak, semua orang membanting dengan kekuatan maksimal, termasuk Tuan Toki dan tiga orang pebisnis jepang yang dia bawa, saat melihat Eldric yang begitu gila, juga langgsung mengambil peralatan yang bisa diraih, bergabung membanting kotak bening itu.
Lea sudah melemah dilantai karena panik, tangan kakinya dingin, dengan ketakutan melihat kedalam kotak persegi itu, tidak tau Yutta mati atau hidup.
Apabila, sebelumnya, dia tidak tau Tuan Cassio yang muncul di Hamilton secara tidak sengaja, pria yang sangat misterius ini, hubungannya dengan Hamilton, jadi pada saat percakapan permohonan Tuan Toki terhadap Tuan Cassio, dia juga sudah mengerti---, Hamilton, itu milik Tuan Cassio.
Di sisi satunya, dia berharap Yutta tidak terjadi apa apa, dengan begini dia tidak akan menerima hukuman, di sisi satunya, dalam hatinya berharap wanita didalam kotak itu, mati begitu saja, kalau tidak tunggu dia sadarkan diri, bisa saja mengadu kepada seluruh orang di Hamilton ----termasuk Tuan Cassio.
Suara "Krakkk!"
Sekali hempasan dari Eldric, terdapat satu celah di kotak, disaat yang sama, pel yang ada di tangannya patah jadi dua.
Dengan cemas, langsung membuang pel yang patah itu, tanpa berpikir lagi, langsung meninju pada celah yang ada di kotak tersebut, langsung melontarkan tiga kali tinjuan.
"Boss!" Bawahannya, disaat Eldric meninju tiga kali dengan gila, mimik muka mereka berubah drastis, terkejut :"Tanganmu!"
Bahkan Gitta sangat gugup!
Hati hati, tidak boleh terjadi apa apa terhadap Eldric!
Boss adalah pimpinan keluarga Cassio, Boss menentukan naik turunnya sebuah keluarga!
Gitta merupakan pelayan keluarga Cassio, tidak akan membiarkan sesuatu terjadi pada Eldric, "Boss, tidak boleh lanjut lagi! tanganmu akan terluka!"
"Minggir!" Eldric mendorong Gitta, tanpa ragu meninju tinjuan keempat!
"Boss!"
Bersama dengan panggilan Gitta, terdengar suara "Pong", kotak besar yang di depan bagaikan monster itu, Hancur!
Ledakan!
Sebuah bunyi yang lebih keras, dalam sekejap, dalam private room seperti arus masuk, banjir kembali normal, dalam sekejap mata, air didalam kotak itu, merusakkan meja kopi didalam private room, Tuan Toki dan kawan kawan, lebih lengah, dengan pengaruh air yang tiba tiba datang ini, jatuh dengan berantakan, berguling beberapa kali didalam air, baru bisa menahan diri di sudut sudut sofa.
Lea juga tersedak oleh beberapa suap air, tersedak sampai ingus dan air matanya tak henti mengalir, disaat itu, dia mengira dirinya akan mati karena kekurangan udara!
"Tolong....hukhukhuk......"dia memanggil, dalam berantakan yang terdapat kelembutan, tetapi tidak ada yang menghiraukannya.
Air, mengalir dengan kuat hingga pintu Private room terbuka, mengalir keluar hingga ke koridor.
Tubuh Yutta, seperti rumput laut, air mengair ke bagian mana, dia mengikuti arus ke bagian mana, air yang setinggi lutut, sebuah tangan besar menangkapnya, menarik wanita yang tidak tau mati atau hidup itu, kedalam pelukannya.
Air mengalir keluar, air didalam private room, dengan kecepatan yang terlihat mata, airnya segera menurun, akhirnya hanya setinggi permukaan alas sepatu.
Semenjak ada ingatan, Eldric tidak pernah sebegitu berantakan, bahkan saat mengetahui berita meninggalnya Livin Mahdi pun, dia tetap menjadi seorang pemimpin yang dingin dan kesepian, walaupun emosi, tetapi tidak mengurangi keanggunannya, mempertahankan gaya kaisarnya yang seakan akan berada diatas semua orang.
Dan Eldric saat ini, malah lebih mirip dengan seorang manusia biasa, walau memakai baju jas yang seharga puluhan juta, jasnya malah berantakan dan basah kuyup.
Meskipun sepatu dikakinya seharga beberapa puluh juta, tetapi sama dengan sepatu kulit biasa yang berada di jalan, saat hujan.
Meskipun berpakaian bagus, tetapi rambut hitamnya berantakan,....dirinya saat ini, berantakan, tetapi lebih dekat dengan manusia biasa
Gita tercengang.... Melihat lagi pada Yutta yang berada dalam pelukan Boss, Dia berdiam sebentar, tidak mengatakan apa apa---- Bossnya, Majikannya, demi wanita yang sangat sangat dia benci, menjadi manusia biasa sekali.
Jadi, Nona Livin .... termasuk apa! Gadis yang begitu manis saat tersenyum...
Eldric meletakkannya di atas sofa, mengecek pernafasannya... tiba tiba mukanya menjadi pucat!
Detik berikutnya, tanpa menunda lagi, berbalik dan berteriak “Semuanya berbalik badan!" setelah berbicara, melihat beberapa orang yang masih bingung belum sadar, mengerutkan alisnya, dengan emosi : “Kubling kamu berbalik badan! tuli ya!" Memanggil Gitta:" Brengsek! Gitta bantu mereka!"
Kali ini, akhirnya beberapa orang itu sadar, dengan cepat dan ketakutan berbalik badan.
Dari belakang terdengar suara berdesir, beberapa orang itu tidak berani melihat.
Jelas jelas Eldric tidak menginginkan tubuh Yutta terlihat sama orang lain, bahkan hanya sedikit pun kulitnya yang terlihat!
Eldric langsung membuka baju Yutta, dan memberikan pertolongan pertama.
Dia tidak tahu, betapa gugupnya ekspresinya saat ini, saat ini hanya da satu pemikiran dalam hatinya : "Yutta! Bernafas!
Tidak tau berapa lama...
"huk,hukhuk,....hukhukhukhukhuk....." Suara batuk, dari mulut Yutta keuar air, dimulai lagi suara batuk tersedak, membuka mata, Matanya terasa sakit, kabur, tidak bisa melihat jelas orang yang ada didepannya, bibirnya bergerak.
Mata Eldric mengeluarkan kegembiraan yang tidak bisa diungkapkan, melihat bibirnya bergerak, bertanya dengan buru buru: " Apa yang kamu katakan...."
Bibir Yutta yang pucat bergerak :" Tuan Toki,.... Uang...."
Tiba tiba!
Waktu membeku, udara tergenang!
Kegembiraan di mata Eldric, tiba tiba menghilang semua, hanya tersisa sekumpulan kedingingian :"Berapa?" suaranya sudah tidak ada lagi kehangatan.
"Sudah disepakati, empat milliar....."Dia hanya merasa orang di hadapannya ini terlihat kabur, tetapi sangat familiar, tidak pernah memikirkannya.
Mata Eldric membeku, tangan kanannya, jatuh disamping pahanya, ti da ti da...darahnya menetes kebawah : "Okay, bagus sekali. empat milliar, saya kasih kamu."
Novel Terkait
King Of Red Sea
Hideo TakashiMi Amor
TakashiLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieThe Gravity between Us
Vella PinkyAir Mata Cinta
Bella CiaoMeet By Chance
Lena TanWonderful Son-in-Law
EdrickCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang