Mr CEO's Seducing His Wife - Bab 112 Apa Aku Akan Mati
Tania tertawa dan menunjukkan gigi yang putih.
"Benar."
Darren melihat Simon yang tidak berbicara, lalu bertanya, "Simon, kenapa kamu tidak bicara?"
Simon dengan tampak kesal, "Suasana hatiku tidak senang."
"Kamu seorang anak kecil, apa yang membuatmu tidak senang?" Kata Hannah, lalu berkata, "Bukannya Mommymu sudah memberimu ponsel dan iPad? Apa yang membuatmu tidak senang? Untuk apa kamu menarik bajuku?"
Simon ingin menghalang Hannah agar dia tidak bicara, tetapi tidak sempat.
"Kamu, kamu jangan katakan lagi, jangan biarkan paman menertawaiku." Simon bergegas menyusun kata, tetapi dia merasa jijik, ketika mengatakan kata paman.
Tampaknya sangat baik, tapi hatinya sangat kejam, tidak pantas dipanggil paman.
"Simon, tunjukkan jam tanganmu dulu, aku sudah lupa bentuk jam tangan teleponmu."
Saat datang, Darren sengaja menjatuhkan air ke ponsel Hannah, sehingga ponsel tidak bisa aktif dan dia tidak membawanya.
Dia sengaja melihat pergelangan tangan Simon, tidak membawa apa-apa.
Dia tidak memperbolehkan Simon menghubungi Joelle.
Tatapan Simon menghindar, "Itu, aku lupa bawa."
Darren tahu anak ini pintar, namun baru saja adalah tampak takutnya.
Untuk apa dia takut?
Darren menyipitkan mata, respon Hannah sangat wajar, juga tidak mewaspadainya, berarti Joelle tidak memberitahu hal ini padanya.
Tidak memberitahu Hannah, maka Joelle tidak mungkin memberitahu dua anak yang berumur 5 tahun.
Dia memegang ponsel dikantong dan menelepon nomor Simon.
Dengan cepat mobil terdengar deringan ponsel.
Darren ingat jelas suara ini.
Suara ini keluar dari jam tangan Simon.
Simon dengan panik mengeluarkan jam tangannya dari kantong, tapi sudah terlambat.
"Simon, kenapa membohongi paman? Apa kamu sudah lupa, aku yang membelikanmu jam tangan telepon ini, nomorku dan nomor Mommymu, dibuat pengaturan khusus. Meskipun jam tangan teleponmu dimatikan suara, tapi telepon dari kami tetap ada peringatan khusus."
Simon baru teringat hal ini, ketika ponselnya berdering.
Kenapa dia melupakan hal yang begitu penting?
Simon dengan kesal menundukkan kepala, "Aku--aku hanya tidak ingin menunjukkan padamu."
Dia menundukkan kepala, jadi Darren tidak bisa melihat ekspresinya.
"Seingatku waktu itu takut kamu hilang, jadi jam tangan telepon ini ada layanan lokasi."
"Iya." Simon merasa tidak baik, jadi mencoba menelepon Ethan.
Tiba-tiba Ethan menghentikan mobil di pinggir jalan, lalu berbalik badan melihat Simon, "Siapa yang ingin kamu hubungi?"
"Aku tidak menelepon." Dia menjadi panik, sehingga jam tangannya jatuh dan di atas tertulis si brengsek.
Ini adalah julukan Simon untuk Ethan.
Menurutnya dia adalah bajingan karena meninggalkan Mommy dan mereka.
Meskipun mereka adalah hubungan kerja sama, tapi tidak berarti memaafkan dia.
Darren membungkukkan pinggang untuk mengambilnya, lalu menatap nama di atas dan bertanya, "Siapa ini?"
Simon panik sampai dahinya mengeluarkan keringat, "Guruku, suka mengaturku, jadi aku memberi dia julukan ini."
Sebelumnya Simon sekolah di AC, tahu dia ada guru, jadi tidak mencurigainya.
"Jam tangan ini sudah lama digunakanmu, waktunya diganti." Sambil berkata, sambil melepaskan palet listrik yang berbentuk persegi.
Layar jam tangan menjadi gelap.
"Tidak, aku tidak mau ganti." Simon mengulurkan tangan untuk merebut dan Darren dengan santai menghindari.
Hannah merasa tindakan Darren sangat aneh, "Jam tangan itu masih bisa digunakan."
Darren melempar jam tangan ini ke danau yang tidak jauh, mobil dia sudah meninggalkan kota, sekarang sampai di pinggir kota.
Hannah bertanya, kenapa sangat terpencil.
Darren bilang tempat yang dia pesan adalah agrowisata, jadi terpencil.
Sehingga menjawab keraguan Hannah.
"Selesai makan, ketika kembali ke kota, aku akan membelikanmu yang baru, barang yang dipakai lama akan kehilangan manfaat."
"Aku melihat ini masih baik, baru saja kamu telepon dan berdering, jadi masih bisa digunakan." Hannah pelan-pelan menyadari keanehan Darren.
"Aku akan membelikannya yang baru." Darren menghidupkan mobil dan melaju ke jalan raya.
Tiba-tiba Simon menarik baju Darren, "Aku ingin pulang."
"Sudah mau sampai, untuk apa pulang ke rumah?" Darren tidak ada maksud berhenti.
"Aku, aku--" Simon bergegas berpikir, dia perlu mencari alasan, tiba-tiba otaknya terpikir satu ide, dia bergegas memegang perutnya, "Perutku sakit, aku ingin ke kamar mandi."
"Di sini tidak ada kamar mandi, kamu tahan sebentar."
"Tidak bisa, aku tidak tahan lagi." Simon meringkuk di tempat duduk, tampaknya sangat sakit.
"Dokter He, kamu berhenti sebentar, Simon tidak enak badan." Hannah bergegas meletakkan Tania di tempat duduk, lalu menggendong Simon dan memegang perutnya.
"Apa makan yang dingin, jadi perutmu sakit?"
Hannah sangat sakit hati.
"Mungkin." Simon sakit sampai gemetar, tampaknya sangat sakit, "Aku sakit sekali, aku mau ke kamar mandi."
Satu sisi. Joelle duduk di mobil Ethan, merasa tindakan dia sangat aneh, jadi bertanya, "Sebenarnya kamu ingin membawaku ke mana?"
"Aku baru saja mendapat telepon dari putramu di kantor......"
Weng weng--
Tiba-tiba ponselnya bergetar, sehingga memotong perkataan dia, dia melihat ini telepon dari David, jadi mengangkat telepon.
Bergegas mendengar suara David, "Layanan lokasi tiba-tiba putus."
Ethan menjadi panik, bagaimana bisa seperti ini?
Apa dia sudah tahu?
"Di mana posisi itu hilang?"
"Sekitar Jembatan Ding."
"Di mana kalian?"
"Sedang berjalan ke arah sana."
Ethan dengan tenang berpikir dua detik, lalu menyuruh David menyuruh beberapa orang untuk menyelidiki lingkungan sekitar.
Jembatan Ding sudah jauh dari kota, tempat itu terpencil, dia menebak tempat itu tidak jauh, mungkin hanya disekitar.
"Periksa, apa ada tempat yang bisa menyembunyikan orang."
Setelah menutup telepon, Joelle bergegas bertanya, "Simon meneleponmu?"
Awalnya Ethan ingin memberitahu dia, sekarang muncul kesalahan, takut dia khawatir jadi tidak mengatakan apa-apa, hanya menjawab iya.
"Bagaimana dia ada nomor teleponmu?" Joelle mengerutkan dahi, anak itu membenci dia, bagaimana bisa menghubungi dia?
Apa di dalam ini ada hal yang tidak diketahuinya?
Dia tiba-tiba menjadi panik.
"Aku memberinya ketika makan waktu itu, sekarang kami adalah teman, kami bukan musuh dan dia tidak ada prasangka padaku." Ethan dengan sabar menjelaskan.
Joelle merasa tidak aman.
"Benarkah?"
"Benar."
Hannah sudah panik, "Kamu cepat hentikan mobil, Simon tidak enak badan!"
Darren melihat layanan lokasi, ini tidak jauh dari tempatnya, di sini berhenti tidak akan menunda banyak waktu dan dia sudah menghancurkan alat komunikasi Simon. Dia tidak bisa menghubungi orang luar, jadi menghentikan mobil.
Dia membuka pintu mobil, berjalan sampai tempat duduk Hannah dan berkata, "Aku bawa Simon turun, kamu menjaga Tania di dalam mobil, tempat ini terpencil, takut bertemu orang jahat."
"Baik." Hannah menjawab.
"Paman gendong aku, perutku sangat sakit, tidak bisa jalan." Simon memeluk pinggang Darren dan tampaknya tidak bertenaga.
Darren menatap dia, "Apa benar-benar sakit?"
"Benar, untuk apa aku membohongimu?" Simon bersandar di dalam pelukannya, memeluk erat dia seperti orang terdekatnya.
Sekarang sakit, orang menjadi lemah.
Darren melihat anak ini dewasa, jadi ada perasaan.
Melihat dia begitu sakit, hatipun sedih, "Aku menggendongmu."
Saat Simon bersandar di dalam pelukannya, tangannya diam-diam masuk ke kantong bajunya dan sengaja berbicara dengannya, "Paman, apa aku sudah mau mati?"
"Jangan asal bicara, tidak akan, hanya sakit perut saja, bukan penyakit fatal." Darren membujuknya.
"Kenapa aku begitu sakit, sakit sekali, aku sangat sakit." Dia sengaja bergerak di dalam pelukannya untuk menutupi tindakan dia mengambil ponsel.
"Tidak mungkin begitu mudah mati, kamu mati, Mommymu pasti tidak bisa hidup lagi......"
Berbicara tentang Joelle, tatapan dia menjadi dingin.
Simon berhasil mengambil ponsel Darren dan diam-diam masuk ke dalam kantongnya.
"Di sini." Darren meletakkan dia di dalam hutan.
Simon berdiri di tanah dan bergegas membuka celana.
Novel Terkait
Angin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanLoving The Pain
AmardaLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyCutie Mom
AlexiaThe Great Guy
Vivi HuangLove And War
JaneHusband Deeply Love
NaomiMr CEO's Seducing His Wife×
- Bab 1 Aku Tidak Menyesal
- Bab 2 Hamil
- Bab 3 Aku Sudah Seharusnya Menikah Denganmu
- Bab 4 Pernikahan Tanpa Ritual dan Upacara pernikahan
- Bab 5 Malam Pertama
- Bab 6 Tiga Sekeluarga Saling Hidup Bergantungan.
- Bab 7 Pengguguran Tanpa Rasa Sakit
- Bab 8 Aku Harus Bertanggapan Apa?
- Bab 9 Lowongan Kerja Penerjemah
- Bab 10 Dijebak
- Bab 11 Jangan Tertipu Oleh Penampilan
- Bab 12 Kedepannya Panggil Aku Kakak
- Bab 13 Dia Menguasai Bahasa Negara A
- Bab 14 Tidak Memahaminya
- Bab 15 Itu Anakmu
- Bab 16 Sudah Berhasil Dilacak
- Bab 17 Di Dalam Perutnya Ada Anak Haram
- Bab 18 Bermesraan Ditempat Ini
- Bab 19 Jelas-Jelas Tidak Masuk Akal Tapi Tetap Mengesankan
- Bab 20 Mengapa Ada Yang Namanya Cinta Di Dunia Ini
- Bab 21 Sengaja Merayu
- Bab 22 Tidak Bersedia Menyelidiki
- Bab 23 Sepertinya Aku Meremehkanmu
- Bab 24 Aku Senang Dengan Ayah Anakku
- Bab 25 Ethan Zong Ternyata Tidak Lumpuh
- Bab 26 Wanita yang Kontradiktif
- Bab 27 Anakku, Kuatkan Dirimu
- Bab 28 Jangan Sebaik Ini Padaku
- Bab 29 Menggunakan Kekuatan Orang Lain Untuk Menggertak
- Bab 30 Seberapa Gilanya Tadi Malam
- Bab 31 Salah Sendiri Cari Masalah Duluan
- Bab 32 Teringat Malam Itu
- Bab 33 Perencanaan Meghan Shen
- Bab 34 Mendukung
- Bab 35 Kesempatan Langka
- Bab 36 Tentu Saja Cium Suamiku
- Bab 37 Jangan Sembarang Sentuh
- Bab 38 Anak Itu Miliknya
- Bab 39 Aku Bukan Pria Jahat
- Bab 40 Kamu Jadi Partnerku
- Bab 41 Orang Luar yang Lebih Menjadi Perhatian
- Bab 42 Tidak Akan Menerimamu Hanya Karena Anak
- Bab 43 Sangat Dekat
- Bab 44 Diluar Kendali
- Bab 45 Kamu Membuat Rasa Sakitku Tertahan
- Bab 46 Biarkan Aku Membantumu
- Bab 47 Dia Berlutut
- Bab 48 Cara Menghukum
- Bab 49 Berhubungan Dengan Ayahku?
- Bab 50 Kamu Dan Aku Adalah Sepasang Suami Istri
- Bab 51 Mendapatkan Jejak.
- Bab 52 Harapan Yang Hilang.
- Bab 53 Keguguran.
- Bab 54 Mari Kita Bercerai.
- Bab 55 Kembar.
- Bab 56 Simon Lin dan Tania Lin
- Bab 57 Rasa Suka Seorang Pria Terhadap Wanita
- Bab 58 Kamu Telah Membuatku Kesakitan
- Bab 59 Mengadukanku Atas Pelecehan
- Bab 60 Hutang Anak Ditebus Ibu
- Bab 61 Hobi Khusus
- Bab 62 Jantung Masih Bisa Berdebar
- Bab 63 Acara Yang Bermaksud Tidak Baik
- Bab 64 Tidak Berutang Satu Sama Lain
- Bab 65 Tidak Sehebat Dia
- Bab 66 Makanku Tidak Berantakan
- Bab 67 Memohon Dinikahi
- Bab 68 Berpisah Sejenak Membuat Pasangan Serasa Kembali Menjadi Pengantin Baru
- Bab 69 Apakah Kau Seorang Preman
- Bab 70 Takkan Melepaskannya Begitu Saja
- Bab 71 Adanya Kehilangan Akan Mendapat Keuntungan
- Bab 72 Dia Juga Merindukan Cinta
- Bab 73 Mengapa Waktu Itu Ada Kontrak Pernikahan
- Bab 74 Kenali Kedua Sisi Dengan Baik
- Bab 75 Tidak Bisa Membujuk
- Bab 76 Rahasia Pada Saat Itu
- Bab 77 Melepaskan Celana Sendiri
- Bab 78 Ada Orang Yang Mewakilimu Untuk Menggantinya
- Bab 79 Pengemudi Pada Tahun Itu Sudah Meninggal
- Bab 80 Lebih Suka Membuktikannya Sendiri
- Bab 81 Mengapa Hati Bisa Tersakiti
- Bab 82 Katakan Siapa yang Telah Mengajarimu
- Bab 83 Sangat Mirip
- Bab 84 Wanita di Dalam Rekaman
- Bab 85 Lenyap Karena Keserakahan
- Bab 86 Cinta Lama Bersemi Kembali
- Bab 87 Memiliki Perasaan yang Dalam Untuk Seorang Wanita
- Bab 88 Kalau Tidak Ingin Orang Lain Tahu, Jangan Bertindak Semaumu
- Bab 89 Anjing Penggigit
- Bab 90 Balas Hutang dengan Daging
- Bab 91 Mencarikan Pria Baik Untuk Mommy
- Bab 92 Melakukan Hubungan
- Bab 93 Melihat Rendah Orang
- Bab 94 Lelucon Ethan Zong
- Bab 95 Hubungan Kerja Sama
- Bab 96 Dia Adalah Wanita yang Sudah Bersuami
- Bab 97 Lahirkan Seorang Anak Untukku Juga
- Bab 98 Ingin Menyogokku
- Bab 99 Merasa Tidak Tenang
- Bab 100 Jebakan
- Bab 101 Menghancurkannya
- Bab 102 Ini Bukan Berpura-pura Suci
- Bab 103 Apa Yang Terjadi
- Bab 104 Tadi Malam Bersama Mommy-ku
- Bab 105 Jangan Kembali Ke Masa Lalu Jika Sudah Berpindah Hati
- Bab 106 Mencapai Kesepakatan
- Bab 107 Pria Yang Sama
- Bab 108 Semua Orang Pernah Melakukan Kesalahan Dan Maafkan Mereka Jika Memungkinkan
- Bab 109 Jangan Memperlakukanku Terlalu Baik
- Bab 110 Kerjasama Untuk Pertama Kalinya
- Bab 111 Mencoba Hal Yang Berbahaya
- Bab 112 Apa Aku Akan Mati
- Bab 113 Menggunakan Dirinya Untuk Menggantikanmu
- Bab 114 Menunjukkan Sikap Aslinya
- Bab 115 Kamu Mengetuk Kepala Padaku
- Bab 116 Lubuk Hatinya Tersentuh
- Bab 117 Perkelahian di Dalam Rumah
- Bab 118 Siapa Wanita Ini?
- Bab 119 Kamu Tidak Menyukainya, kan?
- Bab 120 Mereka Adalah Anakmu
- Bab 121 Wanita Yang Pernah Melahirkan
- Bab 122 Biarkan Aku Memeluk Sebentar
- Bab 123 Orang Yang Sama Saling Mencintai
- Bab 124 Aku Ingin Ayah Memelukku
- Bab 125 Menjadi Ayah Dengan Mudah
- Bab 126 Hawa Dingin yang Kuat
- Bab 127 Melakukan Kejahatan Yang Tak Termaafkan
- Bab 128 Sebuah Hadiah
- Bab 129 Berikan Kepada Keluarga He
- Bab 130 Kamu Sudah Beristri
- Bab 131 Salahnya Telah Meremehkan Kemampuannya
- Bab 132 Hasrat Adalah Iblis
- Bab 133 Senjata Makan Tuan
- Bab 134 Jangan Sia-siakan Ketulusanmu
- Bab 135 Hukuman Satu Tahun Enam Bulan
- Bab 136 Mengebom Di Toilet
- Bab 137 Ada Nafsu Baru Ada Cinta
- Bab 138 Tinggalkan Wanita Ini
- Bab 139 Kejam
- Bab 140 Takdir
- Bab 141 Sentuhan Nyata, Penglihatan Tidak Nyata
- Bab 142 Tidak Ada Pria Yang Baik
- Bab 143 Tes DNA
- Bab 144 Semua Adalah Pria Ganteng
- Bab 145 Rahasia Dalam Tubuhnya
- Bab 146 Hantu Pencabut Nyawa Dari Neraka
- Bab 147 Ingin Mengetahui Siapa Pria Di Malam Tersebut?
- Bab 148 Menikah Dengan Siapa?
- Bab 149 Diperlihatkan Untuk Siapa?
- Bab 150 Masih Meninggalkan Suhu Badannya
- Bab 151 Kemiripian 99.99%
- Bab 152 Tidak Perlu Mengasihani Kami
- Bab 153 Harus Menemukan Mami Dengan Selamat
- Bab 154 Dia Menyukai Wanita Tersebut
- Bab 155 Apakah Ini Keluarga Babi
- Bab 156 Jangan Menguji Aku
- Bab 157 Jangan Pernah Memikirkannya