Cinta Yang Paling Mahal - Bab 7 Cium Dia

“Kak Yutta, apa yang mau kamu lakukan setelah keluar dari penjara? Aku mau pergi ke Danau Erhai. Keindahan Danau Erhai jernih dan bersih. Burung-burung di sana sangat lucu. Ikan dan udang di Danau Erhai sangat enak. Langitnya lebih biru dan airnya lebih jernih, cahaya matahari di sana juga lebih menghangatkan.

Aku mau bekerja keras untuk menghasilkan uang. Setelah menghasilkan banyak uang, aku akan pergi ke sana dan membuka homestay mini. Aku bukan mau menghasilkan uang, aku cuman mau menyaksikan setiap pasang surut Danau Erhai setiap hari. Aku juga bukan bertujuan untuk menghasilkan banyak uang, aku sudah bersyukur jika kebutuhanku tercukupi, aku cuman mau melihat para wisatawan datang dan pergi.

Kak Yutta, sepertinya aku tidak bisa bertahan lagi. Apa yang harus aku lakukan, aku belum sempat melihat keindahan Danau Erhai."

Itu adalah suara sedih seperti suara alam yang tidak akan dilupakan Yutta dalam hidupnya. Dia memeluk gadis itu, terus-menerus menggunakan suhu tubuhnya untuk menghangatkan tubuh gadis yang berangsur-angsur menjadi dingin.

Sebelum meninggal, tatapan jernih gadis dalam pelukannya mengandung hasrat, memandangi sepotong kecil langit melalui jeruji kecil penjara. Dia berkata "Kak Yutta, sebenarnya aku belum pernah pergi ke Danau Erhai. Aku melihat keindahan Danau Erhai melalui televisi, surat kabar dan majalah. Aku tahu bahwa meskipun aku keluar dari penjara, aku juga tidak punya uang untuk membuka homestay mini di Erhai. Aku hanya ingin memimpikan hal yang tidak mungkin terwujud ini sebelum aku meninggalkan dunia ini."

Hingga saat ini, Yutta masih ingat hasrat yang terkandung dalam mata gadis di dalam pelukannya sebelum meninggal.

Kenangan masih segitu menyakitkan. Sudut mata tanpa sadar menjadi basah. Dia mengulurkan tangan, diam-diam menyeka air mata. Dia merangkak di tanah, satu tangan diam-diam menyentuh pinggul kiri. Di dalam itu kosong tak berisi, kurang satu organ.

Oleh karena itu, dia tidak boleh minum alkohol. Dia harus hidup.

Dia berhutang dan tidak bisa melunasinya!

Dia berdosa dan belum ditebus!

Tidak!

Dia tidak boleh mati!

Yutta mengangkat kepala, melihat ke arah Eldric, menggelengkan kepala sambil berkata "Tuan Eldric, asalkan kamu tidak menyuruhku minum, apapun akan kulakukan."

Apapun...?

Mata pria yang seperti elang itu menyipit, sudut mulut perlahan terangkat “Apapun boleh?” Dia membuka mulut, melontarkan kata-kata yang terdengar seram.

Nona tertua dari keluarga Aloysia, Yutta. Apakah semua arogan dan kesombongannya telah lenyap?

Dia ingin melihat apakah Nona Yutta yang dulu benar-benar sudah berubah.

"Asalkan tidak minum alkohol, apapun boleh."

"Oke!" Kilatan ketegasan melintasi paras dingin pria di atas sofa, kemudian dia menjentikkan jarinya di udara. Sesaat kemudian, sesosok tubuh perlahan keluar dari sudut gelap "Tuan." Pria itu berpakaian jas hitam, kepala botak menunduk dengan hormat pada sudut 45°. Orang ini seharusnya adalah pengawal Eldric.

Yutta menatap Eldric yang ada di bawah cahaya redup dengan tatapan bingung. Di wajah keemasan sempurna pria itu, terlihat senyuman seram, lalu bibir tipisnya bergerak "Cium dia."

Yutta menoleh ke arah pria yang ditunjuk Eldric, pandangan tertuju pada pengawal jas hitam yang berdiri diam di belakang Eldric... Tiba-tiba, matanya membelalak!

"Kenapa? Tidak bisa?" Eldric berkata dengan diiringi senyum jenaka "Minum atau mulai pertunjukkanmu."

"BUSH!" Sekujur tubuh seolah disirami air dingin. Tubuh Yutta terasa dingin dan tidak ada jejak kehidupan, telinga berdengung. Dia mendongak, memandang pria yang tampak seperti kaisar... apa yang dia katakan?

Pertunjukkan? Oh... menyuruh dia berlagak seperti wanita di pelacuran, menampilkan pertunjukkan ciuman di sini?

Dia perlahan mengatupkan bibirnya yang kering, ternyata ciuman pertamanya begitu murah. Walaupun hanya tersisa rasa takut terhadap pria ini, walaupun dia telah mengubur perasaan terhadap pria ini di dalam lubuk hati terdalam, dia tetap saja tidak bisa menahan rasa sakit yang menderita ini.

Dia melihat ke arah Eldric, matanya tidak terkandung benci atau cinta, hanya ada keputusasaan yang tak terbatas!

Eldric dengan senang hati menikmati keputusasaan di matanya. Wanita ini... Pastinya akan menolak permintaannya yang konyol, bukan? Minum dan beradegan ciuman dengan pria asing di depan umum, wanita pastinya akan memilih yang pertama, bukan?

Apalagi wanita ini dulunya adalah Nona Yutta. Nona Yutta yang sombong itu.

“Apakah bisa ganti yang lain?” Bagaimanapun, ini adalah ciuman pertamanya. Di mata Eldric, ciuman pertamanya mungkin merupakan sesuatu yang tidak berharga. Tapi ini sangat penting bagi dirinya.

Dia tidak ingin kehilangan ciuman pertamanya dengan cara seperti ini.

Dia sudah tidak punya apa-apa.

Pria mengangkat gelas berisi alkohol sambil berkata “Kamu tidak memenuhi syarat untuk tawar-menawar denganku.” Senyuman senang muncul di sudut mulutnya. Dia ingin melihat betapa hina dan celanya Nona Yutta dari Kota S!

“Oke, aku paham.” Yutta berdiri dengan ekspresi kosong. Kakinya agak kaku. Setelah berlutut lama, rasa sakit menjalar dari tulang kakinya. Dia hampir terjatuh kembali ke lantai. Kemudian, dia berjalan ke hadapan pengawal berpakaian jas hitam itu dengan pincang.

Karena gerakannya yang menumbuk paha, orang-orang di dalam ruangan hanya mengira bahwa dia kelamaan berlutut sehingga kakinya mati rasa. Namun, Lea tahu bahwa wanita yang pincang itu menderita rasa sakit yang tidak akan bisa ditanggung oleh orang biasa.

Lea menyesal, dirinya menyusahkan Kak Yutta.

"Kak Yutta..." Seru Lea. Tetapi dia langsung diperingatkan oleh Tigor dengan tatapan tegas, dia pun menutup mulutnya dengan ketakutan. Matanya penuh penyesalan, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa selain melihat wanita malang yang pincang itu bergerak maju.

Yutta tampak linglung. Dia melangkah ke depan pengawal, menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya. Setelah beberapa lama, dia mengangkat lengan untuk meraih bahu pengawal dengan berpura-pura tenang.

Dia tampak sangat tenang, tapi pengawal yang berjarak paling dekat dengannya dan sedang ditariknya dapat merasakan dengan jelas bahwa Nona Yutta ini sedang bergemetaran.

Dia kenal Nona Yutta. Namun dia masih tidak percaya bahwa wanita yang terpuruk dan hina ini adalah Nona Yutta yang arogan dan sombong dari Keluarga Aloysia.

Yutta berjinjit, bibir pucat mendekati pengawal dengan gemetar...

Kehilangan ciuman pertama tidak akan kehilangan sepotong daging, tapi dia akan kehilangan nyawa jika menghabiskan sebotol alkohol itu.

Dia ingin hidup, ciuman pertama tidak ada apa-apanya.

Tatapan Eldric tampak rumit. Pada akhirnya, Yutta memilih pilihan terakhir.

Pria di sofa menyipitkan mata. Ketika bibir tipisnya baru saja terbuka, tiba-tiba terdengar suara dari pintu "Hei, kamu? Kenapa kamu belum pergi?"

Begitu suara ini terdengar, orang-orang di dalam ruangan langsung menoleh ke arah suara itu. Entah kapan pria jangkung ini memasuki pintu ruangan.

Yutta tertegun, berbalik untuk melihat ke pintu "Kamu..."

Tigor memandangi pria jangkung dan tegak di depan pintu, kemudian menoleh ke Yutta. Matanya yang seperti persik menyipit “Ridwan, ternyata kamu kenal dia.” Aneh, seorang cleaning service layak dikenal Ridwan?

Tigor mengelus dagu, jelas sedang asyik menonton pertunjukan.

Pandangan Eldric juga tertuju pada Ridwan. Tatapan tampak meredup.

Ridwan tidak peduli bahwa pandangan orang-orang ini tertuju padanya, dia memandang Yutta dengan aneh... Apa yang mau dilakukan wanita ini? Wanita ini sepertinya ingin mencium pengawal Eldric?

Ridwan berkedip dengan acuh tak acuh, lalu tersenyum “Aneh sekali, aku baru saja pergi sebentar, ruangan langsung menjadi ramai.” Ridwan memasukkan tangannya ke dalam saku celana, melangkah ke arah Yutta dengan tampang malas, bertanya. "Apa yang kamu lakukan?"

Novel Terkait

My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu