Cinta Yang Paling Mahal - Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
“ Eldric, perkataanmu kepada Yutta begitu menyakitkan, Apakah kamu tahu?” Anton mengikuti Eldric dari belakang dan mengatakan bagaimana perasaannya.
"Apakah aku perlu mempertimbangkan bagaimana perasaannya?"
"Kamu ini, apakah selalu begitu egois? Kamu memperlakukannya seperti ini sekarang, bagaimana jika kedepannya kamu menyesal?"
Eldric menyerahkan sebatang rokok kepada Anton, tersenyum tidak setuju "Merokok saja, jangan pikirkan tentang itu."
Penyesalan?
Akankah dia menyesal?
Itu tidak mungkin.
Anton berhenti berbicara, sebenarnya dirinya juga merasa, karakter Eldric yang seperti ini tidak akan pernah menyesali apapun. Bahkan kecelakaan Livin waktu itu, Anton juga tidak pernah melihat Eldric menyesalinya.
"Minum?"
"Aku harus pergi ke Hamilton untuk menangani beberapa urusan."
Anton segera mengikuti Eldric pergi ke Hamilton.
Hamilton International, Suming meminta seseorang mencari Lea untuk datang ke kantor.
“ Yutta satu asrama denganmu. Dia sakit, apakah kamu tidak merasakan adanya keanehan?” Suming duduk di sofa dan bertanya pada gadis di depannya.
Sebenarnya, Suming tidak memiliki kesan sama sekali terhadap Lea, hanya saja Yutta tidak masuk kerja kemarin. Suming pergi ke bagian personalia untuk mengecek alamat spesifik asrama karyawan tempat tinggal Yutta. Lalu melihat Lea di asrama yang sama pada formulir pendaftaran asrama karyawan.
Suming, wanita ini sudah pernah mengalami dan mengatasi kondisi sulit dan berbahaya dan sudah pernah melihat berbagai macam manusia.
Karyawan dalam satu asrama tidak masuk kerja, tubuhnya abnormal, jadi Suming merasa Lea tidak mungkin sampai tidak menyadarinya.
Hanya bisa dikatakan bahwa Lea dengan sengaja mengabaikan Yutta.
Suming masih teringat dengan sangat jelas, betapa bahayanya situasi tadi malam saat melihat Yutta di asramanya, Yutta sudah mengalami demam tinggi.
Jika bukan karena Suming datang tepat waktu, takutnya nyawa kecil Yutta akan berhenti disana. Suming tidak peduli dengan ketidakpedulian dan sikap dingin Lea, tetapi jika ketidakpedulian dan sikap dingin Lea membunuh orang yang masih hidup... orang seperti itu, Suming tidak akan membiarkannya lagi.
Suming selalu berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Barusan Suming pergi menyelidiki hubungan antara Lea dan Yutta. Yang menariknya adalah dari mulut Yuna di kamar pribadi putri di ruang pribadi 606VIP, Suming mendengar sesuatu yang diluar dugaan.
Lea masih sedikit gelisah. Kak Ming adalah subyek yang tidak berani diganggu oleh Lea sebelumnya dan hari ini secara khusus memanggilnya ke kantor... Lea mengira dirinya telah melakukan kesalahan dan dipanggil kemari.
Tetapi pada saat ini, mendengar Kak Ming menyebutkan Yutta... hati Lea merasa lega.
Ternyata hanya karena dirinya dan Yutta berada dalam satu asrama, jadi dirinya diinterogasi, Lea sudah hampir mati karena ketakutan.
"Kak Ming, aku tidak akrab dengan wanita itu."
Wanita itu?... Suming mengangkat kepalanya, menatap gadis di depannya, perlahan-lahan mengangkat alisnya, berbicara dengan penuh minat dan bertanya dengan santai "Wanita itu?"
Lea merasa sedikit bingung melihat ekspresi Suming. Kemudian memikirkannya dengan hati-hati, dirinya tidak mengatakan sesuatu yang salah, apa sebenarnya maksud Kak Ming?
“Lea, apakah kamu sangat meremehkan Yutta ?” Suming merasa tidak masuk akal dan bertanya.
Tentu saja, wanita seperti itu, siapa yang bisa menghargainya?... Lea secara spontan ingin menjawab seperti ini.
Tapi tanpa sadar, jika langsung berkata seperti itu, maka akan menghancurkan citra dirinya di hati Kak Ming... Sebenarnya Lea benar-benar khawatir, Suming adalah orang yang sangat sibuk. Jika bukan karena masalah Yutta kali ini, siapa yang akan kenal dengan Lea?
Lea mengatur bahasanya dalam hati, kemudian memandang Suming dengan waspada dan berkata "Dia melakukan sesuatu yang tidak punya harga diri dan sudah tersebar luas di Hamilton, bagaimana bisa demi uang, merangkak di lantai dan bergoyang... itu, sambil memungut uang? Kak Ming, semua orang memarahinya sangat, sangat, sangat... "
Pada akhirnya, ekspresi wajah Lea tampak malu saat ingin mengatakannya.
Wajah cemberut Suming tiba-tiba tersenyum, seperti salju musim dingin yang mencair menjadi es di awal musim semi, begitu ceria dan luar biasa.
Dalam hati Lea berpikir, kali ini dirinya tidak mengatakan sesuatu yang salah.
Memikirkan Yutta, Lea merasa sangat tidak tahu malu.
Suming tersenyum dan menatap Lea "Sangat apa? Sangat tidak tahu malu? Atau sangat murahan?" Bibir merah cerah dan halus itu melengkung dan sangat memandang rendah Lea.
Tiba-tiba menyimpan kembali senyuman itu, Suming berkata dengan mengejek "Aku telah membaca data informasimu, seorang mahasiswa Universitas S? Apakah kamu mengira kamu sendiri tidak berkaitan dalam masalah ini? Kamu tidak bersalah dan sangat bersih?
Apakah menurutmu, Yutta adalah orang yang sangat rendahan dan tidak layak untuk tinggal di bawah satu atap dengan orang sepertimu, jadi meskipun dia sakit dan tidak masuk kerja, lalu kamu bisa mengabaikan orang ini sepenuhnya? "
Lea sangat bingung, memandang Suming dengan linglung... apa maksud perkataan Kak Ming?
Bagaimanapun juga, Lea adalah seorang mahasiswa Universitas S, tidak mungkin dirinya tidak bisa membedakan apakah kata-kata Suming itu memuji atau menyindirnya.
Suming tiba-tiba berdiri dan berjalan ke depan Lea. Suming berdiri di sana, mengenakan sepatu hak tinggi, berdiri di depan Lea, langsung membandingkan Lea dengan jarak yang dekat.
Suming telah berada di pusat perbelanjaan selama bertahun-tahun, mengenakan pakaian profesional, penuh gaya seperti ratu, ini tidak sebanding dengan Lea yang masih muda.
"Lea, apakah kamu pikir kamu mulia dan kamu tidak bersalah? Kamu memiliki ambisi yang tinggi? Dan kamu meremehkan Yutta di hatimu? Aku katakan padamu, kamu, Lea tidak sebaik Yutta!"
Lea merasa tidak senang "Kak Ming, perkataanmu sudah keterlaluan! Aku berusaha keras untuk masuk ke Universitas S. Aku seorang mahasiswa universitas S dan tidak dapat dibandingkan dengan seorang wanita tidak tahu malu yang bahkan tidak menginginkan harga diri? Sama-sama tidak punya uang dan aku tidak bersedia melakukan segalanya demi uang. Meskipun aku bekerja di Hamilton, tetapi aku selalu menjalankan tugasku dengan baik sebagai pelayan. Aku berbeda dari Yutta yang bersedia menjual segalanya demi uang! "
"Heh ~" Suming mencibir "Jangan menganggap dirimu itu begitu mulia. Pedagang kaya yang sering berkunjung ke Hamilton, pemuda keluarga kaya, menekan siapa saja salah satunya, apakah menurutmu, kamu, Lea bisa menjadi sangat mulia?
Aapakah kamu masih ingat apa yang terjadi di ruang pribadi 606 hari itu, jika bukan karena kebaikan hati Yutta yang membantumu keluar dari pengepungan, apakah menurutmu, kamu masih bisa berdiri di sini dan berbicara dengan santai? "
Wajah Lea menjadi pucat, Lea ingat apa yang terjadi pada hari itu, tapi, tapi, ini tidak berarti apa-apa, kan?
"Meskipun apa yang dikatakan Kak Ming benar, Yutta membantuku keluar dari pengepungan, tetapi aku tidak membiarkan Yutta belajar merangkak seperti seekor anjing untuk menyenangkan hati para tamu elit demi uang. Bagaimanapun juga, dia melakukan semua ini demi uang. Lalu apa hubungannya denganku? "
Suming merasa sangat marah, merasa prihatin pada Yutta. Lihatlah lebih cermat Lea ini...
"Tsk tsk, kenapa Yutta mau menyelamatkan manusia seperti dirimu?"
Novel Terkait
Wanita Yang Terbaik
Tudi SaktiLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyUnperfect Wedding
Agnes YuSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaDoctor Stranger
Kevin WongDiamond Lover
LenaMenunggumu Kembali
NovanAsisten Bos Cantik
Boris DreyCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang