Cinta Yang Paling Mahal - Bab 54 Memeriksa
Bos besar, dua kata ini mungkin Manajer Chris tidak pernah tahu itu siapa. Tapi dia tahu kalau Internasional Club Hamilton bisa berdiri kokoh di Kota S. Orang di balik semua ini pasti punya kekuasaan yang besar yang tampak sangat jelas.
Pada saat itu, Suming malah berkata padanya, yang menyelamatkan Yutta adalah bos besar yang sangat misterius itu.
Bos besar, adalah panggilan untuk menyebut orang terkaya dan paling berkuasa saja.
Kaki manajer Chris langsung lemas dan langsung terjatuh ke lantai. Pikirannya berdengung dengan keras, Suming bicara dengan tidak detail. Tapi ini sudah cukup bagi Manajer Chris untuk memahami beberapa hal.
Pikirannya jadi kacau, lalu tiba-tiba dia berusaha sadar sepenuhnya, manajer Chris tiba-tiba mendongak dan berkata, “Aku tidak tahu kemana Yutta bekerja hari ini. Kak Ming, tunggu sebentar, aku akan memeriksanya.”
Pasti seseorang yang sudah gila menjebak Yutta naik dan pergi kesana.
Jika dari awal tahu mengenai hubungan yang tidak jelas antara Yutta dan bos besar. Apapun yang dia katakan, walaupun dia tidak senang melihat Yutta dimana-mana, tapi dia juga tidak ingin mati.
Suming sedikit curgia, dia cukup memahami Chris. Chris tidak akan sampai berbohong seperti ini.
Tapi jika bukan Chris yang memberikan pekerjaan ini kepada Yutta. Kalau begitu Yutta..... Di sisi lain, Manajer Chris yang langsung keluar sendiri, dan bertanya ke orang-orang, “Di mana dia?”
“Hah?”
“Yutta! Di mana dia!”
“Ada, ada di ruang istirahat. Manajer Chris, kamu mencari Yutta....”
Belum selesai orang ini bicara, Manajer Chris sudah berlari secepat angin.
“Eh....”
“Yutta ini melakukan apa lagi coba. Tiba-tiba sampai Kak Ming keluar dan bahkan Manajer Chris yang langsung mencarinya?”
“Untuk apa juga kamu mengurusinya.”
“Benar juga.”
Di sini satu bicara apa yang satu bicara apa. Manajer Chris berlari secepat angin masuk ke dalam ruang istirahat, “Yutta, kamu...” dia menggunakan nada bicara dan sikap seperti biasanya kepada Yutta. Tapi tiba-tiba dia ingat apa yang dikatakan Suming. Lalu, dia batuk dengan canggungnya dan melembutkan suara dan nada bicaranya,
“Apa kamu baik-baik saja?”
Yutta merasa aneh, kenapa manajer Chris ini jadi perhatian kepadanya.
“Baik-baik saja.”
“Aku... aku mau tanya mengenai masalah hari ini di ruangan lantai enam.”
Tubuh Yutta langsung menegang.
“Jangan gugup.” Manajer Chris berusaha menenangkannya, lalu berkata, “Aku hanya ingin tanya saja kok. Hari ini, aku tidak memberimu pekerjaan di lantai enam, kenapa kamu tiba-tiba pergi ke ruangan di lantai enam?”
Dia bertanya kepada Yutta, sambil membatin: Tidak mungkinkah Yutta karena ingin uang yang lebih. Karena bagaimanapun, semua yang pernah dilakukan Yutta, meskipun sudah dibungkam dan diblokir. Tapi orang-orang di internasional Club Hamilton ini masing-masing sangat tahu dengan jelas.
Dia ini tidak punya harga diri demi uang. Sehingga mungkin saja dia berani mempertaruhkan nyawanya demi uang.
“Ada yang memanggilku.” Yutta tak banyak berpikir. Karena bagaimanapun dia mengira manajer Chris hanya sekedar bertanya saja. Hanya bertanya sebagai formalitas saja. Lagipula, dirinya ini memang tidak diatur untuk bekerja di sana hari ini. Tapi dia pergi ke ruangan VIP lantai enam, ini tetap pada akhirnya adalah hal yang tidak bagus.
Manajer Chris mengerutkan kening, “Siapa?” Dia menatap Yutta langsung dengan tajam.
"Tidak kenal, harusnya pelanggan yang memintanya, yang langsung memanggil namaku untuk pergi kesana.”
“Oh begitu ya, kalau begitu ketika kamu pergi, apa ada karyawan lain di ruangan itu.” tetap saja orang yang sudah berpengalaman, dalam sekejap langsung menangkap kunci utamanya.
“Le...” Yutta baru saja mengucapkan Le, tapi kemudian tiba-tiba suaranya berhenti.
Dia tidak bodoh, pertanyaan Manajer Chris ini mulai dari yang pertama dan pertanyaan yang kedua, Yutta mengingatnya dua kali. Dia pun langsung mengerti kalau Manajer Chris bukan hanya bertanya secara formalitas, tapi dia mau mencari berita sebenarnya darinya.
Yutta merapatkan bibirnya, dia bukannya tidak jengkel dan benci kepada Lea. Hanya saja, dia tidak ingin melakukan tudingan tidak langsung seperti ini di belakang orang lain..
“Siapa?” Manajer Chris bertanya lagi.
Menatap Yutta di depannya, tapi orang di depannya tetap diam sepanjang waktu dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Manajer Chris berkedip tak berdaya di matanya, melirik ke arah Yutta lagi dan menepuk pundak Yutta, "Kalau begitu istirahatlah ..." Tiba-tiba, Manajer Chris membelalakkan matanya ketika melihat pakaian yang dikenakan Yutta di bawah telapak tangannya.
Tadi karena terburu-buru, dia pun hanya langsung bertanya Yutta saja. Jadi, dia tidak memperhatikan apa yang dikenakan oleh Yutta.
Pada saat ini, pandangan mata Manajer Chris jatuh ke pakaian yang dikenakan di tubuh Yutta.
Meski Yutta memasukkan ujung kemeja ke dalam celananya. Dan meskipun celana olahraga ini tampak bersifat netral bisa dipakai pria atau wanita.
Tapi masih saja terlihat jejak bayangan kalau ini pakaian seorang pria.
Manajer Chris seolah-olah baru saja melihat hantu, dia memandangi Yutta dari atas sampai ke bawah ... Yutta ini, tidak ada bagian yang spesial darinya. Tapi kenapa....
"Uhuk uhuk, aku pergi dulu.”
Manajer Chris menoleh dan pergi, tapi hatinya begitu kacau berantakan.
Suming mengikuti di belakang Manajer Chris, tapi dia tidak masuk ke ruang istirahat. Dia hanya bersendekap dan bersandar di dinding samping pintu ruang istirahat. Dipisahkan dengan pintu, dia bisa mendengar percakapan antara dua orang di dalam ruangan itu. Meskipun tidak mendengarkan semuanya dengan jelas, tapi setidaknya delapan puluh persen bisa mengerti percakapan itu. Itu sudah cukup.
Ketika Manajer Chris keluar. Suming melirik Yutta yang ada di dalam ruangan melalui celah pintu. Dan melihat kalau Yutta tidak tampak begitu buruk. Dia menghela napas lega dengan segera.
Manajer Chris keluar dan melihat ke arah Suming, Suming mengangkat kakinya dan pergi, dan Manajer Chris segera menyusulnya.
"Di sini ada yang tidak wajar." Manajer Chris mengatakan pendapatnya sendiri, "Dia bilang kalau pelanggan itu yang memanggil namanya langsung. Lalu di ruangan itu juga ada satu karyawan lain. Sekarang kita tidak tahu siapa karyawan yang ada di tempat kejadian saat itu.”
Suming mengeluarkan ponselnya dan langsung menelpon Gitta, "Kalian waktu itu masuk ke ruangan itukah, pada saat itu apa ada orang lain di sana? Apakah ada yang mengenakan baju seragam karyawan Internasional Club Homilton?”
Di sisi lain telepon, tidak ada keraguan sedikitpun, “Ada seorang wanita muda. Wajahnya tampak sangat polos, tapi aku tidak tahu namanya siapa...” diam sejenak, dia pun berkata lagi, “Namun aku merasa cukup familiar dengan wanita itu.”
Tidak hanya familiar, setelah Yutta dibebaskan dari penjara, dan akhirnya bisa membuat Eldric marah lagi, itu karena untuk menyelamatkan Lea.
“Jika aku menunjukkanmu foto, apa kamu bisa mengenalinya?”
“Bisa.”
“Baiklah, aku sekarang akan kembali ke ruangan kantorku. Kamu datanglah ke kantorku.” Suming menutup teleponnya. Dan langsung menelepon bagian departemen HRD, “Kalian segera sekarang juga menyortir informasi karyawan saat ini yang telah bergabung bekerja di Internasional Club Hamilton dan tolong kirim ke emailku.”
“Kak Ming, aku...” seru Manajer Chris dengan wajah panas dan sedikit canggung.
"Urusan mengenaimu, aku akan membicarakannya nanti. Aku harus mengurusi hal-hal lain di sini."
Saat Suming mengatakan ini, Manajer Chris menghela nafas lega, “membicarakannya nanti”, itu artinya masih ada ruang untuk “berbicara”. Jika tidak ada ruang untuk penebusan kesalahan, maka tidak perlu melanjutkan "pembicaraan".
Suming bergegas pergi ke kantornya.
Gitta duduk menunggunya di kantor.
Efisiensi pekerjaan HRD sangat cepat sekali. Suming baru kembali ke kantornya dan dia langsung menerima pesan email.
Dia mengklik informasi tersebut, lalu menunjukkan ke Gitta satu per satu, “Lihat baik-baik, orang itu tidak bisa terus disini.” Karyawan Internasional Club Hamilton bisa sedikit licik atau punya trik apapun, tapi jika mereka sudah ingin menyakiti orang lain, maka mereka tidak bisa tetap bekerja disini.
Gitta melihat-lihat informasi itu, tiba-tiba tangannya yang memegang mouse berhenti, “Dia!”
"Lea?"
Suming menyipitkan matanya saat melihat salinan informasi Lea di layar. Fotonya ada tepat di depannya. Suming tiba-tiba tersenyum, "Aku tidak boleh kasihan dan melembut.”
Tiba-tiba dia menoleh untuk melihat ke arah Gitta, "Bos memintamu untuk memeriksa apa yang terjadi di ruangan di lantai enam hari ini, kan? Jadi setidaknya aku sudah membantumu kan ya?”
Gitta tidak menyangkal, "Suming, kamu benar-benar sangat mengenal Bos."
"Bukan karena aku kenal bos, tapi aku bisa melihat pandangan berbeda bos kepada Yutta.”
Gitta merasa ucapan ini menusuk telinga. Livin barulah wanita berharga dalam hati bos. Mengenai beberapa hal dari Nona Yutta, “Ada beberapa hal, yang kamu tidak tahu. Kamu jangan sembarangan mengungkapkan pendapatmu.”
Suming tertawa dengan tak berdaya. Yang seenaknya menebak itu bukanlah dia. Tapi Gitta.
Novel Terkait
Dewa Perang Greget
Budi MaCinta Seorang CEO Arogan
MedellineThick Wallet
TessaBaby, You are so cute
Callie WangThe Winner Of Your Heart
ShintaMy Cute Wife
DessyMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang