Cinta Yang Paling Mahal - Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
"Apakah kamu masih ingat, pada saat itu kami memaksa Livin untuk menghabiskan sebotol anggur? Yutta, Nona Alyosia, pernahkah kamu berpikir bahwa kamu juga akan ada hari ini?"
Yutta menatap Ezra dengan bingung "Aku memaksa Livin untuk minum sebotol anggur?"
Setiap kata-katanya penuh dengan pertanyaan, hal seperti memaksa orang lain, dia jijik untuk melakukannya, apalagi menggunakan cara yang bercelah terhadap Livin dan memaksanya minum sebotol anggur.
Dia tidak pernah melakukan hal seperti itu.
"Berpura-pura bodoh? Nona Aloysia, betapa hebatnya kamu pada saat itu, kamu cemburu pada Livin dan dengan sengaja menggunakan metode hasutan pada Livin, sehingga Livin harus meminum sebotol anggur itu. Kamu kira masalah ini tidak ada yang melihatnya, sehingga orang lain tidak akan tahu? "
Yutta tiba-tiba memotong pembicaraan Ezra dan berkata dengan suara kasar:
"Tidak, aku tidak pernah melakukan apa yang kamu katakan."
"Hahaha." Ezra memelototi Yutta dengan ganas "Jadi maksudmu, aku sedang berbohong? Atau Livin yang berbohong? Pada saat itu, Livin mabuk di jalan, untungnya aku bertemu dengannya, kalau tidak, aku tidak tahu apa yang akan terjadi!
Yutta, jadi maksudmu, Livin berpura-pura mabuk atau apa yang aku lihat dengan mataku sendiri itu palsu? ! "
Yutta seolah-olah disambar petir!
Dia membuka matanya lebar-lebar... Livin mabuk dan bertemu dengan Ezra ?
“Livin… mengatakannya?” Ekspresi Yutta tampak sangat aneh.
Ezra tidak tahan melihatnya seperti ini "Kamu benar-benar pintar berakting! Pada saat itu kamu juga pintar berakting! Kamu begitu baik pada Livin di depan semua orang, tetapi kamu melakukan hal-hal tercela di belakangnya, apakah kamu pikir kamu bisa menyembunyikan masalah ini? Kalau begitu, apa yang terjadi dengan memar di lengan dan paha Livin? "
“Jadi begitulah pandanganmu tentang aku? Kamu berpikir bahwa aku memperlakukan Livin dengan kasar?” Wanita yang berlutut di tanah, cahaya di matanya semakin redup... Di antara alisnya, ada kelelahan dan kesakitan yang tak bisa dijelaskan..
Namun itu segera menghilang… Ada beberapa hal, sebenarnya dia sudah bisa menebak.
Selama tiga tahun, berapa banyak malam dia diborgol di toilet, berapa banyak malam yang sulit untuk tidur, bahkan sulit untuk bernapas dengan lancar, dia hanya bisa bersandar di sudut, menatap ke langit-langit kamar mandi dalam keadaan linglung, dia tidak dapat menemukan hal lain untuk dilakukan di malam hari, apakah itu masih tidak cukup baginya untuk memahami sesuatu yang tidak dia lihat dengan jelas sebelumnya?
Dia menghabiskan tiga tahun memikirkannya berulang kali, awalnya untuk menemukan bukti bahwa dia tidak bersalah.
Tapi semakin dia berpikir, dia menjadi semakin sadar. Pada akhirnya, ketika dia memikirkan hal-hal itu lagi, sudah bukan untuk menemukan bukti bahwa dia tidak bersalah, tetapi untuk membuktikan bahwa dia telah salah menebak.
Dia tertawa tanpa suara, sudut mulutnya melengkung, kepahitan menyebar di mulutnya... Ternyata tebakannya benar.
Sejak awal Ezra menuduhnya, Yutta sudah tahu bahwa dalam tiga tahun itu, dirinya telah melakukan sesuatu yang sangat konyol dan menyedihkan, dia menyiksa dirinya untuk membuktikan bahwa dia telah salah menebak dan untuk membuktikan bahwa Livin tidak bersalah, dia menyiksa dirinya untuk memikirkan kenangan yang sebenarnya tidak ingin dia ingat.
Apakah dia bodoh?
Dia bodoh!
Jika tidak, dalam tiga tahun itu, dia sangat jelas sudah menyadari "kejahatan" Livin, tetapi dia masih mengingat masa lalu berulang kali, mencoba menemukan bukti Livin "tidak bersalah" dari ingatannya, yang digunakan untuk menghilangkan kecurigaan di dalam hatinya.
“Kamu tertawa, Yutta, kamu tertawa, apa yang kamu tertawakan? Kamu menertawakan Livin sudah mati, kamu menertawakan rencanamu berhasil? Yutta, kamu tidak tahu malu! Kamu masih tertawa! Kamu tidak boleh tertawa!” Ezra marah karena senyum aneh dari wanita yang berlutut di depannya dan kemarahan di dalam hatinya bangkit tanpa alasan.
Yutta mendongak dan menatap Ezra sambil tertawa, tapi dia tidak mengeluarkan sedikit pun suara tawa, senyumnya sangat menjengkelkan dan juga sangat aneh, baik Ezra, Bayu, atau semua orang, mereka sangat gelisah ketika melihatnya.
Wanita itu akhirnya membuka mulutnya dan suaranya yang kasar merangsang saraf otak semua orang di sini.
“Ezra, terima kasih. Aku berterima kasih padamu, aku dengan tulus berterima kasih padamu.” Kamulah yang menarikku keluar dari fantasiku dan akhirnya membuatku bersedia menghadapi kecurigaan Livin yang ada di lubuk hatiku.
Tuduhan Ezra, dia tidak pernah melakukannya, namun kemarahan Ezra begitu nyata, apa maksudnya ini?
Itu menunjukkan bahwa Livin benar-benar memberitahu Ezra sesuatu yang tidak benar!
Apa yang terjadi saat itu penuh dengan keraguan, dia tidak melakukan apapun, tetapi pada akhirnya menjadi “bukti yang memberatkannya” apa saja buktinya? Buktinya adalah pesan teks dan catatan panggilan yang dikirim Livin kepada dirinya sebelum kecelakaan!
Pada saat itu, dia tidak pernah mencurigai Livin.
Dia sangat berterima kasih pada Ezra.
Tapi kata-kata ini terdengar seperti provokasi di telinga orang-orang ini.
Ezra sangat marah, ucapan "terima kasih" Yutta benar-benar membuatnya marah "Terima kasih? Kamu bilang terima kasih?" Dia mempermalukan Yutta dan Yutta berkata "Terima kasih"?
Brengsek!
Brengsek!
Brengsek!
Ezra mengulurkan tangan dan menjambak rambut Yutta, kemudian dengan kasar menyerahkan sebotol anggur kepada Yutta "Baik, kamu ingin berterima kasih padaku, kalau begitu kamu habiskan sebotol anggur ini, begitu kamu habiskan anggur ini, aku akan segera membiarkan teman-teman di sini menghapus semua foto dan video di ponsel. "
“Bagaimana? Sangat adil, benar? Kamu memaksa Livin untuk minum sebotol anggur pada saat itu dan kamu juga meminum sebotol anggur hari ini. Aku, Ezra, bersumpah di sini, kedepannya aku tidak akan mencari masalahmu lagi.” Wajah Ezra tampak histeris “Bagaimana? Minum atau tidak? "
Minum atau tidak?
Yutta menundukkan kepala dan menatap botol anggur tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Mulut Suming ditutupi, matanya terbuka lebar dan dia tidak bisa mengeluarkan suara.
"Aku tidak pernah melakukannya dan aku juga tidak boleh minum." Dia perlahan menjelaskan, dia tidak pernah melakukannya dan dia juga tidak bisa minum angggur, untuk apa dia menanggung begitu banyak penghinaan dan ejekan, serta melakukan hal-hal yang tidak ingin dilakukan siapa pun, untuk tidak minum anggur, dia boleh berlutut pada orang lain, dia boleh masuk ke dalam air untuk mempertaruhkan nyawa, bernyanyi sampai tenggorokannya sakit, dia bisa melakukan banyak hal, selain minum anggur.
"Aku tidak minum." Dia mengangkat kepalanya dan berkata dengan sangat lambat, tapi sangat tegas "Bos besar berjanji padaku, aku boleh tidak minum anggur."
“Hahaha… Aku baru pertama kali mendengar bahwa kamu melakukan pekerjaan seperti ini tanpa minum anggur, Yutta, apakah kamu pikir kamu masih Nona Aloysia dan kamu boleh lakukan apa yang kamu inginkan? Haha" Ezra mengeluarkan ponsel, mengangkatnya dan menunjukkan kepada Yutta video yang baru saja dia rekam “Begitu aku tekan tombol ini, video ini akan langsung diunggah ke sosmed, bagaimana, benarkah kamu tidak mau minum?"
Novel Terkait
Inventing A Millionaire
EdisonThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlAsisten Bos Cantik
Boris DreySuami Misterius
LauraHabis Cerai Nikah Lagi
GibranMy Tough Bodyguard
Crystal SongCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang