Cinta Yang Paling Mahal - Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan

Tigor hendak berbicara, tetapi dipotong Anton. Kilatan cahaya melintasi mata sipit Anton "Dia, dia membuat Tuan muda Eldric kesal. Itu, apakah kamu melihatnya? Botol alkohol di atas meja." Anton menunjuk ke vodka di atas meja dengan santai "Tuan muda Eldric menyuruh dia menghabiskan sebotol alkohol itu atau berciuman di depan umum sebagai pertunjukkan."

"Oh~" Ridwan mengeluarkan kata "Oh" dengan nada yang ditarik panjang, lalu berjalan menuju Yutta. Kemudian dia menatap Eldric yang ada di sofa, mengelus dagu dengan santai:

"Tuan muda Eldric benar-benar tahu cara bermain. Karena kamu ingin menonton adegan ciuman yang memanaskan suasana, bagaimana kalau aku yang menjadi aktor utamanya. Bukannya aku mau membual. Kalau kemampuan berciuman Ridwan berada di posisi kedua, tidak ada yang berani mengaku sebagai orang yang menduduki posisi pertama."

Usai itu, gerakannya bak kilatan petir. Lengan panjangannya terulur dan meraih Yutta ke dalam pelukan.

Yutta tidak bisa bereaksi dalam waktu singkat itu. Tubuhnya menghantam dada Ridwan. Detik berikutnya, bibirnya terasa hangat. Matanya melebar.

Dia... dicium?

HONG!

Wajahnya langsung memerah, panas menjalar dari daun telinga sampai ujung kaki.

Ridwan terkejut dengan kelembutan mulut kecil di bawah tekanan bibir tipisnya. Sentuhan ini... sungguh sangat bagus!

Awalnya, dia tidak ingin mencium Yutta secara mendalam. Dia yang bermental nakal hanya ingin menyentuh bibir Yutta tanpa melakukan gerakan lain, tetapi dia malah tergoda oleh sentuhan bibir Yutta.

Ketika dia ingin memperdalam ciuman, sebuah kekuatan menarik wanita menjauh dari pelukannya.

Ridwan tidak memperoleh rasa manis yang diharapkan, dia melihat orang yang menarik Yutta dengan tatapan tidak senang.

"Eldric, kembalikan dia padaku."

Ekspresi Eldric tampak muram, tatapannya tajam "Dia membuatku kesal. Tidak ada yang bisa membawanya pergi sebelum emosiku reda."

Ridwan mengangkat alis sambil menatap Eldric. Mereka adalah teman, tapi juga lawan. Hubungan ini sudah berlangsung sejak kecil. Walau Ridwan pergi ke luar negeri dengan orang tua, sementara Eldric tetap tinggal di dalam negeri, hubungan mereka tidak pernah berubah.

Ridwan sangat penasaran dengan wanita yang dipedulikan Eldric. Dia sekilas memandangi wanita yang ditarik ke belakang oleh Eldric. Dia terkejut ketika menemukan bahwa telinga wanita merah total.

Dia tiba-tiba terpikir bahwa wanita ini bahkan baru pertama kali dipeluk oleh seorang pria, jangan-jangan ciumannya juga...

"Hei, apakah ini adalah ciuman pertamamu?"

HONG!

Muka Yutta lebih merah dari pantat monyet. Telinganya segitu merah seolah bisa meneteskan darah. Tak perlu dikatakan lagi, wajahnya yang memerah sudah memberikan jawaban.

Bahkan Ridwan sendiri pun tidak menyadari bahwa suasanya hatinya sendiri sangat baik.

Dia mengangkat sudut bibir, memandang Eldric dengan wajah diselubungi senyuman samar "Bagaimana jika aku bersikeras membawanya pergi?"

Terdengar sorakan Tigor yang memanaskan suasana, siul berbunyi berkali-kali "Anton, keluarkan ponselmu untuk merekam adegan ini! Demi seorang wanita, Tuan muda Kamil tidak segan-segannya memprovokasi Eldric. Berita ini pastinya akan berharga setinggi langit jika dijual ke media! Besok berita ini pasti akan terdaftar di berita utama! "

Anton menuang segelas wiski, memandangi Tigor yang tampak kegirangan "Aku dapat menjamin bahwa jika kamu melakukan itu, berita utama besok adalah tentang mayat tak beridentitas mengapung di Sungai Huangpu dengan kondisi telanjang."

"Erh……"

Eldric tentu juga menemukan wajah Yutta yang memerah. Dia tiba-tiba merasa ekspresi malu-malu itu sangat menyemakkan pandangan.

Tatapan tajam dan dingin tertuju pada bibir Yutta. Dia menyipitkan mata, entah apa yang dipikirkan.

Yutta memalingkan muka, mencoba untuk menghindari tatapan Eldric yang mengandung maksud tidak jelas.

Entah kenapa, Eldric sangat marah. Tangannya bagai penjepit besi, meremas pergelangan tangan Yutta dengan erat. Dia membungkuk, menggendong wanita di atas pundak seperti menggendong karung pasir. Di bawah pandangan Ridwan, Anton, Tigor dan yang lainnya, dia melangkah keluar dari pintu.

Ridwan adalah orang pertama yang bereaksi, emosinya melonjak.

“Berhenti!” Tanpa basa-basi, dia langsung mengejar Eldric.

Mulut Tigor menganga, belum bisa mencerna kejadian yang disaksikannya.

Anton tiba-tiba berdiri dari sofa “Akan ada pertunjukan yang bagus.” Tanpa memedulikan Tigor yang ada di belakang, dia mengangkat tumit dan menyusuli langkah Eldric. Tigor akhirnya bereaksi "BUSH!" Dia sontak bangkit sambil berteriak "Tunggu aku! Bagaimana boleh kamu menikmati pertunjukan yang bagus itu sendirian? Lebih baik bersenang-senang bareng daripada bersenang-senang sendirian."

Wajah Lea menjadi pucat, kedua kakinya seolah melekat pada lantai, sama sekali tidak bisa bergerak. Apa yang ada di otaknya adalah... celaka. Kali ini Kak Yutta celaka parah karenanya.

Dia merasa bersalah, tapi tidak tahu harus berbuat apa.

Jika dia memberi tahu Kak Ming, maka dirinya sendiri bakal mampus. Kalau Kak Ming tahu bahwa dia salah berkata, maka itu akan menimbulkan masalah yang lebih serius karena dia kemungkinan tidak akan bisa bekerja sebagai pelayan di sini lagi.

Di satu sisi, dia merasa bersalah. Di sisi lain, dia takut Kak Ming akan mengetahui seluk beluk masalah ini dan dirinya bakal celaka. Lea ragu-ragu, pikiran sangat kacau.

Akhirnya……

"Tidak apa-apa, seharusnya tidak apa-apa. Kak Yutta hanyalah seorang cleaning service. Tuan Muda Eldric cuman marah, dia seharusnya tidak akan mempersulit seorang cleaning service. Benar, benar, pasti tidak apa-apa." Lea bergumam, terus-menerus meyakinkan dirinya. Penipuan pada diri sendiri membuatnya tidak terlalu merasa bersalah

Ridwan mengejar dengan langkah cepat. Eldric yang berjalan di depan tiba-tiba memutar badan, kaki yang panjang menarik busur tajam di udara. Sebuah tendangan diterbangkannya dengan tegas. Setelah memundurkan Ridwan, dia langsung memasuki lift.

Ketika Ridwan hendak mengejarnya lagi, pintu elevator sudah tertutup rapat!

“Brengsek!” Hampir saja. Ridwan sangat marah, dia meninju pintu lift.

Tigor dan Anton sungguh pasangan yang sangat baik, mereka tiba di tempat secara bergiliran.

Tigor seakan takut suasana tidak cukup panas, dia menstimulasi Ridwan "Sial? Lift berhenti di lantai 28!!! Hei, Anton, lihat, apa yang mau dilakukan Eldric? Dia membawa seorang cleaning service ke lantai 28." Di bawah lantai enam gedung ini adalah klub hiburan yang biasa disebut klub malam. Orang-orang yang datang ke Hamilton adalah orang kaya atau bangsawan, orang berstatus memang bergaya lebih anggun.

Sedangkan di atas lantai enam adalah hotel.

Kenapa gedung didesain seperti ini... Tanpa diperjelas, semua orang pasti tahu alasannya, kecuali dungu.

Kilatan cahaya melintasi mata Anton, dia mencibir pada Tigor "Cleaning service itu juga seorang wanita. Apakah kamu perlu segitu kaget?"

Begitu kata-kata itu terucap, Tigor tidak tahan untuk menghina "Seberapa unik selera Eldric? Seleranya terlalu berat." Berhubungan intim dengan seorang cleaning service? Tigor berdecak-decak. Mengingat sosok dan penampilan cleaning service, dia menggigil.

“Sial!” Ridwan meninju pintu lift lagi ketika dia mendengar kata-kata itu. Kemudian dia terus-menerus menekan tombol lift.

"Hei, Ridwan, kamu masih mau mengejar mereka? Kamu baru pulang negeri, jadi kamu tidak tahu bahwa seluruh lantai 28 adalah milik Eldric. Kamu tidak bisa naik tanpa kartu kunci."

Wajah Ridwan memuram.

... …

Kecepatan elevator sangat tinggi, pintu elevator mengeluarkan suara "ding", pintu tiba-tiba terbuka. Eldric keluar dari elevator dengan cepat, menggendong Yutta dan melewati ruang tamu, melangkah ke kamar tidur.

PONG!

Yutta merasa pusing. Detik berikutnya, dia dilempar ke karpet bulu Persia oleh Eldric yang tak menaruh sedikit pun belas kasihan. "Uh ~" Sebelum dia bereaksi, dia merasakan sakit yang menusuk di rahangnya. Dia dipaksa buka mata oleh Eldric. Wajah Eldric yang tampan itu berjarak sangat dekat di depan pandangannya.

"Yutta." Terdengar suara dingin dari pria. Yutta gemetar tanpa sadar. Suara pria masih berlanjut "Yutta, kamu benar-benar menakjubkanku hari ini."

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu