Mr CEO's Seducing His Wife - Bab 120 Mereka Adalah Anakmu
"Aku----"
Dalam hatinya berkonflik dan rumit, dia harus mengakui dia bukan tidak mempunyai sedikitpun perasaan terhadap Ethan, hanya saja tidak berani mengakui.
Juga tidak ingin memikirkannya dengan hati-hati.
Seperti dekat tapi tidak, seperti jauh tapi tidak, dia tidak ingin memecahkan hubungan yang tidak jelas seperti ini, menelitinya, sebenarnya cinta atau bukan tidak cinta,
berpikir terlalu banyak akan menderita.
Ditanya oleh Hannah seperti ini, dia tidak tahu harus bagaimana menjawab, hatinya seperti direndam dalam toples yang bercampur rasa.
"Kenapa tidak berbicara?" Mata Hannah memerah, "Atau mungkin, sekarang dia baik kepadamu, tapi apakah kamu memikirkan kedepannya? Apakah dia bisa menerima Simon dan Tania? Selamanya tidak keberatan?"
"Ibu, aku sekarang tidak ingin memikirkannya, oh, iya, mungkin kita harus tinggal beberapa saat di sini, aku takut tempat tinggal kita tidak aman." Di belakangnya dia sengaja mengalihkan topik pembicaraan.
Hannah malah terus mempertahankan topik ini tidak ingin melepaskannya, "Dulu kamu mau kembali ke dalam negri, apakah karena dia?"
Kalau tidak kembali, mungkin tidak akan ada masalah ini.
Joelle menunduk tidak berbicara.
Jelas sekali sedang mengakui.
Hannah ingin mengatainya beberapa patah kata, tidak boleh dibutai oleh kebaikan di depan mata.
Perkataannya sampai di tepi bibirnya, dia membelok lagi, "Masalahmu sendiri, kamu putuskan saja sendiri."
Dia sudah dewasa, mempunyai pemikiran dan pendapat sendiri.
Melebihi batas maka akan menjadi tekanannya.
Hannah menghela nafas, "Yasudah kalau tinggal di sini, keamanan anak nomor satu."
Memikirkan perbuatan Darren, sekarang dalam hatinya masih takut.
Joelle tahu apa yang dia cemaskan, berkata, "Kamu tenang saja, aku bisa melindungi diriku dengan baik."
Di dalam vila.
Ethan meletakkan Simon yang tertidur lelap di kamar bawah.
Bibi Yu berdiri di depan pintu, melihat.
Sejak Ethan masuk, dia terus mengikuti, sepertinya ingin mengatakan sangat banyak hal.
"Apakah kamu sudah tahu?" Tanya bibi Yu yang berdiri di depan pintu.
Ethan menyelimuti Simon, menegakkan tubuhnya melihat bibi Yu, "Tahu apa?"
Bibi Yu panik, "Yaitu kalau mereka adalah anakmu."
Tatapan Ethan meredup, sepertinya topik bibi Yu, sudah melewati batasnya.
Ataupun, masalah yang sengaja dia abaikan, tiba-tiba ditanya oleh orang lain, harus diabaikan dan tidak senang.
Bibi Yu mengerutkan keningnya, sikap Ethan membuatnya heran, jangan-jangan bukan?
Kenapa atmosfir di seluruh tubuhnya mulai menurun?
Bibi Yu menghela nafas, berlari mengambil foto itu keluar, berjalan ke tepi ranjang, meletakkannya ke wajah Simon dan membandingkan, "Kamu lihat----"
Simon sudah terluka, wajahnya membengkak, sama sekali tidak seperti yang dia lihat kemarin.
Bibi Yu, "........"
"Kenapa dia terluka?" Bibi Yu sedih sekali, saat bertemu kemarin, lucu dan pintar sekali.
Ethan tidak ingin membicarakan hal ini dengan orang lain, "Lain kali tidak boleh membahas statusnya lagi."
"Tapi----------"
Bibi Yu tidak menyerah, masih ingin mengatakan.
"Dia sudah hamil sebelum menikah denganku, anak ini bukan anakku." Ethan langsung memotongnya.
Apakah dia tidak tahu dia pernah menyentuh Joelle atau tidak?
Mengenai masa lalu Joelle, dia tidak ingin tahu.
Memikirkan dia dengan pria lain, bergelut di atas tempat tidur, dalam hatinya tertekan sekali tidak bisa bernafas.
Jadi jangan mengungkit tentang status dua anak ini lagi dengannya.
Jangan membicarakan masa lalu Joelle dengannya.
Dia tidak ingin tahu ini semua!
"Kamu, kamu, kamu bilang apa?" Bibi Yu terkejut sekali sampai lidahnya membeku, kedua tangannya gemetaran, lama sekali baru bisa mengeluarkan kata-kata.
Sudah hamil sebelum menikah dengan Ethan?
Bagaimana mungkin?
"Aku lihat dia tidak seperti wanita sembarangan dan tidak mencintai dirinya sendiri, bagaimana mungkin?" Bibi Yu tidak berani mempercayai Joelle sudah hamil sebelum menikah dengan Ethan.
"Aku melihat sendiri masalah ini, tapi aku tidak ingin mendengar rumor dari orang lain." Setelah mengatakannya, Ethan berjalan keluar dari kamarnya.
Ini juga karena bibi Yu, kalau orang lain dia tidak akan mengatakan begitu banyak.
Bibi Yu merasa otaknya kacau sekali, dia melihat foto di tangannya, lalu melihat Simon yang berbaring di atas tempat tidur, meskipun wajah Simon membengkak, dia masih ingat wajahnya saat tidak terluka.
Bagaimana mungkin ini anak sebelum Joelle menikah?
Bagaimana mungkin?!
Jelas-jelas begitu persis dengan Ethan saat kecil.
Bibi Yu seperti tersihir, tidak bisa tersadar dari keterkejutan tentang ini.
Dia tidak tahu bagaimana dia kembali ke kamarnya, seluruh tubuhnya seperti melayang.
Joelle dan Hannah sudah masuk ke dalam kamar.
Hannah pergi ke ruang tamu melihat apakah Tania sudah bangun atau belum, Joelle pergi ke kulkas di dapur mencari es batu, lalu dibungkus dengan handuk, mengompres wajah Simon.
Langit menggelap dengan pelan, matahari sudah terbenam, sisi langit berubah berwarna merah orens.
Bibi Yu sudah menenangkan dirinya lalu kembali ke dapur berencana menyiapkan makan malam.
Tania sudah terbangun, sepertinya berada di lingkungan asing, sedikit menempel dengan Hannah, ingin dipeluk oleh Hannah.
Hannah tidak familiar dengan di sini, hanya menggendong Tania di kamar juga tidak keluar.
Di ruang kerja Ethan memutuskan panggilan David, menunduk melihat waktu, jam lima, dia berdiri, berjalan keluar dari ruang kerja, ruang tamu sangat diam, sesekali terdengar suara hentakan kaki bibi Yu dari dapur.
Seiring dengan suara ini, Ethan membuka pintu kamar, Joelle duduk di kursi di sebelah ranjang, di atas meja terletak sebuah handuk.
Simon masih belum bangun.
Tampaknya, Joelle terus menjaganya.
Dia berjalan masuk, melihat anak kecil di atas ranjang, bulu matanya sedikit terkulai, dia mengulurkan tangan menahan kepala Joelle, menariknya ke dalam pelukannya, menghibur dan berkata, "Jangan khawatir sekali."
"Ehn."
Ethan berdiri, Joelle duduk, dia menahan kepala Joelle, kebetulan wajahnya menempel di bagian perutnya, terpisah oleh kain dia juga bisa merasakan, ototnya yang padat, keras dan panas.
"Terima kasih." Tangan Joelle terulur memeluk pinggangnya, berkata dengan sangat tulus.
Masalah kali ini terjadi sangat mendadak, kalau tidak ada bantuan Ethan, dia tidak tahu masalah ini akan menjadi seperti ini.
Untungnya anaknya sekarang tidak apa-apa.
Tubuh Ethan membeku, pikirannya bercampur aduk beberapa detik.
Joelle sangat jarang berkontak fisik dengannya, apakah ini berarti sudah pelan-pelan membuka hati untuknya?
Dia menangkup tangan di kepala Joelle, jarinya menggosok telinganya, terkadang menggosok kulit di belakang terlinganya, terkadang menggosok daun telinganya yang lembut.
Sepertinya bagian ini lebih sensitif, tubuh Joelle bergetar sedikit.
Bryan merasakan responnya, membungkukkan badannya, mengecup kepalanya, keningnya, matanya, wajahnya....
"Uhm~"
Suara pelan, selanjutnya suara serak Simon, "Mommy."
Akal sehat Joelle langsung kembali, langsung mendorong Ethan yang menciumnya, melihat anaknya dnegan cepat, "Kamu sudah bangun?"
Ethan, "......"
"Ehn." Tatapan Simon melihat ke arah Ethan, tangan yang di bawah selimut, meremas sprei dengan kuat, sebenarnya dia sudah terbangun saat Ethan masuk.
Hanya saja sengaja tidak bersuara, ingin melihat biasanya dia bagaimana bersama dengan Mommy.
Tidak disangka, sudah cerai masih mau mencium Mommy.
Sungguh menyebalkan sekali!
Dia melihat Ethan, menyeringai, luka di bibirnya sakit karena tertarik, "Kali ini sungguh terikma kasih."
Ethan mengerutkan keningnya, melihat senyumannya tapi malah mengeluarkan aura yang jahat.
"Sudahlah, jangan berbicara lagi, di bagian bibir terluka." Joelle sangat sedih, tadi berbicara saja lukanya langsung sakit.
"Mommy, apakah kamu tidak tahu?" Simon pura-pura sangat terkejut.
"Tahu apa?" Joelle menatap anaknya dengan bingung.
Ethan melihatnya dengan memperingati.
Simon pura-pura tidak melihat, berkata kepada Joelle, "Mommy, aku bisa ditangkap, sebenarnya disengaja."
"Apa?" Joelle tidak bisa duduk diam.
Otaknya sudah sakit, sengaja ditangkap?
Simon terus berpura-pura tidak bersalah, "Iya, idenya, sengaja membuatku ditangkap oleh Darren."
Dia menunjuk Ethan.
Novel Terkait
Cinta Yang Tak Biasa
WennieStep by Step
LeksMy Tough Bodyguard
Crystal SongDoctor Stranger
Kevin WongMy Enchanting Guy
Bryan WuWahai Hati
JavAliusGue Jadi Kaya
Faya SaitamaMr CEO's Seducing His Wife×
- Bab 1 Aku Tidak Menyesal
- Bab 2 Hamil
- Bab 3 Aku Sudah Seharusnya Menikah Denganmu
- Bab 4 Pernikahan Tanpa Ritual dan Upacara pernikahan
- Bab 5 Malam Pertama
- Bab 6 Tiga Sekeluarga Saling Hidup Bergantungan.
- Bab 7 Pengguguran Tanpa Rasa Sakit
- Bab 8 Aku Harus Bertanggapan Apa?
- Bab 9 Lowongan Kerja Penerjemah
- Bab 10 Dijebak
- Bab 11 Jangan Tertipu Oleh Penampilan
- Bab 12 Kedepannya Panggil Aku Kakak
- Bab 13 Dia Menguasai Bahasa Negara A
- Bab 14 Tidak Memahaminya
- Bab 15 Itu Anakmu
- Bab 16 Sudah Berhasil Dilacak
- Bab 17 Di Dalam Perutnya Ada Anak Haram
- Bab 18 Bermesraan Ditempat Ini
- Bab 19 Jelas-Jelas Tidak Masuk Akal Tapi Tetap Mengesankan
- Bab 20 Mengapa Ada Yang Namanya Cinta Di Dunia Ini
- Bab 21 Sengaja Merayu
- Bab 22 Tidak Bersedia Menyelidiki
- Bab 23 Sepertinya Aku Meremehkanmu
- Bab 24 Aku Senang Dengan Ayah Anakku
- Bab 25 Ethan Zong Ternyata Tidak Lumpuh
- Bab 26 Wanita yang Kontradiktif
- Bab 27 Anakku, Kuatkan Dirimu
- Bab 28 Jangan Sebaik Ini Padaku
- Bab 29 Menggunakan Kekuatan Orang Lain Untuk Menggertak
- Bab 30 Seberapa Gilanya Tadi Malam
- Bab 31 Salah Sendiri Cari Masalah Duluan
- Bab 32 Teringat Malam Itu
- Bab 33 Perencanaan Meghan Shen
- Bab 34 Mendukung
- Bab 35 Kesempatan Langka
- Bab 36 Tentu Saja Cium Suamiku
- Bab 37 Jangan Sembarang Sentuh
- Bab 38 Anak Itu Miliknya
- Bab 39 Aku Bukan Pria Jahat
- Bab 40 Kamu Jadi Partnerku
- Bab 41 Orang Luar yang Lebih Menjadi Perhatian
- Bab 42 Tidak Akan Menerimamu Hanya Karena Anak
- Bab 43 Sangat Dekat
- Bab 44 Diluar Kendali
- Bab 45 Kamu Membuat Rasa Sakitku Tertahan
- Bab 46 Biarkan Aku Membantumu
- Bab 47 Dia Berlutut
- Bab 48 Cara Menghukum
- Bab 49 Berhubungan Dengan Ayahku?
- Bab 50 Kamu Dan Aku Adalah Sepasang Suami Istri
- Bab 51 Mendapatkan Jejak.
- Bab 52 Harapan Yang Hilang.
- Bab 53 Keguguran.
- Bab 54 Mari Kita Bercerai.
- Bab 55 Kembar.
- Bab 56 Simon Lin dan Tania Lin
- Bab 57 Rasa Suka Seorang Pria Terhadap Wanita
- Bab 58 Kamu Telah Membuatku Kesakitan
- Bab 59 Mengadukanku Atas Pelecehan
- Bab 60 Hutang Anak Ditebus Ibu
- Bab 61 Hobi Khusus
- Bab 62 Jantung Masih Bisa Berdebar
- Bab 63 Acara Yang Bermaksud Tidak Baik
- Bab 64 Tidak Berutang Satu Sama Lain
- Bab 65 Tidak Sehebat Dia
- Bab 66 Makanku Tidak Berantakan
- Bab 67 Memohon Dinikahi
- Bab 68 Berpisah Sejenak Membuat Pasangan Serasa Kembali Menjadi Pengantin Baru
- Bab 69 Apakah Kau Seorang Preman
- Bab 70 Takkan Melepaskannya Begitu Saja
- Bab 71 Adanya Kehilangan Akan Mendapat Keuntungan
- Bab 72 Dia Juga Merindukan Cinta
- Bab 73 Mengapa Waktu Itu Ada Kontrak Pernikahan
- Bab 74 Kenali Kedua Sisi Dengan Baik
- Bab 75 Tidak Bisa Membujuk
- Bab 76 Rahasia Pada Saat Itu
- Bab 77 Melepaskan Celana Sendiri
- Bab 78 Ada Orang Yang Mewakilimu Untuk Menggantinya
- Bab 79 Pengemudi Pada Tahun Itu Sudah Meninggal
- Bab 80 Lebih Suka Membuktikannya Sendiri
- Bab 81 Mengapa Hati Bisa Tersakiti
- Bab 82 Katakan Siapa yang Telah Mengajarimu
- Bab 83 Sangat Mirip
- Bab 84 Wanita di Dalam Rekaman
- Bab 85 Lenyap Karena Keserakahan
- Bab 86 Cinta Lama Bersemi Kembali
- Bab 87 Memiliki Perasaan yang Dalam Untuk Seorang Wanita
- Bab 88 Kalau Tidak Ingin Orang Lain Tahu, Jangan Bertindak Semaumu
- Bab 89 Anjing Penggigit
- Bab 90 Balas Hutang dengan Daging
- Bab 91 Mencarikan Pria Baik Untuk Mommy
- Bab 92 Melakukan Hubungan
- Bab 93 Melihat Rendah Orang
- Bab 94 Lelucon Ethan Zong
- Bab 95 Hubungan Kerja Sama
- Bab 96 Dia Adalah Wanita yang Sudah Bersuami
- Bab 97 Lahirkan Seorang Anak Untukku Juga
- Bab 98 Ingin Menyogokku
- Bab 99 Merasa Tidak Tenang
- Bab 100 Jebakan
- Bab 101 Menghancurkannya
- Bab 102 Ini Bukan Berpura-pura Suci
- Bab 103 Apa Yang Terjadi
- Bab 104 Tadi Malam Bersama Mommy-ku
- Bab 105 Jangan Kembali Ke Masa Lalu Jika Sudah Berpindah Hati
- Bab 106 Mencapai Kesepakatan
- Bab 107 Pria Yang Sama
- Bab 108 Semua Orang Pernah Melakukan Kesalahan Dan Maafkan Mereka Jika Memungkinkan
- Bab 109 Jangan Memperlakukanku Terlalu Baik
- Bab 110 Kerjasama Untuk Pertama Kalinya
- Bab 111 Mencoba Hal Yang Berbahaya
- Bab 112 Apa Aku Akan Mati
- Bab 113 Menggunakan Dirinya Untuk Menggantikanmu
- Bab 114 Menunjukkan Sikap Aslinya
- Bab 115 Kamu Mengetuk Kepala Padaku
- Bab 116 Lubuk Hatinya Tersentuh
- Bab 117 Perkelahian di Dalam Rumah
- Bab 118 Siapa Wanita Ini?
- Bab 119 Kamu Tidak Menyukainya, kan?
- Bab 120 Mereka Adalah Anakmu
- Bab 121 Wanita Yang Pernah Melahirkan
- Bab 122 Biarkan Aku Memeluk Sebentar
- Bab 123 Orang Yang Sama Saling Mencintai
- Bab 124 Aku Ingin Ayah Memelukku
- Bab 125 Menjadi Ayah Dengan Mudah
- Bab 126 Hawa Dingin yang Kuat
- Bab 127 Melakukan Kejahatan Yang Tak Termaafkan
- Bab 128 Sebuah Hadiah
- Bab 129 Berikan Kepada Keluarga He
- Bab 130 Kamu Sudah Beristri
- Bab 131 Salahnya Telah Meremehkan Kemampuannya
- Bab 132 Hasrat Adalah Iblis
- Bab 133 Senjata Makan Tuan
- Bab 134 Jangan Sia-siakan Ketulusanmu
- Bab 135 Hukuman Satu Tahun Enam Bulan
- Bab 136 Mengebom Di Toilet
- Bab 137 Ada Nafsu Baru Ada Cinta
- Bab 138 Tinggalkan Wanita Ini
- Bab 139 Kejam
- Bab 140 Takdir
- Bab 141 Sentuhan Nyata, Penglihatan Tidak Nyata
- Bab 142 Tidak Ada Pria Yang Baik
- Bab 143 Tes DNA
- Bab 144 Semua Adalah Pria Ganteng
- Bab 145 Rahasia Dalam Tubuhnya
- Bab 146 Hantu Pencabut Nyawa Dari Neraka
- Bab 147 Ingin Mengetahui Siapa Pria Di Malam Tersebut?
- Bab 148 Menikah Dengan Siapa?
- Bab 149 Diperlihatkan Untuk Siapa?
- Bab 150 Masih Meninggalkan Suhu Badannya
- Bab 151 Kemiripian 99.99%
- Bab 152 Tidak Perlu Mengasihani Kami
- Bab 153 Harus Menemukan Mami Dengan Selamat
- Bab 154 Dia Menyukai Wanita Tersebut
- Bab 155 Apakah Ini Keluarga Babi
- Bab 156 Jangan Menguji Aku
- Bab 157 Jangan Pernah Memikirkannya