Cinta Yang Paling Mahal - Bab 99 Siapa Kamu?
Hartono sangat marah, seluruh tubuhnya bergetar!
Dia menunjuk Yutta: “Dasar anak durhaka! Bagaimana aku bisa melahirkan seorang anak seperti dirimu!”
Menahan kesedihan dalam matanya, Yutta menggigit bibirnya erat-erat, dia khawatir begitu melepaskannya, dia akan mengatakan kata-kata penuh keluhan dan kebencian!
Dia menarik nafas dan berusaha menenangkan diri berkata dengan tenang: “Tuan Aloysia, Nyonya Aloysia, sudah sangat malam, silakan kembali.”
Kedua tangannya memerah karena tersiram air panas, tapi dia sama sekali tidak merasakan kesakitan.
Dia tidak terduga setelah dibebaskan dari penjara, pertama kali bertemu orang tuanya bisa dalam keadaan seperti ini.
“Kamu jelaskan dari mana uang ini berasal!” Hartono bersikeras tidak ingin melepaskan Yutta, dia memandangnya dengan marah: “Perlukah aku membantumu mengatakannya? Semua uangmu ini kotor sekali!”
Kata “Kotor”, membuat tubuh Yutta bergetar tak terkendali!
“Pergi! Kalian keluar!” Dia tetap menundukkan kepalanya, tangannya menunjuk ke arah pintu: “Kalau masih tidak ingin keluar, aku akan melapor polisi! Besok Tuan dan Nyonya Aloysia akan menjadi berita utama, memasuki rumah orang secara paksa di tengah malam!”
Matanya memerah, dia bisa kehilangan kelembutan, bisa kehilangan hubungan saudara, dan juga menerima kenyataan bahwa dirinya dibuang, tapi pasangan suami istri di depannya ini, dengan hak apa mereka berdiri di sini, dan mengatakan uangnya kotor?
“Beraninya kamu!”
Yutta mengeluarkan ponsel dari dalam saku tanpa mengatakan apapun, dan benar-benar memutar nomor di depan Hartono, Nyonya Aloysia yang berdiri di samping segera bergegas datang: “Yutta sabar, ayahmu juga karena mendengar sesuatu dan mempedulikanmu, kalau tidak bagaimana mungkin dia akan datang ke sini di tengah malam. Ayahmu juga berharap kamu hidup dengan baik.”
Nyonya Aloysia memegang erat tangan Yutta.
Hartono mendengus dingin: “Beberapa hari yang lalu, Kakek Jabir meneleponku dan mengatakan dirinya bertemu denganmu di Hamilton, aku masih tidak percaya, kemudian aku mencari seseorang dari agen detektif untuk mengetahui masalahmu, tapi aku tetap tidak percaya, tapi uang di atas meja ini memberiku sebuah tamparan yang keras!
Tiga tahun yang lalu, kamu melakukan kesalahan, dan tidak tahu mengubah diri!
Setelah dibebaskan dari penjara, kamu tidak hidup baik-baik, dan menebus dosa, malah bekerja di tempat seperti itu! Kamu benar-benar memalukan keluarga Aloysia!
Wajahku telah menjadi lelucon besar di Keluarga Aloysia!”
Yutta mati-matian menggigit bibirnya, seluruh tubuhnya terus bergetar!
Dia memejamkan matanya….. benar-benar bodoh!
Hari ini bertemu sepasang suami istri ini, dia menyangka mereka merindukannya, sehingga datang mengunjunginya di tengah malam.
Dia masih berpikir, hari ini mereka datang mencarinya, dengan begini dia akan melupakan kebencian di dalam hatinya.
Dia masih berpikir, mereka datang bertemu dengannya, setidaknya mereka rindu dan peduli padanya, tiga tahun yang lalu hanya karena tidak berani melawan kekuatan pria itu.
Ternyata dia kebanyakan berpikir!
Mengapa dia begitu bodoh!
Kalau benar rindu padanya, mereka seharusnya datang setelah dia dibebaskan dari penjara.
Saat ini dia telah dibebaskan selama setengah tahun, baik pasangan suami istri ini, Brian, ataupun siapapun dari keluarga Aloysia, tidak ada seorangpun yang mengambil inisiatif datang mencarinya.
Dan hari ini, mereka datang mencarinya bukan karena ingin mengunjunginya, tapi menyalahkannya…… agen detektif, ternyata karena Bayu melihatnya di Hamilton, jadi mereka mencari agen detektif datang menyelidikinya.
“Yutta, cepat beritahu ayahmu, semua itu hanya salah paham, semuanya memiliki alasan yang tersembunyi, cepat jelaskan pada ayahmu, jangan membuat ayahmu marah.”
Nyonya Aloysia memegang lengan Yutta dengan gugup, dan tidak berhenti membujuknya.
Yutta mengepal erat tangannya, wanita ramah dan lembut di sampingnya ini adalah ibunya! Ibunya sedang “membantunya”!
Tapi setiap katanya membuat Yutta merasa putus asa!
Hartono berwajah suram, berdiri di samping menunggu penjelasan dari Yutta.
Pasangan suami istri ini datang hanya karena menginginkan penjelasannya? ……Yutta menundukkan kepalanya, tiba-tiba terdengar suara tawaan yang aneh, yang penuh kesakitan, kebencian dan keputusasaan.
“Yutta, ada apa denganmu, jangan menakutkan ibu.” Nyonya Aloysia paling dekat dengan Yutta, suara tawaan yang aneh itu membuat orang takut, hati Nyonya Aloysia merasa takut dan bergetar.
“Tidak ada salah paham, tidak ada alasan yang tersembunyi, aku memang bekerja di Hamilton, apa yang Nyonya Aloysia ingin aku jelaskan pada Tuan Aloysia?
Menjelaskan bahwa demi uang, aku pernah berlutut di depan pelanggan, dan meniru gerakan anjing mengibas-ngibaskan ekornya?
Atau menjelaskan demi uang, aku dipeluk oleh berbagai pria, dicium dan disentuh oleh mereka?
Atau menjelaskan demi uang, aku berbaring di ranjang pria, menggunakan tubuhku menyenang…..” kan
“Plakkk!”
Sebelum selesai berkata, sebuah tamparan jatuh di wajahnya, membuat Yutta jatuh duduk di lantai, Hartono sangat marah membuat seluruh tubuhnya bergetar, tatapannya yang dingin memelototi putrinya yang jatuh duduk di bawah:
“Dasar anak durhaka! Mengapa aku bisa melahirkan anak sepertimu! Setelah dibebaskan dari penjara, kamu tidak mengubah dirimu menjadi baik malah pergi menjadi seorang pelacur!
Demi uang, malah bekerja di tempat murahan seperti Hamilton!”
Mengubah diri menjadi baik?
Yutta tersenyum “Haha”, wajahnya yang ditampar memiliki bekas tamparan yang jelas, dia berkata dengan kebal: “Menurut Tuan Aloysia, bagaimana aku mengubah diri menjadi baik?”
“Meskipun menjadi seorang pelayan di toko serba-ada, juga lebih bagus daripada menjadi seorang pelacur!”
Hartono mengatakan kata ini dengan marah! Dan menatap Yutta dengan tatapan seolah-olah sedang menatap seorang musuh!
Nyonya Aloysia membungkukkan tubuhnya, memapah putrinya yang jatuh, Yutta tidak menolak, dia perlahan-lahan mengangkat kepala, tidak lagi sengaja menyembunyikan suaranya yang serak,
Demi menyembunyikan suaranya yang kasar, dia menekan tenggorokannya, meskipun sakit dan tidak ingin berbicara, dia juga tidak ingin orang tuanya mendengar suaranya yang kasar ini.
Tapi saat ini dia merasa dirinya bersikap bodoh lagi, hari ini mereka datang demi menghajarnya, datang untuk menyalahkannya, jadi bagaimana mungkin akan peduli dengan suaranya, mereka bahkan tidak peduli dengan dirinya yang hidup-hidup, apalagi suaranya yang telah hancur ini?
“Tuan Aloysia, kamu mengatakannya dengan begitu baik, mengapa kamu tidak membantuku di saat aku dibebaskan dari penjara? Lihatlah wajahku ini, mungkin saja kamu telah lupa, keluarga Aloysia tidak memiliki seseorang yang bernama Yutta, aku hanyalah seorang narapidana yang pernah dipenjara, aku tidak memiliki masa lalu, tidak memiliki saudara, tidak memiliki latar belakang.
Seseorang seperti diriku, toko manakah yang bersedia menerimaku?
Kalau aku tidak pergi ke Hamilton, aku akan kelaparan dan tidur di jalan. Lalu dimana dirimu saat itu?"
Nyonya Aloysia paling dekat dengan Yutta, pada saat Yutta mengangkat kepalanya, matanya menunjukkan ketakutan. Dia melepaskan kedua tangannya yang memegang lengan Yutta dan jatuh duduk di lantai: "Kamu, wajahmu?"
Dia menunjuk ke wajah Yutta, kemudian teringat suara Yutta: "Suaramu…...."
Ini bukan Yutta miliknya!
Ini bukan putrinya!
Putrinya adalah mawar merah yang paling sombong dan bangga di Keluarga Aloysia!
“Kamu, kamu…… siapa kamu!”
Novel Terkait
Loving Handsome
Glen ValoraDon't say goodbye
Dessy PutriGet Back To You
LexyHanya Kamu Hidupku
RenataInventing A Millionaire
EdisonCinta Dan Rahasia
JesslynLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang