Cinta Yang Paling Mahal - Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
Pengawal yang tegap menghalangi Lea dengan muka tak berekspresi.
"Tuan, disini adalah Hamilton! Apa yang mau kalian lakukan! tidak peduli apa yang mau kalian lakukan, tidak ada orang yang boleh berasusila di Hamilton."
Dia tidak panik, bagaimanapun ini adalah Hamilton, Hamilton merupakan dukungan terbesarnya.
Tuan Toki juga mulai ragu, nama Hamilton, walau di bagian selatan, dia juga pernah mendengarnya.
Tiba tiba seseorang masuk dari pintu, menundukkan kepalanya di samping telinga Tuan Toki mengatakan sesuatu, tatapan takut Tuan Toki, berubah menjadi menghindar:" Nona Trisa, saya telah mendengar, di Hamilton, Nona Trisa adalah orang yang diasingkan, tidak dijaga sama Hamilton."
Tiba tiba Lea teringat perkataan Kak Ming, sekarang dengar perkataan Tuan Toki lagi, mukanya langsung pucat, kali ini, benar benar panik: "Kamu, kamu jangan asal."
"Nona Trisa tidak perlu takut, kita tidak ingin melakukan apa apa terhadapmu, hanya ingin mengundang Nona Trisa untuk melakukan satu pertunjukan untukku."
"Pertunjukan apa?"
"Tunggu boss kecilku mengantarkan peralatannya, maka Nona Trisa akan tahu." Baru saja selesai berkata, orang yang dikatakan sampai, sebuah kotak bening yang sangat besar di angkat masuk.
Lemarinya ditegakkan, tingginya sekitar tiga meter, untungnya Private room Hamilton, jarak lantai dan langit langitnya agak tinggi.
Terlihat seperti peti mati yang di tegakkan, hanya saja volumenya lebih besar dibanding peti mati, setidaknya bisa muat tiga empat orang, lebih dari cukup.
Hanya saja kotak bening yang terlihat seperti peti mati yang ditegakkan ini, dia hanya bagian atas yang tidak ada tutup, sisanya tertutup rapat.
Bagian gelap di lorong private room, Ridwan melihat "peralatan" di masukin kedalam private room, rokok ditangannya sudah bakar sampai ujung, sampingnya adalah tong sampah, dia mengulurkan tangan, mematikan rokoknya, berbalik pergi dengan keren.
Didalam Private room
"Nona Trisa, Tuan Toki mengeluarkan buku cek-nya sambil tersenyum, didepan Lea, menandatangani angka yang menurut Lea, merupakan angka yang sangat besar, Tuan Toki meletakkan buku cek-nya diatas meja, memberikannya ke Lea “Saya mengundang Nona Trisa untuk memainkan pertunjukan, dan ini adalah biaya pertunjukan."
"Dua Milliar?" Lea tidak tertahan mengeluarkan suaranya, dia terpesona sama angka ini, tetapi detik berikutnya, dia telah sadar, dua milliar, jumlah yang segitu banyak, sebenarnya pertunjukan seperti apa, baru perlu memberikan segitu banyak sekaligus?
Tiba tiba menatap Tuan Toki dengan waspada:" Pertunjukan apa?" sebenarnya, dia juga sangat tertarik sama jumlah yang di dalam cheque.
Tuan Toki menunjuk pada kotak bening yang barusan di antar:"Nona Trisa pernah melihat pertunjukan langsung perjuangan di dalam air? Saya ingin mengundang Nona Trisa untuk main pertunjukan ini, mohon Nona Trisa masuk kedalam."
Pada saat ini,Orang yang angkat kotak bening ini masuk, tergesa gesa masuk kedalam private room membawa alat sambungan air dari kamar mandi, pipa nilon, menyambungkan kran air dengan kotak bening, disertai suara air yang jatuh, didalam kotak transparan itu, lagi terisi sedikit semi sedikit air hingga penuh.
Muka kecil Lea, kehilangan warna darah.
"Aku, aku akan mati." Lea menggelengkan kepalanya, muka kecilnya, semakin pucat.
"Tidak tidak tidak, kita tidak berani membuat orang sampai mati." Senyuman Tuan Toki semakin bajik ”Orang yang meninggal karena tenggelam, biasanya memerlukan waktu antara empat sampai enam menit, Miss Lea hanya perlu didalam air tiga menit, kita akan menyuruh orang untuk menarikmu keluar."
"Kalau begitu.... kenapa mau kasih dua milliar gitu banyak?" Tidak bisa dipungkiri, Lea didepan uang sebanyak ini, masih tetap bisa berpikir jernih.
"Hehe, Nona Trisa tidak pernah dengarkah? Manusia tidak ada yang sempurna, hidup ini, pasti ada saatnya terjadi kecelakaan." Maksud dari perkataannya sudah sangat jelas, tentu saja mereka tidak ingin terjadi kecelakaan, tetapi apabila terjadi kecelakaan, itu juga tidak bisa terhindar~
Hati Lea sangat kacau, penjelasan seperti ini, jelas jelas.... Tatapan Lea yang makin kacau membalikkan kepalanya, bagaimana? Pada saat ini, Hamilton tidak akan membelanya, dia sangat menyesal, menyesal dulu tidak mendengarkan perkataan Kak Ming, menyesal tidak menganggap penting sama naungan Hamilton, tetapi, dia tahu, segimana menyesalnya sekarang, sudah telat.
Tiba tiba, dia teringat sesuatu.
Mengangkat kepalanya dengan tegas, bernafas dengan keras, dengan gugup mengatakan pada Tuan Toki “Tuan Toki, saya tahu ada seseorang, sangat cocok dengan pertunjukkan ini! Lagian, dia sangat suka uang!"
"Oo? coba kamu katakan, siapa? Tuan Toki menatap Lea dengan tersenyum.... ini, adalah wanita "yang sangat menarik" yang dibilang Tuan Kamil?
Kelihatan lumayan polos, Tuan Toki beberapa tahun ini, sudah sangat berpengalaman, gadis seperti Lea, bukannya tidak pernah ketemu.
Umur Lea juga tidak besar, hanya saja tidak terpikir, memiliki banyak pemikiran.
Tetapi Tuan Toki juga tidak bermaksud untuk mempersulit Lea, karena dia bilang mau memperkenalkan seseorang, maka coba bertemu.
"Bernama Yutta Aloysia, Bagian Departemen Hubungan Masyarakat. Dia benar benar sangat suka uang. “Lea langsung mengatakan Yutta Aloysia."Sangat suka uang". Tuan Toki tertarik “Coba kamu katakan, bagaimana dia suka uang?"
Label seseorang, tertulis "sangat suka uang", jadi orang ini, merupakan orang yang sangat berarti.
Tuan Toki sudah Pemain lama, seluk beluk didalam ini, dia sangat jelas.
Beberapa pengusaha jepang, walaupun bisa mendengar sedikit mandarin, tetapi itu semua yang sangat gampang, seperti sekarang komunikasi antara Tuan Toki dan Lea, belum tentu mereka bisa mengikuti alurnya.
Tetapi mereka juga terdengar "wanita yang sangat suka uang" beberapa kata ini.
Tiba tiba, suasana hati masing masing orang mulai membaik.
Lea mengatakan semua tentang Yutta Aloysia kepada Tuan Toki, seperti sedang menghitung barang berharga keluarga, sama sekali tidak menutupinya:
"Saya dan Yutta Aloysia adalah rekan sekamar, dia benar benar sangat suka uang, suka sampai hal apa saja bisa dilakukan, Tuan Toki jika ingin melihat pertunjukan yang menarik, mencari dia itu benar. Jangankan pertunjukan langsung tenggelam didalam air ini, dia malah pernah melakukan pertunjukan yang lebih mempersulit orang lagi dibanding ini."
"Benarkah? kamu masih belum bilang, dia pernah membuat pertunjukan apa saja."
Yutta Aloysia dia, demi uang, bisa merangkak di lantai mengibaskan ekornya dengan kasian, Tuan Toki, yang saya katakan ini bukan umpamaan, tapi hal yang benar pernah terjadi. Dia merangkak dilantai, belajar anjing merangkak, sambil mengibaskan ekornya sambil memungut uang. Masalah ini kita seluruh
anggota Hamilton tahu semua. Jadi Tuan Toki, pertunjukan mu ini, orang yang paling cocok adalah Yutta Aloysia tidak salah lagi."
Tuan Toki tertawa," Kalau begitu coba ketemu,Billy, kamu pergi mengundangnya kemari."
Lea segera menundukkan kepalanya, menghela napas lega, hanya saja terpikir Yutta Aloysia yang nanti akan datang, dia menggigit bibir merah mudanya, dalam matanya ada sedikit keraguan, tetapi detik berikutnya, dia seperti melepaskan beban berat.... bukan pertunjukan yang mau mematikan orang, lagian, tamu ini bukannya sudah bilang, hanya masuk tiga menit saja, akan ada orang yang menariknya keluar.
Begitu.... dia sendiri juga tidak termasuk mematikannya, Yutta Aloysia masih harus berterima kasih dengan dirinya, membantunya mendapatkan kesempatan mendapatkan uang dua milliar ini.
Novel Terkait
Cinta Yang Dalam
Kim YongyiMy Lifetime
DevinaHidden Son-in-Law
Andy LeeKamu Baik Banget
Jeselin VelaniAdore You
ElinaThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang