Cinta Yang Paling Mahal - Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
Jejak heran melewati mata Eldric... Apakah sampai sekarang masih perlu bekerja keras melindungi martabatnya?
Benar juga, dia adalah Yutta. Wanita ini selalu sombong dan sangat keras kepala. Bahkan dia tidak malu dan menyerah sekalipun walaupun cintanya sudah ditolak berkali-kali.
Eldric dengan sangat cepat meremas dagu lembut Yutta.
“Uhh.. sakit!” Tangan yang memegang dagu Yutta seperti penjepit besi, Eldric memperkuat tangannya yang meremas dagu Yutta seolah-olah ingin menghancurkan dagunya. Yutta pun sampai meneteskan air mata karena kesakitan.
Eldric tidak mengasihaninya sama sekali. Dia semakin keras dan kuat meremas dagu Yutta "Siapa yang pernah membayangkan kalau di balik wajah cantik ini tersembunyi hati busuk yang sangat kejam dan menjijikan?”
“Aku benar-benar tidak membunuh Livin!” Yutta menggigit bibirnya, wajahnya tampak pucat karena kesakitan “Kamu tidak bisa begitu saja memenjarakanku, tidak ada bukti.”
“Tidak, aku bisa melakukannya.” Eldric tersenyum dingin dan berkata dengan kejam “Kalau begitu, Yutta, Nona Aloysia, silakan nikmati kehidupan penjara di sini dengan bahagia untuk kedepannya.” Eldric mengendurkan tangannya yang meremas dagu Yutta, lalu dia berbalik dan melambaikan tangannya dan berjalan dengan begitu santai.
Eldric membalaskan dendamnya pada Yutta. Wajah Yutta pucat dan dia tidak bisa berkata-kata.
Penjara wanita tidak sedamai kelihatannya. Pada malam pertamanya di penjara, dia diseret saat dia tidur.
“Kalian, apa yang mau kalian lakukan?” Tanya Yutta menatap dengan hati-hati pada narapidana wanita yang mengelilinginya “Jangan main-main, atau aku akan memanggil penjaga penjara.”
Para narapidana wanita yang mengelilinginya yang mendengarnya ini, bukannya takut, mereka malah saling memandang dan satu persatu tertawa terbahak-bahak "hahaha". Salah satu narapidana wanita yang tertua menunjuk ke wajah Yutta "Apa yang kamu katakan? Memanggil penjaga penjara? Hahaha. Aku tidak salah dengarkan? Kamu ingin memanggil penjaga penjara?" Saat dia berkata ini, dia pun langsung melemparkan tamparan ke Yutta berulang kali sambil mendekat ke telinga Yutta "Teriak! Panggil sana! Bukannya kamu mau memanggil penjaga penjara?"
Yutta tidak bisa berdiri dengan stabil lagi karena tamparan ini dan telinganya berdengung keras.
Yutta berpegangan di dinding dengan satu tangannya dan setelah berdiri seimbang, tiba-tiba di saat semua orang ini tidak menyangka, dia mengulurkan tangan dan memukul dengan keras.
"Plaakkk!"
Tamparan ini jatuh dan di dalam sel pun terdiam sesaat. Tidak ada yang mengira wanita yang kelihatan lemah dan manja ini akan berani melawan.
Wanita kuat ini langsung emosi karena tamparan Yutta, matanya memerah dan dia berteriak menggila “Sialan! Dasar kamu wanita bajingan, hei teman-teman, cepat pukuli dia! Pukul sampai cacat tidak masalah, pokoknya Tuan Cassio telah memerintahkan ini. Tidak usah sungkan, sapa baik-baik wanita bajingan ini. Boleh mempermainkannya dengan seenaknya, yang penting jangan sampai membuatnya mati!”
Yutta terkejut, rasa sakit yang sangat perih menyebar dari hati ke Seluruh tubuh!... Eldric! Eldric!! Tuan Cassio yang memerintahkan... Eldric!!!
Tangan dan kaki Yutta gemetaran dan hatinya membeku menjadi es!
Tak heran, tidak ada penjaga penjara yang datang padahal ada gerakan sebesar ini. Tak heran, para narapidana wanita kekar dan kuat yang mengelilinginya ini begitu percaya diri dan tak takut sama sekali!
Dia mengangkat kepalanya menatap para narapidana wanita, dia berdiri dan berlari ke arah pintu penjara. Dia menggoyang-goyangkan pagar pintu besi penjara di penjara dan berteriak minta bantuan dengan keras "Tolong! Tolong selamatkan aku! ada yang mau memukulku! Tolong! Cepat tolong! Kemarilah!" Walaupun sudah tahu kalau tidak akan ada penjaga penjara yang datang. Dia tetap saja hanya bisa memohon bantuan yang sepenuhnya tidak berguna ini!
Dia sedang bertaruh kalau Eldric tidak akan membiarkan para narapidana wanita ini menghabisinya. Bahkan jika kemungkinan itu kecil, dia masih saja berharap dan berimajinasi kalau Eldric tidak akan begitu kejam padanya. Dia pasti tidak akan tega dan memberi ampun padanya.
“Awwwwww!” Rambutnya ditarik ke bawah dengan paksa hingga dia terhuyung-huyung dan jatuh ke lantai yang sangat kotor. Yutta tidak pernah semenyedihkan ini!
Detik berikutnya, Yutta rambutnya ditarik, dia dipukul dan ditendang sampai dia hanya bisa mengernyit dan merintih kesakitan dan tampak menyedihkan di lantai “Uhh uhh..”
Yutta sudah tidak berharap ketidaktegaan Eldric lagi.
Dia berhenti berteriak dan membiarkan orang-orang ini bersama-sama menghabisnya dan di telinganya hanya terdengar suara tawa bahagia orang-orang itu.
Dia berteriak minta bantuan bukan karena dia takut dipukuli atau karena takut sakit. Tapi karena dia masih percaya pada sedikit harapan dan fantasi serta imajinasi di dalam hatinya.
Orang-orang itu sudah kelelahan karena terus memukul dan menendang, mereka pun berhenti dan naik ke ranjangnya masing-masing untuk tidur.
Yutta terbaring kesakitan di lantai, air mata mengalir di sudut matanya dan wajahnya sudah lebam tidak karuan.
Dia tidak pernah begitu diintimidasi, disakiti dan begitu semenyedihkan ini. Dia hanya sekedar jatuh cinta kepada Eldric, seorang pria yang tidak seharusnya dicintai olehnya!
Kenapa begitu Livin mengalami kejadian ini, Yutta jadi harus menanggung semua amarah dan kebencian dari Eldric ?
Setelah kejadian yang dialami Livin, Yutta telah berusaha menjelaskan kepada semua orang di sekitarnya "Aku tidak membunuh Livin."
Tidak ada yang mau percaya walaupun dia telah mencoba yang terbaik untuk menjelaskan semua.
Dia dengan putus asa menjelaskan kalau bukan dia yang meminta Livin untuk pergi ke bar Matcha, tapi Livin ingin tahu seperti apa bar itu dan janjian minta bertemu Yutta di bar Matcha.
Di mata orang lain, Yutta adalah nona besar keluarga Aloysia yang terbuka dan cukup sombong. Sedangkan Livin adalah gadis sederhana, polos dan nyalinya ciut. Bagaimana mungkin Livin bisa minta pergi ke tempat yang tidak karuan seperti bar.
Yutta bilang kalau mobilnya mogok di jalan. Jadi dia pun cukup terlambat sampai di Matcha.
Tapi tidak ada yang percaya hal ini. Semuanya bilang kalau dia ini hanya bisa membantah dan cari alasan saja. Mereka bilang, Yutta sengaja membiarkan Livin sendirian di Matcha, lalu menyewa segerombolan preman untuk memperkosa Livin dan menghancurkan kesucian Livin.
Tapi Yutta merasa dia tidak harus melakukan ini. Livin sering berkata kepadanya "Kakak Yutta, aku tidak memiliki perasaan pada Kakak Cassio ."
Jika Livin adalah pacar Eldric, maka dia Yutta akan menjauh dan tidak akan mendekati Eldric! Tapi Livin tidak menyukai Eldric, bukannya begitu?
Di mata semua orang, dia Yutta adalah wanita pemeran pendukung yang kejam yang selalu melakukan semua hal buruk.
Mungkin karena tahu akan ada hal besar yang akan mereka terima, jadi beberapa preman itu kabur menghilang. Tidak ada jejak apapun dari para preman itu, siapa juga yang tahu mungkin mereka pergi bersembunyi di balik pegunungan yang begitu curam itu? negara ini begitu besar sekali, ada juga pembunuh yang bersembunyi selama lebih dari sepuluh atau dua puluh tahun di pegunungan dan hutan terpencil, Yutta juga berharap lebih dari siapapun untuk bisa menangkap para preman ini.
Dia membiarkan air matanya jatuh. Setelah kejadian itu, sampai sekarang dia masuk ke penjara, Yutta sangat yakin kalau dirinya tidak bersalah dan dia tidak melakukan kejahatan.
Tapi sekarang, dia mengerti, selama Eldric berpikir dia bersalah, maka dia pantas mati.
Dan semua yang terjadi hari ini adalah maksud dari Tuan Cassio.
Yutta tidak tahu kalau dalam kehidupan penjara kedepannya ini, ada berapa banyak lagi maksud Tuan Cassio yang akan menunggunya.
Tidak ada orang keluarga Aloysia, tidak ada dokumen apapun, tidak ada ijazah akademis, pernah dipencaja. Eldric berhasil menghapus semua bukti kehidupan Yutta! Yutta hari ini hanyalah seorang narapidana dengan nomor "926"!
Yutta memikirkan semuanya, memeluk lututnya, meringkuk lebih erat. Eldric, benar-benar melenyapkan jejak keberadaannya!
Dini hari
"Hei, bangun. Pergi dan bersihkan toiletnya!" Seorang narapidana wanita mendorong Yutta dengan kasar,lalu dia terkejut dan berteriak ketakutan "Huwahhhh! Ada yang mati!"
Seorang narapidana wanita pemberani bergegas dan meletakkan jarinya di bawah hidung Yutta. Butuh beberapa saat sebelum dia menyadari masih ada nafas yang lemah di sana "Jangan berisik! Orangnya masih hidup kok! Panggil penjaga penjara!"
Nyawa Yutta cukup besar, dia diselamatkan. Ini belum tentu hal yang baik, karena penghinaan tanpa akhir, serta siksaan gelap akan membuatnya menggila dan akan mengubahnya sepenuhnya.
Novel Terkait
Unplanned Marriage
MargeryDewa Perang Greget
Budi MaThe Great Guy
Vivi HuangBack To You
CC LennyUnperfect Wedding
Agnes YuCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang