Cinta Yang Paling Mahal - Bab 21 Eldric, Dengar
Ketika seseorang rendah diri sampai batas tertentu, maka batas terakhirnya adalah hidup.
Dia memandang Lea, wajah muda dan tidak dewasa ini, kehidupan yang cerah dan berwarna ini, adalah sesuatu yang tidak akan pernah bisa dia capai sepanjang hidupnya.
"Kamu! Bagaimana kamu masih bisa tersenyum!" Lea menghentak "Yutta, aku beritahu kamu, seberapa jumlah banyak uang yang kamu hasilkan itu tidak berguna lagi, karena semua orang sudah meremehkanmu! Model wanita dari departemen hubungan masyarakat, mereka menjual tubuh mereka bahkan lebih tinggi dari kamu! Kamu melakukan hal semacam itu, bahkan tidak memiliki harga diri, siapa yang dapat menghargai kamu? "
Usai bicara, dia mendengus dingin dan tidak melihat Yutta lagi. Yutta berdiri di sana untuk waktu yang lama sebelum kembali ke kamar tidur, wajahnya penuh kelelahan, kata-kata Lea masih terngiang-ngiang di telinganya …… Aku hanya ingin mencari sedikit uang sekolah dan biaya hidup, jadi aku tidak akan seperti kamu, demi uang, rela melakukan segalanya.
Yutta tertawa …… Dia juga hanya ingin mencari sedikit nafkah, memiliki tempat berlindung dari hujan dan angin, bisa makan dan tidak pergi ke jalan untuk mengemis, siapa yang peduli dengan uang itu?
Jika dia tahu, pada saat itu, di kamar 606, dia mengurus masalah usil Lea dan itu akan menyebabkan begitu banyak masalah hari ini. Jika dia diminta untuk memilihnya lagi, akankah dia...
Terus memikirkannya sampai tertidur.
Tidur ini, ketika dia bangun lagi, dia sudah berada di rumah sakit.
"Kamu sudah bangun."
Yutta membuka matanya dan berbicara dengan suara pelan “Kak Ming, dimana ini?” Saat dia berbicara, tenggorokannya menjadi kering dan sakit.
“Rumah Sakit.” Suming mengupas sebuah apel dan memotongnya menjadi potongan-potongan kecil, memakukannya dengan tusuk gigi dan memasukkannya ke dalam mulut Yutta “Makan dulu baru bicara.”
Yutta sedikit tidak nyaman dengan perawatan yang tiba-tiba, tapi masih dengan patuh memakan apel yang diberi oleh Suming "Kak Ming, mengapa aku bisa di rumah sakit?"
Berbicara tentang ini, Suming menjadi marah.
Wajahnya merosot “Mengapa kamu di rumah sakit? Aku masih ingin bertanya kepadamu, sudah berapa hari kamu menderita demam tinggi?” Jika bukan karena dia tidak melihat Yutta datang bekerja tadi malam, dia lari ke rumah Yutta dengan kekhawatiran. Yutta pasti sudah meninggal karena demam tinggi dan tidak ada yang akan mengetahuinya.
"Aku tidak melihatmu di Hamilton tadi malam, jadi aku pergi ke rumahmu dan menemukan bahwa suhu badan kamu cukup panas untuk merebus telur. Aku segera menelepon 120 dan ketika kamu di bawa ke rumah sakit, suhu kamu telah mencapai 42 derajat dan tubuhmu kurang air, bahkan dokter pun berkata, jika kamu telat di bawa ke rumah sakit, maka bahkan dokter sangat luar biasa pun tidak bisa menyelamatkanmu. "
Berbicara tentang ini, Suming masih memiliki kekhawatiran "Apakah kamu tidak memberi tahu teman serumahmu jika kamu demam tinggi? Jika kamu terus bertahan dengan keras kepala, kamu hampir kehilangan nyawa!"
Yutta mendengar Suming terus berceloteh, meskipun Suming sangat galak, tetapi Yutta dapat merasakan perhatian hangatnya, ada sedikit kehangatan dan sedikit rasa asam, mata yang tidak meneteskan air mata selama bertahun-tahun menjadi masam, perhatian kecil yang diberikan Suming, tampaknya adalah satu-satunya jendela sepanjang hidupnya saat ini dan membiarkan cahaya masuk.
Namun, dia lebih mementingkan untung dan rugi …… Jika dia tidak pernah begitu, maka tidak akan ada rasa sakit karena kehilangan.
Dan poin ini, Yutta sudah memiliki pemahaman yang lebih mendalam.
“ …… Mengapa?” Setelah beberapa lama, suara gemetar Yutta terdengar, akhirnya mengumpulkan keberanian untuk bertanya.
Mengapa Suming begitu baik dengannya.
Sepotong apel dimasukkan ke dalam mulut Yutta lagi dan Suming menatap Yutta dengan rumit "Tidak ada seorang pun di dunia ini yang memperlakukanmu dengan baik. Jika aku tidak baik kepadamu, siapa yang akan merawatmu dan mengasihanimu." Yutta sangat mirip dengan dirinya yang dulu. Mungkin, apa yang Suming katakan kepada Yutta barusan juga untuk dirinya yang dulu.
Dunia tidak baik denganmu, jika aku tidak memperlakukanmu lebih baik, siapa yang akan mengasihanimu …… Gadis bodoh.
Mengasihani Yutta, atau juga mengasihani dirinya yang dulu.
Mereka adalah orang yang mirip.
Suming memandang wanita yang berbaring di ranjang rumah sakit, mencoba menyembunyikan emosinya, tetapi bulu matanya bergetar, mengungkapkan emosi batinnya.
Ada lagi desahan diam, hais …… wanita bodoh ini.
"Yutta, bolehkah aku bertanya padamu?"
"Kak Ming, tanya saja."
“Apa yang terjadi antara kamu dan Direktur Cassio?” Eldric memang kejam, tapi dia tidak seharusnya memperlakukan wanita seperti itu.
“Tidak bisakah kamu menceritakannya kepadaku?" Suming melihat wajah Yutta tertegun di tempat tidur "Lupakan saja jika tidak bisa."
"Tiga tahun lalu, aku membunuh wanita kesayangannya."
Suming memegang tusuk gigi di tangannya, berhenti dan kemudian memasukkan apel di tusuk gigi ke mulut Yutta "Sebenarnya? Orang itu bukan kamu yang bunuh, kan?"
"Kamu tidak mungkin melakukan sesuatu seperti pembunuhan." Suming berkata dengan percaya diri "Apa sebenarnya yang terjadi?"
Pada saat ini, di bawah pukulan berulang dan penghinaan, setelah begitu banyak penderitaan, tidak ada ucapan, Yutta yang tidak pernah mengalirkan air mata, tiba-tiba turun bagaikan hujan!
Eldric! Lihat! Bahkan Kak Ming yang telah mengenalnya kurang dari setengah tahun saja mengenalnya dengan sangat baik!
Eldric! Kita sudah saling kenal hampir sepanjang hidup!
Eldric! Dengarkan! Akhirnya ada orang yang percaya bahwa aku tidak membunuh siapa pun dan aku tidak pernah melakukan hal buruk itu!
"Hikss hikss ~~~"
Suming meletakkan tusuk gigi di tangannya, dia tidak mencoba membujuk Yutta untuk tidak menangis, melainkan perlahan menyentuh kepala Yutta dengan telapak tangannya "Sudah, tidak apa-apa. Aku tahu, wanita bodoh seperti kamu ini tidak akan memiliki keberanian untuk membunuh orang. Tidak, harusnya, wanita bodoh seperti kamu ini, begitu sombong sampai tidak cocok untuk membunuh orang. "
Dia berkata "Aku rasa kamu wanita bodoh seharusnya sangat mencintai Direktur Cassio. Tetapi kamu tidak akan pernah menyingkirkan kekasih Direktur Cassio untuk mendapatkan Direktur Cassio. Yutta, kamu terlalu memikirkan harga diri, kamu meremehkan untuk melakukan hal seperti itu."
Air mata Yutta bagaikan hujan! Perasaan yang tidak pernah dilampiaskan selama bertahun-tahun akhirnya dilepaskan.
Sore ini, Yutta tidak berhenti menangis.
Dia berkata kepada Suming dengan suara tidak jelas "Aku tidak pernah melakukannya, dia tidak percaya. Mereka tidak mempercayaiku."
"Dia membenciku, seluruh dunia mengetahuinya. Aku pikir setelah dibebaskan dari penjara, aku akan bisa hidup dengan damai."
"Kak Ming, mereka semua memarahi aku, seluruh dunia memarahi aku, mereka memarahi aku dengan kejam, memarahi aku wanita jalang. Kak Ming, aku tidak peduli …… aku tidak peduli dengan uang itu."
"Mereka menghina aku, mereka membiarkan aku berbaring di lantai dan mepelajari anjing mengibaskan ekornya untuk berjalan dan mereka memarahi aku dengan segala hinaan. Aku tidak sedih, ini bukan apa-apa.
Di penjara, aku ditelanjangi dan dibiarkan di dalam sangkar. Pistol air bertekanan tinggi diarahkan langsung ke tubuh aku, di musim dingin, air dinginnya begitu menyakitkan sehingga aku tidak berani mengucapkan sepatah kata pun. Ketika aku kembali ke dalam tempat tinggal, pasti akan ada seseorang akan datang dan memukuli aku dengan ganas. tidak peduli betapa sakitnya penderitaan itu, aku telah mengalaminya. "
"Kak Ming, dia meninggal, dia mati karena menyelamatkanku. Woowoowoo~~~, aku adalah seorang dengan roh pembunuh, aku berhutang banyak padanya, aku tidak boleh mati, aku harus hidup untuknnya, menggantikannya untuk mewujudkan impiannya."
Dan Suming, yang terus menemani Yutta, mendengarkan narasinya yang tidak koheren, bagi Yutta, keluhan bertahun-tahun sudah cukup untuk dilampiaskan hari ini. Rahasia yang tersembunyi di hatinya juga telah diucapkan dengan tidak jelas.
Suming tidak tahu apa mimpi itu dan siapa gadis itu. Tapi samar-samar dapat menebak bahwa bagi Yutta, wanita ini adalah eksistensi yang lebih penting daripada kehidupan.
Novel Terkait
Untouchable Love
Devil BuddyMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraHei Gadis jangan Lari
SandrakoStep by Step
LeksAir Mata Cinta
Bella CiaoCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang