Mr CEO's Seducing His Wife - Bab 90 Balas Hutang dengan Daging
Ethan menyondongkan tubuhnya, membuat Joelle berusaha mundur menghindar. Tetapi belakangnya hanyalah sandaran kursi, tidak ada terlalu banyak tempat untuk menghindar.
Dadanya mulai menempel pada tubuh Joelle, sampai-sampai ia bisa merasakan suhu tubuhnya yang hangat. Joelle tidak berani bergerak.
Ethan menyematkan rambutnya ke balik daun telinganya. Buah bibirnya mendekati wajahnya, berbicara dengan suara yang dalam dan pelan, "Kau ingin langsung pergi begitu saja setelah memanfaatkanku? Kau kira aku tidak butuh timbalan?"
"..."
Saat itu juga, Joelle merasa menyesal telah memanfaatkan Ethan untuk membalas Layla.
Ethan menyingkir sedikit dan memasangkan sabuk pengaman padanya. Joelle sama sekali tidak berani membantah.
Karena memang tadi ia sudah memanfaatkan Ethan.
Ethan kembali ke tempat duduknya, menyalakan mobil dan menyetir pergi meninggalkan tempat itu.
Joelle bersandar pada kaca jendela. Setelah berpikir panjang, ia akhirnya membuka mulut, "Tadi, aku memanfaatkanmu tanpa ijin. Aku salah, kau mau berapa?"
"..."
Ethan sangat ingin meneriakinya. Ia terlihat seperti ia butuh uang?
"Aku tidak butuh uang."
Joelle mulai tidak sabaran, "Kalau begitu apa maumu?"
Ethan menoleh menatapnya. Mata hitamnya dipenuhi kehangatan, tetapi juga keusilan, "Kalau begitu, balasan daging saja?"
"..."
Joelle hanya ingin melarikan diri dari sana.
Bagaimana dulu ia tidak menyadari kalau Ethan-tidak punya malu.
Apakah dia orang mesum?
Ethan tertawa meliriknya, "Apakah kau sedang menghujatku dalam hati?"
Raut wajah Joelle berubah kaku. Apakah ia sudah mengatakan isi hatinya?
Apakah Ethan mendengarnya?
Ia tergagap, "T-tidak."
Ethan hanya tersenyum kecil.
Joelle merasa ragu. Ia pun mengalihkan pembicaraannya, "Kemana kita pergi?"
"Aku lapar." jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya.
"..."
Joelle berkeringat dingin, tidak berani membuka mulut.
Perkataannya pasti bisa dibelokkan begitu saja oleh Ethan.
"Apa yang sedang kau pikirkan?" Ethan menoleh lagi meliriknya sekilas.
Sepertinya raut wajahnya tidak begitu bagus. Tapi akhirnya ia sadar dan tertawa pelan, "Bukan memakanmu, makan nasi."
"..."
Wajah Joelle merona memerah hingga telinganya. Dia berpikir terlalu jauh.
Berpikir jauh tidak masalah.
Tapi sampai ketahuan.
Sungguh memalukan.
Joelle hanya menunduk, ingin rasanya bersembunyi ke sebuah lubang.
Pandangan Ethan tertuju pada wajah merahnya. Melihatnya ia tersenyum lebar.
Merekapun tiba di sebuah restoran.
Joelle melirik keluar jendela, sebuah restoran Cina.
Ia melepaskan sabuk pengamannya dan membuka pintu mobil. Ethan sedang menunggunya di luar, "Restoran Cina ini lumayan."
Joelle bergumam pelan mengiyakan, tidak berani menatap Ethan.
Tiba-tiba ia teringat sesuatu, dan menengadahkan kepalanya, "Kali ini aku yang traktir."
Ethan berjalan kemari dan meletakkan tangannya di pundak Joelle, menirukan gayanya tadi dan berbicara manja, "Ingin membalasku hanya dengan makanan saja?"
Nafasnya saat berbicara bertiup pelan di samping telinganya.
Seperti sedang merayunya.
Joelle membuang mukanya pelan, merasa sedikit menyesal.
Kalau tahu akhirnya seperti ini, ia tidak mungkin membalas Layla dengan cara seperti itu.
Ingin rasanya melempar batu ke kepalanya sendiri.
Benar memang ia berhasil membuat Layla marah.
Tetapi dirinya sendiri?
Menjadi korban rayuan Ethan.
"Aku hanya menggunakan namamu saja, makan sekali juga cukup." ujar Joelle merenggangkan pundaknya, membuat Ethan melepaskan tangannya.
"Ayo."
Joelle berjalan duluan.
Ia sadar kalau di hadapan Ethan dia selalu menjadi orang yang pasif.
Dia tidak boleh terus-terusan begitu.
Kalau tidak bisa terus-terusan dikontrol olehnya.
Ia harus mandiri.
"..."
Melihat punggung langsung itu, Ethan tersenyum kecil.
Masuk ke dalam restoran, Joelle memilih tempat di dekat jendela untuk duduk.
Baru akhirnya Ethan ikut masuk dan duduk di hadapan Joelle.
Pelayan datang membawakan buku menu.
Joelle menerimanya dan menyodorkannya pada Ethan, "Aku belum pernah datang ke sini, tidak tahu makanan apa yang enak. Kau saja yang pesan."
Ethan meliriknya sejenak sebelum menerima buku menu tersebut dan memesan beberapa makanan khas restoran tersebut. Ia menutup buku itu, "Sudah itu saja."
Si pelayan menerima kembali buku menu tersebut, "Baiklah, silahkan tunggu sebentar. Saya akan membawakan pesanan kalian secepatnya."
Sang pelayan pun pergi menjauh.
Sembari menunggu makanannya dihidangkan, Ethan menopang dahinya sambil menatap Joelle lekat-lekat.
Joelle merasa sedikit risih dilihati seperti itu. Ia mangangkat tangannya menyentuh wajahnya, "Ada sesuatu di wajahku?"
"Tidak."
"Lalu kau lihat apa?"
"Cantik."
"..."
Joelle mengalihkan pandangannya, "Tidak lucu."
Tidak lama kemudian, pelayan datang menghidangkan makanan mereka.
Memang makanan yang benar-benar khas. Joelle tidak pernah makan makanan seperti ini. Nafsu makannya jadi bertambah hanya dengan melihatnya.
Ethan menuangkan sup ke mangkuknya, "Coba ini."
Entah apa yang ada di dalam sup itu, sup itu putih kental dan sangat wangi.
Sebenarnya ia berencana pergi makan dengan Vina, tetapi malah bertemu dengan Layla, membuang-buang waktunya saja. Ia jadi sangat kelaparan.
Apalagi saat mencium aroma sup itu. Sangat membuatnya lapar.
Ia menyendok sup itu dan meminumnya. Sangat segar dan teksturnya sangat lembut.
"Enak?" tanya Ethan melihat raut wajahnya.
Joelle mengangguk, "Enak."
Rasanya memang lumayan.
"Ini juga." Ethan menjepitkan kue udang ke piringnya.
Joelle masih asik minum supnya.
Ia tidak terbiasa dengan perlakuan baik Ethan.
Tiba-tiba nafsu makannya hilang.
Hatinya dipenuhi keraguan.
"Mengapa kau membatalkan pertunanganmu?"
Apa perkataan Sofia itu benar? Semua ini karenanya?
Ethan meneguk airnya, "Kenapa tiba-tiba tanya soal ini?"
Joelle menengadah menatapnya, "Aku hanya ingin tahu."
Ethan meletakkan gelasnya perlahan, lalu balik menatapnya, "Tidak cocok, ya sudah dibatalkan saja. Masih ada alasan apa lagi?"
Kalau terlalu berharap memang hanya bisa kecewa.
Ternyata benar.
Mana mungkin hanya karena dirinya?
Joelle tersenyum masam.
Merasa bodoh karena terlalu berpikir panjang.
Merasa bodoh, padahal dirinya tahu itu tidak mungkin. Mengapa masih berharap.
"Nona He telah ikut Tuan Zong selama ini, lalu kau buang begitu saja. Ternyata kau memang tak punya perasaan."
Ethan yang mengunyah kue udang itu meletakkan sumpitnya berpikir sejenak.
Sesaat kemudian, ia baru tersadar dan bertanya, "Kau panggil aku apa tadi?"
"Tuan Zong." balas Joelle tanpa pikir panjang.
Ethan membalas dengan raut wajah serius, "Aku tidak suka panggilan itu."
"Lalu? CEO Zong?" ubah Joelle.
"Juga tidak suka."
"..."
Ethan kembali menjepitkan sebuah kue udang ke mulutnya dan mengunyah pelan, "Kurasa panggilan sayang tadi paling enak didengar."
Novel Terkait
Cinta Tak Biasa
SusantiThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlMi Amor
TakashiYour Ignorance
YayaLelaki Greget
Rudy GoldMr. Ceo's Woman
Rebecca WangMr CEO's Seducing His Wife×
- Bab 1 Aku Tidak Menyesal
- Bab 2 Hamil
- Bab 3 Aku Sudah Seharusnya Menikah Denganmu
- Bab 4 Pernikahan Tanpa Ritual dan Upacara pernikahan
- Bab 5 Malam Pertama
- Bab 6 Tiga Sekeluarga Saling Hidup Bergantungan.
- Bab 7 Pengguguran Tanpa Rasa Sakit
- Bab 8 Aku Harus Bertanggapan Apa?
- Bab 9 Lowongan Kerja Penerjemah
- Bab 10 Dijebak
- Bab 11 Jangan Tertipu Oleh Penampilan
- Bab 12 Kedepannya Panggil Aku Kakak
- Bab 13 Dia Menguasai Bahasa Negara A
- Bab 14 Tidak Memahaminya
- Bab 15 Itu Anakmu
- Bab 16 Sudah Berhasil Dilacak
- Bab 17 Di Dalam Perutnya Ada Anak Haram
- Bab 18 Bermesraan Ditempat Ini
- Bab 19 Jelas-Jelas Tidak Masuk Akal Tapi Tetap Mengesankan
- Bab 20 Mengapa Ada Yang Namanya Cinta Di Dunia Ini
- Bab 21 Sengaja Merayu
- Bab 22 Tidak Bersedia Menyelidiki
- Bab 23 Sepertinya Aku Meremehkanmu
- Bab 24 Aku Senang Dengan Ayah Anakku
- Bab 25 Ethan Zong Ternyata Tidak Lumpuh
- Bab 26 Wanita yang Kontradiktif
- Bab 27 Anakku, Kuatkan Dirimu
- Bab 28 Jangan Sebaik Ini Padaku
- Bab 29 Menggunakan Kekuatan Orang Lain Untuk Menggertak
- Bab 30 Seberapa Gilanya Tadi Malam
- Bab 31 Salah Sendiri Cari Masalah Duluan
- Bab 32 Teringat Malam Itu
- Bab 33 Perencanaan Meghan Shen
- Bab 34 Mendukung
- Bab 35 Kesempatan Langka
- Bab 36 Tentu Saja Cium Suamiku
- Bab 37 Jangan Sembarang Sentuh
- Bab 38 Anak Itu Miliknya
- Bab 39 Aku Bukan Pria Jahat
- Bab 40 Kamu Jadi Partnerku
- Bab 41 Orang Luar yang Lebih Menjadi Perhatian
- Bab 42 Tidak Akan Menerimamu Hanya Karena Anak
- Bab 43 Sangat Dekat
- Bab 44 Diluar Kendali
- Bab 45 Kamu Membuat Rasa Sakitku Tertahan
- Bab 46 Biarkan Aku Membantumu
- Bab 47 Dia Berlutut
- Bab 48 Cara Menghukum
- Bab 49 Berhubungan Dengan Ayahku?
- Bab 50 Kamu Dan Aku Adalah Sepasang Suami Istri
- Bab 51 Mendapatkan Jejak.
- Bab 52 Harapan Yang Hilang.
- Bab 53 Keguguran.
- Bab 54 Mari Kita Bercerai.
- Bab 55 Kembar.
- Bab 56 Simon Lin dan Tania Lin
- Bab 57 Rasa Suka Seorang Pria Terhadap Wanita
- Bab 58 Kamu Telah Membuatku Kesakitan
- Bab 59 Mengadukanku Atas Pelecehan
- Bab 60 Hutang Anak Ditebus Ibu
- Bab 61 Hobi Khusus
- Bab 62 Jantung Masih Bisa Berdebar
- Bab 63 Acara Yang Bermaksud Tidak Baik
- Bab 64 Tidak Berutang Satu Sama Lain
- Bab 65 Tidak Sehebat Dia
- Bab 66 Makanku Tidak Berantakan
- Bab 67 Memohon Dinikahi
- Bab 68 Berpisah Sejenak Membuat Pasangan Serasa Kembali Menjadi Pengantin Baru
- Bab 69 Apakah Kau Seorang Preman
- Bab 70 Takkan Melepaskannya Begitu Saja
- Bab 71 Adanya Kehilangan Akan Mendapat Keuntungan
- Bab 72 Dia Juga Merindukan Cinta
- Bab 73 Mengapa Waktu Itu Ada Kontrak Pernikahan
- Bab 74 Kenali Kedua Sisi Dengan Baik
- Bab 75 Tidak Bisa Membujuk
- Bab 76 Rahasia Pada Saat Itu
- Bab 77 Melepaskan Celana Sendiri
- Bab 78 Ada Orang Yang Mewakilimu Untuk Menggantinya
- Bab 79 Pengemudi Pada Tahun Itu Sudah Meninggal
- Bab 80 Lebih Suka Membuktikannya Sendiri
- Bab 81 Mengapa Hati Bisa Tersakiti
- Bab 82 Katakan Siapa yang Telah Mengajarimu
- Bab 83 Sangat Mirip
- Bab 84 Wanita di Dalam Rekaman
- Bab 85 Lenyap Karena Keserakahan
- Bab 86 Cinta Lama Bersemi Kembali
- Bab 87 Memiliki Perasaan yang Dalam Untuk Seorang Wanita
- Bab 88 Kalau Tidak Ingin Orang Lain Tahu, Jangan Bertindak Semaumu
- Bab 89 Anjing Penggigit
- Bab 90 Balas Hutang dengan Daging
- Bab 91 Mencarikan Pria Baik Untuk Mommy
- Bab 92 Melakukan Hubungan
- Bab 93 Melihat Rendah Orang
- Bab 94 Lelucon Ethan Zong
- Bab 95 Hubungan Kerja Sama
- Bab 96 Dia Adalah Wanita yang Sudah Bersuami
- Bab 97 Lahirkan Seorang Anak Untukku Juga
- Bab 98 Ingin Menyogokku
- Bab 99 Merasa Tidak Tenang
- Bab 100 Jebakan
- Bab 101 Menghancurkannya
- Bab 102 Ini Bukan Berpura-pura Suci
- Bab 103 Apa Yang Terjadi
- Bab 104 Tadi Malam Bersama Mommy-ku
- Bab 105 Jangan Kembali Ke Masa Lalu Jika Sudah Berpindah Hati
- Bab 106 Mencapai Kesepakatan
- Bab 107 Pria Yang Sama
- Bab 108 Semua Orang Pernah Melakukan Kesalahan Dan Maafkan Mereka Jika Memungkinkan
- Bab 109 Jangan Memperlakukanku Terlalu Baik
- Bab 110 Kerjasama Untuk Pertama Kalinya
- Bab 111 Mencoba Hal Yang Berbahaya
- Bab 112 Apa Aku Akan Mati
- Bab 113 Menggunakan Dirinya Untuk Menggantikanmu
- Bab 114 Menunjukkan Sikap Aslinya
- Bab 115 Kamu Mengetuk Kepala Padaku
- Bab 116 Lubuk Hatinya Tersentuh
- Bab 117 Perkelahian di Dalam Rumah
- Bab 118 Siapa Wanita Ini?
- Bab 119 Kamu Tidak Menyukainya, kan?
- Bab 120 Mereka Adalah Anakmu
- Bab 121 Wanita Yang Pernah Melahirkan
- Bab 122 Biarkan Aku Memeluk Sebentar
- Bab 123 Orang Yang Sama Saling Mencintai
- Bab 124 Aku Ingin Ayah Memelukku
- Bab 125 Menjadi Ayah Dengan Mudah
- Bab 126 Hawa Dingin yang Kuat
- Bab 127 Melakukan Kejahatan Yang Tak Termaafkan
- Bab 128 Sebuah Hadiah
- Bab 129 Berikan Kepada Keluarga He
- Bab 130 Kamu Sudah Beristri
- Bab 131 Salahnya Telah Meremehkan Kemampuannya
- Bab 132 Hasrat Adalah Iblis
- Bab 133 Senjata Makan Tuan
- Bab 134 Jangan Sia-siakan Ketulusanmu
- Bab 135 Hukuman Satu Tahun Enam Bulan
- Bab 136 Mengebom Di Toilet
- Bab 137 Ada Nafsu Baru Ada Cinta
- Bab 138 Tinggalkan Wanita Ini
- Bab 139 Kejam
- Bab 140 Takdir
- Bab 141 Sentuhan Nyata, Penglihatan Tidak Nyata
- Bab 142 Tidak Ada Pria Yang Baik
- Bab 143 Tes DNA
- Bab 144 Semua Adalah Pria Ganteng
- Bab 145 Rahasia Dalam Tubuhnya
- Bab 146 Hantu Pencabut Nyawa Dari Neraka
- Bab 147 Ingin Mengetahui Siapa Pria Di Malam Tersebut?
- Bab 148 Menikah Dengan Siapa?
- Bab 149 Diperlihatkan Untuk Siapa?
- Bab 150 Masih Meninggalkan Suhu Badannya
- Bab 151 Kemiripian 99.99%
- Bab 152 Tidak Perlu Mengasihani Kami
- Bab 153 Harus Menemukan Mami Dengan Selamat
- Bab 154 Dia Menyukai Wanita Tersebut
- Bab 155 Apakah Ini Keluarga Babi
- Bab 156 Jangan Menguji Aku
- Bab 157 Jangan Pernah Memikirkannya