Cinta Yang Paling Mahal - Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
Selain itu, wanita ini bahkan berkata kepada Eldric "Eldric, kamu terlalu kuat dan berprestasi, kamu memiliki banyak musuh. Eldric kamu seharusnya tidak memiliki kelemahan, wanita kamu tidak boleh menjadi kelemahanmu. Livin terlalu lemah, dia tidak bisa, aku bisa!"
Setiap kali waktu Eldric memarahi dia 'Tidak tahu malu, milik teman saja mau direbut', Yutta akan membatah dengan "Eldric sekarang kamu masih lajang, ketika Livin menjadi pacarmu, aku akan berjalan melewati kamu!"
Dia adalah wanita yang begitu tinggi hati!
"Aku minta tolong, kembalikan uangku kepadaku" Yang masuk ke telinga Eldric adalah suara Yutta yang tidak percaya diri dan penuh mohon.
Eldric menarik tangan Yutta dan menarik dia ke arah mobilnya.
"Uang, uangku, lepaskan aku. Tanpa uang, aku tidak bisa pergi" Yutta meminta tolong dan hal ini membuat tatapan Eldric terlihat semakin gelap dan dingin... Wanita ini benar-benar ingin melarikan diri!
Eldric tiba-tiba berhenti berjalan dan menoleh ke petugas keamanannya "Pergi melihat uang yang dia miliki sekarang, sita semua uang tunai dan kartu banknya"
Mendengar kata-kata Eldric, Yutta langsung panik "Kamu mau buat apa>"
Eldric tertawa dengan dingin "Mau melarikan diri? Kamu merasa kamu bisa melarikan diri asal memiliki uang? Yutta, tidak tahu kamu yang terlalu polos atau aku yang berubah menjadi baik hati"
Bibir Eldric menempel ke telinga Yutta, seperti mimpi buruk, Eldric berbisik "Bagaimana aku bisa melepaskan kamu dengan mudah? Setelah keluar dari penjara, kamu seharusnya pergi sejauh kamu bisa dan tidak dilihat aku lagi. Kalau sudah dilihat oleh aku, Yutta, kamu tidak akan bisa melepas diri lagi"
Setelah itu, Eldric memberi sebuah tatapan kepada Yutta dan menoleh ke supir taksi yang berada di samping dengan tatapan yang dingin.
Supir taksi mengangguk.
Eldric segera menarik Yutta dan memasukkannya ke dalam mobil, kemudian dia sendiri juga masuk ke dalam mobil "Jalan"
Supir di tempat pengemudi berkata dengan penuh hormat "Baik, Tuan Cassio"
Di sepanjang jalan, Yutta sama sekali tidak berani bersuara. Dia merasa yang berada di sampingnya adalah sebuah es batu besar. Tanpa mendekatinya, Yutta duduk rapat di samping jendela dengan ketakutan.
Sejak masuk ke dalam mobil, Eldric tidak berkata apa pun. Kakinya yang panjang saling melipat dan wajahnya tidak memiliki ekspresi apa pun. Gelombang gelap melonjak di bawah kacamatanya yang berbingkai emas, Eldric tidak setenang yang dilihat dari permukaan.
Tidak tahu setelah berapa lama, mobil berhenti dan wajah Yutta langsung memucat ketika dia melihat ke arah luar jendela.
"Sini, Hamilton? Tuan, Tuan Cassio, mengapa kamu membawa aku ke sini?"
Di sepanjang jalan ini, Eldric sama sekali tidak melihat ke Yutta. Setelah mendengar ketakutan di dalam suara Yutta, Eldric menyipitkan matanya dan tiba-tiba menoleh ke Yutta yang gugup dengan alis terangkat, senyuman terpasang ke wajahnya yang tampan dan dia berkata dengan santai:
"Bagaimana menurut kamu? Nona besar Aloysia?"
Yutta menarik nafas dingin dan meminta tolong dengan bibir gemetar "Aku minta tolong, minta tolong kepada anda untuk melepaskan aku. Tuan Cassio, kalau aku ada melakukan kesalahan, aku akan meminta maaf kepada anda. Aku bisa berlutut kepada anda...."
"Diam!"
Mau bagaimanapun, Yutta tidak menyangka Eldric yang selalu bersikap tenang akan tiba-tiba marah besar seperti ini! Wajahnya menjadi semakin pucat "Aku.. aku..." Yutta tidak tahu harus berkata apa, sepertinya mengatakan apa pun tetap salah. Di dalam mobil yang tidak memiliki ruang besar, Yutta menggigit giginya dan menekukkan lutunya...
Api kemarahan menyala di mata Eldric, wanita ini... benar-benar berlutut begitu saja. Apakah dia benar-benar sudah tidak memiliki harga diri?
Eldric membuka pintu mobil dengan satu tangan dan menarik Yutta turun dari mobil dengan satu tangannya lagi "Kamu mau berlutut ya? Lutut kamu begitu lembut? Kamu begitu suka berlutut?" Nadi hijau di wajah Eldric yang tampan tampak begitu saja, dia menarik Yutta sampai gerbang Hamilton International kemudian melemparnya ke atas lantai "Kalau kamu begitu suka berlutut, Yutta, tampil saja di sini sekarang!"
Eldric tidak tahu mengapa dirinya bisa merasa begitu marah! Wanita ini memang begitu menyebalkan sejak dulu, dulu dia sangat tinggi hati, sekarang dia kehilangan tinggi hati dan membuat Eldric semakin memandang rendah dia!
Yutta Yutta Yutta!
Wanita ini sungguh adalah Yutta ? Yutta yang mengungkapkan perasaannya kepada Eldric dengan tinggi hati?
Pada saat itu Yutta baru berhasil mencerna kata-kata Eldric tadi, dia menatap kepada Eldric dengan wajah yang pucat "Tuan Cassio, aku benar-benar sudah tahu salah. Tolong ampuni saya, saya minta tolong. Saya sudah dipenjara selama 3 tahun, saya..." Yutta ingin berkata, setelah membayar hutang, dia bisa memberikan nyawanya kepada Eldric untuk membayar nyawa Livin.
"Bukannya kamu sangat suka berlutut? Berlututlah sekarang!" Wajah Eldric terlihat semakin dingin "Kalau kamu begitu suka berlutut, biarkan semua orang melihat bagaimana nona muda Keluarga Aloysia memalukan dirinya!"
Tubuh Yutta bergoyang sana sini, dia mengira dia sudah tidak akan merasa sakit hati lagi, dia mengira dia sudah bisa menerima apa pun dengan tenang.
Yutta salah!
Nona muda Keluarga Aloysia?
Eldric, apakah kamu sedang bercanda.
Perintah dari siapa yang mengatakan kalau ada Yutta, tidak ada Keluarga Aloysia? Siapa yang berkata Keluarga Aloysia tidak memiliki nona muda lagi?
Berlutut... Apakah Yutta ingin berlutut?
Dia tidak ingin!
Tetapi dia itu siapa?
Dia hanya serangkaian angka '926'! Dia tidak memiliki apa pun. Harga diri? Martabat? Hahaha.... Bahkan waktu dia masih merupakan nona muda Keluarga Aloysia, Eldric bisa memasukkan dia ke penjara tanpa memberi Yutta kesempatan untuk membantah!
Yutta sudah bukan apa-apa sekarang. Selain berlutut, mengkhianati harga diri, dia tidak memiliki apa pun yang bisa dinegosiasikan dengan Eldric.
Eldric, bukan aku suka melutut, tetapi aku tidak punya apa-apa lagi yang bisa dikeluarkan!
Kamu mengambil masa lalu aku, membutuh Yutta yang berada di Keluarga Aloysia itu. Kamu membunuh masa lalu dan masa depan seseorang begitu saja. Kehidupan aku bahkan lebih buruk daripada pengemis di jalan, setidaknya mereka masih memiliki rumah dan masa lalu, kalau aku?
Harga diri? Yutta menundukkan kepalanya dan berusaha menahan kepahitan di dalam mulutnya. Dia mengangkat kepalanya dengan gemetar dan menatap ke tatapan Eldric dan berlutut secara perlahan.... Eldric, Yutta yang merupakan nona muda Keluarga Aloysia baru memiliki harga diri dan martabat, aku yang sebagai tawanan reformasi melalui kerja ini bagaimana bisa memiliki itu!
Eldric berjalan ke depan tanpa berkata apa pun, orang di sekeliling mulai menggosip, tidak tahu apa yang akan dilakukan Eldric.
Di depan mata Yutta muncul sepasang kaki yang panjang, sepatu yang kilat dan bersih menunjukkan keindahan pemiliknya. Jantung Yutta mengerat, kaki itu berjongkok secara perlahan dan Yutta mengangkat kepalanya secara refleks, kemudian sebuah wajah yang tampan pun berhadapan dengan dia begitu saja.
"Apakah kamu benar-benar adalah Yutta ?" Eldric bertanya dengan nada suara yang sedikit tegas, Yutta merasa seolah-olah ada sebuah besi besar yang jatuh kepadanya. Tubuhnya menggoyang sana sini, setelah waktu yang lama, dia tidak bisa berkata apa pun. Eldric berdiri secara perlahan dan melihat ke Yutta yang sedang berlutut dengan nada suara perintah "Ikuti aku"
Novel Terkait
Back To You
CC LennyBlooming at that time
White RoseHarmless Lie
BaigeHei Gadis jangan Lari
SandrakoCinta Yang Dalam
Kim YongyiMy Tough Bodyguard
Crystal SongMy Perfect Lady
AliciaCinta Yang Paling Mahal×
- Bab 1 Penjarakan Dia
- Bab 2 Semuanya Ini Adalah Maksud Dari Tuan Cassio
- Bab 3 Keluar Dari Penjara
- Bab 4 Kebetulan Melihat Pasangan Yang Kencan Diam-Diam
- Bab 5 Mencari Masalah Untuk Diri Sendiri
- Bab 6 Kamu Tidak Bermaksud Menyapa Aku?
- Bab 7 Cium Dia
- Bab 8 Penyelaan Oleh Ridwan
- Bab 9 Amarah Dan Hinaannya
- Bab 10 Ditangkap Setelah Melarikan Diri
- Bab 11 Dia Datang
- Bab 12 Yutta Yang Tidak Percaya Diri
- Bab 13 Memindahkan Dia Ke Departemen Hubungan Masyarakat
- Bab 14 Penghinaan Dan Penyiksaan
- Bab 15 Mempermalukan
- Bab 16 Bukan Yang Paling Memalukan
- Bab 17 Hanya Lebih Memalukan
- Bab 18 Tubuhmu Dingin Atau Panas
- Bab 19 Tersebar Dengan Luas
- Bab 20 Kritikan Lea
- Bab 21 Eldric, Dengar
- Bab 22 Dia Menghindari Eldric
- Bab 23 Eldric Menciumnya
- Bab 24 Apakah Kamu Meremehkan Yutta
- Bab 25 Kamu Kira Dirimu Lebih Mulia Dari Yutta
- Bab 26 Jangan Terburu-Buru Satu Persatu
- Bab 27 Membantu Dia Melampiaskan Amarah
- Bab 28 Tuan Lucas
- Bab 29 Wanita Gila
- Bab 30 Gadis Malang
- Bab 31 Kak Lucas...
- Bab 32 Terakhir Kali Tanya padamu
- Bab 33 Ridwan Kamil VS Yutta Aloysia
- Bab 34 Awal Permasalahan
- Bab 35 Mempersulit
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Penipuan Untuk Mendapatkan Kepercayaan
- Bab 38 Apakah Yang Dia Inginkan Terlalu Banyak?
- Bab 39 Bagaimana Merendahkan Diri Bisa Interpretasikan Kesombongan
- Bab 40 Perburuan Berdarah Dimulai
- Bab 41 Aku Ingin Kamu Menemaniku Malam Ini
- Bab 42 Apakah Yang Dia Inginkan Hanya Sebuah Ciuman?
- Bab 43 Alasan Eldric Pergi Ke Luar Negeri
- Bab 44 Orang Yang Tidak Tahu Malu
- Bab 45 Ridwan Memberi Pelajaran Kepada Lea Si Hati Jahat
- Bab 46 Lea Trisa Demi Menjaga Diri Mendorong Yukka Aloysia untuk Menghalang
- Bab 47 Eldric Cassio Emosi
- BAB 48 Tidak Boleh Mati
- BAB 49 Yutta Aloysia Ikut Aku
- BAB 50 Dengan Kuat Menghentikan Mulut yang Mengganggunya
- Bab 51 Malam Ini Temani Aku Tidur
- Bab 52 Perhatian Di Balik Penampilan Dingin Yang Sengaja Diperlihatkan
- Bab 53 Apakah Kamu Tahu Siapa yang Menyelamatkan Yutta
- Bab 54 Memeriksa
- Bab 55 Bawa Aku Menemuinya
- Bab 56 Aku Akan Mengabulkanmu
- Bab 57 Kekurangan Ginjal
- Bab 58 Kesakitan
- Bab 59 Kelembutan Eldric
- Bab 60 Malah Menuangkan Garam
- Bab 61 Kelembutan Yang Canggung
- Bab 62 Sesuatu Yang Tidak Aku Inginkan
- Bab 63 Tidak Tahu Malu, Menggoda Tuan Kamil
- Bab 64 Apa Yang Dilakukannya Dengan Ridwan
- Bab 65 Keputusannya
- Bab 66 Kalau Sakit, Gigitlah
- Bab 67 Ciuman Melanda
- Bab 68 Kebencian Lea
- Bab 69 Bertemu Larut Malam Di Pinggir Jalan
- Bab 70 Ingat, Namaku Zarco Rius
- Bab 71 Yutta Marah
- Bab 72 Sangat Acuh Tidak Acuh
- Bab 73 Dengarkan Nasihat Kak Ming, Menjauhlah Dari Pria Itu
- Bab 74 Jadilah Pacarku Saja
- Bab 75 Yutta Aloysia Yang Menggila, Eldric Cassio Yang Menggila
- Bab 76 Yutta Aloysia, Yutta Aloysia
- Bab 77 Rayon Lucas Dan Karim Heng
- Bab 78 Jangan Sentuh Tempat Itu Lagi
- Bab 79 Tuan Karim Heng Aku Butuh Sepuluh Miliar
- Bab 80 Perburuan Ini Berubah Menjadi Tidak Menarik
- Bab 81 Hanya Ingin Berburu, Tidak Memiliki Perasaan
- Bab 82 Perubahan Yutta Aloysia
- Bab 83 Mendorong Masuk Ke Dalam Neraka
- Bab 84 Kemana Saja Kamu Adikku?
- Bab 85 keras Kepala dan Tetap Tegar
- Bab 86 Bukankah Ini Adalah Nona Aloysia?
- Bab 87 Kamu Bisa Berlutut Sekarang
- Bab 88 Biarkan Aku Pergi
- Bab 89 Livin Bukan Tidak Bersalah
- Bab 90 Bos! Tolong!
- Bab 91 Menghancurkan Harapan Dengan Tangan Sendiri
- Bab 92 Penyesalan Terakhir Dalam Hidup ini Adalah Bertemu Denganmu
- Bab 93 Akulah Yang Telah Buta Mata Dan Buta Hati
- Bab 94 Masing-Masing Semuanya Bukanlah Orang Yang Mudah Ditangani
- Bab 95 Telah Membayar Yang Harus Dibayar
- Bab 96 Sudah Gila Sejak Lama
- Bab 97 Eldric Tidak Menyadari Perasaannya Sendiri
- Bab 98 Saudara
- Bab 99 Siapa Kamu?
- Bab 100 Menghancurkan Impiannya dan Kak Lucas
- Bab 101 Kebenaran Tentang Ginjal Kiri Diangkat
- Bab 102 Eldric, Kamu Sudah Gila!
- Bab 103 Yang Bisa Menahannya Bukanlah Pria
- Bab 104 Ridwan Kamil, Ridwan Kamil Membuat Orang Sakit Hati
- Bab 105 Kamu Berdiri Di Sana Saja Aku Akan Berjalan Mendekatimu
- Bab 106 Pikiran Yang Tersembunyi Di Buku Catatan Harian
- Bab 107 Jebakan Yang Terlalu Dalam
- Bab 108 Apakah Bagaimanapun Juga Boleh?
- Bab 109 Lakukan Apa Yang Tuhan Minta Anda Lakukan
- Bab 110 Berpapasan
- Bab 111 Eldric VS Ridwan
- Bab 112 Kamu Boss Besar, Jadi Tidak Perlu Membayar?
- Bab 113 Sudah Bergerak
- Bab 114 Menemani Sampai Akhir
- Bab 115 Tekanan Tak Terbatas
- Bab 116 Menemani Adalah Pengakuan Cinta Terdalam
- Bab 117 Kegembiraan Kecil Ridwan
- Bab 118 Karim Mempersulit Segalanya
- Bab 119 Ketenangan Sebelum Badai
- Bab 120 Seolah Melihat Yutta Yang Dulu
- Bab 121 Ini Adalah Sebuah Permainan
- Bab 122 Melihat, Mendengar Dan Mengetahui
- Bab 123 Mereka Tidak Pantas Melihatnya
- Bab 124 Kamu Lihat, Aku Tidak Menangis
- Bab 125 Boss Yutta Aloysia Menghilang
- Bab 126 Dia Mencari Wanita Itu Dengan Menggila
- Bab 127 Kelabilan dan Sakit Hati Ridwan Kamil
- Bab 128 Kelembutan Eldric Di Bawah Sikap Dingin
- Bab 129 Tunggu Aku Di Atas Ranjang