Cinta Yang Paling Mahal - Bab 111 Eldric VS Ridwan
Ridwan tersenyum sejenak: “Barangmu? Maksud Direktur Eldric?”
“Jelas-jelas sudah tahu, untuk apa masih menanyakannya?”
“Kalau yang dimaksud Direktur Eldric adalah Yutta.”Ucap Ridwan tersenyum: “Direktur Eldric, Yutta itu manusia hidup, bukan barang milik seseorang.”
Di wajah tampan Eldric, tidak ada jejak emosi. Matanya menatap Ridwan:
“Kuperingatkan, meskipun aku tidak menginginkan barangku, orang lain juga tidak boleh mengambilnya.”
Wajah Ridwan terbesit kilatan tajam: “Yutta itu manusia hidup, dia memiliki pemikirannya sendiri, dia berhak memilih pasangan. Eldric, terlalu banyak yang kamu urusi.”
“Ya, mungkin Direktur Eldric dan Yutta pernah memiliki masa lalu yang tidak diketahui publik. Tetapi masa lalu adalah masa lalu. Eldric, seperti yang kamu katakan, karena dirimu sendiri tidak menginginkannya, mengapa tidak melepaskannya?”
Mendengar itu, tatapan Eldric menjadi dalam, rasa dingin itu berlalu …… Apa yang dia katakan pada Ridwan?
“Sekalipun kalian pernah mengalami sesuatu sebelumnya, itu pasti bukan hal yang menyenangkan. Eldric, kalau kamu tidak buta, kamu pasti bisa melihat, aku bisa membuatnya tersenyum.”Ridwan berkata: “Eldric, bisakah kamu?”
Suming bisa merasakan dengan jelas, tubuh Boss menengang, meskipun tidak terlihat jelas, tetapi dia dekat dengan boss jadi bisa melihatnya dengan jelas.
Mendadak! Eldric menyipitkan matanya: “Apakah kamu mengenalnya?”
“Bukankah aku sedang memahaminya?”Ridwan mengendus.
“Apakah kamu memahami masa lalunya, orang seperti apa dirinya?”
“Dia orang seperti apa tidak penting, yang penting adalah Yutta seorang wanita.”
Ridwan tiba-tiba mengerutkan kening, “Direktur Eldric tidak mungkin jatuh cinta pada Yutta, kan? Kalau tidak untuk apa menghadang jalanku? Direktur Eldric, kalau kamu jatuh cinta pada Yutta, mari kita bersaing secara adil.”
Ketika Eldric mendengar kata-kata itu, dia menjadi jengkel: “Aku jatuh cinta padanya?”Dia tersenyum dingin: “Aku, Eldric jatuh cinta kepada siapa pun, juga tidak akan jatuh cinta kepadanya.”Wanita gampangan ini, saat ini terpikat dengan Ridwan yang tampan dan kaya.
Bagaimana bisa Eldric, yang kesepian dan kedinginan, jatuh cinta pada wanita matre?
Eldric menjadi marah saat ini, dia tidak pernah berpikir, di balik emosinya yang tidak normal, seperti yang dia katakan, dia tidak akan pernah jatuh cinta dengan Jiantong?
Dia terlalu sombong, sombong sampai tidak bisa menghadapi kenyataan dirinya jatuh cinta kepada Yutta. Dirinya yang sombong berulang kali menyangkal isi hatinya!
Berkenaan sikap Eldric yang emosional, Ridwan mengerutkan alisnya dengan terkejut …… Eldric yang sekarang dengan yang dia kenal bijaksana, dingin, dan acuh tidak acuh. Dia seperti robot tanpa emosi, apakah benar ini dengan orang yang sama?
Ridwan melihat suasana hati Eldric berubah-ubah selama 30 detik. Perlahan-lahan, keheranan memudar dari matanya dengan cepat.
Mulutnya tersenyum menyeringai…… Karena si Eldri mengatakan seumur hidup dirinya tidak akan mencintai Yutta, maka ikuti saja maksud Eldric. Dan dirinya tidak memiliki kewajiban untuk memancing permusuhan, kan?
Bahkan Suming dan Gitta bisa merasakan keanehan pada boss mereka.
Ridwan tersenyum: “Kalau begitu aku yang salah paham kepada Direktur Eldric. Namun Yutta sangat cocok dengan kriteriaku. Orang-orang mengatakan aku playboy. Aku tidak menyangkal. Tetapi Yutta, aku benar-benar ingin serius dengannya.”
Ridwan berkata sambil tesenyum ringan, ketika mengungkit Yutta, ada senyuman di mata indahnya. Tanpa disadari, kelembutan itu seolah mengalir keluar membanjiri mobil Bentley Eldric melalui jendela.
Tidak tahu kenapa, hati Eldric memancarkan kebencian, keengganan, dan bahkan sedikit kesedihan …… Tetapi emosi ini tampak terlalu aneh baginya.
Pria yang duduk di kursi belakang Bentley, dengan bibir tipis, perlahan tersenyum, tetapi senyumannya itu tidak tulus, dan matanya memancarkan kekejaman:
“Bagaimana kalau dia tidak seperti yang kamu bayangkan?”
“Aku akan tetap memilihnya.”
Wajah sarkasme Eldric berangsur-angsur muncul, dan bibirnya tipis berkata: “Tuan Muda Ridwan yang penuh kasih ingin memberitahuku, perasaanmu kepada wanita itu melebihi uang? Tidak peduli apa yang kamu alami, kamu tidak akan melepaskan wanita itu dan tidak akan pernah meninggalkannya?”
Suara sedingin es itu meninggi: “Baiklah, aku tidak bisa melakukan pertarungan melawan bebek liar, aku ingin lihat seberapa besar kesabaranmu.”
Ridwan menjawab: “Gunung dan sungai bertemu, mari kita tunggu dan lihat.”
“Gitta, jalan.”Perintah Eldric dengan santai, lalu jendela kursi belakang Bentley naik perlahan. Mobil Bentley hitam di depan Ridwan membuat lengkungan yang elegan, berbelok dan pergi.
Di dalam Bentley, Suming tidak berani bernafas, karena takut Bos besar di sebelahnya tersinggung.
Tubuh ramping Eldric bersandar di kursi, dengan embun beku di seluruh matanya, dia meremas tangan yang menggantung di pahanya, dan semakin kencang.
Hebat, Yutta!
Benar-benar hebat kamu!
Sebelumnya ada Rayon, terus menerus memanggil “Rayon Rayon”, sekarang menggoda Ridwan?
Ridwan mengatakan dia mencintainya?
Bagaimana mungkin?
Bagaimana mungkin dia jatuh cinta dengan wanita matre?
Sampai saat ini, Eldric dengan jelas merasakan sekali lagi, Yutta bukanlah Yutta yang dulu.
Yutta yang kala itu, meremehkan untuk menyenangkan siapa pun, tentu saja termasuk pria. Dan Yutta yang sekarang, berhubungan dengan satu per satu pria.
Wajah tampan Eldric saat ini terlihat kusam. Suming menjauh darinya, berusaha tidak mengeluarkan suara menarik perhatian pria yang hendak melampiaskan emosi itu.
“Gitta, aku ingat tanah di Prembaen akan ditawar besok, kan?”
Gitta yang duduk di kursi pengemudi menjawab: “Iya, boss. Namun Keluarga Cassio tidak memiliki rencana untuk menawar.”
“Sekarang ada.”Pria yang duduk di belakang mobil mengeluarkan nafas dingin: “Ambil lelang ini”.
“Ee……Boss, meskipun itu pelelangan, tetapi kali ini keluarga Kamil ikut andil, secara tersirat, semuanya tahu, pelelangan kali ini akan dimenangkan oleh keluarga Kamil.”
Suming tidak sabar untuk memutar matanya……Gitta, bisakah kamu menggunakan otak bodohmu untuk berpikir? Bukan milik keluarga Kamil, boss belum tentu menginginkan pelelangan ini.
“Jadi baru menginginkannya.”
Untuk sesaat Gita sadar!
Lalu menyesal mulutnya lebih cepat dari otaknya. Boss jelas ingin menyerang keluarga Kamil!
Tetapi …… Demi wanita itu?
Dengan hati-hati melirik kaca spion, melihat wajah Boss di kursi belakang. Gitta gemetar ketakutan meletakkan tangannya di setir !
Ekspresi Boss …… Sangat menakutkan!
Suming bertanya: “Boss……Karena Yutta tidak penting bagimu, lalu, kenapa……”Masih mau menyerang keluarga Kamil?
Di mata Gitta, semua tindakan Eldric dilakukan untuk menyudutkan Ridwan.
“Ridwan mengabaikan peringatanku, barang yang tidak kuinginkan, tidak boleh diambil orang lain.”Suara dingin pria itu perlahan berkata: “Seorang pelacur, dan seorang kriminal, sekarang dimataku berakting cinta lebih penting dari uang? Aku ingin lihat, bagaimana dia memilih!”
Novel Terkait
Thick Wallet
TessaThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlSomeday Unexpected Love
AlexanderAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaMr Huo’s Sweetpie
EllyaMore Than Words
HannyLove In Sunset
ElinaHusband Deeply Love
NaomiCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang